Tabuh rah adalah penaburan darah sebagai ritual pelaksanaan bhuta yajña. Darah merupakan cairan yang digunakan sebagai alat penyeimbang bhuana agung dan bhuana alit. Selain itu, kegiatan ini dilakukan sebagai rasa syukur dan mempererat tali persaudaraan antar masyarakat. Sejalan dengan pelaksanaan piodalan, masyarakat mengisi kekosongan tersebut dengan melakukan tajen di pura jaba sisi. Masyarakat beranggapan bahwa setiap ayam adalah tajen karena terdapat tetesan darah. Sehingga dengan label tabuh rah masyarakat aman melaksanakan tajen.
Konsep kepercayaan akan adanya makhluk gaib menimbulkan kepercayaan tentang Ketuhanan, dalam agama Hindu konsep ini disebut teologi Hindu yang tertuang dalam upacara tabuh rah. Dewa Pasupati adalah Dewa Siwa atau istilah hibridanya adalah Ratu Gede Bebotoh atau Sang Hyang Langka Angon sebagai Bhatara Guru menggunakan tabuh rah sebagai media untuk mengajak manusia menjalani permainan adu ayam bukan untuk menjadikannya sebagai babotoh, melainkan sebagai pribadi yang berpihak pada otoritas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar