Selasa, 18 Maret 2025

Sekilas Pengabenan Nis Prateka Nir Prabhawa

Buku Konsep Pengabenan Nis Preteka Nir Prabhawa
(Pengabenan Ngelanus Tanpa Ngeroras, Hanya Pecaruan Sebelum Nyekah)

Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd

PENDAHULUAN

Pengabenan merupakan salah satu upacara Pitra Yadnya yang bertujuan untuk menyucikan roh leluhur agar dapat mencapai alam yang lebih tinggi. Dalam konsep Nis Preteka Nir Prabhawa, pengabenan dilaksanakan secara ngelanus tanpa upacara ngeroras, tetapi tetap mengutamakan unsur pecaruan sebelum nyekah.

Upacara ini menyesuaikan dengan kedudukan Sang Lampus, baik dari segi karma kehidupan maupun keterikatan dengan tradisi keluarga dan adat.


---

BAB 1: PERSIAPAN PENGABENAN

1.1. Pemandian dan Pengawetan Jenazah

1. Sang Lampus dimandikan dengan air suci (tirta panglukatan dan tirta pengentas).


2. Jika diperlukan, jenazah diawetkan menggunakan ramuan tradisional atau metode medis untuk mencegah pembusukan sebelum hari pengabenan.


3. Jenazah dibungkus kain putih (kain kasur) dan ditempatkan di tempat yang layak sesuai dengan tata cara Hindu Bali.



1.2. Pembuatan Tapakan atau Rantasan

1. Tapakan (simbol badan halus Sang Lampus) dibuat dari bambu atau kayu tertentu yang telah diberkati.


2. Rantasan (simbol pengganti jasad) dipersiapkan sebagai media peralihan roh dalam upacara pengabenan.



1.3. Nunas Dewasa Pengabenan Ngelanus

1. Memilih hari baik (dewasa ayu) untuk melaksanakan upacara pengabenan.


2. Memohon petunjuk dari sulinggih atau pemangku terkait waktu dan perlengkapan upakara yang diperlukan.



BAB 2: UPACARA PENGABENAN NIS PRETEKA NIR PRABHAWA

2.1. Mempersiapkan Upakara Nis Preteka Nir Prabhawa

1. Upacara Nusang – Melepaskan keterikatan roh dengan duniawi.


2. Tarpana – Persembahan air suci untuk menyucikan roh leluhur.


3. Ngaskara – Penyucian Sang Lampus agar siap menuju alam pitra.


2.2. Prosesi Pengabenan
Ayaban Tumpeng 11 – Persembahan simbolik bagi leluhur dan Dewa-Dewa pengiring.

1. Pengabenan Ayaban Tumpeng 11 – Dihaturkan dalam prosesi pembakaran jenazah atau rantasan.

2. Pengrekan – Ritual pelepasan roh agar tidak terikat pada dunia fisik.

3. Pekiriman – Simbolisasi pelepasan roh ke alam pitra.

4. Caru Ring Pemuwunan (Ayam Brumbun) – Pecaruan sebagai persembahan kepada Bhuta Kala agar tidak mengganggu prosesi.

5. Puspa Suku Tunggal – Persembahan bunga sebagai simbol penyucian roh.

6. Tapakan Ngangkid – Ritual pengangkatan tapakan menuju upacara nyekah.

7. Caru Brumbun Ring Natah Rumah – Pecaruan di pekarangan rumah untuk membersihkan pengaruh negatif.


BAB 3: UPACARA SEPAKAT LANJUTAN

3.1. Upacara Sekah

1. Dilaksanakan setelah prosesi pengabenan sebagai penyempurnaan perjalanan roh.


2. Simbolisasi penyatuan roh dengan leluhur dan Ida Sang Hyang Widhi.



3.2. Ngayut dan Ngangkid

1. Ngayut – Pelepasan abu Sang Lampus ke laut atau sungai suci sebagai simbol pembebasan dari dunia fana.


2. Ngangkid – Menghaturkan tirta dan sesaji ke tempat suci untuk menyucikan roh secara spiritual.


3.3. Nyegara Gunung

1. Upacara penyucian akhir yang melibatkan dua unsur utama: air laut (Nyegara) dan tempat suci di pegunungan (Gunung).


2. Tujuannya untuk menyeimbangkan unsur Pertiwi (Bumi), Apah (Air), Teja (Api), Bayu (Udara), dan Akasa (Eter).



3.4. Ngelinggihang Ring Kemulan

1. Upacara menstanakan roh leluhur di Merajan/Kemulan sebagai bagian dari keluarga yang telah disucikan.


2. Caru Titi Mamah Ayam Putih – Persembahan di Merajan sebagai bentuk penghormatan akhir kepada Sang Lampus sebelum dinyatakan sebagai Dewa Pitara.



PENUTUP

Konsep Pengabenan Nis Preteka Nir Prabhawa merupakan bentuk pelaksanaan upacara dengan tanpa ngeroras, menitikberatkan pada pecaruan sebelum upacara nyekah. Upacara ini tetap menjunjung tinggi Dharma dengan menghormati Sang Lampus, menjaga keseimbangan alam, serta mengikuti tradisi yang diwariskan oleh leluhur.

Semoga dengan pelaksanaan upacara ini, roh Sang Lampus dapat mencapai kesucian dan menyatu dengan Dewa Pitara di alam Sunia Loka.

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar