Senin, 15 Januari 2024

ATHARVA WEDA SAMHITA

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
TAHUN AJARAN 2023/2024


MATA KULIAH : ATHARVA WEDA SAMHITA
JURUSAN : TEOLOGI
PROGRAM STUDI : TEOLOGI HINDU
FAKULTAS : BRAHMA WIDYA
SEMESTER : V(LIMA)
TEMPAT UJIAN : KAMPUS DENPASAR
DOSEN : Dr. I MADE DWITAYASA, S.Ag., M.Fil.

Oleh :

Ni Nyoman Gandu Ningsih 
(Ida Sinuhun Siwa Putri Prama Daksa Manuaba)

Nim : 2112101045.



SOAL:

1. Coba saudara jelaskan apa yang saudara ketahui tentang Pustaka Suci Atharwa Weda?

Jawaban:
Atharwa Weda merupakan himpunan mantra yang dihimpun oleh Maharsi Atharwan. kitab ini berisi mengenai cara memusnahkan atau menawar penyebab-penyebab penyakit baik karena gangguan alam, buatan manusia atau lainnya.

2. Coba saudara paparkan konsep Teologi Hindu dalam Mantra Atharwa Weda berikut ini !
a. Brahma Devam ksiyati
Brahma daivajanirvisah
Brahmedam anyat-naksatram
Brahma sat ksatram ucyate    

Terjemahan:
Tuhan bersemayam dan berwujud sebagai para dewa, Tuhan Yang Maha Esa bersemayam pada media-media suci, Tuhan adalah abadi sebagai pelindung (Atharvaveda X. 2.23)

Jawaban:
Ajaran agama Hindu bersifat Monoteistis, yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Guna memahami "keberadaan" beliau serta segala sesuatu tentang-Nya, satu- satunya jalan yang harus ditempuh adalah dengan mendalami Pustaka-pustaka suci "Sastrayonitwat" (Brahma Sutra 1.1.3). 


b. Ya etam devam ekavrtam veda
Na dvitya na trtiyas caturtho napsyucyate,
Na pancami na sastah saptami napsyucyate,
Nastami na navami dasyami napsyucyate,

Terjemahan:
Kepada Dia mengetahui Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada duanya, tiganya, empatnya, demikian Dia disebut, tidak ada limanya, enamnya, tujuhnya, delapan, Sembilan, sepuluhnya (atharvaveda XIII.4.15-18)

Jawaban:
Pandangan Ketuhanan dalam Veda jauh lebih luhur dan kerohaniannya lebih mendalam dari pada budaya yang biasanya dikenal sebagai Monoteisme dan Politeisme. Dikatakan demikian karena di dalam Chandogya- Upanisad, IV.2.1 ditegaskan "Ekam Eva Advityam Brahman", (Hanya ada satu Tuhan yaitu "Brahman" tidak ada yang kedua). Pada mantram Trisandhya dikatakan "Eko Narayanaa na dwityo'sti kaccit". (Tuhan hanya satu, sama sekali tidak ada duanya (yang kedua). Di dalam Rg. Weda. 1.164.46. disebutkan "Ekam Sat Viprah bahudha vadanti", (Hanya terdapat satu Kebenaran Yang Mutlak, orang bijaksana (resi) menyebut dengan banyak nama). 

Dalam Kakawin Arjuna Wiwaha disebutkan, "Wahyadhyatmika sembahing hulun i jong ta tan hana ivatieh". (Lahir batin sembah hamba ke hadapan Tuhan tak ada yang lainnya). Demikian pula dalam mantra, Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wasa) diwujudkan sebagai pranawa dengan suku kata suci OM. 



3. Coba saudara jelaskan sifat Tuhan dalam Mantra di bawah ini jika dikaitkan dengan Ajaran Cadu Sakti
       Sarvam tad raja varuna vi caste
       Yad antara rodasi yad parastan
       Samkyata asya nimiso ananam
       Aksaniva svaghni no monoti tani

Terjemahan :
Semua itu Tuhan Yang Maha Raja, melihat semua yang ada dalam langit dan apa yang diluar itu, Ia yang menghitung kerdipan mata manusia, sepertri pemain dadu yang menghitung dadu, demikian Ia menetapkan hukumnya (Atharvavwda IV. 16. 5)

Jawaban:
Cadhu Sakti sendiri merupakan empat sifat keMahakuasaan Sang Hyang Widhi yang diyakini oleh umat Hindu.

Sang Hyang Widhi sendiri merupakan Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan hakikat dari segala yang ada di dunia ini. 

Pengertian cadu sakti merupakan perpaduan Kemahakuasaan yang bersatu dengan kekuatan Asta Aiswarya dalam simbol pancak sudhamala. Hal ini sesuai dengan sarana upacara yadnya umat agama Hindu yang dapat memberikan kebajikan pada unsur Purusa-Prakerti alam semesta ini.



4. Uteyam bhumir varunasya rajna
Utasau dyaur vrehati dura anta
Uto samudrau varunasya kuksi,
Utasmitralpa udaka nilinah

Terjemahan :
Bumi ini milik Tuhan, sang Raja, dan langit yang tiada batasnya dan kedua alam itu adalah pinggangn-Nya, Ia berada dalam setetes air ini (Atharvaveda IV. 16.3) Cari makna yang terkandung dalam mantra di atas !

Jawaban:

Tuhan yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, segala keindahan alam sejak semula Dia ciptakan sebagai gambaran kasih-Nya kepada kita. Itu merupakan hadiah yang luar biasa indah, yang diberikan kepada kita. Seharusnya, Tuhan bisa bersukacita melihat semua ciptaan-Nya hidup dengan baik, harmonis, damai, dan penuh kasih. Gambaran yang sebaliknya tentu membuat-Nya sangat kecewa. Dia menciptakan yang indah, tetapi kita merusaknya. Lalu, ketika bencana datang silih berganti, kita malah berani menyalahkan Tuhan. Itu bisa dilakukan dengan menjaga kelestarian lingkungan, mengambil bagian dalam gerakan-gerakan penghijauan, dan tidak ikut-ikutanmencemarkan lingkungan dengan perilaku-perilaku kita yang buruk.

Bersyukurlah jika hari ini masih bisa melihat alam yang indah, meski tidak lagi mudah. Akan tetapi, apakah anak cucu kita kelak masih bisa menyaksikannya? Tuhan menitipkan milik-Nya kepada kita untuk dikelola, dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan. Jika kita mau melakukannya, di sanalah Tuhan akan bersukacita melihat seluruh ciptaan-Nya di muka bumi ini dapat saling bekerja sama dalam menghormati hasil karya-Nya yang agung. Jika Anda melihat sekeliling Anda hari ini dan masih mendapati sesuatu yang indah, bersyukurlah untuk itu. Dan, mari kita jaga bersama-sama agar anak cucu kita masih bisa menyaksikan keindahan alam itu dan dengan sendirinya merasakan bentuk cinta kasih Tuhan lewat anugerah-Nya atas alam yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar