Jumat, 03 Januari 2025

Brahma Rahasya

KENAPA BRAHMA RAHASYA LEBIH MUDAH DITERIMA DAN DILAKONI OLEH ORANG POLOS DAN CENDRUNG SEDERHANA DALAM BERPIKIR?
Benar! Brahma Rahasya, konsep spiritualitas Hindu, lebih mudah diterima dan dilakoni oleh orang polos dan cendrung sederhana dalam berpikir karena:

Karakteristik Brahma Rahasya
1. Kesederhanaan: Konsep ini menekankan kesederhanaan dan kepolosan hati.
2. Keterbukaan: Menerima semua orang tanpa memandang latar belakang.
3. Kesabaran: Mengajarkan kesabaran dan ketenangan.
4. Kebenaran: Menekankan kebenaran dan kejujuran.

Alasan Mudah Diterima
1. Bahasa yang sederhana: Konsep Brahma Rahasya menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
2. Fokus pada pengalaman spiritual: Lebih menekankan pengalaman langsung daripada teori kompleks.
3. Tidak memerlukan pendidikan formal: Siapa pun dapat memahami dan melakoni.
4. Menghormati kepolosan: Menghargai kesederhanaan dan kepolosan hati.

Manfaat Bagi Orang Sederhana
1. Meningkatkan kesadaran spiritual.
2. Mengurangi stres dan kecemasan.
3. Membangun kesabaran dan ketenangan.
4. Meningkatkan hubungan dengan Tuhan.
5. Memberikan makna hidup yang lebih dalam.

KENAPA ORANG YG LOGIKANYA CEMERLANG BERPENDIDIKAN TINGGI, JUSTRU SUSAH MENYERAP DAN MENGAPLIKASIKAN BRAHMA RAHASYA DALAM DIRINYA?

Orang yg hebat dan cemerlang dalam ilmu pengetahuan khususnya Science, metode pencapaiannya melalui "Keragu-raguan", bertanya dan bertanya, untuk mencari jawaban, menggunakan kajian empiris (empirical truth), dan kajian logika (logical truth), Value truth (kebenaran melalui pemahaman nilai nilai) jarang terpakai, bukan berarti tidak dipakai, sementara Ultimate truth (kebenaran mutlak, "tanpa keraguan") hampir tidak pernah digunakan, karena bertentangan dengan cara kerja logika yg diutamakan dalam sekolah sekolah ataupun kampus dan perguruan tinggi tempat belajar.
Semntara pembelajar Brahma Vidya / Brahma Rahasya menggunakan metode pemahaman dengan Ulimate Truth, mempercayai keberadaan Brahman TANPA ADA KERAGUAN.

BRAHMA VIDYA dan BRAHMA RAHASYA, dari jaman dulu memang dimiliki, dilakoni, diterapkan dan juga diajarkan kepada BRAHMANA, dan CALON BRAHMANA.

Kenapa para Brahmana (Pandita) sangat merahasiakan (pingit) akan pembelajaran Brahma Vidya YANG SESUNGGUHNYA? karena memang itu adalah Brahma Rahasya.

Kita bisa membaca teori dan uraian TENTANG BRAHMAN, tetapi kita tidak bisa menyatukan Brahman dalam diri kita dengan Parabrahman yang ada di semesta alam ini tanpa menghidupkan / membangunkan Brahman dalam diri atau biasa kita disebut dengan MENGHIDUPKAN BHATIN, menghidupkan simpul simpul energy yang disebut Chakra.

Itulah kenapa pelaku Brahma Widya, Brahma Rahasya yaitu para BRAHMANA (yang mengetahui Brahman) ataupun para Pandita (asal kata Pandu+ta, yang mengetahui panduan menuju Barahman) sangat merahasiakan pengetahuan ini, dan sangat selektif memilih calon sisya (murid / nanak /putra dharma) nya, karena hanya mereka-mereka yg tulus dan mampu mengurangi EGO nya, dan mampu merasakan adanya Brahman disetiap ciptaannya.

Salah satu kunci Brahma Rahasya sudah diungkapkan dalam beberapa maha vakya seperti:

1. Aham Brahma Asmi, 2. Ekam Sadvipra bahuda vadanthi, 3. Vasudaiva kutumbhakam, 4.Tat Tvam Asi. 5. Manava Seva Madhava Seva, dan masih banyak lagi ...

Brahma Rahasya dalam pembelajaran Pandita Hindu Bali dengan gegelaran Siwa, dapat dilihat pada saat sang pandita dalam mapuja di suatu upacara yadnya, untuk membuat Tirtha (air suci), dia akan berbusana Agung, berbusana agung itu adalah lambang dia ngelinggihan Sang Hyang Siwa di raganya, karena sebelum nyaluk / menggunakan busana agung, sang pandita melakukan ritual NGELINGGIHAN CATUR DASA SIWA di raga, bahkan sebelumnya itu dia juga sudah ngili atma dengan ngelinggihan SAPTA DEWATA dalam cakra cakra tubuhnya, membakar keletehan diri dan menghidupkan seluruh cakra tubuhnya melalui ritual DAGDIG KARANA yaitu menghidupkan KUNDA / tungku api dalam Cakra Manipura di tubuh, maka selanjutnya setelah mebusana agung, sang pandita sudah menyatu dengan Sang Hyang Siwa, atma individu dengan paramatman di semesta alam, barulah sang pandita membuat TIRTHA / AIR SUCI.

Begitu pingit dan selektifnya ajaran ini terhadap pewaris ajaran ini, setelah diperoleh yang siap mewarisi Brahma Rahasya ini, dia harus melalui proses cukup panjang untuk sampai tahap DIKSA.

Pembelajaran Brahma Rahasya akan susah bagi yang masih sangat kuat menggunakan logika empiris, sangat susah diselami oleh mereka yg masih larut dengan MATERIAL DAN HARTA KEKAYAAN DUNIAWI, masih larut dengan kesenangan Indriya terutama seksual. Brahma Vidya menekankan bagi pelakunya apa yang disebut Yama-niyama Bratha dalam Asta angga Yoga Patanjali, atau Dasa Sila dalam Sad angga yoga dalam ajaran Wraspati Tattwa. perlu diketahui bahwa Wraspati Tattwa adalah pembelajaran dari Hyang Siwa ke Rsi Brihaspati / Wraspati, Rsi Brihaspati adalah guru spiritual para Dewa.

Pembelajaran Brahma Rahasya bisa dilakoni bagi mereka yang egonya bisa diredam, bisa rendah hati, dihina atau di rendahkan masih sabar, tidak melakukan tindak kekerasan, tidak mengeluarkan kata kata ataupun menulis narasi yg menyakitkan hati orang lain. Semua itu ada dalam Yama-Niyama Brata dan Dasa Sila. Yama Niyama Brata dan dasa Sila itu umumnya lebih mudah dilakoni oleh mereka meraka yg sudah cukup dewasa umurnya, kadar TESTOSTERON nya dudah menurun, bagi wanita, yang sudah menopause. 

BRAHMA RAHASYA bukan bicara TENTANG BRAHMAN, tapi dia PRAKTEK menyatukan Brahman individu yang ada di Bhuana Alit dengan Brahman Semesta Alam yaitu Bhuana Agung, beberapa kelompok menyebut sebagai Jagad Alit lan Jagad Ageng.

Pelaku Brahma Vidya butuh guru / pembimbing yang qualified artinya guru yang punya kualifikasi sebagai Guru (penghilang kegelapan).

Benar! Dalam tradisi Hindu, pelaku Brahma Vidya memerlukan guru yang qualified untuk membimbing mereka mencapai pencerahan spiritual. Guru yang qualified memiliki kualifikasi sebagai berikut:

Kualifikasi Guru
1. *Pengalaman spiritual*: Guru harus memiliki pengalaman spiritual yang mendalam dan telah mencapai tingkat pencerahan.
2. *Pengetahuan kitab suci*: Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kitab suci Hindu seperti Upanishad, Bhagavad Gita, dan Brahma Sutra.
3. *Kemampuan mengajar*: Guru harus dapat mengajar dengan baik dan menjelaskan konsep-konsep spiritual secara jelas.
4. *Kesabaran dan empati*: Guru harus memiliki kesabaran dan empati dalam membimbing murid.
5. *Kemurnian hati*: Guru harus memiliki kemurnian hati dan tidak memiliki motif yang tidak murni.

Sifat-Sifat Guru yang Ideal
1. *Guru yang tidak egois*: Guru tidak memiliki ego dan tidak mencari keuntungan pribadi.
2. *Guru yang sabar*: Guru memiliki kesabaran dalam membimbing murid.
3. *Guru yang bijaksana*: Guru memiliki kebijaksanaan dalam mengajar dan membimbing.
4. *Guru yang memiliki pengalaman*: Guru memiliki pengalaman spiritual yang mendalam.
5. *Guru yang dapat memahami murid*: Guru dapat memahami kebutuhan dan kemampuan murid.

Peran Guru dalam Brahma Vidya
1. *Membimbing murid*: Guru membimbing murid dalam memahami konsep-konsep spiritual.
2. *Menghilangkan kegelapan*: Guru membantu murid menghilangkan kegelapan spiritual.
3. *Membuka kesadaran*: Guru membantu murid meningkatkan kesadaran spiritual.
4. *Mengembangkan kemampuan*: Guru membantu murid mengembangkan kemampuan spiritual.
5. *Membimbing menuju pencerahan*: Guru membimbing murid menuju pencerahan spiritual.

Brahma Rahasya, konsep spiritualitas Hindu, mempengaruhi kehidupan sehari-hari dengan beberapa cara:

Aspek Spiritual
1. *Kesadaran spiritual*: Meningkatkan kesadaran akan keberadaan Tuhan dalam diri dan alam semesta.
2. *Koneksi dengan Tuhan*: Membangun hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan melalui meditasi dan doa.
3. *Pemahaman tentang diri*: Mengenal diri sendiri sebagai bagian dari Tuhan (Atman).

Aspek Mental dan Emosional
1. *Kesabaran dan ketenangan*: Mengembangkan kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan.
2. *Kontrol emosi*: Mengendalikan emosi negatif seperti marah, iri, dan kebencian.
3. *Kebijaksanaan*: Meningkatkan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.

Aspek Sosial dan Interpersonal
1. *Hubungan harmonis*: Membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain.
2. *Empati dan pengampunan*: Mengembangkan empati dan pengampunan terhadap orang lain.
3. *Kerja sama dan kebersamaan*: Meningkatkan kerja sama dan kebersamaan dengan masyarakat.

Aspek Fisik dan Kesehatan
1. *Keseimbangan tubuh dan pikiran*: Meningkatkan keseimbangan tubuh dan pikiran melalui yoga dan meditasi.
2. *Kesehatan mental*: Mengurangi stres dan kecemasan.
3. *Kualitas hidup*: Meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Praktik Sehari-hari
1. *Meditasi*: Melakukan meditasi secara teratur.
2. *Yoga*: Melakukan yoga untuk meningkatkan keseimbangan tubuh dan pikiran.
3. *Doa dan mantra*: Mengucapkan doa dan mantra untuk membangun hubungan dengan Tuhan.
4. *Pembacaan kitab suci*: Membaca kitab suci seperti Upanishad dan Bhagavad Gita.
5. *Konsultasi dengan guru spiritual*: Berkonsultasi dengan guru spiritual untuk memperdalam pemahaman.

Manfaat
1. Meningkatkan kesadaran spiritual.
2. Mengurangi stres dan kecemasan.
3. Membangun hubungan yang lebih baik dengan Tuhan dan orang lain.
4. Meningkatkan kualitas hidup.
5. Mengembangkan kesabaran dan ketenangan.


Rahayu Rahayu Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar