Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Pendahuluan
Pengabenan adalah salah satu ritual sakral dalam tradisi Hindu Bali yang melambangkan pelepasan roh menuju alam keabadian. Di antara berbagai jenis upacara Ngaben, terdapat konsep Nis Prateka Nir Prabawa, yang mengandung makna mendalam dalam perjalanan roh setelah meninggalkan tubuh fisik.
Makna Nis Prateka Nir Prabawa
Secara bahasa; Nis berarti suci atau bebas. Dan Prateka berarti tanpa atribut atau tanda duniawi. Sedangkan Nir berarti tidak memiliki serta Prabawa berarti pengaruh atau kekuatan duniawi.
Dengan demikian, Nis Prateka Nir Prabawa dapat dimaknai sebagai keadaan di mana roh telah terbebas dari segala ikatan duniawi dan tidak lagi dipengaruhi oleh unsur material, sehingga siap untuk mencapai penyatuan dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Filosofi dalam Upacara Pengabenan
Dalam ajaran Hindu, khususnya di Bali, roh manusia diyakini harus melalui proses penyucian sebelum mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam perjalanan spiritualnya. Upacara pengabenan Nis Prateka Nir Prabawa menekankan pelepasan roh tanpa keterikatan duniawi, sehingga tidak tertahan oleh karma buruk atau hal-hal yang masih mengikatnya dengan kehidupan sebelumnya.
Ritual ini sering dilakukan dengan beberapa tahapan utama:
1. Penyucian Jasad – Tubuh yang ditinggalkan oleh roh disucikan agar unsur duniawinya dapat dilepaskan.
2. Pembakaran Jasad (Ngaben) – Simbol pembebasan roh dari tubuh kasar dan melepas keterikatan fisik.
3. Ngeroras dan Nyekah – Proses penyempurnaan roh agar dapat melanjutkan perjalanan ke alam suci.
4. Pelepasan ke Alam Moksa – Jika roh telah mencapai tingkat spiritual yang tinggi, maka ia akan menyatu dengan Tuhan tanpa kembali mengalami reinkarnasi.
Translitrasi Sanskerta:
निष्प्रतेकं निर्व्रभावं, मुक्त्यर्थं सदा स्थितम्। धर्ममार्गे च गच्छेत, सदा सत्ये प्रतिष्ठितः॥ मोहं त्यक्त्वा समाराध्य, आत्मज्ञानं समाश्रयेत्। न कर्मबन्धे बद्धः स्यात्, मुक्तिमार्गं च सेवयेत्॥ अन्ते मोक्षं प्राप्नुयात्, ब्रह्मणः सायुज्यम्॥
Transliterasi:
Niṣpratekaṁ nirprabhāvaṁ, muktyarthaṁ sadā sthitam. Dharmamārge ca gacchet, sadā satye pratiṣṭhitah. Mohaṁ tyaktvā samārādhya, ātmajñānaṁ samāśrayet. Na karmabandhe baddhaḥ syāt, muktimārgaṁ ca sevayet. Ante mokṣaṁ prāpnuyāt, brahmaṇaḥ sāyujyam.
Maknanya:
Pengabenan Nis Prateka Nir Prabawa adalah keadaan di mana roh terbebas dari pengaruh duniawi dan senantiasa menuju pembebasan. Manusia hendaknya berjalan di jalan dharma, senantiasa berpegang pada kebenaran. Dengan meninggalkan keterikatan dan menyucikan diri, ia harus mencari pengetahuan sejati tentang diri. Jangan terikat oleh rantai karma, tetapi jalankan jalan menuju kebebasan. Pada akhirnya, ia akan mencapai moksha dan bersatu dengan Brahman.
Sloka ini mencerminkan esensi pelepasan roh dari dunia fana menuju kebebasan spiritual sejati.
Kesimpulan
Pengabenan Nis Prateka Nir Prabawa adalah simbol pelepasan roh secara sempurna dari dunia fana. Konsep ini mengajarkan bahwa manusia harus hidup dengan penuh kesadaran, menjalankan dharma, dan tidak terikat pada hal-hal duniawi agar pada akhirnya dapat mencapai kebebasan sejati dalam perjalanan spiritualnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar