Jumat, 29 Maret 2024

Yoga Mudra Siwa


Meditasi Yoga Mudra Siwa Solusi Praktis Menuju Kedamaian


Meditasi dan yoga banyak berkembang saat ini. Di samping untuk kesehatan jasmani, meditasi dan yoga sangat baik untuk memelihara rohani. Tentu tata caranya harus benar.

Salah satu yang tengah berkembang kini adalah Meditasi Yoga Mudra Siwa. Meditasi Yoga Mudra Siwa pada awalnya dikembangkan Ida Maha Rsi Bali Nila Kantha Satya Natha Daksa Manuaba bersama Bhakta Siwa Sejati dengan nama Meditasi Yoga Siwa. Pada 23 Juni lalu, anak biologis mendiang Ida Sinuhun Siwa Putra Parama Daksa Manuaba, I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd, yang juga seorang pemangku ini, melengkapi nama Meditasi Yoga Siwa menjadi Meditasi Yoga Mudra Siwa.


Pada hari itu juga, Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba dari Griya Agung Bangkasa, Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Abiansemal, Badung, memberikan anugerah supaya Meditasi Yoga Mudra Siwa tersebut disebarkan bagi umat Hindu dimana pun berada. "Bagi sulinggih kapurusan harus mampu mengombinasikan dengan Argha Patra, yaitu mudra yang telah digunakan sulinggih,” ungkap pria yang lekat dengan nama Jro Mangku Sugata, pekan kemarin.

Dikatakannya, secara umum, orang memandang Dewa Siwa dari gambar atau rupa cipta manusia. Dari gambaran yang ada, kata Jro Mangku Sugata, mungkin banyak orang beranggapan sekiranya begitulah aslinya sosok pribadi Dewa Siwa yang sebenarnya. “Karena menganggap rupa Dewa Siwa demikian, maka ada kemungkinan dalam doa umat ada yang berhayal agar kehadiran Dewa siwa dalam wujud yang digambarkan,” ujarnya.



Kalaupun seandainya Beliau datang dalam doa, lanjutnya, gambarannya bisa muncul mungkin dalam sekejap saja. Bisa juga hadir dalam bayangan saat pikiran lagi tak banyak pikir atau blank.
Selebihnya secara nyata, mungkin hampir sebagian besar orang tidak pernah menemukan sosok Dewa Siwa. Tetapi dibalik wujud Dewa Siwa dengan berbagai atributnya tersebut, setelah diamati, semuanya itu merupakan gambaran atau simbolisasi.

Namun lebih dari sekadar gambar, setiap atribut di gambar Dewa Siwa, semuanya memiliki nilai filsafat. “Pada nilai filsafat dari atributnya tersebut terkandung ajaran Meditasi Yoga Mudra Siwa sebagai petunjuk ajaran kerohanian yang murni,” ucapnya.

Ajaran kerohanian yang murni tersebut, kata guru SMPN 4 Abiansemal ini, langsung mengarahkan pikiran manusia agar berpulang pada roh yang ada di hatinya. Membawa pikiran menuju roh di hati itu, lanjutnya, merupakan sebuah usaha untuk memurnikan pikiran dan akal budi. "Pikiran yang tercemar oleh dorongan hawa nafsu akan murni kembali bila dibawa pada roh di hati saja," urainya.
Perkara membawa pikiran menuju roh di hati, menurutnya bukan perkara enteng. Pikiran manusia yang bersekutu dengan panca indranya membuat pikiran susah berpulang menuju roh. Hawa nafsu cenderung mendorong pikiran mengikuti panca indra agar arahnya kebduniawi melulu. “Lewat ajaran kerohanian murni, arah pikiran dibawa balik pulang menuju roh di hatinya,” jelasnya.

Ada 18 gerakan tarian atau tangan Siwa dalam meditasi Yoga Mudra Siwa. Jumlah tersebut menunjukkan sebuah Meditasi Yoga Mudra Siwa sebagai jalan kerohanian yang murni. Ajaran Siwa yang murni ini pula sebagai ajaran Siwa yang ilmiah, modern dan bersifat universal. Dewa Siwa selalu dilukiskan duduk bersila. Sikap duduk bersila dalam praktek kerohanian secara umum merupakan sikap utama dalam bermeditasi. Dalam hal ini, sikap duduk bermeditasi merupakan cara utama menekuni ajaran kerohanian.

Sikap duduk yang tenang, tubuh tegak lurus setegak-tegaknya, merupakan syarat utama dalam menekuni dan menemukan alam rohani. Setelah sikap duduk yang tegak tak bergoyang, mata perlahan-lahan dipejamkan. Setelah terpejam, kemudian pikiran dikontrol dan ikut dibuat tenang, setenang mungkin. Tubuh yang tenang dan tegak sangat menentukan tenangnya pikiran. “Karena itu, dalam meditasi, posisi tubuh harus tegak dan tenang terlebih dulu, maka perlahan-lahan pikiran ikut tenang,” katanya.

Bagaikan menenangkan air dalam sebuah wadah, maka wadahnya perlu dibuat tenang, sehingga air dalam wadah ikut jadi tenang. Setelah tenang barulah cahaya kebajikan memancar. Cahaya kebajikan itu datang dari cahaya roh atau Atma di hati. Cahaya Atma atau roh memancar pada pikiran yang tenang. Pada pikiran yang penuh ambisi, cahaya roh tak memancar.

Dikatakannya, cahaya roh bagaikan api lilin tertiup angin pada orang yang pikirannya goncang. Tidak ada cahaya kebajikan memancar pada pribadi yang pikirannya bergejolak. “Melalui duduk meditasi menenangkan pikiran, membuat cahaya kebajikan memancar perlahan-lahan,” jelas Jro Mangku Sugata.

Selanjutnya, hakikat praktik kerohanian atau spiritual, intinya membuat pikiran terpusat di sela alis. Setelah terpusat di sela alis, pikiran lalu didiamkan atau diheningkan. Proses mendiamkan pikiran dan mengheningkan pikiran inilah ajaran meditasi.
Karena itu, saat berjapa mantra, latihan meditasi harus diupayakan dengan sengaja memusatkan pikiran atau konsentrasi di sela alis.
“Dipusatkan di sela alis, lalu dibuat hening, tidak berpikir, tidak menghayal, pokoknya diam, diam, dan diam. Jika hanya melulu berjapa sebanyak mungkin dan pikiran sekali-kali tidak dipusatkan di sela alis untuk hening, maka cahaya roh tentu agak lambat memancar,” ucapnya.

Kemudian japa mantra merupakan alat bantu dalam meditasi dalam upaya untuk membuat pikiran hening atau diam. Karena itu, di saat pikiran tak stabil, penting kiranya japa mantra diperbanyak. “Ucapkan mantra Om Nama Siwa Ya saat duduk bermeditasi, akan membantu pikiran mudah dipusatkan lalu sampai hening atau diam,” jelasnya.

Meditasi Yoga Mudra Siwa, menurutnya, menjadi bantuan yang sangat diperlukan dalam hidup. “Saya menggunakannya kapan saja, dan di mana saja, untuk semuanya. Sebagai hasilnya, saya membawa kejelasan, cahaya, dan cahaya ke dalam hidup saya," urainya. Jro Mangku Sugata mengaku mengisi ulang baterai batinnya, memecahkan masalah, membuat keputusan, mendapatkan saran dan kenyamanan. Juga memperbaiki karakter, memobilisasi kekuatan kekebalan tubuh, mengembangkan visi untuk masa depan dan mencari hubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Siwa itu sendiri, dengan Meditasi Yoga Mudra Siwa.

"Seseorang dapat menggunakan meditasi Yoga Mudra Siwa untuk segala sesuatu, termasuk melarutkan apapun yang mengganggu dan membebani, serta mencapai kekayaan dalam dan luar. Bahkan secara alami juga untuk mencapai tujuan spiritual," urainya.

Praktisi-praktisi penyembuhan Hindu, lanjytnya, telah menemukan sejak lama bahwa terlalu banyak atau terlalu sedikit unsur bumi, air, udara, api, dan ether, menyebabkan tubuh menjadi tidak seimbang atau bahkan sakit parah. Sama seperti setiap elemen dapat memiliki pengaruh positif pada tubuh manusia, itu juga dapat menghancurkan tubuh yang bersangkutan.

Sebab, kata Sugata, masing-masing elemen secara alami saling memengaruhi. Setiap elemen memiliki kebutuhan khusus yang dapat dengan mudah dipenuhi dalam keadaan dinamis yang seimbang dan tenang. “Tetapi seberapa sering kita stres, istirahat dan olahraga terlalu sedikit, makan terlalu banyak, atau membiarkan diri kita diganggu oleh kekhawatiran? Semua ini membuat kita kehilangan keseimbangan. Ketika tubuh tidak lagi mampu mencapai keselarasan, kita tidak seimbang dan kita menjadi rentan terhadap penyakit,” pungkasnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar