Selasa, 25 Maret 2025

Perjalanan Roh Bayi

Perjalanan Roh Bayi Setelah Prosesi Ngelungah dalam Perspektif Hindu Bali

Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd


Dalam ajaran agama Hindu, khususnya di Bali, perjalanan roh setelah kematian memiliki aturan dan tahapan tersendiri sesuai dengan konsep karma dan reinkarnasi. Namun, bagaimana dengan roh bayi yang meninggal sebelum sempat menjalani kehidupan secara penuh? Apakah perjalanan rohnya sama dengan roh orang dewasa yang telah menjalani kehidupan dan menanggung karma? Salah satu prosesi penting dalam konteks ini adalah Ngelungah, sebuah upacara penyucian roh bagi anak yang meninggal sebelum mepandes (potong gigi), yang bertujuan untuk mempersiapkan roh agar dapat melanjutkan perjalanannya dengan lebih baik.

Makna Prosesi Ngelungah

Dalam tradisi Hindu Bali, Ngelungah merupakan ritual yang dilakukan untuk menyucikan roh anak yang meninggal sebelum menginjak usia dewasa. Prosesi ini bertujuan untuk melepaskan roh dari keterikatannya di dunia dan membantunya menuju alam yang lebih tinggi. Secara spiritual, bayi yang meninggal dianggap masih suci dan belum memiliki dosa, karena belum sempat melakukan perbuatan baik atau buruk yang menimbulkan karma yang berat.

Upacara Ngelungah biasanya dilakukan dengan berbagai ritual seperti:

1. Pengangkatan status roh bayi – Roh bayi yang meninggal dianggap masih dalam kondisi butha atau belum memiliki status spiritual yang lengkap. Melalui prosesi ini, roh bayi diberikan status yang lebih tinggi agar bisa melanjutkan perjalanan spiritualnya.


2. Pelepasan roh dari keterikatan duniawi – Dengan melakukan berbagai ritual, roh bayi dibantu untuk tidak terjebak dalam alam bwah loka (alam bawah) dan diarahkan menuju alam yang lebih baik.


3. Pelepasan ikatan dengan orang tua dan keluarga – Orang tua dan keluarga yang ditinggalkan juga diberikan bimbingan spiritual agar tidak terlalu meratapi kepergian sang anak, sehingga tidak ada ikatan batin yang menghambat perjalanan roh.



Perjalanan Roh Bayi Setelah Ngelungah

Secara umum, perjalanan roh setelah kematian mengikuti hukum karma, di mana seseorang akan mengalami reinkarnasi berdasarkan perbuatan yang telah dilakukan selama hidupnya. Namun, karena bayi yang meninggal sebelum sempat menjalani kehidupan dianggap belum memiliki karma yang kompleks, perjalanan rohnya cenderung lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa yang memiliki beban karma.

Setelah prosesi Ngelungah, roh bayi diyakini mengalami perjalanan yang berbeda dengan roh manusia yang telah menjalani kehidupan penuh, yaitu:

1. Langsung Kembali ke Brahman atau Alam yang Lebih Baik
Dalam ajaran Hindu, roh yang masih suci atau belum memiliki karma buruk berpotensi untuk mencapai moksha lebih cepat atau kembali ke Brahman tanpa melalui banyak siklus reinkarnasi. Roh bayi yang telah disucikan melalui Ngelungah dipercaya dapat dengan lebih mudah mencapai alam yang lebih tinggi dibandingkan roh orang yang telah menjalani kehidupan penuh dengan berbagai karma.


2. Reinkarnasi Cepat ke Keluarga yang Sama
Banyak kepercayaan di Bali yang menyebutkan bahwa bayi yang telah meninggal dan menjalani Ngelungah memiliki kemungkinan besar untuk bereinkarnasi kembali ke keluarga yang sama. Hal ini terjadi karena ikatan batin yang kuat dengan keluarga, terutama jika orang tua masih memiliki keinginan untuk menyambut kembali sang anak dalam kehidupan berikutnya.


3. Berada di Alam Roh Sementara (Swah Loka)
Ada juga keyakinan bahwa roh bayi yang telah menjalani Ngelungah akan berada di alam roh yang lebih tinggi (swah loka) untuk menunggu waktu yang tepat sebelum bereinkarnasi kembali. Berbeda dengan roh orang dewasa yang mungkin harus mengalami berbagai pengalaman sesuai karmanya, roh bayi yang suci lebih cepat mencapai kedamaian.



Perbandingan dengan Perjalanan Roh Orang Dewasa

Jika dibandingkan dengan perjalanan roh orang dewasa, terdapat beberapa perbedaan mendasar:

Kesimpulan

Perjalanan roh bayi yang telah menjalani prosesi Ngelungah berbeda dengan perjalanan roh orang dewasa yang telah memiliki karma dari perbuatannya. Karena bayi masih dianggap suci dan belum memiliki beban karma berat, rohnya lebih ringan dan lebih cepat mencapai kedamaian spiritual.

Melalui upacara Ngelungah, keluarga tidak hanya membantu roh bayi untuk mencapai alam yang lebih baik, tetapi juga mengikhlaskan kepergiannya dengan cara yang sesuai dengan ajaran Hindu. Kepercayaan ini memberikan ketenangan bagi orang tua yang kehilangan anak, karena mereka yakin bahwa sang bayi tidak mengalami penderitaan di alam lain, melainkan menjalani perjalanan yang lebih ringan dan penuh berkah.

Mantra tentang Perjalanan Roh Bayi Setelah Ngelungah

(Dalam Aksara Dewanagari)
ॐ शुद्धात्मनः सुकृतं न विद्यते।
मङ्गलं मार्गं स गच्छति स्वयम्॥
बाल्ये मृतो न च कर्मबन्धनं।
शुद्धोऽसौ ब्रह्मलोकं प्रयाति॥

देवाः पथि तं नयन्ति।
स्वर्गलोकं स गच्छति॥
न स दुःखं न च क्लेशं।
केवलं शान्तिमेव विन्दति॥

सुखेन स गच्छति दिव्यलोकं।
भवति पुनर्जन्म शुभसङ्कल्पात्॥
कुटुम्बे पुनः सम्भवति।
प्रीत्यै धर्माय च शाश्वतम्॥

(Transliterasi Latin)
Om śuddhātmanaḥ sukṛtaṁ na vidyate।
Maṅgalaṁ mārgaṁ sa gacchati svayam॥
Bālye mṛto na ca karmabandhanaṁ।
Śuddho’sau brahmalokaṁ prayāti॥

Devāḥ pathi taṁ nayanti।
Svargalokaṁ sa gacchati॥
Na sa duḥkhaṁ na ca kleśaṁ।
Kevalaṁ śāntimeva vindati॥

Sukhena sa gacchati divyalokaṁ।
Bhavati punarjanma śubhasaṅkalpāt॥
Kuṭumbe punaḥ sambhavati।
Prītyai dharmāya ca śāśvatam॥

(Makna dalam Bahasa Indonesia)
"Oh, roh yang suci, tiada perbuatan buruk melekat padanya.
Ia melangkah sendiri menuju jalan yang penuh berkah.
Bayi yang meninggal tidak terikat oleh hukum karma.
Kesuciannya membawanya ke alam Brahman.

Para dewa membimbing perjalanannya.
Ia menuju alam surga yang damai.
Tiada derita, tiada penderitaan.
Hanya kedamaian yang ia temukan.

Dengan kebahagiaan, ia mencapai alam suci.
Kelahiran kembali terjadi karena kehendak luhur.
Ia kembali dalam keluarga yang sama.
Demi cinta dan kebaikan yang abadi."

Mantra ini menggambarkan perjalanan roh bayi setelah prosesi Ngelungah, yang diyakini suci dan tidak terbebani oleh karma buruk, sehingga lebih mudah mencapai alam yang lebih tinggi atau bereinkarnasi kembali dalam keluarga yang sama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar