Senin, 15 Januari 2024

Psikologi Sosial

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Mata kuliah : Psikologi Sosial
Semester : V
Jurusan : Teologi
Fakultas : Brahma Widya
Jenjang : S 1
Tempat Ujian : Kampus Denpasar
Hari/ tanggal : Kamis, 18 Januari 2023
Waktu : 17.00 19.00 WITA
Nama Dosen : Anggy Paramitha Sari, S.Ag., M.Ag

Oleh :

Ni Nyoman Gandu Ningsih 
(Ida Sinuhun Siwa Putri Prama Daksa Manuaba)

Nim : 2112101045.


S o a l : 
1. Jelaskan pendapat saudara mengenai pengaruh lingkungan dan media massa terhadap perkembangan sosial seseorang !

Jawaban:
Penggunaan sarana media komunikasi saat ini telah berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, dimana kita diperhadapkan kepada banyak pilihan untuk dapat menyampaikan/mengakses informasi baik melalui media konvensional seperti media cetak maupun media elektronik dan yang paling berkembang adalah media sosial.

Pengguna sosial media bebas membuat pesan, mengedit, menambahkan, memodifikasi tulisan, gambar dan video, grafis dan sebagainya. Semua dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, praktis bukan?  Inilah yang menyebabkan media sosial berkembang begitu pesat.

Dampak Positif Media Sosial

Penggunaan media sosial memberikan dampak yang sangat positif terutama dalam melakukan interaksi baik secara sosial, politik maupun ekonomi. Penggunaan media sosial memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, baik teman, keluarga yang tidak memungkinkan dilakukan melalui face to face karena faktor jarak.

Kita dapat mengirimkan  informasi-informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat, begitu pula dalam mengakses informasi yang kita butuhkan. Kita banyak dipertemukan teman atau keluarga yang sudah lama tidak pernah bertemu melalui media sosial facebook. Media sosial dapat dijadikan sarana untuk saling berbagi, saling bertukar foto, data dan dokumen lainnya. Media sosial juga dapat digunakan sebagai sarana promosi dengan berbagai produk/jasa yang dapat ditawarkan kepada pengguna media sosial tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar tetapi dengan keuntungan yang berlipat ganda. Jadi tidak heran kalau saat ini telah menjamur bisnis on line melalui media sosial, bahkan di kota-kota besar penggunaan komunikasi politik melalui media sosial menjadi media yang cukup ampuh untuk mempengaruhi pasangan calon.

Pengguna sosial media bebas membuat pesan, mengedit, menambahkan, memodifikasi tulisan, gambar dan video, grafis dan sebagainya. Semua dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, praktis bukan?  Inilah yang menyebabkan media sosial berkembang begitu pesat.

Dampak Negatif Media Sosial

Penggunaan media sosial juga dapat memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat, seperti yang kita lihat sekarang media sosial dijadikan media untuk menanamkan kebencian terhadap orang lain dengan mengunggah kata-kata atau gambar yang tidak etis sehingga terbangun rasa tidak senang dan benci terhadap seseorang, terutama mereka yang memiliki posisi penting baik di pemerintahan maupun lembaga-lembaga Negara.

Media sosial dijadikan sarana untuk mencaci maki bahkan mempropokasi orang lain, perilaku  ini sangat berbahaya apalagi yang menyangkut kelangsungan hidup bernegara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mungkin  kedepan sebelum terlalu kebablasan perlu ada kontrol untuk mengatur pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Penggunaan media sosial juga membawa perubahan perilaku terhadap masyarakat. Sebagai contoh, kita sudah jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, semisal pada saat antri di loket-loket pelayanan, mereka masing-masing sibuk dengan smartphonenya tanpa memperdulikan orang-orang sekitarnya, bahkan banyak orang yang kita lihat termasuk teman sekantor kita pekerjaannya tidak selesai bahkan terbengkalai karena sibuk berkomentar atau memberikan komentar-komentar melalui facebook, yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat untuk dirinya.

Dan yang paling memprihatinkan adalah dampak media sosial terhadap perilaku anak-anak kita yang masih remaja, mereka menjadi apatis dan cuek dengan lingkungannya, kita orang tua semakin sulit berkomunikasi dengan anak-anak kita, apalagi diharapkan membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Media sosial menjadikan anak-anak kita semakin malas belajar dan susah diatur, karena hampir semua waktunya dihabiskan untuk mengutak-atik informasi, baik di sekolah, di luar sekolah ataupun di rumah. Anak-anak lebih memilih media sosial untuk mencurahkan unek-uneknya dari pada orang tuanya, dan yang paling parah hampir semua persoalan yang dihadapi dia sampaikan ke media sosial, termasuk hal-hal yang sipatnya pribadi sehingga semua orang tahu, padahal mestinya orang tidak perlu tahu. mereka tidak menyadari bahwa apa yang kita sampaikan sudah menjadi konsumsi publik dan sulit ditarik kembali. Persoalan ini tidak dapat dibiarkan, perlu ada solusi mengingat anak-anak kita adalah harapan kita yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan kedepan.



2. Baru-baru ini media sedang ramai memperbincangkan masalah terkait kenakalan remaja yang terjadi di indonesia. Bagaimana pendapat saudara mengenai hal tersebut jika melihat dari sudut pandang psikologi sosial?

Jawaban:
Kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Lingkungan pergaulan, keluarga, teman, dan diri sendiri yang membawa pengaruh buruk terhadap remaja akan menimbulkan dampak negatif. Dampak tersebut mempengaruhi diri sendiri dan orang di sekitar. 

Kenakalan remaja dapat diatasi dengan kerjasama antara pihak orang tua dan para pendidik. Orang tua dan pendidik harus menyatukan pikiran, pemahaman, dan persepsi sehingga anak remaja tidak gamang dalam menghadapi cobaan kehidupan dan lepas dari masa kanak-kanak yang menyenangkan dengan nyaman. 



3. Dalam psikologi dikenal adanya kaidah yang berbunyi: sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk didekati, dan sesuatu yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihindari. Jelaskan pendapat saudara mengenai pernyataan tersebut !

Jawaban:
Pendapat saya mengenai sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk didekati, dan sesuatu yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihindari itu menunjukan sifat atau tingkah laku normal kebanyakan orang. 

Dalam teori psikologi mendefinisikan tingkah laku adalah tindakan atau respons yang ditunjukkan oleh individu dalam berbagai situasi.

Hal ini meliputi perilaku yang dapat diamati secara langsung, seperti berbicara, berjalan, atau tertawa, serta perilaku yang tidak langsung, seperti memikirkan atau merasa cemas.

Dalam definisi lain, tingkah laku merupakan hasil interaksi antara faktor internal individu, seperti proses kognitif dan emosional, dengan faktor eksternal, seperti lingkungan fisik dan sosial.


4. Ambivalensi adalah sikap emosi terhadap seseorang yang menyangkut sikap dan perasaan bertentangan yang berlangsung secara silih berganti atau bersamaan dalam waktu yang sama, seperti perasaan benci dan (sekaligus) rasa cinta, atau berani sekaligus takut. Berikan satu contoh sikap ambivalensi yang pernah saudara alami dan bagaimana cara saudara untuk menanggulanginya ?

Jawaban:

Saya pernah mengalami ambivalensi emosi atau perasaan yang bercampur aduk. Senang sekaligus sedih, sayang tapi benci, marah tapi cinta. 

Oleh sebab itu orang tua perlu belajar bersikap benar pada anak, melakukan perubahan dimana dianggap perlu demi kebaikan si anak. Seperti meminta maaf atas sikap Anda yang sering membuat anak marah pada Anda.

Cara untuk menanggulangi ambivalensi, yaitu dengan self-talk atau ngomong sendiri di depan cermin. 

Ternyata regulasi emosi dapat dilakukan remaja dalam keseharian dengan self-talk dan refleksi diri sebelum tidur. Strategi adaptif ini akan membantu mengenali, memahami, dan mengontrol perasaan saat dalam situasi yang tidak stabil. Rasa tenang dan lega akan terasa saat kita mengucapkan atau meluapkan apa yang ada di pikiran kita.



5. Mengapa dalam suasana yang menyenangkan, seseorang akan lebih siap memberikan pertolongan pada orang lain daripada dalam suasana yang tidak menyenangkan ?

Jawaban:
Suasana Hati (mood)/Emosi seseorang dapat memengaruhi kecenderungannya untuk menolong. Emosi positif secara umum meningkatkan tingkah laku menolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar