Sabtu, 17 Agustus 2024

Caru Pratiti

Caru Pratiti Samutpada
Bubuh, suci, aledin don madori putih, bebehin sarwa wija, sedah 16, raka wohwohan, tatebus ireng. Mantra Ong Suradwiya namah. 

Radyan Pratiti yapwan i sang skara, ri samangkana dewasa ning rare mijil, Kliwon, Paing, wenginia. Kliwon, Paing, leknia, ka, 8, tahunia, tekaning dayania, wisthia, kunang yang tan pinayuhen, mati samangkana. Dirgayusa, sugih ya, kweh sanaknia, akidik larania, bahu mitra ya. Yang wiku Brahmacari, wruh mangaji, undagi, 70, warsa yusania ring wijanadipas, kepatiania ring dalan. Woton rare ring dina Wrespari lawan Budha Paing, Pon, wara Kuningan. Titi, Panglong ping 10, sasih Kapat, rah 4, tenggek, isaka 1904, aran i sang skara, araning rare. 

KESIMPULAN:

Percaya Tidak Percaya, Caru Pratiti Samutpada Ini Sebagai Cara Menghitung Jatah Hidup Seseorang di Dunia. 

Seseorang yang lahir di dunia ini telah diberikan jatah kehidupan masing-masing.

Entah berapa lama bisa menghirup udara di dunia ini, hanya Tuhan Seru Sekalian Alam yang tahu.

Namun, menurut konteks orang yang belajar wariga sebagaimana yang dikatakan oleh Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Agnijaya Daksa Manuaba Griya Agung Telaga Waja, Didepan Karangasem. 

"Cara perhitungannya yaitu mempertemukan atau menjumlahkan urip pancawara dan urip saptawara. Kemudian hasil penjumlahannya dikalikan enam," tegas beliau.

Ida bahkan mencontohkan kepada peserta diklat pinandita wiwa terkait perhitungan jatah umur manusia menggunakan pancawara dan saptawara kelahirannya.

"Jadi tuwuh (umur) saya dalam konteks orang yang belajar wariga kurang lebih 88 tahun. Itu idealnya," imbuh beliau.

Bagaimana ada yang ingin tahu jatah kehidupannya di dunia berdasarkan perhitungan tersebut? Silakan dicoba sendiri. 

Percaya tidak percaya kembali kepada diri masing-masing karena semua telah digariskan oleh Tuhan Seru Sekalian Alam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar