SAD RASA
1. Manis | Simbol tercapainya kebahagiaan sesuai dengan cita-cita.
2. Pahit, sebagai simbol proses kedewasaan.
3. Asam | simbol ketabahan hati.
4. Asin seperti halnya penggunaan uyah sebagai penyedap masakan.
5. Pedas, ibaratnya bagaimana menghadapi hal-hal yang menjengkelkan?
6. Sepat, Apa yg kita lewati adalah bagian dari karma kita.
Penyatuan keenam unsur sad rasa ini dengan unsur Citta, Buddhi, Manah, Ahangkara, Dasendria, Panca Tan Matra dan unsur dari Panca Maha Bhuta itu sendiri akan membentuk dua benih kehidupan purusa pradana atau sukla dan swanita yang akhirnya penyatuan sukla dan swanita itu maka timbullah penciptaan mahluk hidup yang telah memiliki atman sebagai bagian terkecil dari brahman atau parama atman.
Dan dengan adanya penyatuan unsur - unsur tersebut dengan keberadaan atman yang menjiwai setiap mahluk hidup maka terciptalah manusia yang memiliki jiwa, pikiran, perasaan dan organ tubuh yang sempurna daripada mahluk lainya.
Sehingga manusia dengan jiwa dan pikiran yang suci dalam melakukan yadnya dengan tetandingan banten yang dibuat seperti penggunaan gegantusan sebagai lambang perpaduan dari isi daratan dan lautan.
Seperti dalam hal upacara metatah atau mepandes oleh khrisna putra dalam makalah acara agama II disebutkan bahwa dengan mencicipi keenam sad rasa tersebut dijelaskan beberapa pengengertiannya yaitu :
a. Rasa pahit dan asam sebagai simbol agar tabah menghadapi peristiwa kehidupan yang kadang-kadang tidak menyenangkan.
b. Rasa pedas sebagai simbol agar tidak menjadi marah bila mengalamai atau mendengar hal yang menjengkelkan,
c. Rasa sepat sebagai symbol agar taat ada peraturan atau norma-norma yang berlaku,
Rasa asin sebagai simbol kebijaksanaan, selalu meningkatkan kualitas pengetahuan karena pembelajaran diri,
d. Rasa manis sebagai symbol kehidupan yang bahagia lahir bathin sesuai cita-cita akan diperoleh bilamana mampu menhadapi pahit getirnya kehidupan, berpandangan luas, disiplin, serta enantiasa waspada dengan adanya sad ripu dalam diri manusia.
Seperti halnya dalam filosofi upacara pawintenan saraswati, mapedamel, diberikan “Sad Rasa”, yang bertujuan merepresentasikan enam rasa yang ada dalam dunia ini, yaitu manis, asam, asin, pahit, sepat, dan pedas.
Dan sebagai tambahan disebutkan bahwa :
Seorang Belawa wajib mengetahui rasanya olahan atau masakan yang didasari kecaping rasa (Sad Rasa) ini seperti halnya : Rasa Asin / Dharma wiku, Rasa Pedas / Bhima Kroda, Rasa Sepat / Jayeng Satru dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar