Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
Pendahuluan
Dalam kehidupan bermasyarakat, terutama di kalangan umat Hindu Bali, nilai-nilai kebersamaan, dharma, dan pelestarian ajaran leluhur menjadi pilar utama dalam menjalani kehidupan yang harmonis. Paiketan Daksa Dharma Sadhu merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya kesatuan, kebijaksanaan, dan kesucian dalam menjalankan dharma, tidak hanya dalam lingkungan satu pasemetonan, tetapi juga lintas pasemetonan. Konsep ini selaras dengan Pamikukuh Sesananing Kawitan, Kawikon, yaitu prinsip untuk tetap teguh pada ajaran leluhur dan aturan-aturan suci yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Paiketan Daksa Dharma Sadhu: Kebersamaan dalam Dharma
Secara etimologis, Paiketan berarti "ikatan" atau "persatuan", sedangkan Daksa Dharma Sadhu dapat diartikan sebagai "kesadaran dan kebijaksanaan dalam menjalankan dharma secara suci dan benar". Dengan kata lain, konsep ini mengajarkan bahwa dharma harus dijalankan dalam keselarasan, tidak hanya dalam satu kelompok keluarga atau pasemetonan tertentu, tetapi juga dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Dalam konteks masyarakat Bali, banyak pasemetonan memiliki ikatan yang kuat dalam sistem kekerabatan dan ritual keagamaan. Namun, Paiketan Daksa Dharma Sadhu lintas pasemetonan menekankan bahwa seluruh umat Hindu memiliki tanggung jawab bersama dalam menjaga dan menjalankan dharma, bukan hanya dalam lingkup keluarga atau trah tertentu, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat luas.
Pamikukuh Sesananing Kawitan, Kawikon: Keteguhan pada Ajaran Leluhur
Pamikukuh berarti keteguhan atau kepatuhan terhadap sesuatu yang sakral, sementara Sesananing Kawitan merujuk pada aturan, ajaran, dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur. Di sisi lain, Kawikon mengacu pada aturan-aturan yang bersifat keagamaan dan spiritual yang mengatur kehidupan masyarakat Hindu.
Dengan memahami makna ini, Pamikukuh Sesananing Kawitan, Kawikon mengajarkan agar setiap individu tetap berpegang teguh pada warisan leluhur dan menjalankan dharma sesuai dengan ajaran suci yang telah diwariskan oleh para kawitan (leluhur spiritual).
Dalam praktiknya, ajaran ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Bali, seperti:
1. Pelaksanaan Upacara Keagamaan – Setiap pasemetonan memiliki ritual dan upacara yang diwarisi dari leluhur, tetapi tetap ada nilai-nilai universal yang menghubungkan semua umat Hindu dalam satu keimanan.
2. Gotong Royong dalam Kehidupan Sosial – Prinsip ngayah dan tatwam asi menjadi landasan utama dalam menjaga hubungan baik antar-pasemetonan, tanpa membedakan latar belakang leluhur.
3. Pendidikan dan Pelestarian Budaya – Ajeg Bali tidak hanya tentang mempertahankan tradisi satu kelompok, tetapi juga memastikan bahwa budaya dan agama tetap berkembang dalam kebersamaan.
Keselarasan Antara Kedua Konsep
Ketika Paiketan Daksa Dharma Sadhu lintas pasemetonan berjalan beriringan dengan Pamikukuh Sesananing Kawitan, Kawikon, maka akan tercipta kesatuan dalam keberagaman, di mana masing-masing individu tetap teguh dalam ajaran leluhurnya namun tetap terbuka untuk bekerja sama dan bersatu dengan pasemetonan lainnya.
Keselarasan ini sangat penting dalam menjaga kedamaian, keseimbangan, dan keberlanjutan budaya Hindu di Bali. Sebab, dalam ajaran Hindu, dharma tidak hanya bersifat individual tetapi juga kolektif, sehingga kerja sama dan keharmonisan menjadi bagian dari perjalanan spiritual setiap umat.
Kesimpulan
Paiketan Daksa Dharma Sadhu lintas pasemetonan dan Pamikukuh Sesananing Kawitan, Kawikon bukanlah dua konsep yang bertentangan, melainkan dua pilar utama yang harus berjalan beriringan. Keteguhan dalam menjalankan ajaran leluhur harus tetap diimbangi dengan keterbukaan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang lebih luas.
Dengan memahami dan menerapkan kedua prinsip ini, umat Hindu di Bali dapat menjaga keseimbangan antara pelestarian tradisi dan kebersamaan dalam menjalankan dharma. Hal ini akan memperkuat ikatan sosial dan spiritual, serta memastikan bahwa warisan leluhur tetap lestari di tengah dinamika zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar