Sabtu, 08 Februari 2025

Tidak Eling Ring Kawitan

Dalam tradisi Hindu Bali, khususnya bagi warga Pasek, tangkil (bersembahyang) ke Pura Catur Lawa memiliki makna spiritual yang mendalam karena pura-pura tersebut dianggap sebagai tempat pemujaan leluhur dan dewa-dewa yang berhubungan dengan warga Pasek. 

Jika seseorang belum pernah atau sudah lama tidak tangkil ke Pura Catur Lawa, maka dalam keyakinan Hindu Bali, ada kemungkinan ia perlu menghaturkan upakara Guru Piduka sebagai bentuk penyucian diri dan permohonan maaf kepada leluhur serta Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Mengapa Perlu Menghaturkan Guru Piduka?

1. Mengharmoniskan Hubungan Spiritual

Pura Catur Lawa adalah tempat pemujaan penting bagi warga Pasek. Tidak pernah tangkil bisa dianggap sebagai kurangnya bakti kepada leluhur dan kekuatan suci yang bersemayam di pura tersebut.

Guru Piduka adalah sarana untuk memohon maaf dan memulihkan hubungan spiritual dengan leluhur serta dewa-dewa yang dipuja.



2. Menghindari Ketidakseimbangan Karma

Dalam kepercayaan Hindu Bali, setiap umat memiliki kewajiban spiritual yang harus dijalankan. Jika tidak dipenuhi, dikhawatirkan akan membawa ketidakseimbangan dalam kehidupan seseorang.

Guru Piduka berfungsi untuk menetralkan karma dan menghindari akibat negatif karena kelalaian dalam menjalankan kewajiban spiritual.



3. Meningkatkan Keharmonisan dengan Leluhur

Upakara Guru Piduka membantu menjaga keselarasan hubungan antara individu dengan leluhurnya.

Jika ada hambatan atau masalah dalam kehidupan, upakara ini juga dipercaya bisa membantu membuka jalan menuju keharmonisan dan kelancaran hidup.




Apa Itu Upakara Guru Piduka?

Upakara Guru Piduka adalah banten (persembahan suci) yang digunakan untuk memohon pengampunan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, leluhur, dan kekuatan suci lainnya. Banten ini biasanya berisi:

Pejati lengkap (berisi banten daksina, peras, ajuman, dan sesayut guru piduka)

Tumpeng guru piduka sebagai simbol permohonan maaf

Segehan putih kuning sebagai sarana penyucian

Canang sari dan kwangen


Bagaimana Cara Menghaturkan Guru Piduka?

1. Dapat Dilakukan di Pura Catur Lawa

Jika memungkinkan, lebih utama jika Guru Piduka dihaturkan langsung di Pura Catur Lawa.

Tangkil dengan niat suci, menghaturkan banten, dan memohon pengampunan serta restu.



2. Jika Tidak Bisa ke Pura Catur Lawa, Bisa Dilakukan di Merajan/Griya

Jika tidak memungkinkan tangkil ke pura, banten Guru Piduka bisa dihaturkan di pelinggih utama di rumah atau di griya (pemangku atau sulinggih).



3. Melibatkan Pemangku atau Sulinggih

Jika diperlukan, prosesi ini bisa dipimpin oleh pemangku atau sulinggih agar lebih sempurna secara tattwa dan etika spiritual.




Kesimpulan

Bagi warga Pasek yang belum pernah atau jarang tangkil ke Pura Catur Lawa, disarankan untuk menghaturkan upakara Guru Piduka sebagai bentuk pembersihan spiritual dan permohonan maaf kepada leluhur serta dewa-dewa yang dipuja di pura tersebut. Ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan karma, mempererat hubungan dengan leluhur, dan mendapatkan restu dalam kehidupan.

Berikut adalah Puja Mantra Guru Piduka yang dapat digunakan saat menghaturkan upakara Guru Piduka untuk memohon maaf kepada Ida Bhatara Kawitan, yaitu leluhur suci dalam keyakinan Hindu Bali:


---

1. Mantra Guru Piduka untuk Permohonan Maaf

(Diucapkan sebelum menghaturkan banten Guru Piduka, dengan sikap tulus dan penuh bakti.)

Om suddham suddhaya namah swaha,
Om awighnam astu namo siddham,
Om Guru Piduka ya namah swaha.

Om atma tattwatmane suddhamam swaha,
Om akasa jagat kerti,
Om bhuvana kerti,
Om jagat kerti ya namah swaha.

(Makna:)
"Ya Tuhan Yang Maha Suci, semoga segala rintangan disingkirkan dan semuanya berjalan lancar. Aku memohon maaf atas segala kekhilafan dan kelalaian terhadap kewajiban suci kepada leluhur. Semoga dengan ini, hubungan spiritual menjadi harmonis kembali."


---

2. Mantra Guru Piduka kepada Ida Bhatara Kawitan

(Dibaca saat menghaturkan upakara, menghadap ke pelinggih leluhur atau pura kawitan.)

Om Namo Bhatara Kawitan,
Om Ananta Bhatara Guru,
Rahayu sudha wisesa,
Mamah ring awak sarira.
Sakala papa klesa,
Sarwa mala ning awak,
Wisuda rahayu santih,
Om Guru Piduka ya namah swaha.

(Makna:)
"Hormat hamba kepada Ida Bhatara Kawitan. Wahai leluhur suci yang tanpa batas, wahai Guru Agung, anugerahilah kesucian dan keselamatan. Ampunilah segala kekhilafan dan bersihkanlah segala dosa serta penderitaan yang melekat pada diri ini. Semoga keberkahan, kedamaian, dan keselamatan selalu menyertai. Om, hamba memohon ampun dan restu suci."


---

3. Mantra Penutup untuk Memohon Restu

(Diucapkan setelah persembahyangan selesai, sebagai wujud syukur dan permohonan berkah.)

Om ksama sampurna ya namah swaha,
Om shanti, shanti, shanti, Om.

(Makna:)
"Semoga pengampunan ini diterima dengan sempurna. Semoga dunia dipenuhi kedamaian, kedamaian, kedamaian."


---

Kesimpulan

Mantra ini digunakan saat menghaturkan Guru Piduka kepada Ida Bhatara Kawitan untuk memohon ampun, membersihkan segala kekeliruan, dan mengharmoniskan hubungan spiritual dengan leluhur. Bisa dihaturkan di Pura Kawitan, Merajan, Griya, atau tempat suci lainnya.


Berikut adalah Sloka Puja Weda yang dapat digunakan saat menghaturkan banten Guru Piduka kepada Ida Bhatara Kawitan dalam rangka memohon pengampunan dan restu dari leluhur suci:


---

1. Sloka dari Rg Veda untuk Permohonan Pengampunan

(Dibaca sebelum menghaturkan banten, sebagai bentuk penyucian diri dan permohonan maaf.)

ॐ अपवित्रः पवित्रो वा सर्वावस्थां गतोऽपि वा।
यः स्मरेत् पुण्डरीकाक्षं स बाह्याभ्यन्तरः शुचिः॥

Om apavitrah pavitro va sarvavastham gato’pi va,
Yah smaret pundarikaksham sa bahyabhyantarah shuchih.

(Makna:)
"Baik dalam keadaan suci maupun tidak suci, siapa pun yang mengingat Nama Suci Tuhan, maka ia akan menjadi suci, baik secara lahir maupun batin."


---

2. Sloka Guru Piduka untuk Ida Bhatara Kawitan

(Dibaca saat banten dihaturkan, dengan rasa tulus dan penuh bakti.)

ॐ सर्वपापहरं देवं सर्वरोगनिवारणम्।
सर्वक्लेशप्रशमनं गुरुं वन्दे जगत्पतिम्॥

Om sarvapāpaharaṁ devaṁ sarvaroganivāraṇam,
Sarvakleśapraśamanaṁ guruṁ vande jagatpatim.

(Makna:)
"Om, hamba memuja Hyang Guru yang menghapus segala dosa, menolak segala penyakit, dan menenangkan segala penderitaan. Semoga Ida Bhatara Kawitan memberikan pengampunan dan restu."


---

3. Sloka Permohonan Keselamatan dan Kesejahteraan

(Dibaca sebagai penutup setelah persembahyangan dan penghaturan upakara Guru Piduka.)

ॐ शं नो मित्रः शं वरुणः।
शं नो भवत्वर्यमा।
शं न इन्द्रो बृहस्पतिः।
शं नो विष्णुरुरुक्रमः॥

Om śam no mitrah śam varuṇah,
Śam no bhavatvaryamā,
Śam na indro bṛhaspatih,
Śam no viṣṇururukramah.

(Makna:)
"Semoga Mitra, Varuna, Aryama, Indra, Brihaspati, dan Wisnu memberikan kesejahteraan dan perlindungan bagi hamba dan keluarga."


---

Kesimpulan

Sloka-sloka ini dapat digunakan dalam prosesi Guru Piduka untuk memohon pengampunan, penyucian diri, dan restu dari Ida Bhatara Kawitan. Jika Anda membutuhkan tambahan sloka atau tata cara persembahyangan lebih lengkap, silakan tanyakan.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para leluhur selalu memberikan tuntunan dan restu. Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Berikut adalah Sloka Puja Weda yang panjang dan lengkap untuk menghaturkan Banten Guru Piduka kepada Ida Bhatara Kawitan. Mantra ini digunakan untuk memohon pengampunan, penyucian diri, dan restu dari leluhur suci dalam tradisi Hindu Bali.


---

1. Sloka Pembuka (Penyucian Diri & Permohonan Kesucian)

(Dibaca sebelum menghaturkan banten, untuk menyucikan diri dan lingkungan upacara.)

Sloka dari Yajur Veda (Taittiriya Samhita 4.1.8)

ॐ आपो हि ष्ठा मयो भुवः।
ता न ऊर्जे दधातन।
महि नः देवाः सवितर् दुर्नित्यम्।
ॐ आपः पुनन्तु पृथिवीम्।
आपः पुनन्तु मातरः।
आपः पुनन्तु मेऽघं।
ॐ शान्तिः शान्तिः शान्तिः॥

Om āpo hi ṣṭhā mayo bhuvah,
Tā na ūrje dadhātana,
Mahi naḥ devāḥ savitar durnityam,
Om āpaḥ punantu pṛthivīm,
Āpaḥ punantu mātaraḥ,
Āpaḥ punantu me’ghaṁ,
Om śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ॥

(Makna:)
"Air suci adalah sumber kehidupan. Semoga air suci memberikan energi dan kekuatan kepada kita. Wahai para dewa, semoga Engkau memberikan kemurnian kepada kami. Semoga air suci menyucikan bumi, ibu pertiwi, dan menghapus segala dosa kami. Om, damai, damai, damai."


---

2. Sloka Permohonan Pengampunan & Guru Piduka

(Dibaca saat menghaturkan banten Guru Piduka, untuk memohon maaf kepada Ida Bhatara Kawitan.)

Sloka dari Rg Veda 10.14.2 dan Mantra Tambahan

ॐ यं पूर्वे पितरः संसहुः
यमं राजानं यं परयन्ति साधवः।
यमस्य मा सोम्यं गच्छ व्रतम्
यत्र ब्रह्मर्षयः समगमन्॥

ॐ नमो भूतानां पितृभ्यः पूर्वजेभ्यः।
ॐ नमो गुरवे सर्वपापविनाशनाय।
ॐ नमो ब्रह्मणे, नमः परमगुरवे।
ॐ गुरुं वन्दे जगद्गुरुम्॥

Om yaṁ pūrve pitaraḥ saṁsahuḥ
Yamaṁ rājānaṁ yaṁ prayanti sādhavaḥ,
Yamasya mā somyaṁ gaccha vratam
Yatra brahmarṣayaḥ samagaman॥

Om namo bhūtānāṁ pitṛbhyaḥ pūrvajebhyaḥ,
Om namo gurave sarvapāpavināśanāya,
Om namo brahmaṇe, namaḥ paramagurave,
Om guruṁ vande jagadgurum॥

(Makna:)
"Hormat kepada leluhur suci yang telah mencapai kesempurnaan. Wahai para leluhur, hamba memohon maaf atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak. Semoga Guru Agung menghapus semua dosa kami. Om, hormat kepada Guru dan Brahman, sumber segala pengetahuan."


---

3. Sloka Permohonan Restu & Kesejahteraan

(Dibaca setelah menghaturkan banten, untuk memohon restu dari Ida Bhatara Kawitan.)

Sloka dari Atharva Veda (XIX.60.1-2)

ॐ द्यौः शान्तिः, अन्तरिक्षं शान्तिः,
पृथिवी शान्तिः, आपः शान्तिः,
ओषधयः शान्तिः, वनस्पतयः शान्तिः,
विश्वेदेवा शान्तिः, ब्रह्म शान्तिः,
सर्वं शान्तिः, शान्तिरेव शान्तिः।
ॐ शान्तिः शान्तिः शान्तिः॥

Om dyauḥ śāntiḥ, antarikṣaṁ śāntiḥ,
Pṛthivī śāntiḥ, āpaḥ śāntiḥ,
Oṣadhayaḥ śāntiḥ, vanaspatayaḥ śāntiḥ,
Viśvedevāḥ śāntiḥ, brahma śāntiḥ,
Sarvaṁ śāntiḥ, śāntireva śāntiḥ,
Om śāntiḥ śāntiḥ śāntiḥ॥

(Makna:)
"Semoga langit damai, semoga atmosfer damai, semoga bumi damai. Semoga air, tumbuhan, dan pepohonan membawa kedamaian. Semoga para dewa dan semesta membawa kedamaian. Semoga Brahman, sumber segala sesuatu, memberikan kedamaian. Om, damai, damai, damai."


---

4. Sloka Penutup (Memohon Kesempurnaan Ritual & Penyucian Karma)

(Dibaca setelah upacara selesai, sebagai bentuk penyempurnaan dan pembersihan karma.)

Sloka dari Brihadaranyaka Upanishad (I.3.28)

ॐ असतो मा सद्गमय।
तमसो मा ज्योतिर्गमय।
मृत्योर्मामृतं गमय॥

Om asato mā sadgamaya,
Tamaso mā jyotirgamaya,
Mṛtyormā’mṛtaṁ gamaya॥

(Makna:)
"Ya Tuhan, bimbinglah hamba dari ketidaktahuan menuju kebenaran, dari kegelapan menuju cahaya, dari kematian menuju keabadian."


---

Kesimpulan

Sloka Puja Weda ini digunakan dalam upacara Guru Piduka untuk memohon pengampunan, penyucian, dan restu dari Ida Bhatara Kawitan.

Urutan Penggunaan:

1. Sloka Pembuka → Untuk menyucikan diri sebelum upacara.


2. Sloka Guru Piduka → Saat menghaturkan banten, memohon maaf kepada leluhur.


3. Sloka Permohonan Restu → Setelah persembahyangan, memohon berkah dan kesejahteraan.


4. Sloka Penutup → Menyempurnakan ritual dan membersihkan karma.


Semoga ritual Guru Piduka ini diterima dan memberikan keberkahan bagi kita semua. Om Shanti, Shanti, Shanti Om.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar