Rabu, 09 April 2025

Puja Mantra dalam Upacara Mapinton Anak Alit

Puja Mantra dalam Upacara Mapinton Anak Alit: Kajian Teks Sloka dan Nilai Filosofis dalam Tradisi Hindu Bali

Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Abstrak

Upacara Mapinton merupakan salah satu ritual sakral dalam tradisi Hindu Bali yang menandai diperkenalkannya bayi kepada dunia luar serta permohonan restu dan perlindungan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Artikel ini bertujuan mengkaji puja mantra dalam upacara Mapinton dari aspek linguistik, filosofis, dan spiritual melalui telaah sloka berbahasa Sanskerta yang digunakan dalam prosesinya. Ditampilkan pula aksara Dewanagari, transliterasi, dan makna mendalam dari setiap bait sloka.

Kata Kunci: Mapinton, bayi, mantra, sloka, Hindu Bali, Dewanagari, spiritualitas


Pendahuluan

Upacara Mapinton atau nyapa anak alit adalah bagian dari Upacara Manusa Yadnya yang dilaksanakan setelah bayi berusia 105 hari (3 bulan dalam kalender Bali). Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk menyucikan sang anak, menyampaikan doa kepada Dewa-Dewi agar bayi mendapat keselamatan, umur panjang, kesehatan, serta dibimbing menjadi pribadi yang suputra.

Sloka Puja Mantra Mapinton

Aksara Dewanagari (संस्कृतम्):
1. ॐ बालकस्य शुभं ज्योतिर्म्, तेजसा स्नातकं कुरु
2. रक्षस्वैनं सर्वतः, पायं च दैवतैः सह
3. अश्मन् त्वं बालकः स्यान्न, दृढः त्वं भूय भूयः च
4. आयुष्मान् भव सुपुत्रः, धर्मे स्थितः सदा भव
5. मातृपित्रोः सदा भक्तः, देवपूजां समाचरेत्
6. त्वया जातोsयं कलेशो न, आनन्दो जायते सदा
7. त्वं चन्द्रमाः इव श्रेयान्, सौम्यः सन्ततिम् आव:
8. बालकाय नमोsस्तु ते, त्वं भविष्यसि धर्मिकः
9. जगतां शरणं बालः, भव तू धर्मरक्षितः


Mantra:
Om bālakasya śubhaṁ jyotirm, tejasā snātakaṁ kuru; Rakṣasvainaṁ sarvataḥ, pāyaṁ ca daivataiḥ saha; Aśman tvaṁ bālakaḥ syānna, dṛḍhaḥ tvaṁ bhūya bhūyaḥ ca; Āyuṣmān bhava suputraḥ, dharme sthitaḥ sadā bhava

Mātṛpitroḥ sadā bhaktaḥ, devapūjāṁ samācaret; Tvayā jāto'yaṁ kaleśo na, ānando jāyate sadā; Tvaṁ candramāḥ iva śreyān, saumyaḥ santatim āvaha; Bālakāya namo'stu te, tvaṁ bhaviṣyasi dharmikaḥ

Jagatāṁ śaraṇaṁ bālaḥ, bhava tū dharmarakṣitaḥ


Makna:
“Om, cahaya suci memancar dari sang bayi, sinar suci menjadikannya pribadi bersinar.”; “Lindungilah ia dari segala arah, bersama para dewa peliharalah ia.”; “Jadilah kuat laksana batu, wahai anak kecil, teguhlah berkali-kali.”; “Jadilah anak yang panjang umur dan berbudi luhur, selalu teguh dalam Dharma.”; “Baktilah kepada ibu dan ayah, serta lakukan pemujaan kepada para dewa.”; “Engkau bukan sumber duka, tapi pembawa kebahagiaan dalam keluarga.”; “Bersinarlah seperti rembulan yang indah, lembut dan pembawa keturunan suci.”; “Salam hormatku padamu, wahai anak suci, engkau akan tumbuh menjadi insan ber-Dharma.”; “Jadilah pelindung dunia kelak, wahai anak, yang dijaga oleh kekuatan Dharma.”


Pembahasan

Sloka-sloka di atas merefleksikan doa dan harapan mendalam dari orang tua dan masyarakat untuk tumbuh kembang anak yang lahir. Penekanan pada nilai Dharma, bhakti, kekuatan spiritual, dan harapan menjadi pelindung semesta mencerminkan inti ajaran Hindu. Puja mantra ini biasa dilantunkan saat anak di-mapinton keluar rumah pertama kali, sebagai simbol perkenalan anak dengan dunia serta pengesahan sosial dan spiritualnya.
Upacara Mapinton menyatukan makna kosmologis dan sosiologis. Anak tidak hanya diperkenalkan kepada dunia fisik, tetapi juga dimasukkan dalam lingkup suci dan dilindungi kekuatan niskala (metafisik).


Kesimpulan

Puja mantra dalam upacara Mapinton tidak sekadar bentuk ritual, tetapi menyimpan ajaran luhur tentang bakti, keteguhan, ketulusan, dan harapan mulia. Anak bukan hanya titipan suci, tetapi calon penjaga Dharma dan penopang kehidupan dunia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Hindu Bali untuk melestarikan sloka-sloka seperti ini dalam ritual kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar