Selasa, 11 Maret 2025

Pendidikan Berkarakter Kembali ke Buku

Pengembangan Pendidikan Berkarakter di SMP Negeri 4 Abiansemal: Kembali ke Buku untuk Keseimbangan Otak

Pendahuluan

Pendidikan berkarakter menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan pembelajaran di SMP Negeri 4 Abiansemal. Di tengah maraknya penggunaan teknologi dalam proses belajar, sekolah ini mengambil langkah progresif dengan mengembalikan kebiasaan belajar siswa ke buku. Pendekatan ini bertujuan untuk menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan, serta membentuk karakter siswa yang lebih mandiri, disiplin, dan memiliki daya pikir yang lebih kritis.

Mengapa Kembali ke Buku?

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan gawai (HP, tablet, dan perangkat digital lainnya) dalam pembelajaran memang mempermudah akses informasi, tetapi juga menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti:

1. Menurunnya Kemampuan Membaca dan Menulis – Siswa cenderung mencari informasi secara instan tanpa benar-benar memahami isi materi. 2. Ketergantungan pada Teknologi – Penggunaan HP secara berlebihan bisa mengurangi daya analisis dan pemecahan masalah siswa. 3. Kurangnya Interaksi Sosial – Siswa lebih sering fokus pada layar daripada berinteraksi langsung dengan teman dan guru. 4. Kesehatan Mata dan Postur Tubuh – Radiasi dari layar gadget dapat mengganggu kesehatan mata serta menyebabkan masalah postur tubuh.

Dengan kembali ke buku sebagai sumber utama pembelajaran, siswa dilatih untuk membaca lebih mendalam, memahami konsep secara bertahap, dan mengembangkan imajinasi serta kreativitas mereka melalui tulisan dan catatan tangan.

Menyeimbangkan Otak Kiri dan Otak Kanan

Otak kiri berfungsi dalam pemrosesan logika, angka, dan analisis, sementara otak kanan berkaitan dengan kreativitas, imajinasi, dan seni. Penggunaan teknologi yang berlebihan sering kali lebih banyak mengasah otak kiri tanpa memberikan stimulasi yang cukup untuk otak kanan.

Dengan metode pembelajaran berbasis buku, keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan dapat lebih terjaga melalui: a. Membaca buku cetak yang melatih konsentrasi, daya ingat, dan pemahaman konsep. b. Menulis tangan yang meningkatkan koordinasi motorik dan daya kreativitas. c. Menggambar diagram dan peta konsep untuk memahami materi dengan lebih visual. d. Diskusi dan presentasi yang melatih keterampilan berbicara dan berpikir kritis.


Implementasi di SMP Negeri 4 Abiansemal

Sebagai bagian dari komitmen sekolah dalam pengembangan pendidikan berkarakter, SMP Negeri 4 Abiansemal telah menerapkan beberapa langkah strategis, seperti: 1. Pembatasan penggunaan HP dalam kelas – Siswa hanya diperbolehkan menggunakan buku dan alat tulis selama pembelajaran berlangsung. 2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) – Program ini mengajak siswa membaca buku setiap hari sebelum pelajaran dimulai. 3. Pembelajaran berbasis proyek dan diskusi – Siswa lebih banyak belajar dengan metode eksploratif dan interaktif tanpa ketergantungan pada internet. 4. Peningkatan peran perpustakaan Widya Paramartha – Perpustakaan sekolah menjadi pusat sumber belajar dengan koleksi buku yang terus diperbarui. 5. Ekstrakurikuler kreatif – Seperti Nyurat Lontar, Dekorasi dan Sarana Upakara, serta seni tari dan drama berbahasa Bali, yang memperkaya keseimbangan otak kiri dan otak kanan siswa.



Dampak Positif

Langkah ini telah membawa berbagai manfaat bagi siswa SMP Negeri 4 Abiansemal, di antaranya:
✅ Meningkatkan daya baca dan pemahaman siswa
✅ Meningkatkan kreativitas dan daya ingat melalui tulisan tangan
✅ Mengurangi ketergantungan terhadap teknologi dan informasi instan
✅ Meningkatkan interaksi sosial dan kemampuan berpikir kritis
✅ Menjaga kesehatan fisik, terutama mata dan postur tubuh

Kesimpulan

Pengembangan pendidikan di SMP Negeri 4 Abiansemal tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan keseimbangan otak siswa. Dengan mengembalikan metode belajar ke buku, sekolah ini berupaya menciptakan generasi yang lebih mandiri, kreatif, dan berpikir kritis. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan berimbang di era digital.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar