Senin, 24 Maret 2025

Aksara, simbolisme, dan penggunaan Ongkara

Filologi, aksara, simbolisme, dan penggunaan Ongkara dalam tradisi Hindu di Bali serta dalam konteks Sansekerta.

Olih : I Gede Sugata Yadnya Manuaba

1. Kajian Filologi & Aksara

Aksara Ongkara (ꦎꦁ) atau Om dalam tradisi Hindu memiliki variasi bentuk di berbagai wilayah dan zaman. Jika kita melihat dari perspektif filologi dan perkembangan aksara Bali, variasi Ongkara yang muncul saat ini bukan tanpa dasar.

Perbandingan dengan Aksara Sansekerta dan Dewanagari

Ongkara dalam aksara Dewanagari ditulis sebagai ॐ. Jika kita perhatikan:

Bentuknya menyerupai angka "3" besar.

Di bagian atasnya terdapat Ardha Candra (bulan sabit).

Ada titik (bindu) yang mewakili nada atau suara suci.


Bentuk ini mirip dengan Ongkara dalam aksara Bali yang diwarisi dari aksara Kawi dan Javanese script. Namun, dalam beberapa manuskrip lontar Bali, terdapat variasi yang lebih dekoratif, misalnya dengan lingkaran penuh (Windu) atau hanya setengah lingkaran.



2. Simbolisme dalam Ongkara

Ongkara bukan sekadar aksara, tetapi juga simbol energi kosmis dan vibrasi ilahi. Mari kita telaah setiap komponennya:

Perbedaan mendasar yang Anda temukan antara Ongkara di gambar 1 vs gambar 2 dan 3 adalah pada Windu (lingkaran penuh) vs Ardha Windu (setengah lingkaran atau titik kecil).


---

3. Analisis Perubahan Bentuk Ongkara

Kenapa ada variasi dalam penulisan Ongkara?

1. Perbedaan Tradisi & Sekolah Pemikiran

Dalam beberapa tradisi Hindu di Bali, Ongkara dengan lingkaran penuh (Windu) lebih sering digunakan dalam aksara modré (aksara mistik).

Sementara itu, dalam praktik sehari-hari, ada Ongkara yang memakai setengah lingkaran atau hanya titik kecil (bindu).



2. Standarisasi vs Tradisi Lontar

Lontar-lontar tua di Bali menunjukkan beberapa bentuk Ongkara yang berbeda, tergantung pada periode dan tujuan penggunaannya.

Dalam lontar Tutursastra, beberapa versi Ongkara memiliki Windu penuh, tetapi dalam lontar lain seperti Tutur Bhuwana Kosa, ada Ongkara dengan titik kecil di atasnya.



3. Pengaruh Tipografi Modern

Seiring perkembangan aksara Bali dalam cetakan modern, beberapa bentuk Ongkara mengalami simplifikasi visual.

Ada kecenderungan untuk membuatnya lebih mudah ditulis dan dicetak, sehingga Windu bisa diganti dengan titik atau setengah lingkaran.





---

4. Mana yang Benar?

Jika Mengacu pada Simbolisme Tradisional:

✅ Ongkara dengan Windu (lingkaran penuh) lebih dekat dengan konsep awal dalam lontar-lontar klasik.
✅ Dalam tradisi Hindu Bali yang lebih konservatif, Ongkara dengan lingkaran penuh lebih disukai dalam upacara mistik atau aksara modré.

Jika Mengacu pada Bentuk yang Banyak Digunakan Sekarang:

✅ Ongkara dengan setengah lingkaran atau titik (Ardha Windu) juga memiliki dasar, terutama dalam standar aksara Dewanagari modern dan adaptasi tipografi aksara Bali.


---

5. Kesimpulan & Saran

1. Secara historis, Ongkara dengan Windu penuh (lingkaran) lebih dekat dengan konsep aslinya.


2. Ongkara dengan titik atau setengah lingkaran bukan salah, tetapi merupakan variasi yang muncul dari perkembangan aksara dan tipografi modern.


3. Jika ingin memastikan standarisasi, sebaiknya merujuk pada lontar-lontar otoritatif dan berkonsultasi dengan sulinggih atau filolog Hindu Bali.



Sebagai solusi, jika ada keinginan untuk menjaga otentisitas aksara suci, kita perlu kembali ke sumber primer seperti lontar-lontar dan memastikan bahwa bentuk Ongkara yang digunakan dalam upacara dan pendidikan Hindu tetap sesuai dengan filosofi dasarnya.

Salam logika waras!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar