Minggu, 04 Agustus 2024

Diskusi Ttg Kidung

1.Apa tantangan utama dalam memperkenalkan kidung sebagai media revitalisasi kepada Masyarakat?

Jawaban:

Revitalisasi Pendidikan Matembang/Kidung: Tantangan dan Peluang di Era Digital

REVITALISASI pendidikan matembang/kidung merupakan sebuah perbincangan yang tak pernah lekang oleh waktu. Saat ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan transformasi digital yang pesat, pendidikan khususnya pelajaran matembang/kidung menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Dalam era digital, tantangan tersebut memberikan peluang untuk membentuk sistem pendidikan matembang/kidung yang lebih adaptif dan efektif.

Salah satu tantangan utama dalam revitalisasi pendidikan matembang/kidung adalah mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pembelajaran matembang/kidung. Pemanfaatan platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan metode pembelajaran berbasis teknologi menjadi kunci untuk menyajikan pembelajaran yang lebih interaktif dan relevan. Namun, perlu diingat bahwa pendekatan ini harus disertai dengan pelatihan bagi pendidik agar dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi khususnya pada pendidikan kidung tersebut.

2. Apakah terdapat perbedaan dalam pemahaman dan apresiasi kidung antara generasi muda dan generasi tua di Bali?

Jawaban:
Menggambarkan suatu fenomena tentang adanya Perbedaan Persepsi antara Generasi Tua dan Generasi Muda tentang Kidung di Bali. 

Terjadinya kesenjangan antara generasi muda dan generasi tua tentang Kidung di Bali dalam memahami atau memaknai Praktek melantunkan Kidung saat Upacara terletak pada perbedaan pandangan persepsi satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu sistem kepercayaan, nilai-nilai budaya yang dianut berbeda dan sudah berubah dan sikap-sikap antar generasi dalam menyikapi perubahan dalam memaknai tembang kidung dalam upacara, pandangan hidup kedua generasi yang berbeda, pola hubungan keluarga dan cara-cara berkomuniaksi dan lingkungan masyarakat setempat di wilayah Bali. 

Perbedaan cara pandang atau persepsi antara orang tua dan kaum muda di Bali tentang kidung adalah orang tua lebih berpandangan secara filosofis sebagai nilai-nilai luhur dalam pandangan hidup berkeluarga yang harus dilestarikan. Sementara kaum mudanya lebih menggunakan cara pandang yang praktis fungsional tentang praktek tembang kidung dalam upacara tersebut, jadi yang penting praktis, tidak menjelimet dan tidak ribet.

Cara pandang keduanya memberikan hal berbeda yang menurut generasi tua, tembang kidung dalam berbagai upacara tersebut adalah sesuatu yang sakral dan mematuhi aturan-aturan, sehingga membuat suasana upacara menjadi sangat sakral. Namun menurut keyakinan pandangan kaum muda, justru mereka tidak terlalu yakin dengan apa yang terkandung dalam setiap lantunan bait kidung yang dilantunkan dalam upacara tersebut. Kedua generasi tua dan muda memiliki cara pandnag yang hampir sama dalam memaknai adanya nilai-nilai budaya yang terkandung dalam lantunan kidung yaitu nilai relegi, tanggung jawab, nilai penghormatan kepada orang tua/bhuta/kala dan para Dewa, nilai-nilai kelanggengan, kepercayaan, pengorbanan, nilai kesakralan, hikmah, keteladanan secara simbolik, nilai sosial, seni, adiluhung, keanggunan, sopan santun, bertanggung jawab, nilai-nilai kekeluargaan seperti musyawarah dan gotong royong. 

Generasi tua dan generasi muda menyikapi Praktek kidung dalam upacara terdapat kesamaanya dalam cara pandang yaitu sejauh tidak meninggalkan nilai kesakralan upacara itu sendiri atau tidak meninggalkan pakem secara umum. 

Terdapat perbedaan dalam cara pandang tentang pola hubungan komunikasi keluarga di Bali dalam Praktek lantunan kidung dalam Upacara. Menurut orang tua lebih menanamkan sosialisasi nilai-nilai adat istiadat budaya yang hubungan komunikasinya lebih banyak secara informal kepada leluhur dan para Dewa. Cara pandang yang berbeda terletak bahwa menurut pandangan orang tua, segala sesuatu yang menyangkut masalah kidung harus diucapkan secara religius terlebih dahulu kehadapan leluhur/para dewa. Namun menurut pandangan kaum muda cara melantunkan kidung seperti berkomunikasi dirinya harus lebih terbuka terlebih dahulu kepada pihak penonton/pemedek, baru setelah itu kehadapan leluhur/para dewa


3. Bagaimana cara agar kidung dapat dijadikan sarana untuk memperkenalkan Bahasa dan sastra Bali kepada generasi muda?

Jawaban:
Bali sangat dikenal dengan budaya serta keramah tamahannya yang telah dikenal oleh dunia, dibalik itu semua tersimpan kekayaan yang sangat unik berupa warisan karya leluhur yaitu karya sastra berupa tulisan asli bali atau bahasa yang dikenal dengan sastra dan bahasa bali. Yang sebenarnya inilah yang menjadi rohnya budaya dan keramah tamahan penduduk bali yang belum banyak dikenal dan diketahui walaupun ada yang mengenal dan mengetahui hanyalah untuk keperluan-keperluan tertentu saja.

Untuk hal tersebutlah agar kidung dapat dijadikan sarana untuk memperkenalkan Bahasa dan sastra Bali kepada generasi muda secara lebih luas maka Pemerintah, baik tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi terus berupaya melestarikannya dengan cara mengadakan pengenalan-pengenalan bahasa aksara dan sastra bali yang tersirat dan tersurat pada kidung kepada masyarakat, bagai gayung disambut, dengan keluarnya peraturan Gubernur Bali tentang pelestarian aksara dan bahasa bali maka Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi mengadakan lomba mekidung, macepat dan lain- lain tingkat SD dalam rangka Bulan Bahasa Bali tiap tahunnya.

Dengan berjalanya acara peringatan bulan bahasa melalui lomba-lomba yg dilaksanakan maka diharapkan bahasa dan sastra bali yang tersurat dan tersirat dalam kidung lebih dicintai dan sehingga dapat lestari sepanjang masa.

4. Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman generasi terdahulu dalam melestarikan kidung?

Jawaban:
Melihat kondisi generasi bangsa saat ini sangat miris karena mulai menurunnya rasa kecintaan dan keinginan untuk memajukan serta melestarikan kidung sebagai salah satu seni dan budaya daerah Bali sebagai warisan leluhur.

Lemahnya peran pemuda dalam menjaga dan melestarikan kidung sebagai salah satu seni dan budaya daerah Bali, masing-masing bisa dilihat dari trend gaya hidup yang banyak budaya modern yang kebarat-baratan. Akibatnya, mereka kurang mengenal budaya daerah negeri sendiri apalagi bisa ikut mempelajari dan melestarikannya. 

Lalu, bagaimana seharusnya para generasi muda menjalankan perannya dalam mempertahankan seni dan budaya bangsa?

1. Mengenal seni dan budaya 
Ada peribahasa yang berbunyi, Tak Kenal Maka Tak Sayang yang berarti penting untuk lebih dulu mengenal sebelum menyayangi sesuatu. Hal tersebut juga bisa diterapkan bagi kidung sebagai salah satu seni dan budaya Bali. Generasi muda Bali perlu mengenal kesenian dan kebudayaan Indonesia yang sangat banyak ragamnya. Dengan mengenal, akan lebih mudah untuk tertarik dan mempelajarinya. Selanjutnya akan muncul rasa ikut memiliki dan pada akhirnya tumbuh rasa mencintai seni dan budaya sendiri. Contohnya mengenal dan mempelajari kesenian kidung atau belajar membuat batik tulis.


2. Mencegah agar tak diakui negara lain
Banyaknya ragam kebudayaan di Indonesia, seringkali membuka kemungkinan bagi negara lain untuk mengakuinya, terutama negara tetangga. Untuk itu generasi muda wajib ikut serta dalam usaha menjaga keamanan budaya dengan mempraktekkan dan melaksanakan segala yang berhubungan seperti cara berbahasa dan sebagainya sehingga budaya tidak akan bisa mudah diambil atau diakui oleh negara lain. 

3. Melahirkan kesadaran melestarikan seni dan budaya
Sejatinya kesadaran untuk melestarikan warisan budaya bangsa memang harus dimulai dari para generasi bangsa karena di pundaknya lah ada potensi besar yang dapat memotivasi berbagai pihak. Demi mempertahankan kidung sebagai salah satu seni dan budaya Bali, generasi muda wajib membangun kesadaran untuk melestarikan, menjaga, serta melindungi apa yang sudah menjadi warisan budaya Bali agar tetap berkembang.

4. Memiliki rasa bangga
Sebagai generasi penerus, bangsa Indonesia harus mempunyai rasa kebanggaan tersendiri memiliki beragam kidung sebagai salah satu seni dan budaya yang merupakan aset negara. Maka dari itu generasi muda harus ikut serta melestarikan kidung sebagai salah satu seni dan budaya dengan menggunakan ikut melaksanakan acara pesantian, geguntangan, taman penasar dan lain sebagainya. 

5. Mengenalkan keragaman budaya pada dunia
Diantara negara-negara di dunia, Indonesia terkenal dengan keragaman seni budaya yang tersebar dari sabang sampai merauke. Memperkenalkan keragaman seni budaya kidung kepada dunia akan menumbuhkan kebanggaan atas kekayaan seni budaya kidung yang kitabdimiliki. Jika dunia sudah mengenal seni dan budaya kidung daerah Bali, maka akan terjadi harmonisasi hubungan dengan negara-negara lain. Kerjasama dapat terjalin, seperti pertukaran pelajar atau pertukaran misi kebudayaan. Perbedaan yang ada dari keberagaman juga bisa menjadi cara untuk mengusung slogan “Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetap satu jua). 


5.Bagaimana peran kelompok-kelompok seni dan kebudayaan dalam mengembangkan apresiasi terhadap kidung?

Jawaban:

Seni dan budaya memainkan peran yang sangat penting dalam memperkuat identitas masyarakat. Identitas masyarakat merujuk pada karakteristik unik, nilai-nilai, tradisi, dan warisan budaya yang menjadi ciri khas suatu kelompok atau komunitas. Melalui berbagai ekspresi seni dan budaya, sebuah masyarakat dapat menggali dan memperkuat identitas mereka, menjaga warisan budaya mereka, serta mempromosikan keragaman dan persatuan di antara anggotanya.

Salah satu cara terpenting di mana seni dan budaya memperkuat identitas masyarakat adalah dengan menjaga dan melestarikan warisan budaya. Setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, adat istiadat, cerita rakyat, dan seni yang unik bagi mereka. Melalui seni, seperti tarian, musik, lukisan, dan patung, masyarakat dapat merayakan dan memperlihatkan kekayaan budaya mereka kepada dunia. Warisan budaya ini menjadi bagian integral dari identitas mereka, menghubungkan generasi sekarang dengan masa lalu mereka, serta memberikan pijakan untuk masa depan.

Seni juga berfungsi sebagai wadah ekspresi bagi masyarakat untuk mengkomunikasikan pengalaman, pemikiran, dan perasaan mereka. Melalui seni, orang dapat menggambarkan kisah hidup mereka, tantangan yang mereka hadapi, dan aspirasi mereka untuk masa depan. Dalam konteks ini, seni bertindak sebagai sarana untuk menghubungkan dan membentuk ikatan emosional antara anggota masyarakat. Seni menginspirasi, menggerakkan, dan mempengaruhi orang-orang, sehingga menciptakan solidaritas dan rasa persatuan di antara mereka.

Selain itu, seni dan budaya juga memainkan peran penting dalam mempromosikan keragaman dan toleransi dalam masyarakat. Dalam sebuah masyarakat yang multikultural, seni memungkinkan orang untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya, agama, dan latar belakang lainnya. Melalui seni, masyarakat dapat berbagi pengalaman mereka, menghormati tradisi orang lain, dan membangun jembatan antara kelompok yang berbeda. Hal ini membantu mengurangi ketegangan antarbudaya dan meningkatkan saling pengertian antara anggota masyarakat.

Tidak hanya itu, seni dan budaya juga memiliki potensi untuk mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. Masyarakat yang memiliki warisan budaya yang kaya dan menarik sering kali menarik wisatawan, yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tersebut. Selain itu, seni juga dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi dalam berbagai bidang, termasuk teknologi, desain, dan komunikasi. Seniman dan budayawan dapat memainkan peran kunci dalam merangsang kreativitas dan menciptakan lapangan kerja yang baru.

Dalam kesimpulannya, seni dan budaya memainkan peran yang sangat penting dalam memperkuat identitas masyarakat. Melalui seni dan budaya, masyarakat dapat menjaga dan memperlihatkan warisan budaya mereka, menghubungkan dan membentuk ikatan emosional antara anggota masyarakat, mempromosikan keragaman dan toleransi, serta memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mendukung pengembangan seni dan budaya sebagai upaya untuk memperkuat identitas kolektif dan memajukan masyarakat secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar