Simpanlah sombongmu baik-baik
Sloka yang mencerminkan konsep "Simpanlah sombongmu baik-baik" bisa ditemukan dalam berbagai ajaran Hindu, terutama yang menekankan ahimsa (tidak menyakiti), satya (kebenaran), dan vidya (kebijaksanaan). Berikut adalah salah satu sloka yang relevan:
Sloka Sanskerta:
विद्यां ददाति विनयं, विनयाद् याति पात्रताम्।
पात्रत्वाद् धनमाप्नोति, धनाद् धर्मं ततः सुखम्॥
(Vidyāṁ dadāti vinayaṁ, vinayād yāti pātratām,
Pātratvād dhanamāpnoti, dhanād dharmaṁ tataḥ sukham.)
Terjemahan & Makna:
"Ilmu memberikan kerendahan hati, dari kerendahan hati lahirlah kelayakan, dari kelayakan datang kekayaan, dari kekayaan lahirlah dharma, dan dari dharma muncullah kebahagiaan."
Relevansi dengan "Simpanlah Sombongmu Baik-Baik"
Ilmu sejati membawa vinaya (kerendahan hati), bukan kesombongan.
Dengan rendah hati, seseorang menjadi lebih layak (pātratām) untuk menerima ilmu dan kebijaksanaan.
Kekayaan atau kesuksesan sejati berasal dari kebijaksanaan, bukan dari kesombongan yang dipamerkan.
Dengan mempraktikkan dharma (kebajikan), seseorang akan mendapatkan kebahagiaan sejati, bukan sekadar pujian duniawi.
Sloka ini mengajarkan bahwa kebanggaan atau kesombongan sebaiknya disimpan dalam diri sebagai motivasi pribadi, tetapi bukan untuk merendahkan orang lain. Yang lebih utama adalah vinaya (kerendahan hati), karena dari sanalah kesuksesan sejati lahir.
Berikut adalah sloka yang relevan dengan konsep "Simpanlah sombongmu baik-baik", terinspirasi dari ajaran Hindu yang menekankan kerendahan hati, kebijaksanaan, dan pengendalian diri:
Sloka Sanskerta:
न हि सत्यं विना धर्मो, न च धर्मो विना सुखम्।
न च विनयं विना ज्ञानं, न च ज्ञानं विना जयः॥
यः स्वं गर्वं सदा रक्षेत्, न तं निन्दन्ति साधवः।
गर्वो हि विनयं हन्ति, विनयं हित्वा न सिद्धयति॥
अहंकारो विनश्येत, यदि भावं परं वदेत्।
संतोषेणैव जीवन्ति, न हि गर्वेण पण्डिताः॥
Transliterasi :
Na hi satyaṁ vinā dharmo, na ca dharmo vinā sukham।
Na ca vinayaṁ vinā jñānaṁ, na ca jñānaṁ vinā jayaḥ॥
Yaḥ svaṁ garvaṁ sadā rakṣet, na taṁ nindanti sādhavaḥ।
Garvo hi vinayaṁ hanti, vinayaṁ hitvā na siddhyati॥
Ahaṁkāro vinaśyeta, yadi bhāvaṁ paraṁ vadet।
Santoṣeṇaiva jīvanti, na hi garveṇa paṇḍitāḥ॥
Terjemahan & Makna:
"Tanpa kebenaran, tidak ada dharma; tanpa dharma, tidak ada kebahagiaan.
Tanpa kerendahan hati, tidak ada kebijaksanaan; tanpa kebijaksanaan, tidak ada kemenangan sejati.
Orang yang menyimpan kesombongannya dengan baik, tidak akan dicela oleh orang bijak.
Sebab kesombongan menghancurkan kerendahan hati, dan tanpa kerendahan hati, tidak ada keberhasilan sejati.
Keangkuhan akan lenyap jika seseorang memahami hakikat yang lebih tinggi.
Orang bijak hidup dalam kepuasan batin, bukan dalam kesombongan."
Makna dalam Kehidupan Sehari-hari:
1. Kesombongan yang dipamerkan akan merusak kebijaksanaan.
Orang yang bijaksana tidak menunjukkan kesombongannya, melainkan menyimpannya sebagai keyakinan diri.
2. Kerendahan hati adalah kunci keberhasilan sejati.
Kesuksesan sejati tidak datang dari pamer atau ego, tetapi dari sikap rendah hati dan usaha yang tulus.
3. Orang yang menyimpan kesombongannya dengan baik akan dihormati.
Seseorang yang percaya diri tetapi tetap rendah hati akan lebih dihargai daripada yang terus membanggakan diri.
4. Kepuasan batin lebih penting daripada pengakuan luar.
Orang bijak tidak mencari pengakuan dengan kesombongan, melainkan dengan pencapaian nyata dan ketenangan hati.
Sloka ini mengajarkan bahwa kesombongan harus dikendalikan dan disimpan baik-baik, bukan dipamerkan. Dengan begitu, seseorang bisa tetap berkembang, dihormati, dan mencapai kebahagiaan sejati.
"Simpanlah sombongmu baik-baik" adalah sebuah konsep yang mengajarkan kita untuk tidak menampilkan kesombongan secara terbuka, tetapi menyimpannya dalam diri sebagai bentuk keyakinan, motivasi, dan harga diri.
Makna Konsep Ini
-
Kesombongan sebagai Keyakinan Diri
- Kadang kita perlu "sombong" dalam arti memiliki keyakinan kuat terhadap kemampuan sendiri. Namun, ini bukan untuk merendahkan orang lain, melainkan sebagai dorongan agar terus berkembang.
-
Menghindari Arogansi
- Menyimpan kesombongan berarti tidak menampilkan keangkuhan di hadapan orang lain. Sebaliknya, kita tetap rendah hati dan membiarkan pencapaian berbicara sendiri.
-
Motivasi untuk Terus Maju
- Seseorang yang memiliki kebanggaan atas dirinya, tetapi tidak menunjukkannya dengan berlebihan, akan lebih fokus pada tindakan nyata daripada sekadar pamer.
-
Menjaga Hubungan Sosial
- Kesombongan yang diperlihatkan sering kali menimbulkan ketidaksukaan dari orang lain. Dengan menyimpannya baik-baik, kita tetap bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang di sekitar.
Kesimpulan
Konsep ini mengajarkan keseimbangan antara kepercayaan diri dan kerendahan hati. Kita boleh bangga atas diri sendiri, tetapi tidak perlu selalu menunjukkannya secara berlebihan. Dengan begitu, kita tetap dihormati tanpa harus merendahkan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar