Senin, 05 Agustus 2024

Segitiga Restitusi

Penerapan Segitiga Restitusi. 

Contoh penerapan segitiga restitusi di sekolah adalah salah satu bentuk pendekatan disiplin positif untuk siswa. Disiplin positif dapat membantu siswa menyadari bahwa segala tindakan yang dilakukannya memiliki konsekuensi.

Bentuk pendisiplinan ini tidak menekankan hukuman kepada siswa. Siswa diajarkan untuk mengenal konsep tanggung jawab dan konsekuensi. Dengan demikian, sekolah dapat menerapkan perannya dalam mengarahkan karakter siswa ke arah yang positif.

Pengertian dan Contoh Penerapan Segitiga Restitusi


Menurut buku Catatan Penggerak Merdeka Belajar oleh Milaini, dkk (2023: 54), restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi siswa di sekolah untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga dapat kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat.

Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah melakukan kesalahan.

Dengan pendekatan restitutif, pada saat siswa berbuat salah, guru akan menanggapi dengan mengajak murid berefleksi atas perbuatan sehingga dapat memperbaiki kesalahan dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Gossen memperkenalkan konsep segitiga restitusi. Segitiga restitusi adalah strategi yang dilakukan untuk mengarahkan siswa pada kondisi yang lebih baik melalui konseling.

Berikut ini tahapan dan contoh penerapan segitiga restitusi di sekolah.

1. Menstabilkan identitas
Menstabilkan identitas berarti mendorong siswa untuk berefleksi bahwa tindakannya salah. Contoh kata-kata yang bisa diterapkan dalam menstabilkan identitas adalah:

"Tidak apa-apa berbuat salah."

"Kita bisa menyelesaikan ini"

Contoh kasus, seorang siswa yang selalu membolos sekolah. Guru mendorong siswa untuk berefleksi untuk menyadari bahwa tindakannya salah dan membawa konsekuensi (tidak naik kelas, tidak mendapatkan pelajaran) lalu membantu siswa memperbaiki kesalahannya tersebut.

2. Validasi Tindakan yang Salah
Validasi tindakan yang salah adalah upaya untuk membantu siswa mengindetifikasi kebutuhan dasar yang mendasari mereka melakukan kesalahan.

Contoh kalimat yang dapat diterapkan dalam tahapan ini adalah:

"Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan semua ini?"

Contoh kasus, pada siswa yang sering terlambat ke sekolah, guru menanyakan alasannya. Bisa jadi anak itu tinggal jauh dari rumah, tidak punya kendaraan, atau membantu orang tuanya. Guru lalu bersama-sama dengan siswa mencari solusi atas permasalahan tersebut.

3. Menanyakan Keyakinan
Menanyakan keyakinan artinya mengajak siswa menemukan cara untuk berperilaku lebih baik dan tidak melanggar tata tertib sekolah.

Contoh kalimat yang diterapkan dalam tahapan ini:

"Apa nilai-nilai yang telah disepakati di sekolah?"

Contoh kasus, pada siswa yang suka melanggar tata tertib, guru dapat membantunya berefleksi dan mengingat kembali nilai-nilai di sekolah serta membantunya berefleksi apa yang ingin dicapai, akan seperti apa dia di masa yang akan datang.

Lalu apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan.

Demikian 3 contoh penerapan segitiga restitusi di sekolah. Segitiga restitusi adalah upaya restitutif dalam menanamkan kedisiplinan bagi siswa. Dengan demikian, siswa dapat memahami arti disiplin dan memperbaiki kesalahan dengan kesadaran diri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar