Nilai Kesatuan dan Kohesi Sosial dalam Kearifan Lokal Sesenggakan Bali "Sekadi i Sampat Lidi": Perspektif Etis dan Filosofis Berdasarkan Sloka Weda
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Pendahuluan
Masyarakat Bali dikenal dengan nilai-nilai kolektivitas dan kebersamaan yang kuat. Hal ini terefleksi dalam banyak ungkapan tradisional (sesenggakan) yang kaya akan filosofi hidup. Salah satunya adalah:
> "Sekadi i sampat lidi, biar muncuk nyane sambrag, nanging bongkolne mebesikan, mesaet kanti raket."
Artinya: Seperti sapu lidi, meskipun ujung-ujungnya berantakan, tetapi pangkalnya menyatu, terikat erat menjadi satu kesatuan yang kuat.
Ungkapan ini mengandung ajaran luhur tentang pentingnya persatuan dalam perbedaan. Untuk memperkuat makna ini dalam konteks Hindu dan ajaran Weda, sloka berikut menggambarkan pentingnya bersatu dalam pikiran, ucapan, dan tujuan.
---
Sloka (Bahasa Sanskerta) – 5 Baris:
संगच्छध्वं सं वदध्वं सं वो मनांसि जानताम्।
समानी वा आकूति: समाना हृदयानि व:।
समाना स्तु वो मनो यथा व: सुसहासति।
एकं वद, एकं मन: सं वदध्वं समाजनाः।
सर्वे सन्तु निरामयाः॥
---
Transliterasi Latin:
Saṅgacchadhvaṁ saṁ vadadhvaṁ saṁ vo manāṁsi jānatām।
Samānī vā ākūtiḥ samānā hṛdayāni vaḥ।
Samānā stu vo mano yathā vaḥ susahāsati।
Ekaṁ vada, ekaṁ manaḥ, saṁ vadadhvaṁ samājanāḥ।
Sarve santu nirāmayāḥ॥
---
Makna dan Terjemahan:
Bersatulah kalian, berbicaralah dalam satu suara, satukan pikiran kalian.
Hendaknya tujuan dan hati kalian sama.
Biarlah pikiran kalian serupa, sehingga kalian hidup dalam sukacita.
Berbicaralah sebagai satu, berpikirlah sebagai satu, wahai manusia yang hidup bersama.
Semoga kalian semua terbebas dari penderitaan.
---
Pembahasan
Sesenggakan "Sekadi i sampat lidi" mencerminkan pemahaman lokal tentang harmoni dalam keragaman — unity in diversity. Dalam kacamata Hindu, konsep ini sejalan dengan ajaran Ṛta (tatanan kosmis) dan Dharma (kewajiban moral). Sloka di atas menekankan pentingnya keselarasan dalam pikiran dan perbuatan, yang menjadi fondasi kohesi sosial dalam komunitas.
Seperti lidi yang lemah saat sendiri namun kuat saat terikat bersama, manusia pun memerlukan ikatan batin, rasa saling percaya, dan tujuan bersama agar kehidupan bermasyarakat menjadi kokoh dan harmonis. Hal ini menjadi dasar dari konsep gotong royong, banjar, dan sekaa di Bali.
---
Kesimpulan
Nilai-nilai luhur dalam sesenggakan Bali seperti "Sekadi i sampat lidi" selaras dengan ajaran sloka dalam Weda. Keduanya menegaskan bahwa kesatuan dalam keberagaman adalah kunci dari kekuatan kolektif. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebersamaan bukan hanya alat sosial, tetapi juga bentuk pengabdian terhadap keharmonisan semesta (Ṛta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar