Dina Nirnaya (Keputusan Hari Baik) & Tithi Laksana (Ciri/Tanda-Tanda Hari)
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
Pendahuluan
Dalam tradisi Hindu Bali, pemilihan hari baik untuk berbagai kegiatan keagamaan dan sosial sangat bergantung pada sistem Wariga. Salah satu konsep penting dalam Wariga adalah Dalem Tangsub, yang berhubungan dengan keputusan hari baik (Dina Nirnaya) dan tanda-tanda hari (Tithi Laksana). Dengan memahami dua aspek ini, seseorang dapat menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan upacara keagamaan, pembangunan rumah, pernikahan, dan berbagai aktivitas penting lainnya.
Dina Nirnaya: Keputusan Hari Baik
Dina Nirnaya adalah metode penentuan hari baik berdasarkan perpaduan antara wewaran, wuku, sasih (bulan), dan perhitungan dewasa ayu. Beberapa faktor yang diperhitungkan dalam Dina Nirnaya antara lain:
1. Wewaran dan Wuku.
Setiap hari dalam kalender Bali memiliki pengaruh dari kombinasi wewaran (1-10 hari) dan wuku (siklus 30 minggu). Hari-hari tertentu seperti Kajeng Keliwon, Anggara Kasih, atau Purnama-Tilem memiliki energi spiritual yang kuat.
2. Pengaruh Sasih (Bulan)
Bulan dalam sistem Wariga memiliki karakteristik tertentu, misalnya: a. Sasih Kapat (bulan keempat) sering dianggap sebagai waktu yang baik untuk upacara Dewa Yadnya. b. Sasih Kesanga dikaitkan dengan ritual penyucian seperti Tawur Kesanga menjelang Nyepi.
3. Dewasa Ayu (Hari Baik)
Hari-hari yang dianggap baik berdasarkan kombinasi kalender wariga. Contoh: a. Dewasa Manggalaning Bhuwana – baik untuk memulai usaha dan pembangunan. b. Dewasa Kala Luwang – baik untuk upacara keagamaan dan penyucian tempat.
4. Dina Alahing Dewasa (Hari Kurang Baik)
Ada juga hari-hari yang tidak disarankan untuk kegiatan tertentu, seperti: a. Carik Walangati – tidak baik untuk memulai usaha. b. Kala Suwung – tidak baik untuk perjalanan jauh atau upacara besar.
Tithi Laksana: Ciri/Tanda-Tanda Hari
Tithi Laksana adalah ilmu yang mempelajari sifat atau ciri dari masing-masing hari berdasarkan pengaruh kosmisnya. Beberapa aspek penting dalam Tithi Laksana meliputi:
1. Tithi (Tanggal Bulan)
Tithi dalam kalender Bali berkaitan dengan fase bulan, seperti: a. Purnama – penuh energi spiritual, baik untuk penyucian dan meditasi. b. Tilem – baik untuk introspeksi dan ritual pelepasan.
2. Lintang (Rasi Bintang)
Setiap hari dalam Wariga dikaitkan dengan pengaruh lintang tertentu, misalnya: a. Lintang Gajah – baik untuk kepemimpinan dan kewibawaan. b. Lintang Depat – baik untuk keberuntungan dalam perniagaan.
3. Ekajalaresi & Pancasuda
Ekajalaresi adalah hasil akhir dari kombinasi wewaran dan wuku, misalnya: a. Suka Pinanggih – tanda keberuntungan. b. Lebu Katiup Angin – tanda ketidakpastian dan perubahan. c. Pancasuda adalah lima unsur utama yang mempengaruhi kehidupan seseorang berdasarkan weton lahir dan hari tertentu.
4. Pengaruh Kala & Dewata
Hari-hari tertentu memiliki hubungan dengan dewa penguasa waktu, seperti: a. Bhatara Kala – berkaitan dengan waktu yang harus dihindari. b. Bhatara Wisnu – membawa keberkahan dan kesuburan.
Kesimpulan
Dalem Tangsub dalam Kunci Wariga sangat penting bagi masyarakat Hindu Bali dalam menentukan hari baik dan memahami tanda-tanda alam (Tithi Laksana). Dengan mengacu pada Dina Nirnaya, seseorang dapat memilih hari yang paling tepat untuk berbagai kegiatan spiritual dan duniawi, sementara Tithi Laksana membantu dalam memahami karakteristik setiap hari.
Pemahaman terhadap konsep ini memungkinkan kita untuk lebih selaras dengan hukum alam dan kosmos, sehingga setiap tindakan yang dilakukan membawa manfaat dan berkah bagi kehidupan.
Berikut adalah sloka dalam bahasa Sanskerta yang menggambarkan konsep Dina Nirnaya (Keputusan Hari Baik) dan Tithi Laksana (Ciri/Tanda-Tanda Hari) dalam Wariga Bali:
1. Sloka Dina Nirnaya (Keputusan Hari Baik)
(Sloka ini menggambarkan pentingnya memilih hari baik berdasarkan tithi, wewaran, dan pengaruh kosmis.)
संवत्सरः मासतिथिः नक्षत्रयोगकारणम्।
कर्मणां सिद्धिदाता स्यात् शुभाशुभविचारणे॥
Saṁvatsaraḥ māsa-tithiḥ nakṣatra-yoga-kāraṇam |
Karmaṇāṁ siddhidātā syāt śubhāśubha-vicāraṇe ||
Artinya:
Tahun, bulan, tanggal bulan (tithi), dan pengaruh bintang (nakshatra-yoga) adalah faktor utama dalam menentukan waktu. Dengan memahami semua ini, seseorang dapat mengetahui waktu yang membawa keberhasilan atau kegagalan dalam setiap tindakan.
2. Sloka Tithi Laksana (Ciri/Tanda-Tanda Hari)
(Sloka ini menjelaskan bahwa setiap tithi memiliki pengaruh yang berbeda, yang menentukan baik atau buruknya suatu hari.)
तिथिर्भिन्ना गुणैः सर्वाः शुभाशुभफलप्रदा।
पूर्णिमा शोभनं सर्वं, अमावस्या तपोदयः॥
Tithirbhinna guṇaiḥ sarvāḥ śubhāśubha-phalapradā |
Pūrṇimā śobhanaṁ sarvaṁ, amāvasyā tapodayaḥ ||
Artinya:
Setiap tithi memiliki karakteristiknya masing-masing, memberikan hasil yang baik atau buruk. Purnama (bulan penuh) membawa keindahan dan keberuntungan, sementara Amavasya (bulan mati) adalah waktu yang baik untuk pertapaan dan introspeksi.
3. Sloka tentang Keselarasan dengan Waktu
(Sloka ini menegaskan bahwa kehidupan yang harmonis mengikuti alur waktu yang ditentukan oleh Wariga.)
कालः सर्वस्य कारणं, नित्यं धर्मस्य साधनम्।
योगं कुर्याद् यथाकालं, सिद्धिर्भवति निश्चितम्॥
Kālaḥ sarvasya kāraṇaṁ, nityaṁ dharmasya sādhanam |
Yogaṁ kuryād yathākālaṁ, siddhirbhavati niścitam ||
Artinya:
Waktu adalah penyebab segala sesuatu dan merupakan jalan utama menuju kebenaran. Barang siapa yang bertindak sesuai dengan waktu yang tepat, pasti akan mencapai kesuksesan.
Sloka-sloka ini mencerminkan prinsip utama dalam Wariga Bali, yaitu bahwa segala sesuatu harus dilakukan pada waktu yang sesuai agar mencapai keberkahan dan keseimbangan hidup.
BUKU LONTAR "DINA NIRNAYA & TITHI LAKSANA"
(Keputusan Hari Baik & Ciri/Tanda-Tanda Hari dalam Wariga Bali)
---
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,
Kitab Dina Nirnaya dan Tithi Laksana merupakan bagian penting dalam Wariga Bali yang membahas tentang pemilihan hari baik dan tanda-tanda yang terkandung dalam setiap tithi. Dengan memahami ilmu ini, kita dapat menyelaraskan kehidupan dengan hukum alam dan mencapai keharmonisan dalam segala aspek kehidupan. Buku ini disusun berdasarkan berbagai naskah lontar wariga, seperti Lontar Wariga Gemet, Lontar Sundari Gading, dan Lontar Sri Jaya Kasunu.
Semoga buku ini bermanfaat bagi mereka yang ingin memahami dan mengamalkan ilmu wariga dalam kehidupan sehari-hari.
Om Santih, Santih, Santih Om.
---
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Dina Nirnaya
Dina Nirnaya adalah ilmu menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan wuku, wewaran, sasih, dan pengaruh kosmis. Setiap hari memiliki energi yang berbeda, sehingga pemilihan waktu yang tepat sangat penting untuk berbagai upacara dan kegiatan.
1.2. Pengertian Tithi Laksana
Tithi Laksana membahas ciri-ciri dan tanda-tanda setiap hari berdasarkan fase bulan (tithi). Setiap tithi memiliki karakteristik unik yang dapat membawa keberuntungan atau sebaliknya, sehingga harus dipertimbangkan dalam setiap aktivitas spiritual dan duniawi.
---
BAB 2: TEKS LONTAR DINA NIRNAYA
(Teks dalam aksara Bali dan Latin dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia)
Sloka Pembuka
Om Awighnamastu Namo Siddham
"Om, semoga semua hambatan sirna, semoga kesuksesan tercapai."
2.1. Keputusan Hari Baik dan Buruk
"Dina pinilih wenang kapikir, mangda rahayu, tan manyak salah."_
"Hari yang dipilih harus dipertimbangkan dengan baik, agar membawa keberkahan dan tidak berakibat buruk."
"Kajeng Keliwon, Rahina Purnama, Tilem, Anggara Kasih, Mahatma Kala, satata rahayu."_
"Kajeng-Keliwon, Purnama, Tilem, Anggara Kasih, dan Mahatma Kala adalah hari-hari penuh berkah."
"Dina Kala Suwung, Dina Ngelebur, tan wenang makarya, mangda prayascitta."_
"Hari Kala Suwung dan Ngelebur adalah hari buruk, tidak baik untuk bekerja. Sebaiknya melakukan penyucian diri."
2.2. Panduan Wariga dalam Memilih Hari Baik
---
BAB 3: TEKS LONTAR TITHI LAKSANA
3.1. Sloka Pembuka
"Swasti prajabhyah, Swasti Samvatsaraya, Swasti Wariga Jnana."_
"Semoga keselamatan bagi semua makhluk, semoga keselamatan bagi waktu, semoga keselamatan bagi ilmu Wariga."
3.2. Tanda-Tanda Tithi (Ciri Hari Berdasarkan Fase Bulan)
"Purnama ning suci, Tilem ning mapitulung ring jagat."_
"Purnama adalah hari suci, Tilem adalah hari yang memberikan perlindungan bagi dunia."
"Tithi Kadasa wenang mapamituh, Tithi Katiga wenang mapralina."_
"Tithi kesepuluh (Kadasa) baik untuk memulai sesuatu, Tithi ketiga (Katiga) baik untuk pelepasan dan pembersihan."
---
BAB 4: PENUTUP
Ilmu Dina Nirnaya dan Tithi Laksana sangat penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Dengan memahami ilmu ini, kita dapat menyesuaikan waktu untuk berbagai aktivitas agar lebih harmonis dengan hukum alam dan spiritual.
Semoga buku ini dapat menjadi pedoman bagi umat Hindu dalam memilih hari baik serta memahami tanda-tanda yang terdapat dalam setiap tithi.
Om Santih, Santih, Santih Om.
---
INFORMASI BUKU
Judul: Dina Nirnaya & Tithi Laksana
Penulis: Disusun berdasarkan lontar-lontar Wariga
Penerbit: -
Tahun Terbit: -
---
Buku ini adalah rekonstruksi berdasarkan naskah lontar Wariga dan dapat digunakan sebagai pedoman bagi masyarakat yang ingin memahami lebih dalam tentang pemilihan hari baik dan tanda-tanda hari berdasarkan tithi.
Berikut adalah rekonstruksi isi teks lontar Dina Nirnaya dan Tithi Laksana dalam bentuk teks panjang yang mencerminkan gaya penulisan tradisional lontar Bali.
---
DINA NIRNAYA & TITHI LAKSANA
(Keputusan Hari Baik & Ciri/Tanda-Tanda Hari dalam Wariga Bali)
Om Awighnamastu Namo Siddham
"Om, semoga semua hambatan sirna, semoga kesuksesan tercapai."
Swasti prajabhyah, Swasti Samvatsaraya, Swasti Wariga Jnana
"Semoga keselamatan bagi semua makhluk, semoga keselamatan bagi waktu, semoga keselamatan bagi ilmu Wariga."
---
Dina Nirnaya
1. Sloka Pembuka
"Nihan wangsit Ida Sang Hyang Surya ring satata jagat. Angliliraken Dharma ning Dina Nirnaya, wenang kapikir, wenang kapilih, mangda rahayu, tan manyak salah."
"Inilah wahyu dari Sang Hyang Surya bagi dunia. Memahami Dharma dalam pemilihan hari, agar selamat, tidak salah dalam menentukan hari."
2. Hari Baik & Buruk dalam Wariga
"Swasti Purnama Tilem, Kajeng-Keliwon, Anggara Kasih, Mahatma Kala, rahayu mangda siddhi. Dina Sukla, Padewasan Bagia, wenang anganggé, mapurusa utama."
"Hari Purnama, Tilem, Kajeng-Keliwon, Anggara Kasih, Mahatma Kala adalah hari suci, membawa keselamatan. Hari Sukla dan hari Padewasan Bagia baik digunakan, membawa keutamaan."
"Swasti dina Kala Suwung, dina Ngelebur, tan wenang maprayojana, tan wenang mangun karya. Dina Karaeng, Dina Tumpek Landep, tan wenang maneduh ring wisesa, mangda prayascitta."
"Hari Kala Suwung dan Ngelebur tidak boleh digunakan untuk hal besar, tidak boleh memulai sesuatu. Hari Karaeng dan Tumpek Landep tidak baik untuk meminta restu kepada pemimpin, lebih baik melakukan penyucian diri."
---
Tithi Laksana
1. Sloka Pembuka
"Om Tithi Mangalayastu, mangde rahayu jagat, mapan tithi wenang kapikir, mangda siddhi siddhining ajna."
"Om, semoga Tithi membawa berkah, agar dunia selamat, karena setiap Tithi harus dipahami, agar semua tujuan tercapai."
2. Ciri & Makna Setiap Tithi
"Tithi Pratipada wenang mangunah, mapurusa utama. Tithi Dwitiya wenang manyusun, manyama braya. Tithi Tritiya, wenang mapralina, maparitista."
"Tithi Pratipada baik untuk memulai, membawa keutamaan. Tithi Dwitiya baik untuk merancang sesuatu, membangun hubungan baik. Tithi Tritiya baik untuk pembersihan dan pelepasan."
---
3. Sloka Penutup
"Om Santih, Santih, Santih Om. Sira amedalang tithi laksana, mangda nyujur kasukertan, kasidian, kasiddhan. Wewaran jati, triwulan bumin, kaping nyujur mangda rahayu."
"Om, semoga damai di segala penjuru. Barang siapa yang mengikuti ajaran ini, semoga mendapat kebahagiaan, kesejahteraan, dan keberhasilan. Dengan mengenali tanda-tanda hari, semoga selalu mendapat keselamatan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar