Mudra O mighty, all seeing tintya
"God above all" bless and return again
Mudra adalah sikap tangan sebagai tanda rahasia rohani dalam hal pemujaan yang memiliki arti – arti tertentu dan bertujuan untuk dapat :
Menyesuaikan gelombang energi bhuwana alit yaitu diri sendiri dengan vibrasi bhuwana agung, alam semesta ini.
Biasanya juga terlihat dilakukan oleh para sulinggih dalam rangka untuk memulai sebuah upacara yadnya.
Sikap atau gerak - gerik tangan dan jari sebagai sesana pinandita dalam pemujaan yaitu sebagai tanpa keinginan untuk dapat bergerak dalam melantunkan mantra puja astawa pada suatu upacara yadnya.
Seperti halnya dahulu disebutkan bahwa,
Sikap-sikap mudra ini dalam Stiti Dharma Online diceritakan diperoleh mula-mula dari Anumana Pramana sebagai kekuatan batin dari para Maha Rsi dimana dasar utama melakukan mudra adalah kesucian batin. Penggunaannya hanya untuk kepentingan memuja Tuhan / Ida Sanghyang Widhi Wasa, tidak dilakukan secara sembarangan.
Dan setiap orang dapat memilih diantara 55 jenis mudra yang sesuai dengan kebutuhan pemujaan misalnya :
Bagi para walaka ketika mepuja Trisandya, menggunakan mudra Padmasana dan Amusti Karana;
Untuk Pinandita / Jero Mangku menggunakan Astra Mudra ketika nganteb banten; untuk Sang Sadhaka menggunakan mudra lengkap ketika Ngarga Tirta dan Ngili Atma.
Bagi Pinandita/ Jero Mangku ketika bersikap Astra Mudra, mengucapkan Astra Mantra.
Selain hal itu, penggunaan mudra pun memiliki arti yang luas baik dalam hal pelaksanaan yoga ataupun meditasi.
Seperti halnya penggunaan mudra dalam meditasi cahaya kundalini sakti dengan Gayatri Mantra juga disebutkan dapat memudahkan untuk menempatkan atau mentransfer energi ke bagian – bagian tubuh yang dikehendaki yang dalam sastra suci dikatakan bahwa pengetahuan tentang Mudra akan memberikan segala manfaat dan daya – daya spiritual.
Didalam Yoga pelaksanaan atau praktek Mudra dibarengi dengan olah pernafasan;
Umumnya dilakukan sambil duduk dalam posisi meditasi, untuk menstimulasi bagian – bagian tubuh yang berbeda.
Hal ini akan membantu aliran Prana atau energi di dalam tubuh jasmani.
Dalam meditasi Kundalini,
Gerakan – gerakan mudra membantu pemusatan, pengaliran dan penyerapan energi rohani ke pusat cakra yang diinginkan.
Mudra akan dapat membantu pembangkitan dan pembersihan dari semua cakra yang ada di dalam tubuh.
Hasil dari kebangkitan dan pembersihan dari cakra – cakra dalam tubuh adalah kesehatan baik jasmani dan rohani.
Kesehatan rohani bisa berupa ketenangan bathin, dan penguatan aura tubuh;
Sehingga mampu menangkal berbagai vibrasi dan energi negatif dari luar.
Dalam bahasa sansekerta sebagaimana disebutkan dalam kutipan artikel suluh kehidupan, mudra ini dikatakan berasal dari akar kata mud yang berarti "membuat senang" dan dalam bentuk upasana, disebut demikian karena mudra itu membuat para dewa menjadi senang.
"Devanang moda da mudra tasmat tang yatnatascaret".
Dikatakan bahwa terdapat 108 dan 55 mudra yang biasa digunakan. Di sini yang dimaksud ialah
Ketika memuja, dilakukan dengan posisi tangan dan badan seperti latihan yoga yang oleh para pandita, sikap mudra ini selalu digunakan dalam rangka pemujaan dan disebut dengan istilah "patanganan" yang mengandung makna gerak-gerak tangan yang bermakna untuk mensthanakan para para dewata.
Sebagai referensi tambahan.juga disebutkan bahwa :
Dalam peninggalan purbakala di Bali juga terdapat seni arca, yang banyak menggunakan simbol mudra ini yaitu dengan sikap tangan di antaranya:
cin mudra (menenangkan pikiran),
vakhyayana mudra (sikap tangan ketika seseorang berbicara),
saudarsana mudra (sikap tangan memberi petunjuk),
jñana mudra (sikap tangan kebalikan dari cin mudra/merenung dengan menekankan tangan di dada),
dhyana mudra (sikap meditasi),
yoga mudrà (sama dengan sikap dhyana mudra),
vajrahungkara mudra (kedua tangan menyilang di dada memgang vajra),
vitarka mudra (sikap memberikan pelajaran),
bodhyagiri mudra (sikap tangan menggenggam sesuatu),
bhumisparsa mudra (sikap tangan menenangkan bumi),
vara mudra (sikap tangan memberikan anugrah),
abhaya mudra (sikap tangan menolak bahaya),
añjali mudra (sikap tangan memberi penghormatan, tercakup di dada),
vismaya mudra (sikap tangan seperti terkejut),
danda muda (sikap tangan diangkat seperti tongkat),
Suci hasta mudra (sikap tangan ujung jari menunjuk sesuatu),
matsya mudrà dilakukan ketika mempersembahkan arghya, yaitu dengan meletakkan tangan kanan di punggung tangan kiri lalu direntang, seperti sirip kedua ibu jari, dan Sivambha yang berisi air diandaikan samudra lengkap dengan ikan-ikan di dalamnya.
Yoni mudra yang berbentuk segi tiga, dibentuk dengan kedua ibu jari. Yoni mudra ini digunakan untuk memohon kehadiran dewi (devi) untuk datang menempatkan diri di hadapan pemuja. Yoni dipandang sebagai piþha atau yantra khusus bagi devi.
Upasana mudra tidak lain adalah ekspresi ke luar dari suatu dorongan di dalam, dan mudra itu lebih menegaskan dorongan tersebut.
dan lain - lain.
Sedangkan mudra yang digunakan dalam pemujaan (archana) seperti dalam :
japa,
dhyana ("memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi"; Dasa Nyama Bratha)
kya karma (ritual upacara yadnya untuk mencapai tujuan tertentu),
pratisthha (mensthanakan),
snana (menyucikan/ mandi),
avahana (menyambut datang),
naivedya (mempersembahkan makanan) dan
visarjana (mempersilahkan devata pergi kembali).
Sehingga dalam kegiatan - kegiatan upacara keagamaan di Bali yang dipimpin oleh sulinggih yaitu para pandita Hindu Dharma senantiasa menggunakan mudra ini dalam berbagai tingkatan upacara yadnya yang sangat erat kaitannya dengan pranawa, kuþamantra, mantra dan archana.
Astra mantra
Astra=senjata
Mantra=japa/nyanyian suci. Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Jadi astra mantra adalah senjata yang mengiringi ucapan yang memiliki kekuatan gaib
Dalam agama Hindu, mantra adalah bunyi, kata, atau frasa suci yang diyakini memiliki kekuatan spiritual dan transformatif. Mantra digunakan untuk berbagai tujuan, seperti meditasi, ibadah, dan latihan spiritual.
Astra Mantra, di sisi lain, adalah kategori mantra dengan gerakan tangan khusus yang terkait dengan astra, senjata surgawi, atau kekuatan gaib dalam mitologi Hindu.
Berikut adalah perbedaan utama antara astra mantra dan mantra lainnya:
Tujuan dan Doa: Astra Mantra terutama digunakan untuk memanggil atau mengaktifkan kekuatan senjata surgawi atau energi supernatural tertentu. Mereka diyakini memanfaatkan energi ilahi yang terkait dengan senjata tersebut.
Sebaliknya, mantra lain dapat memiliki tujuan yang lebih luas, seperti memohon dewa tertentu, mengembangkan kualitas tertentu, atau mencari berkah spiritual.
Berfokus pada Kekuatan Spesifik: Astra Mantra/gerakan tangan terkait erat dengan kekuatan, energi, atau kekuatan spesifik dari senjata surgawi yang terkait dengannya. Mereka dilantunkan untuk mengakses atau menyalurkan kekuatan itu.
Sebaliknya, mantra lain mungkin berfokus pada berbagai aspek pertumbuhan spiritual, penyembuhan, perlindungan, atau niat tertentu, bergantung pada dewa atau tujuan yang terkait dengannya.
Konteks Ritual: Astra Mantra sering digunakan dalam konteks ritual, upacara, atau situasi pertempuran tertentu. Mereka secara tradisional digunakan oleh pejuang, orang bijak, atau dewa dalam cerita mitologi. Namun, mantra lain dapat digunakan dalam praktik spiritual yang lebih luas, seperti meditasi, pengulangan mantra (japa), pemujaan, atau introspeksi pribadi.
Asosiasi Simbolik: Astra Mantra terkait erat dengan senjata surgawi dan representasi simbolisnya. Mantra-mantra tersebut diyakini mengandung intisari kekuatan senjata dan dapat membuka potensinya.
Mantra lain mungkin memiliki asosiasi simbolis dengan dewa, elemen, kualitas, atau prinsip kosmik, namun mantra tersebut mungkin tidak terikat pada senjata fisik atau kekuatan supernatural tertentu.
Penting untuk dicatat bahwa pemahaman dan praktik mantra dapat berbeda-beda di setiap tradisi dan garis keturunan/garis parampara kapurusan. Meskipun astra mantra kurang umum dalam praktik spiritual kontemporer, mantra ini memiliki arti penting dalam konteks mitologi Hindu dan kisah kuno tentang pahlawan dan dewa yang menggunakan senjata surgawi. Dalam praktik spiritual modern, mantra sering kali dipilih berdasarkan tujuan pribadi, pemujaan dewa, atau tradisi spiritual, dengan fokus pada pertumbuhan dan transformasi spiritual yang lebih luas daripada senjata atau kekuatan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar