Peranan ilmu pengetahuan sangat luar biasa.
Seperti diuraikan dalam kitab suci Bhagavadgita IV. 35, yang berbunyi:
Api ched asi papebhyah.
Sarvebhyah papa krittamah.
Sarvam jnana plavenai’va.
Vrijinam samtarishyasi.
Artinya:
Walau seandainya engkau paling berdosa di antara manusia yang memikul dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini lautan dosa akan kau seberangi.
Dari sloka di atas, dapat dipahami bahwa ilmu pengetahuan dalam kehidupan ini memiliki peranan yang sangat besar, sebagai pembentuk diri agar memiliki karakter baik.
Dengan ilmu pengetahuan, kita dapat menyadari tujuan dari kehidupan kita di dunia. Kita juga akan tertuntun dengan baik dan selalu memegang teguh ajaran Dharma. Kita juga menyadari bahwa tidak ada manusia yang ingin gagal di dunia.
Dengan kesadaran ini, niscaya kita nanti terhindar dari tindakan-tindakan asubha karma yang dapat menghantarkan kita ke jurang neraka dan menjadi penjelmaan manusia yang “Manusya”. Yaitu, manusia yang selalu menyadari hakikat dari akhir hidupnya agar tidak mengalami kemerosotan moral dan reinkarnasi berikutnya.
Dalam kitab suci Sarasamuccaya sloka 4 dikatakan:
“Apan ikan dadi wwang,
utama juga ya,
nimittaning mangkana,
wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara,
makasadhanang subhakarma,
hinganing kottamaning dadi wwang ika”.
Artinya:
Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama. Apa sebabnya demikian? karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang- ulang) dengan jalan berbuat baik; demikiannyalah keutamaannya menjadi manusia.
Sloka ini menjelaskan, menjadi manusia ini merupakan hal yang mulia agar setiap manusia mampu membebaskan dirinya dari kesengsaraan dengan jalan berbuat subhakarma (kebaikan) dan terbebas dari hukum reinkarnasi dan mencapai kesempurnaan, yaitu moksa rtam jagaditaya ya ca iti dharma.
Masa muda merupakan masa uji atau masa yang sangat menentukan karma hidup kita selanjutnya. Jika kita kuat menghadapi dan melewatinya, niscaya kita akan menjadi insan yang bahagia dan sejahtera dalam kehidupan dan alam baka (Moksa Rtam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma). Namun, jika kita tidak mampu melewatinya, maka celakalah kita. Bukan hal mustahil jika pada akhirnya dia akan menjadi orang yang hidup selalu berada pada jalan adharma yang penuh dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar