Kamis, 28 Maret 2024

Metatah

Mepandes, Metatah dan Mesangih
Sebuah Tradisi Potong Gigi Masyarakat Hindu Bali

 
 
 
Mesangih merupakan salah satu tradisi potong gigi masyarakat Hindu Bali yang sangat sakral karena tradisi ini merupakan upacara yang menandakan bahwa seorang remaja telah dewasa dan dapat mengendalikan hawa nafsunya. Tradisi ini dilakukan dengan empat gigi seri dan dua gigi taring kanan dan kiri rahang atas, dilakukan pemahatan sebanyak tiga kali, pengasahan, dan perataan.

Mesangih memiliki beragam makna dan arti. Pertama, sebagai symbol adanya peningkatan status dari anak berubah dewasa. Hal ini berarti anak telah memiliki nilai-nilai budi pekerti yang diperlukan di masa remaja sebagai sarana pembentukan kepribadian. Kedua, memenuhi kewajiban orangtua karena telah mendapatkan kesempatan utnuk beryadnya (menumbuhkembangkan kepribadian anak) sehingga menjadi anak yang berbakti dan menurut. Ketiga, seseorang yang telah diupacarai menjadi suci akan lebih mudah menghubungkan dirinya dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sehingga saat terlah dewasa, Atma (roh suci) akan bertemu dengan leluhurkan di alam leluhur (Pitraloka). Arti dan tujuan tradisi potong gigi merupakan hal yang sangat mulia dan bermanfaat bagi umat Hindu. Agar pelaksanaannya dapat sesuai dengan kebutuhan zaman, perlu ditingkatkannya suatu pemahaman terkait kaidah kesehatan bagi sanggih sebagai tokoh agama yang melakukan pemotongan gigi dan bersentuhan langsung dengan peserta potong gigi.

Pada dunia kedokteran gigi, tindakan medis serupa dengan tradisi mesangih disebut dengan occlusal adjustment dengan teknik selective grinding. Prosedur ini dilakukan untuk mengurangi atau mengilangkan kontak gigi yang mengganggu dan menimbulkan ketidakharmonisan pada saat terjadi oklusi sentris. Proses ini dialkukan untuk memperbaiki bentuk agar dapat berfungsi dengan baik. Setelah dilakukan proses ini, dilakukan polishing untuk mengindari retensi plak dan menghaluskan anatomi permukaan gigi. Penelitian yang dilakukan oleh Widayanti pada tahun 2010 menunjukan bahwa terdapat 85% responden yang memiliki keluhan setelah melakukan tradisi potong gigi di mana seluruh responden mengeluhkan lebih dari satu keluhan.

Secara anatomis, gigi memiliki struktur yang terdiri atas enamel, dentin, pulpa, dan sementum. Enamel merupakan salah satu jaringan terkuat dalam tubuh manusia. Sayangnya, tradisi potong gigi berpeluang untuk memberikan dampak kerusakan pada enamel gigi. Enamel memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Apabila sanggih mengasah menggunakan kikir mengenai lapisan yang dalam, peserta pasti akan merasakan ngilu yang hebat. Oleh karena itu, proses mesangih harus juga memperhatikan ketebalan enamel. Dianjurkan untuk mengasah gigi tidak lebih dr 2 mm. Memotong atau mengikir gigi dapat mempercepat pengikisan lapisan enamel sehingga dentin terbuka dan menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif.

Pada saat proses pengikiran, terjadi pergesekan gigi dengan benda keras (kikir) yang juga menyebabkan getaran. Apabila gigi tidak disokong oleh jaringan penyangga atau gusi yang sehat dan kuat, maka gigi dapat berotasi bahkan menjadi goyang. Oleh karena itu, sanggih dapat melakukan gerakan yang tidak terlalu menekan dan menggerakan kikir dengan satu arah agar terhindar dari gerakan yang merusak gusi.

Tradisi mesangih dilakukan dengan mengikir empat gigi seri dan dua gigi taring kanan dan kiri rahang atas. Apabila gigi seri dikikir terlalu banyak, fungsinya untuk memorong makanan bisa berkurang dan menjadi tidak tajam lagi sedangkan apabila gigi taring dikikir terlalu banyak, fungsinya untuk mengiris makanan juga dapat berkurang.

Penting untuk menjaga kondisi jaringan gigi tetap sehat sebelum dilakukan acara potong gigi. Sebelum mesanggih disarankan untuk menggosok gigi secara rutin menggosok gigi dengan waktu dan teknik yang benar dan membersihkan karang gigi. Setelah mesangih juga tidak dianjurkan untuk minum dan makan yang terlalu panas atau dingin karena setelah pengikiran, dentin akan terbuka dan gigi menjadi sensitif. Hal ini menyebabkan rasa ngilu atau nyeri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar