PURA KAHYANGAN DHARMA SMRTI LINGGIH IDA BHATARA SINUHUN
Merupaka salah satu pura yang ada di Pundukdawa, Dawan - Klungkung.
Kata "Pura" sesungguhnya berasal dari akhiran bahasa Sanskerta (-pur, -puri, -pura, -puram, -pore), yang artinya adalah gerbang, misal, angkasapura berarti Gerbang angkasa. Dalam perkembangan pemakaiannya di Pulau Bali, istilah "Pura" menjadi khusus untuk tempat ibadah; sedangkan istilah "Puri" menjadi khusus untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan.
Kahyangan atau Hyang atau Pura merupakan salah satu bentuk “tempat suci” yang didirikan berdasarkan konsep teologi-filosofis tertentu untuk menjadi tempat sekaligus pusat orientasi pemujaan. Secara konsepsional tata ruang pura yang terdiri atas tiga mandala suci.
Akar kata dharma adalah "dhri", yang berarti "menopang, menahan, atau menanggung". Ini adalah hal yang mengatur jalannya perubahan dengan tidak berpartisipasi dalam perubahan, tetapi prinsip yang tetap konstan.[24] Monier-Williams, sumber yang banyak dikutip untuk definisi dan penjelasan kata-kata Sansekerta dan konsep Hinduisme, menawarkan[25] banyak definisi kata dharma, seperti yang ditetapkan atau tegas, ketetapan yang teguh, ketetapan, hukum, praktik, adat tugas, hak, keadilan, kebajikan, moralitas, etika, agama, pahala agama, perbuatan baik, alam, karakter, kualitas, properti. Namun, masing-masing definisi ini tidak lengkap, sementara kombinasi terjemahan ini tidak menyampaikan arti kata secara keseluruhan. Dalam bahasa umum, dharma berarti "cara hidup yang benar" dan "jalan kebenaran".
Smrti berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata smrta yang berarti ingatan lalu menjadi smrti yang berarti ingatan, kenangan, tradisi yang berwenang.
Makna kata Linggih merupakan tempat kediaman, stana, tempat diam.
Ida Bhatara Sinuhun merupakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar