Apa Itu Kalender Lunisolar?
Kalender lunisolar adalah sistem kalender yang menggabungkan siklus bulan (lunar) dan matahari (solar) untuk menentukan tanggal dan bulan dalam setahun. Kalender ini berusaha menyelaraskan fase bulan dengan pergerakan matahari agar tetap sesuai dengan musim.
Bagaimana Cara Kerjanya?
-
Siklus Lunar (Bulan) → 29,5 Hari
- Satu siklus bulan (dari tilem ke purnama dan kembali ke tilem) berlangsung sekitar 29,5 hari.
- Dalam satu tahun, jika hanya berdasarkan bulan, maka 12 bulan hanya sekitar 354 hari, kurang lebih 11 hari lebih pendek dari kalender matahari.
-
Siklus Solar (Matahari) → 365 Hari
- Tahun matahari dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan bumi untuk mengorbit matahari, yaitu sekitar 365,25 hari.
-
Keseimbangan dengan Penyesuaian (Bulan Interkalasi)
- Karena tahun lunar lebih pendek dari tahun solar, kalender lunisolar menambahkan bulan ekstra (bulan interkalasi) setiap beberapa tahun agar tetap sesuai dengan musim.
- Contohnya dalam Kalender Saka Bali, bulan ekstra ini disebut "Mala Masa".
Contoh Kalender Lunisolar
-
Kalender Saka (Bali & India)
- Digunakan dalam penentuan hari raya Hindu, seperti Nyepi, Galungan, dan Kuningan.
- Menggunakan penanggal-pangelong berdasarkan fase bulan.
- Menyesuaikan dengan matahari agar tidak bergeser jauh dari musim.
-
Kalender Tionghoa
- Digunakan untuk menentukan Imlek dan berbagai festival.
- Memiliki bulan kabisat untuk menyelaraskan dengan musim.
-
Kalender Yahudi
- Digunakan untuk perayaan keagamaan Yahudi.
- Memiliki bulan tambahan setiap 2-3 tahun.
Kesimpulan
- Kalender lunisolar = gabungan sistem bulan + matahari untuk menjaga keseimbangan antara siklus bulan dan musim.
- Diperlukan penyesuaian (bulan tambahan) agar tahun tidak bergeser jauh dari siklus matahari.
- Digunakan dalam berbagai budaya, termasuk Kalender Saka di Bali untuk menentukan hari raya Hindu.
Jadi, kalender ini lebih kompleks dibanding kalender murni lunar (misalnya kalender Islam) atau murni solar (seperti kalender Masehi).
Perhitungan Jarak Purnama ke Tilem
Purnama jatuh pada tanggal 14 Maret 2025 (Purnama Kesanga).
Tilem berikutnya jatuh pada tanggal 28 Maret 2025 (Tilem Caitra).
Tilem Caitra adalah tilem (bulan mati) yang jatuh pada bulan Caitra dalam Kalender Saka. Tilem merupakan fase bulan baru, di mana bulan tidak terlihat di langit malam karena sejajar dengan matahari.
Makna Tilem Caitra dalam Kalender Saka
1. Bagian dari Siklus Bulan
Dalam kalender Saka, setiap bulan terdiri dari Penanggal (saat bulan menuju purnama) dan Pangelong (saat bulan menuju tilem).
Tilem Caitra menandai akhir dari bulan Caitra dan awal bulan berikutnya dalam kalender Saka.
2. Hubungan dengan Perayaan Hindu di Bali
Tilem Caitra sering kali berdekatan dengan perayaan Hari Raya Nyepi, yang jatuh pada Tilem Sasih Kesanga (bulan kesembilan dalam kalender Saka).
Dalam tahun 2025, Tilem Caitra jatuh pada tanggal 28 Maret 2025, sehari sebelum Hari Raya Tumpek Wariga.
3. Makna Filosofis dan Spiritual
Tilem dalam ajaran Hindu Bali sering dikaitkan dengan waktu yang baik untuk melakukan brata (pengendalian diri), sembahyang, dan meditasi.
Tilem Caitra diyakini sebagai momen yang tepat untuk membersihkan diri secara rohani, baik melalui yadnya (persembahan) maupun puasa (upawasa).
Jadi, Tilem Caitra 2025 yang jatuh pada tanggal 28 Maret 2025 menandai akhir dari bulan Caitra dalam sistem kalender Saka dan memiliki nilai spiritual yang penting dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali.
Secara umum, dalam kalender Saka, jarak antara purnama ke tilem atau tilem ke purnama memang sekitar 14–15 hari, tetapi tidak selalu tepat 15 hari karena adanya perbedaan antara perhitungan astronomi dan sistem kalender.
Kenapa Pangelong 11/12 Jatuh pada 25 Maret 2025?
Dalam kalender Saka, perhitungan pangelong (fase menuju tilem) dihitung mundur dari purnama hingga tilem dengan sistem penanggal dan pangelong:
Penanggal: Hari-hari setelah tilem menuju purnama (1-15).
Pangelong: Hari-hari setelah purnama menuju tilem (1-15).
Dari tanggal 14 Maret (Purnama) hingga 28 Maret (Tilem), jumlah harinya 14 hari, sehingga perhitungannya:
Pangelong 1: 15 Maret 2025
Pangelong 2: 16 Maret 2025
Pangelong 3: 17 Maret 2025
Pangelong 4: 18 Maret 2025
Pangelong 5: 19 Maret 2025
Pangelong 6: 20 Maret 2025
Pangelong 7: 21 Maret 2025
Pangelong 8: 22 Maret 2025
Pangelong 9: 23 Maret 2025
Pangelong 10: 24 Maret 2025
Pangelong 11/12: 25 Maret 2025
Pangelong 13: 26 Maret 2025
Pangelong 14: 27 Maret 2025
Tilem: 28 Maret 2025
Ini menunjukkan bahwa sistem kalender Saka tidak selalu memiliki 15 hari penuh untuk setiap siklus purnama-tilem, melainkan terkadang hanya 14 hari, tergantung pada perhitungan astronomi bulan.
Sloka (Sanskerta):
पौर्णमासी तिलस्यैव, न सदा पञ्चदश दिनम्।
सोमसूर्यगतिं वीक्ष्य, भिन्नः कालः प्रवर्तते॥
पञ्चदशे दिने तस्मिन, सम्पूर्णं न भवेद् च।
पुनः क्रमः प्रतिस्मृत्य, चतुर्दश दिनानि स्यात्॥
सौरचन्द्रसमायुक्तं, साकं कालप्रबन्धनम्।
सकवर्षे नियोगेन, कालभेदः प्रजायते॥
Transliterasi:
Paurnamāsī tilasyaiva, na sadā pañcadaśa dinam।
Somasūryagatiṁ vīkṣya, bhinnaḥ kālaḥ pravartate॥
Pañcadaśe dine tasmin, sampūrṇaṁ na bhaved ca।
Punaḥ kramaḥ pratismṛtya, caturdaśa dināni syāt॥
Sauracandrasamāyuktaṁ, sākaṁ kālaprabandhanam।
Sakavarṣe niyogena, kālabhedaḥ prajāyate॥
Maknanya:
Purnama ke tilem tidak selalu lima belas hari,
Karena pergerakan bulan dan matahari yang berbeda, waktu pun berubah.
Pada hari ke-15 belum tentu bulan sempurna,
Perhitungan mundur bisa menghasilkan hanya empat belas hari.
Sistem ini menggabungkan perhitungan matahari dan bulan,
Dalam kalender Saka, variasi waktu pun terjadi.
Sloka ini menjelaskan bahwa jarak antara purnama dan tilem tidak selalu 15 hari karena siklus bulan yang tidak tepat 30 hari. Perbedaan jumlah hari ini mengikuti sistem kalender Saka yang berbasis lunisolar.
Kesimpulan
Jarak purnama ke tilem tidak selalu 15 hari karena pengaruh siklus lunar yang tidak persis 30 hari dalam satu bulan.
Pangelong 11/12 jatuh pada 25 Maret 2025, karena perhitungan mundur dari purnama 14 Maret hingga tilem 28 Maret hanya memiliki 14 hari.
Sistem ini mengikuti kalender Saka yang berbasis lunisolar, sehingga ada variasi dalam jumlah hari dalam satu siklus bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar