Bhakti Pada Guru Jalan Menuju Kebahagiaan
Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai hari guru.
Dalam kehidupan ini peran dan fungsi guru sangat penting. Tanpa adanya guru, maka manusia masih terbelenggu dalam kehidupan yang diselimuti kegelapan (avidya).
Disinilah guru memiliki peran dan fungsi strategis untuk melepaskan manusia dari keadaan yang paling menyengsarakan, yaitu kebodohan menuju pada kehidupan yang berpengetahuan (vidya). Dalam perkembangannya, ternyata peran dan fungsi guru dalam kehidupan sudah mulai terabaikan. Artinya rasa hormat, terima kasih dan upaya untuk menghargai jasa-jasa guru sudah semakin berkurang. Bahkan tindakan yang tidak terpuji kepada guru semakin meningkat. Seperti kasus pemukulan terhadap guru, penghinaan dan pelecehan. Bila hal ini terus terjadi, maka inilah pertanda bahwa degradasi moral dalam kehidupan ini semakin meningkat.
Berbhakti kepada Guru Pengajian merupakan kewajiban seorang siswa dalam proses aguron-guron. Seorang anak dituntun dan diajarkan ilmu pengetahuan suci, dibina dan dididik agar memiliki pengetahuan sebagai bekal menjalani hidup dalam melaksanakan Brahmacari Asrama. Seorang anak dilahirkan secara spiritual oleh Guru Pengajian melalui pengetahuan suci, sehingga segala kegelapan (avidya) yang dimiliki mampu dihilangkan dengan ajaran suci yang cemerlang (vidya). Dalam Kitab Sarasamuccaya Sloka 237, disebutkan bahwa yang patut dilaksanakan terhadap guru adalah sebagai berikut: jangan menjawab secara berolok-olok kepada guru, jika beliau gusar, berang hatinya, sabarkan beliau, hiburlah usahakanlah segala yang menyenangkan beliau.
Seorang siswa yang berbhakti dengan Guru Pengajian mendapatkan anugerah dan jalan yang terbaik dalam hidupnya. Kisah tentang bhakti seorang siswa dengan Guru Pengajian dapat dilihat dari kisah Sang Bima yang tanpa ragu melaksanakan perintah gurunya, yaitu Bhagawan Drona untuk pergi ke tengah samudra mencari Tirtha Amrta. Walaupun penuh dengan tantangan, cobaan dan bahaya yang mengancam, tetapi Sang Bima mampu mendapatkan anugerah karena rasa bhakti terhadap gurunya.
Begitu juga tentang kisah bhakti seorang siswa dengan gurunya dapat dilihat pada kisah Bhagawan Dhomya yang memiliki 3 (tiga) orang siswa yang bernama Sang Arunika, Sang Utamanyu, dan Sang Weda. Ketiga siswanya diuji melalui tugas yang diberikan oleh Bhagawan Dhomya. Sang Arunika ditugaskan untuk mengerjakan sawah, Sang Utamanyu ditugaskan memelihara lembu dan Sang Weda ditugaskan bekerja di dapur menyiapkan makanan untuk persembahan dan sedekah. Dengan penuh rasa bhakti dan tulus ikhlas ketiga muridnya melaksanakan tugas yang diberikan, maka ketiga muridnya itu mendapatkan anugerah yang luarbiasa dari gurunya. Itulah wujud bhakti seorang siswa kepada gurunya yang digambarkan pula oleh Panca Pandawa yang sebelum berperang melawan Korawa memohon anugerah kepada gurunya, yaitu Bhagawan Drona, sehingga Panca Pandawa memenangkan perang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar