Kamis, 03 April 2025

Sesana Aguron-guron

Sanksi Pelanggaran Sesana Aguron-Guron dalam Konteks Hindu

Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Dalam tradisi Hindu, hubungan antara guru (Nabe) dan murid (Sisya) diikat oleh aturan etika yang disebut Sesana Aguron-Guron. Aturan ini menekankan pentingnya penghormatan dan kepatuhan murid terhadap guru. Melanggar aturan ini, terutama dengan tindakan seperti menduduki tempat duduk guru atau bahkan menginjak bayangan Nabe, dianggap sebagai pelanggaran berat yang memiliki konsekuensi spiritual dan moral.

Pandangan dari Wreti Sesana dan Siwa Sesana

Dalam Wreti Sesana dan Siwa Sesana, seorang sisya diwajibkan untuk selalu menghormati guru dengan sikap yang tulus dan rendah hati. Pelanggaran terhadap aturan ini dianggap sebagai bentuk ketidakberadaban yang dapat menghambat kemajuan spiritual seseorang.

Menduduki tempat duduk Nabe mencerminkan ketidakpatuhan dan kesombongan, yang dapat menghilangkan berkah ilmu yang diberikan.
Menginjak bayangan Nabe adalah simbol ketidakhormatan yang ekstrem, yang dalam ajaran Hindu dianggap sebagai tindakan yang membawa karma buruk dalam kehidupan ini dan kehidupan mendatang.


Pandangan dari Catur Weda
Dalam Catur Weda, terutama dalam Atharvaveda, terdapat ajaran bahwa penghormatan terhadap guru adalah kewajiban utama bagi seorang murid. Pelanggaran terhadap sesana guru akan mendatangkan konsekuensi negatif, baik dalam kehidupan sekarang maupun setelah kematian.
Seorang murid yang tidak menghormati gurunya akan kehilangan anugerah ilmu pengetahuan dan akan mengalami kesulitan dalam mencapai kebijaksanaan sejati.
Dalam beberapa teks Weda, disebutkan bahwa orang yang mengabaikan dharma kepada gurunya dapat mengalami penderitaan berkepanjangan di alam kelahiran kembali.


Pandangan dari Dharma Prawerti dan Konteks Agama Hindu
Dalam Dharma Prawerti, guru disebut sebagai perwakilan Tuhan di dunia, yang memberikan penerangan bagi muridnya. Oleh karena itu, menghina atau melanggar ajaran guru adalah tindakan yang setara dengan menentang dharma itu sendiri.

Dalam konteks Agama Hindu secara umum, tindakan tidak menghormati guru dapat menyebabkan: 1. Hilangnya berkah ilmu dan kebijaksanaan – Murid yang tidak menghormati guru akan sulit memahami ilmu dan akan mengalami kesulitan dalam kehidupan, 2. Akumulasi karma buruk – Setiap tindakan tidak hormat kepada guru menambah beban karma negatif yang dapat berdampak pada kehidupan mendatang, dan 3. Kesulitan spiritual – Mereka yang mengabaikan ajaran guru dan bersikap tidak hormat akan terhambat dalam pencapaian spiritual mereka.



Sloka Bhisamanya (9 Baris) dalam Bahasa Sansekerta

Sloka (Sansekerta): गुरोः स्थानं न संसीदेत्, नाभिच्छेच्छ्रेयसः पदम्गु I रुच्छायां न लङ्घेत, धर्मो हि परमो महान्॥ नाबुद्ध्या विप्रलोभेन, गुरोः मार्गं परित्यजेत्। धर्मस्य मूलं स आद्यः, विद्यानां दीपको महान्॥ यस्य कृपया ज्ञानं, मोक्षमार्गे प्रकाशते। सदा पूज्यः स नः शास्त्री, तस्मै श्रीगुरवे नमः॥

Transliterasi:
Guroḥ sthānaṁ na saṁsīdet, nābhicchecchreyasaḥ padam I Guruccāyāṁ na laṅgheta, dharmo hi paramo mahān॥ Nābuddhyā vipralobhena, guroḥ mārgaṁ parityajet।Dharmasya mūlaṁ sa ādyaḥ, vidyānāṁ dīpako mahān॥ Yasya kṛpayā jñānaṁ, mokṣamārge prakāśate। Sadā pūjyaḥ sa naḥ śāstrī, tasmai śrīgurave namaḥ॥

Makna Sloka:
Jangan menduduki tempat guru, jangan menginginkan kedudukan yang lebih tinggi. Jangan menginjak bayangan guru, sebab dharma adalah yang tertinggi. Jangan tergoda oleh akal licik untuk meninggalkan jalan guru. Guru adalah akar dharma dan penerang bagi segala ilmu. Dengan kasih sayangnya, kebijaksanaan dan jalan menuju moksa bersinar. Selalu hormatilah beliau yang merupakan guru sejati, aku bersujud kepadanya.

Kesimpulan

Dalam ajaran Hindu, sesana aguron-guron adalah aturan moral dan spiritual yang wajib ditaati. Pelanggaran terhadap aturan ini, terutama dengan tindakan seperti menduduki tempat duduk guru atau menginjak bayangan guru, akan membawa konsekuensi negatif dalam kehidupan ini maupun kehidupan mendatang. Oleh karena itu, menghormati guru dengan tulus adalah kunci menuju keberhasilan dalam ilmu, kehidupan, dan spiritualitas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar