Jumat, 31 Mei 2024

Sedaraga

SEDA RAGA
Mulih Ka Jati Mulang Ka Asal
BELAJAR PULANG SEBELUM DIPANGGIL PULANG
Mati dalam Hidup, Hidup dalam Mati

“Pati SaJeroning Urip, Urip SaJeroning Pati”

Falsafah sedaraga tentang “Mati dalam Hidup, Hidup dalam Mati” sepertinya merupakan falsafah yang menurut saya pribadi sangat dalam maknanya, bukan tentang peristiwa hidup atau matinya, namun bagaimana hidup menyadari segala yang ada hanyalah fana belaka, dan menyadari bahwa kematian adalah gerbang menuju kehidupan sesungguhnya.

SEDARAGA/Mati dalam Hidup memiliki makna bahwa segala peristiwa yang terjadi di dalam hidup ini ada baiknya disikapi dengan sikap seorang yang ‘mati’, ‘mati’ disini adalah ungkapan bagi seseorang yang mampu memisahkan antara ego-nya dengan DIRI SEJATI-nya selayaknya memisahkan raga-nya dengan jiwa-nya; raga yang mewakili keduniaan (rasa sakit, rasa sedih, keinginan, pengharapan, ketakutan, rasa rindu, rasa dendam, rasa senang, rasa heran, rasa kagum, dan segala sesuatu yang terdefinisikan) dengan jiwa yang mewakili keabadian (rasa cukup dalam ketiadaan, rasa ikhlas di pusaran keterikatan, rasa syukur dalam penghabisan, rasa tulus di tengah pengharapan, dan berbagai ungkapan di ambang batas kata-kata hingga yang tak mampu terdefinisikan), Sehingga seorang Jawa dalam melihat segala sesuatu yang terjadi kepadanya; ia tidak terombang-ambing dalam penghakiman dan perasaan, dalam riuh-rendahnya manipulasi pikiran, ia menerima segala sesuatu apa adanya, nrimo… demikian istilah sarat makna yang bagi sebagian orang disalahartikan sebagai menyerah. Padahal nrimo adalah puncak keaktifan kesadaran melepaskan diri dari ego duniawi yang senantiasa menggoyang ketenangan.

Hidup dalam Mati bermakna bahwa segala sesuatu sejatinya adalah milik Sang Maha Kuasa, tiada daya upaya kecuali dengan seijin-NYA, tiada peristiwa yang terjadi kecuali telah diatur dalam ketentuannya. Termasuk dengan seluruh kesadaran, ketidaksadaran, serta tubuh fisik yang melekat pada DIRI SEJATI kita telah pula digariskan kodrat dan suratan-NYA. Sehingga menghayati hidup sejatinya juga menjalani kematian yang abadi, sehingga apa-apa yang dipikirkan, diucapkan, dituliskan, dan dilakukan senantiasa mencerminkan suara DIRI SEJATI di atas pikiran, perasaan, dan ego diri yang kecil; memaknai persembahan, penyembahan, dan persembahyangan lebih dari sekedar aktivitas fisik atau ritual semata, namun dilandasi dengan kesadaran tertinggi bahwa DIRI (jiwa/ruh yang ditiupkan) dan diri (raga, pikiran, dan perasaan yang dititipkan) adalah semata milik Tuhan Yang Maha Esa, yang akan diambil kembali pada waktunya.

Seorang yang melakukan proses sedaraga ketika menghayati falsafah ini, maka ia akan SADAR dalam KETIDAKSADARAN, INGAT dalam KEALPAAN, dan KEMBALI dari PENGEMBARAAN pencarian makna kehidupan yang sesungguhnya selalu terjadi dan tersaji disini, di saat ini, begini, memahami segala sesuatu terjadi bukan pada dirinya namun segala sesuatu terjadi untuk dirinya.
#tubaba@griyangbang//sedaraga//ngerogasukma#


Kamis, 30 Mei 2024

DOA PELEPASAN
PESERTA DIDIK KELAS IX 
TAHUN PELAJARAN 2023-2024
SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
......, 12 Juni 2024

Om Swastiastu. 
Om Awignamastu Namo Sidam. 
Om Anobadrah Krtavo Yantu Visvatah. 
Semoga pikiran yang baik dan jernih datang dari segala penjuru arah.

Bapak Ibu, Ayah Bunda serta anak-anak yang kami banggakan…
Marilah kita rendahkan hati dan pikiran kita untuk memohon kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Hyang Maha Esa, karena sungguh hanya dengan kerendahan hati dan pikiran yang bersujud, Ida Sanghyang Widhi Wasa akan mengabulkan do’a-do’a kita.

Om Varkatunda Mahakaya Suryakotisamaprabha. Nirwignam Kuru Me Dewa Subha Karyesu Sarvada. 
Oh Dewa Yang Bersinar Dengan Gading Yang Melengkung. Dengan Tubuh Yang Besar. Dengan Kemilauan Jutaan Cahaya Matahari, Buatlah Usahaku. Dan Semua Kegiatanku Bebas Dari Segala Rintangan.

Om Ida Sanghyang Widhi Wasa 
Ya Tuhan Kami
Segala puja dan puji hanyalah milik-Mu, wahai pencipta alam semesta dan manusia. Kami bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang engkau limpahkan kepada kami. Waranugrahmu hadir, Om Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam setiap degupan jantung kami, dalam setiap pancaran darah kami, dalam setiap hembusan nafas kami, dan dalam setiap ayunan tangan dan gerak langkah kami. 

Tak sanggup kami untuk menghitungnya. Sungguh, kami tidak mampu untuk menghitung seluruh anugrahmu itu. Berikanlah kami kekuatan untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah engkau anugerahkan kepada kami, orangtua kami, guru-guru kami, siswa siswi kami dan sekolah kami SMP Negeri 4 Abiansemal. Berikanlah kami kekuatan untuk mengerjakan segala perintahmu dan berikanlah kami kekuatan untuk selalu menjauhi larangan-laranganmu. Masukkanlah kami ke dalam golongan hambamu yang bertakwa dan pandai bersyukur akan segala anugrah-Mu.

Om Ida Sanghyang Widhi Wasa
Kini kami hadir di majelis yang mulia ini, prosesi pelepasan peserta didik kelas IX angkatan tahun 2023-2024. Kami datang kepadamu bersamaan dengan momentum yang sangat bersejarah ini, sekalipun tertatih-tatih, kami berupaya mendekatkan diri kepadamu, berharap kasih sayangmu. Dengan rasa harap dan cemas, kini kami mengetuk-ngetuk pintu karunia dan rahmatmu, menadahkan tangan kecil ini, memohon belas kasih sayangmu Om Ida Sanghyang Widhi Wasa. Jangan engkau tepiskan tangan yang bergelimang dosa dan kotoran kehidupan dunia. Jangan engkau usir kami karena kelalaian dan kealpaan kami.

Om Ida Sanghyang Widhi Wasa
Berkat simbahan darah ibu yang telah melahirkan kami, berkat cucuran keringat kerja keras ayah kami, kami yang hadir diruangan ini berhasil menggapai apa yang kami citakan khususnya anak-anak kami, siswa siswi kami menjadi alumni SMP Negeri 4 Abiansemal. Kami memohon kepadamu Ida Hyang Widhi, ditengah cemas dan harap, sayangi ibu kami, sayangi ayah kami tercinta, sayangi mereka, tempatkan mereka keduanya dalam rahmatmu, ampunilah dosa-dosa mereka. Jadikanlah kami anak-anak yang mampu memuliakan mereka hingga maut menjemput.

Om Ida Sanghyang Widhi Wasa
Sayangilah guru-guru kami, limpahkanlah keberkahan atas kehidupan mereka. Berikanlah mereka kekuatan untuk menjalankan amanah dan jabatan dengan jujur, ikhlas dan dengan sebaik-baiknya. Limpahkanlah keberkahan atas sekolah kami ya Hyang Widhi, agar mampu memberikan sumbangsih terbaiknya bagi kemajuan agama dan bangsa Indonesia.
Tautkan jiwa dan hati kami
Kokohkan ikatan persaudaraan diantara kami
Damaikan perselisihan dan pertikaian diantara kami. 
Jangan engkau cerai-beraikan kami dengan kepentingan-kepentingan personal duniawi
Jadikanlah semua kerja kami sebagai wujud Yadnya dan bhakti kehadapan-Mu adalah tujuan kami. 

Om Ida Sanghyang Widhi Wasa
Langkah kami sebagai guru bagi anak-anak kami mungkin terbatas sampai hari ini. Untuk itu, kami titipkan anak-anak kami kepada-Mu ya Hyang Widhi, jalan panjang masih terbentang di hadapan anak-anak kami, meski kami tidak tahu seberapa jauh mereka akan melangkah, namun sungguh kami mengharap cintamu. Bimbinglah mereka senantiasa berjalan lurus di jalanmu, mudahkanlah langkah mereka, lapangkanlah kehidupan ini bagi mereka. Tiada harta yang kami berikan kepada mereka, hanya setitik ilmu yang kami sampaikan dari-Mu kepada mereka. Maka jadikanlah ilmu yang mereka peroleh sebagai cahaya yang menerangi jalan mereka, ilmu yang akan mengantarkan mereka kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Jadikanlah mereka anak-anak yang berbhakti, susila dan berbudiperkerti luhur sebagai generasi penerus yang lebih baik, menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang diidam-idamkan seluruh bangsa Indonesia.

Om Ida Sanghyang Widhi Wasa 
Perlihatkanlah kepada kami yang benar adalah benar dan berikan kami kemampuan untuk mengikutinya. Dan perlihatkanlah kepada kami yang salah adalah salah dan berikan kami kekuatan untuk menjauhinya.

Jika engkau berikan kami kesuksesan maka berikanlah kami bersamanya sikap rendah hati, tidak sombong, 
Jika engkau berikan kami kegagalan maka berikanlah kami bersamanya kesabaran dan kekuatan untuk bangkit
Jika engkau berikan kami kesehatan maka berikanlah kami bersamanya kekuatan dan kemauan untuk berbhakti dan ber Yadnya, 
Jika engkau berikan kami penyakit maka berikanlah kami bersamanya kesabaran dan kesembuhan
Jika engkau berikan kami kemudahan dan kelapangan rejeki maka berikanlah kami bersamanya anugrah atasnya dan kelapangan hati untuk berbagi
Jika engkau berikan kami kesulitan maka berikanlah kami bersamanya kemudahan dan jalan keluar
Jika engkau berikan kami jabatan dan amanah maka berikanlah kami bersamanya kejujuran dan usaha untuk selalu menjaga perbuatan baik di jalan-Mu secara konsisten dan tidak berubah. 

Anugerahkanlah kami hati yang ikhlas, jiwa yang tenang dan bersih, otak dan fikiran yang cerdas, sikap yang lembut kepada kebenaran dan keras kepada kebathilan

Om utedanim bhagawantah syamota prapitwa uta mandhye ahnam utodita maghawanta suryasya mayam dewanam sumantau syama.

Om Ksantavyah kayiko dosah, ksantavyo vacika mama, ksantavyo manaso dosah tat pramadat ksamamsva mam. 
Om santih, santih, santih, Om

Rabu, 29 Mei 2024

Sesapan Nyenuk

NGENTEG LINGGIH Rikala Karya Nyenuk
Olih: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd

NIHAN SESAPAN RIKALA YADNYA NYENUK: Dialog-dialog yang dilantunkan oleh Sang Pandita (Brahmana Siddha Karya) dan petugas yang berfungsi sebagai tamu.


1,a: BRAHMANA SIDDHA KARYA:
 Om, Awighnam astu, 
 Om Swastyastu.
          Kascarya sira Brahmana siddha karya, mulat sang tamuy wawu dateng, andulur lanang wadu. Sigra ta sira tinanyan nira. Endi pakan nira sangwawu dateng?

1,b : SANG TAMUY ABHUSANA SARWA PETAK. (Pasek Gelgel) :
          Uduh Dewa sang-atanya, sang apa kita, mwah endi pradesanta ?

1,a : BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Nghulun iki kang-angemit swaraja-karyan-ira Bhatara ring pura……….. Ngaranku Brahmana Siddha karya.

1,b: SANG TAMUY:
          Dewa-dewa sang Brahmana siddha karya. Didine kita wruha, nghulun iki carakan nira Bhatara Iswara saking purwa, sira mangrenge wreta, Bhatara ring pura…… ingaturaken yadnya-dewa, desan nira ring ......... Nghulun inon de Bhatara Iswara angaturaken phala bungkah, phala gantung, phala wija mwang phala rambat, sarananing anggawe upakara.

1,a. BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Lah, yan mangkana, suksma, padha rumanjing pwa sira ri jroning pura……, padha amecikana punang lungguh, lah, poma, poma, poma.

2,a. SANG TAMUY ABHUSANA SARWA BARAK. (Pasek Dangka):
          Uduh Dewa sang sumungsungi kami, sang apa aranta? Endi mwang pradesanta?

2.b. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Dewa-dewa sang tamuy, nghulun iki sang Brahmana Siddha Karya ngaranku, nghulun angemit yadnyan nira wa-desa, praya akarya yadnya ri jeng Ida Bhatara ring pura…………………

2.a. SANG TAMUY:
          Dewa sang angemit karya, nghulun iki presama carakan nira Bhatara Brahma, saking daksina desa, nghulun kinon de Bhatara angaturaken phala mule, sarwa sthawara, mekadi lata, gulma, janggama, phala bungkah, phala gantung, pinaka sarananing upakara.

2.b. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA :
          Nah, yan mangkana, laju pwa kita padha umanjinga, padha amecikana punang lungguh.

3.a. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Ih kita sang tamuy lanang wadu, kita andulur-dulur abhusana sarwa pita, kascarya ngwang umulata, saking endi kita dateng marangke, mwang paran derakarya ?

3.b. SANG TAMUY ABHUSANA SARWA PITA. (Pasek Gaduh):
          Uduh Dewa sang atanya ri kami, sang apa aranta? Mwang endi pradesanta?

3.a. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Arah, Dewa-dewa sang tamuy apekik bagus listwayu, nghulun iki sang Brahmana Siddha Karya aranku, nghulun pinaka pangemit karyan nira Bhatara, karya yadnya ingaturaken ring jeng Ida Bhatara ring pura………

3.b. SANG TAMUY:
          Dewa sang Brahmana siddha karya sang angemit karya, nghulun iki sadaya carakan nira Sang Hyang Mahadewa saking pascima desa, sira Bhatara umutusi nghulun iki, angaturaken sarananing upakara, makadi phala bungkah, phala gantung, phala wija, phala rambat mwang Sarwa sari.
          Apan Bhatara wus wruha kita bipraya angaturaken yadnya ri jeng Bhatara, mogha wastu siddha karyanta amangguh siddhaning don.

3.a. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA :
          Uduh kita sang tamuy, lumarisa kita rumanjing ri jro pura, lah kita padha amecikana punang lungguh.

4.a. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA;
          Ih kita sang tamuy lanang wadu, kita padha abhusana sarwa ireng, saking endi paran nira mwah paran derakarya ?

4.b. SANG TAMUY ABHUSANA IRENG. (Pasek Kubayan):
          Uduh Dewa sang atanya, sang apa kita, endi pradesanta ?

4.a. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Dewa-dewa sang tamuy, nghulun iki sang Brahmana Siddha Karya ngaranku, nghulun pinaka pangemit karyan nira Bhatara ring pura…….

4.b. SANG TAMUY:
          Dewa sang Brahmana, nghulun iki carakan nira Bhatara Wisnu saking uttara desa, kinon nira angaturaken phala bungkah, phala gantung, phala wija mwang phala rambat, maka sarananing upakara, adan tarimanen dewa.

4.a. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Suksma dahat yan mangkana, rumajinga pwa kita maring jroan pura, padha amecikana punang lungguh ri jro pura.

5.a. SANG BRAHMANA SIDDHA KARYA:
          Oh, Oh, Oh kita sang Tamuy andulur-dulur lanang wadu, abhusana tri-warna, kascarya kagawok pwanghulun umulata, lah waraha mami, saking endi paran nira wawu dateng? Paran derakarya?

5.b. SANG TAMUY ABHUSANA TRI-WARNA (Pasek Bandesa).

          Uduh Dewa sang Wagmi atanya ri kami, walik nghulun atanya ri kita, sang apa aran pinakanghulun? Mwah endi pradesanta ?.

5.a. SANG BRAHMANA:
          Dewa-dewa sang wawu dateng pekik bagus listwayu rupanta, didine kita wruh ri pinakanghulun, nora ta waneh nghulun iki Brahmana Siddha Karya aranku, nghulun pinaka pangemit karya iki ring pura… swaraja karyan nira Bhatara.

5.b. SANG TAMUY;
          Dewa sang Wagmi Brahmana Siddha Karya, nghulun iki pinaka carakan nira Sang Hyang Siwa, saking madhya desa, sangkaning hulun kinon de Bhatara amawa sarwa phala, makadi phala bungkah, phala gantung, phala wija, phala rambat, trena, taru, lata, sarwa maletik, pinaka sarananing anggawe upakara. Bhatara angastutyaken wastu kita amangguh siddha karya, labda karya mwang siddhaning don.

5.a. SANG BRAHMANA:
          Uduh Dewa presama, kita pinaka sangkaninghulun angaturaken yadnya ri jeng Bhatara, tinghalana dredha atwanging manah ninghulun presama, mangke umanjinga kita maring jroning pura......, padha amecikana punang lungguh, lah, poma, poma, poma patwanging.

Senin, 27 Mei 2024

Yolo

YOLO
You Only Live Once


Some people think they're always right
Others are quiet and uptight
Others, they seem so very nice-nice-nice-nice, oh
Inside they might feel sad and wrong, oh, no
Twenty-nine different attributes
Only seven that you like, oh-oh
Twenty ways to see the world, oh
And twenty ways to start a fight, oh
Oh don't, don't, don't get up
I can't see the sunshine
I'll be waiting for you, baby
'Cause I'm through
Sit me down
Shut me up
I'll calm down
And I'll get along with you
Oh, men don't notice what they got
Oh, women think of that a lot
One thousand ways to please your man, oh
Not even one requires a plan, I know
And countless odd religions too
It doesn't matter which you choose, oh, no
One stubborn way to turn your back, oh
This I've tried and now refuse, oh
Oh don't, don't, don't get up
I can't see the sunshine
Oh, I'll be waiting for you, baby
'Cause I'm through
Sit me down
Shut me up
I'll calm down
And I'll get along with you
Alright
Shut me up, shut me up
And I'll get along with you



Kamu hanya hidup sekali


Beberapa orang berpikir mereka selalu benar
Yang lain diam dan tegang
Yang lainnya, mereka kelihatannya sangat baik-bagus-bagus-bagus, oh
Di dalam hati mereka mungkin merasa sedih dan salah, oh, tidak
Dua puluh sembilan atribut berbeda
Hanya tujuh yang kamu suka, oh-oh
Dua puluh cara untuk melihat dunia, oh
Dan dua puluh cara untuk memulai pertarungan, oh
Oh jangan, jangan, jangan bangun
Saya tidak bisa melihat sinar matahari
Aku akan menunggumu, sayang
Karena aku sudah selesai
Dudukkan aku
Tutup mulutku
Saya akan tenang
Dan aku akan bergaul denganmu
Oh, pria tidak memperhatikan apa yang mereka dapatkan
Oh, wanita sering memikirkan hal itu
Seribu cara untuk menyenangkan pria Anda, oh
Saya tahu tidak ada satu pun yang memerlukan rencana
Dan agama-agama aneh yang tak terhitung jumlahnya juga
Tidak masalah yang mana yang Anda pilih, oh, tidak
Salah satu cara keras kepala untuk membalikkan badan, oh
Ini sudah saya coba dan sekarang menolak, oh
Oh jangan, jangan, jangan bangun
Saya tidak bisa melihat sinar matahari
Oh, aku akan menunggumu, sayang
Karena aku sudah selesai
Dudukkan aku
Tutup mulutku
Saya akan tenang
Dan aku akan bergaul denganmu
Baiklah
Tutup mulutku, diamkan aku
Dan aku akan bergaul denganmu

Minggu, 26 Mei 2024

Berkarma untuk yasa kerti

INGAT AKAN MIMPI TADI MALAM

Gede....... ingat saat kita bangun pagi, ada mendung, kita tidak melihat matahari ☀🌝, apakah matahari tidak terbit? 

Matahari itu tetap terbit, cuman tertutup mendung, nanti siangan sedikit mendungnya hilang, kita baru bisa melihat matahari sudah tinggi. 

Sama kalau kita punya pengharapan, punya doa, ekspextasi, permintaan sampai sekarang tidak dijawab, apakah Tuhan cuek tidak bekerja? 

Tuhan selalu bekerja, in progres, on the way, cuman kita tidak tahu. 

Bagaimana mungkin kita sebagai ciptaan bisa tahu akan cara kerja, pola kerja Sang Pencipta

Jangan pernah menyetir Tuhan, 

Tapi ikuti saja kendaraanNya pasti sampai pada tujuaan. 

#tubaba@griyangbang//elingringbhisama//berkarma untuk sebuah yasa kerti#


Kanda 4

#KANDA_PAT.

Kenalilah dan Ketahuilah Keberadaannya. 

Inilah letak #Aji_Aksara, seperti, 

      ᬲᬁ᭞ ( Sang ) di Ruang Hati. 
      ᬩᬁ᭞ ( Bang ) di Tengah Hati. 
       ᬢᬁ᭞ ( Tang ) di Empedu, 
       ᬅᬁ‌᭞ ( Ang ) di Pangkal Hati, 
       ᬇᬁ᭞ ( Ing ) di Dalam Hati, 
itulah yang disebut #Panca_Brahma, 

Demikian juga #Panca_Tirtha ialah ;

      ᬦᬁ᭞ ( Nang ) di Rongga Tubuh. 
      ᬫᬁ᭞ ( Mang ) di Paru-Paru, 
      ᬰᬁ᭞ ( Sing ) di Usus Besar. 
       ᬯᬁ᭞ ( Wang ) di Limpa, 
       ᬬᬁ᭞ ( Yang ) di Dalam Hati, 

Demikianlah letaknya di tubuhmu, ingatlah!!! 

Inilah yang harus diketahui oleh orang yang ingin melaksanakan Dharma, juga oleh orang yang ingin melakukan pemujaan yang disebut #Wedha_Sawa.

Demikian pula segala macam pekerjaan atau upacara, saudaramulah yang harus dibersihkan terlebih dahulu, sekaligus diberikan semacam jamuan. jika telah demikian maka bolehlah engkau membersihkan mayat, semua saudaramu dikembalikan. ;

I Anggapatı kembalikan pada Laklakan Kleteg. 
I Mrajapatı kembalikan pada Gludug. 
I Banaspati kembalikan pada Krebek. 
I Banaspatı Raja, kembalikan pada Gereh. 

Setelahnya semua saudaramu ada yang muncul 
          di Manah, 
          di Keneh, 
          di Buddhi 
          di Idhep. 
          di Sabdha. 

Pada kesadaran yang rahasia itu, itulah yang disebut ;

              #Sang_Hyang_Prawatek 
               #Dewata_Nawa_Sangha ,

Saudaramu itu semua, dikembalikan pada Hyang Tiga , ialah Sang Hyang Tri Purusa, 

• Dikembalikan pada Kepala, Bhatara Hyang Sinuhun, seperti ᬧᬹᬃ᭞ ( Pur ), ᬥ᭞ ( dha ), ᬨ᭞( Pha ), dan ᬉ᭞ ( U ) . 

• Dikembalikan pada #Surya ( Matahari ) dan #Chandra ( Rembulan ), itu semua sama-sama berkedudukan sebagai Penguasa, sebagai ciri baik dan buruknya dan semuanya sama sama berkedudukan di KIKIRIMPING, 

• Dan juga dikembalikan pada 
   BHAGAWAN_GARGA.

Pada awal bumi, itulah sebagai awal pertanyaan, letak kekuasaan, sekarang diperbolehkanlah para wiku yang sadhu budhi, menyelesaikan pada yang dikuasai, jika ia telah berhasil mengetahui haruslah ia mengatakannya kepada penguasa.

Ini ingatlah oleh orang yang ingin membersihkan orang meninggal, juga bagi yang memimpin upacara, itu harus diketahui terlebih dahulu, letak semua saudara di tubuh ;
• yang di Meten, bernama Babu Abra, 
• yang di Ambeng bernama Bayu Lambana, 
• yang di Mala bernama Babu Kakered, 
• yang di Sanggar, bernama Dewata Nawa Sangha, 

itu yang harus diketahui, nama dan tempatnya, juga yang disukainya, haruslah engkau menuruti segala upacaranya. ada juga pasaksenakna, juga yang diperintahkan, panggilah semuanya, katakan agar menuntun atma orang yang telah meninggal, berjalan menuju kuburan, juga ke surga, bertemu dengan ayah dan ibunya, juga dengan saksenakna, di kahyangan di wungkub, di dalem menghaturkan sesajı, jika tidak demikian. tidak diketahui Bhatarı Durga, pada saat meninggal, jika engkau telah mengetahuinya, dan telah menghaturkan suguhan pada semua saudaramu, tidak mungkin tidak engkau akan menemukan surga, bertemu dengan ayah dan ibu, juga dengan semua saudara semuanya menyambutmu. 

Sekarang jika engkau " Tidak Mengetahuinya ", terlebih lagi tidak " #Menghaturkan_Segeh ", kepada semua saudaramu, juga tidak ingat bersaudara dengannya, kini pastilah marah semua saudaramu pergi dari rumah menuju kuburan, berubahlah kemudian menjadi BHUTA , saudaramu yang ada ;
      di Jalan 
      di Perempatan, 
      di Ladang. 
      di Kuburan, 
      di Batu, 
      di Air 
      di Sungai, 
      di Sanggah, 
Demikianlah jika engkau tidak mengetahui semua saudaramu, semua berubah menjadi BHUTA BHUTI, RAKSASA, WIL dan BRAGALA , semuany a menuju ke Kuburan. 

I Anggapati menjadi #Sang_Suratma. 
I Mrajapatı menjadi #Sang_Jogor_Manik. 
I Banaspati menjadi #Dorakala. 
I Banaspati Raja menjadi #Sang_Mahakala, 

Semuanya menghadap Bhatari Durga, semuanya berteriak dengan keras, 
     ....uh ..heh...heh ....heh 
dan bersama Bhuta Bhuti, Picasa dan Wil, menyeret Sang Atma menuju ke Tegal Penangsaran dan juga memasukkannya ke Kawah Tambra Goh Muka. 

Demikianlah yang dikatakan oleh Pengetahuan, yang #mengentas dan yang #dientas berakhir kebingungan, sebab ,

  "Ia tidak tahu yang harus diketahuinya "

Termasuk juga saya. 

Ong Rahayu 

®Warih Mula Keto.

Sabtu, 25 Mei 2024

HUKUMAN TUKANG SELINGKUH MENURUT AGAMA HINDU

Dalam kitab suci Hindu jelaskan sebagai berikut:

Orang yang melakukan hubungan dengan yang bukan istrinya yang sah (selingkuh) akan dihukum di alam neraka Taptasurmi, Neraka yang dikenal seram. Neraka ini bertujuan untuk menghukum arwah laki-laki dan perempuan yang pada saat hidupnya tidak setia dan berkhianat terhadap pasangan mereka dengan melakukan hubungan dengan orang yang bukan merupakan dari pasangan mereka.

Dalam Kitab Devi Bhagavata Purana atau Srimad Bhagavatam Taptasurmi/Taptamurti Neraka tingkat 21 dimana para "atma druaka" (arwah pendosa) yang tak setia dengan pasangannya, digotong oleh para Chingkarabala, yaitu pasukan Dewa Yama yang berwujud hantu , kemudian arwah itu dicambuk dan dipaksa memeluk besi yang sangat panas hingga membuat kulit melepuh.

Lebih jelasnya lagi dalam kitab Srimad Bhagavatam bagian 5.26 dijelaskan sebagai berikut:

Terjemahannya, Seorang pria atau wanita yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak pantas, dihukum setelah kematian oleh asisten Yamarāja di neraka yang dikenal sebagai Taptasūrmi. Di sana pria dan wanita seperti itu dipukuli dengan cambuk. Laki-laki dipaksa untuk memeluk bentuk besi merah-panas dari seorang wanita, dan wanita itu dipaksa untuk merangkul bentuk yang sama dari seorang pria. hukuman untuk seks terlarang.

Kemudian dalam kutipan dari lontar Adi Parwa, mengenai hukum dan dosa seseorang yang melakukan perselingkuhan, dalam Adi Parwa dikatakan;

“Yan hana ta pwa stri majalun hana swaminya. Bhrunahatya kretam param. Salwiring papaning brunahatya tinemunya, pada lawan papaning amati rare jro weteng patakanya. Mangkana prawrettinya. Mangkana tekang jalu-jalu yawat yan hareping stri patiwrata, mahyuna ring stri brahmacari kunang, mangguhakena brunahtya, papa tinemunya”.

“Jika ada seorang wanita yang sudah bersuami, melakukan hubungan intim dengan laki-laki lain. Bhrunahatya kretam param. Berbagai dosa siksa neraka akan didapatkannya, sama halnya dengan dosa siksa neraka menggugurkan bayi dalam kandungan. Demikian pula bagi para lelaki, yang menginginkan (bernafsu, ingin memiliki istri orang lain) seorang istri yang setia kepada suaminya, menginginkan wanita yang brahmacari, akan mendapatkan neraka yang sama dengan dosa siksa neraka menggugurkan bayi dalam kandungan”.

Seorang laki-laki yang sudah beristri, tidak menginginkan perempuan lain, begitupun sebaliknya, seorang perempuan yang sudah bersuami jangan menginginkan pria lain. Seorang laki-laki baik lajang ataupun sudah beristri tidak berusaha untuk merayu seorang perempuan yang sudah bersuami, apalagi jika wanita tersebut adalah seorang perempuan yang setia pada suaminya. Perbuatan seperti ini dianggap sama dosanya dengan menggugurkan bayi dalam kandungan, dan menggugurkan dosa pada bayi dalam kesehatan besar.

Beberapa kitab suci seperti Manawa Dharmasastra, Sarasamuscaya, dan Parasa Dharmasastra mengajarkan mengenai hubungan seks yang suci. Yaitu hubungan seks yang dilakukan setelah melalui proses pawiwahan (perkawinan).

Kitab Manawa Dharmasastra juga menekankan, bahwa pernikahan adalah hal yang sakral dan berlangsung sekali dalam hidup manusia. Berikut ini kutipan Manawa Dharmasastra:

Anyoyasyawyabhicaro,
Bhawedamaranantikah,
Esa dharmah samasena,
Neyah stripumsayoh parah.

Artinya:

Hendaknya supaya hubungan yang setia,
Berlangsung sampai mati,
Singkatnya ini harus dianggap,
Sebagai hukum tertinggi sebagai suami istri.
(Manawa Dharmasastra IX. 101)

Tatha nityam yateyatam,
Stripumsau tu kritakriyau,
Yatha nabhicaretam tau,
Wiyuktawitaretaram.

Artinya:

Hendaknya laki-laki dan perempuan yang terikat dalam ikatan perkawinan,
Mengusahakan dengan tidak jemu-jemunya,
Supaya mereka tidak bercerai,
Dan jangan hendak melanggar kesetiaan antara satu dengan yang lain.
(Manawa Dharmasastra IX. 102)

Jumat, 24 Mei 2024

Lontar Soda Siwakerana

Om Swastiastu, Om Awighnamastu Namo Siddham. Om Hrang Hring Sah Parama Siwaditya ya Namah. Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka karena diambil dari berbagai sumber informasi, yang mungkin kurang tepat. Om Tat Pramadat Kesama Swamam. Om Santih


Lontar Soda Siwakerana

Om Swastiastu
Om Awignhamastu Nama Siddham
ini merupakan lontar yang berisikan tahapan-tahapan sulinggih dalam mulut dan dilengkapi dengan yoga mudra Siwa dengan berbagai gerak tangan serta mengulas tentang bebantenan pecaruan yang bisa dipakai sebagai pedoman, disesuaikan dengan desa kala patra, dan salinan lontar ini banyak mengandung inti falsafah hindu.

"nihan soda siwakerana ngarania, maka gagelaran sang wiku bhagawad daksa rikalaning amuja hyang Siwa, jangkep katekaning mudra astra mantra pinaka yoga mudra ngarania, sida pinaka pangeleburan ulah salah muwang ala, muah idep laksana nora ulah. iki wenang maka ngalebur serana toya mawadah payuk 16 siki, maisi sarwa wangi, ika pinuja dening wiku anuju dina ayu muwang rahina wenginia.
bebantenia: suci asoroh mantuk ring sang amuja (wiku), canang lenga-wangi, burat wangi, genahang wing pamujan.
banten sang malukat: 
sesayut pengambiyan, peras panyeneng, jerimpen, panyegjegan, pangulapan, dapetan, tulung agung, perayascita, daksina agung, artaniya: 4.000 (nista), 8.000 (madya) utawi 16.000 (utama).
ring wong anggarabawos miwah ring wong paguru; 10.000 (nista), 20.000 (madya) utawi 40.000 (utama).
ring wong aparayoya; 20.000 (nista), 40.000 (madya) utawi 80.000 (utama).
muwah sang amuja, ring sang kapijain japa mantra tan norani sayogya, sama wera, ila-ila (ile-ile) palaniya, pada upadrawannia de Sang Hyang Sastra muwang Sang Nugraha.
mekadi sang Wiku muwah sang Prabu, pada kautamania, wenang angango tanpa banten, rika masurya sawana ginawe.
manih sang wiku yogya yan ayun atulung ring catur janma, amungel sesantunnia kadi nguni. kewala bantenia den jangkep kadi nguni, muwah sesantun artania 1700.
iki pijania, mantra watek dewata maider:

iswara astawa purwa setanannia
gni astawa,


demikian sekilas tentang lontar Soda Siwakerana. 

Kamis, 23 Mei 2024

Sloka Adalah Guru Atau Nabe

Dokumen ini berisi beberapa bagian tentang kualitas yang sama dan pentingnya seorang NABE (lanang ataupun istri) dari kitab suci dan tradisi Hindu. 

Ini menggambarkan eksistensi seorang NABE sebagai wakil Brahma, Wisnu dan Siwa yang dapat membimbing muridnya menuju pengetahuan tertinggi dan realisasi diri. 

Seorang Nabe sejati dikatakan melampaui kualitas seperti kelahiran dan kematian, perwujudan kebijaksanaan, dan pemberi moksha atau pembebasan dari siklus kelahiran kembali. 

HARI GURU PURNIMA disebutkan sebagai hari penting bagi para murid untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada Nabe mereka.

Gurupūrṇimā adalah festival keagamaan yang didedikasikan untuk memberikan rasa hormat kepada semua guru spiritual (NABE) dan akademisi.

Hari Gurupurnima ini dirayakan sebagai festival di Griya Agung Bangkasa. Festival ini secara tradisional dirayakan untuk menghormati guru atau NABE sebagai pemimpin spiritual pilihan seseorang. 

Hal ini diperingati pada hari bulan purnama ( Purnima ) di bulan Ashadha (Juni – Juli) menurut Kalender Hindu . Festival ini dihidupkan kembali untuk memberikan penghormatan kepada guru spiritual (NABE)


 
SLOKA ADALAH GURU 
 
Guru Stotra 
 
Guru Brahma Guru Wisnu 
 
Guru Devo Maheshwar a 
 
Guru Saakshat Para Brahma 
 
Tasmai Sree Gurave Namaha 

Artinya:
Guru sesungguhnya adalah wakil dariBrahma, Wisnu dan Siwa. Dia menciptakan,menopang ilmu pengetahuan dan menghancurkan rumput-rumput kebodohan. Saya salut kepada Guru yang demikian.

BayiMandalaaka aram 
 
Vyaaptam yenam charaacharam 
 
Tatpadam Darshitam Yena 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: 
Guru dapat membimbing kita menuju pengetahuan tertinggi tentang ITU yang meliputi segalanyamakhluk hidup dan tak hidup di seluruh Alam Semesta (yaitu Brahman). Saya salut kepada Guru yang demikian.

Agnyaana Timiraandhasya 
 
Gnyaana Anjana Shalaakayaa 
 
Chakshuhu Unmeelitam Yenam 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: 
Seorang Guru dapat menyelamatkan kita dari kepedihan kebodohan (kegelapan) dengan menerapkan pada diri kitabalsem pengetahuan atau kesadaran akan Yang Maha Kuasa, saya salut kepada Guru yang demikian.
 
Sthaavaram Jangamam Vyaaptam 
 
Yatkinchit Saharaa Charam 
 
Tatpadam darshitam yena 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: 
Guru itu yang dapat mencerahkan kita tentang segala kesadaran yang ada di dalamnyaketiga dunia ataunegara bagian (Jaagrath, Swapna dan Sushupti... aktivitas, mimpi dan kedalamankeadaan tidur), saya salut kepada Guru yang demikian.

Chinmayam Vyaapi Yatsarvam 
 
Trailokya Saharaa Charam 
 
Tatpadam darshitam yena 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.
 
Artinya: 
Guru yang terhormat itumengarahkan perhatian saya pada SATU keilahian yang ada dalam diri semua orangyaitu inert (tidak bergerak) sebagaiserta yang aktif (mobile), Isalut kepada Guru yang demikian.

Sarva Sruti Shiroratna 
 
Viraajita Padambujaha 
 
Vedantaambuja Sooryo Yah 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya : 
Guru itu yang merupakan samudra Sruti (Weda), Matahari ilmu pengetahuan (yang bisahancurkan ketidaktahuan kita dengan sinar ini), saya salut kepada Guru yang demikian.

Chaitanya Shaashwatah Shaantho 
 
Vyomaateeto Niranjanaha 
 
Bindu Naada Kalaateetaha 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: Guru itu yang merupakan wakil dari sesuatu yang tidak dapat diubah, selalu hadir, damairoh, yang satu runcingdan melampaui wilayah tersebutruang dan waktu, yang visinya selalumempesona, saya salut kepada Guru yang demikian.

Gnyaana Shakti Samaaroodah 
 
Tatwa Maalaa Vibhooshitaha 
 
Bhukti MuktiPradaaneyn a 
 
Tasmai sri Gurave Namaha.

Artinya : 
Yang menjadi samudra ilmu, yang selalu dalam Yoga (bersama WenganTuhan) yang dihiasi ilmu tentang prinsip Ketuhanan, Yang Maha Esa bisa membebaskan kita dari keberadaan duniawi ini, saya memberi hormat kepada Guru yang demikian.

Aneka Janma Sampraapta 
 
Karma Bandha Vidaahine 
 
Atma Gnyaana Pradaaneyna 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: 
Yang dapat membantu kita terbebas dari rantai karma yang bertumpuk-tumpukhidup, dengan mengajarkan kita pengetahuan tentangdiri (Atma Gnyaana), saya salut seperti itu Guru.



Shoshanam Bhava Sindhoscha 
 
Gnyaapanam Sarasampadah a 
 
Guror Padodakam Samyak 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya : 
Yang mampu menolong kita mengarungi lautan kehidupan ini, yang mampu revbaik bagi kamiYang Ilahi, saya memuja Paadukaa-nya (berpegangan pada kakinya), saya salut kepada Guru yang demikian.

Saya Seorang Guror Adhikam Tatwam 
 
Na Guror Adhikam Tapaha 
 
Tatwa Gnyaanaat Param Naasti 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: 
Tidak ada prinsip yang lebih agung daripada Guru; tidak ada penebusan dosa yang lebih besar dari padaGuru; Tidak ada pengetahuan yang lebih besar daripada meditasi pada Guru seperti itu. Saya salut kepada Guru yang demikian.


Mannaathah Sri Jagannatho 
 
Madguruhu Sri Jagad Guruhu 
 
Madh Atma Sarva Bhootaatma 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: Penguasa dunia adalah Tuhanku dan Guru Dunia adalah Guruku, DIRI dalam diriku adalah sama yang hadir dalam semua (keilahian yang sama yang melekat pada semua makhluk). Saya salutseorang Guru yang demikian (yang memberi saya wawasan ini).

Guroraadi Anaadischa 
 
Guruh Param Daivatam 
 
Guruh Parataram Naasti 
 
Tasmai Sri Gurave Namaha.

Artinya: Guru tidak mempunyai awal dan akhir; Guru adalah Tuhan yang tertinggi (dalambentuk terlihat). Tidak ada yang melebihi prinsip Guru ini, dan saya salut kepada Guru yang demikian.

Dhyaanamoolam Gurur Moorthihi 
 
Poojamoolam Guroh Padam 
 
Mantramoolam Guror Vaakyam 
 
Moksha Moolam Guru Krupa.

Artinya: 
Wujud Guru adalah yang terbaik untuk direnungkan; kaki Guru adalah yang terbaik
memuja; kata-kata Guru adalah mantra; Rahmat Guru adalah akar dari pembebasan.

 
 
Brahmaanandham Parama Sukhadam 
 
Kevalam Jnaana Murthim 
 
Dhvandhvaa Theetham Gagana Sadhrisham 
 
Tathvam Asyaadi Lakshyam 
 
Ekam Nithyam Vimalam Achalam 
 
Sarvadhee Saakshi Bhutham 
 
Bhavaatheetha mThriguna Rahitham 
 
Sadhgurum Tham Naamami.

Artinya: 
Sloka ini mencoba menggambarkan sifat-sifat seorang Guru sejati. Seorang Guru sejati memilikinyakualitas berikut. 

Dia mengalami yang tertinggi Kebahagiaan Brahmaananda (transedental kebahagiaan ilahi). Dia menikmati dan menganugerahkan kebahagiaan tertinggi yang tidak berubah. Dia melampaui ruang angkasa dan waktu (tidak ada yang lebih tinggi darinya). Diaadalah perwujudan kebijaksanaan yang merupakandasar bagi semua jenis pengetahuan. Diamelampaui pasangan yang berlawanan (seperti kebahagiaan dan kesedihan, untung dan rugi). Dia lebih Mahahadir dibandingkan ruang itu sendiri. Dialah yang palingperwujudan prinsip Ketuhanan, yang merupakan makna batin dari empat besarPengucapan Prajnaanam Brahma, Aham Brahmasmi, Thath Thvam Asidan AyamAathma Brahma. Dia adalah Yang Esa tanpa yang kedua (ekam). Dia tidak pernah berubah dalam keadaan apa punkeadaan (nithyam). Dia tanpa kenajisan apa pun (vimalam). Dia mantap dantidak bergerak (achalam). Dialah saksi segalanya. Dia melampaui mentalpemahaman dan penjelasan verbal. Dia melampaui tiga guna (sathva, rajas dan
 
Thamas). Saya menyampaikan salam saya yang rendah hati kepada orang seperti ituGuru yang memilikisemua kualitas ini.
 
[Makna Sloka ini dibahas di grmakan detail di GuruWacana Poornimadisampaikan oleh Bhagawan Baba pada tanggal 14 Juli 1992]
Tentang Tuan Dakshinamoorthy
 
 
Gurave Sarva Lokaanaam 
 
Bhishaje Bhava Roginaam 
 
Nidhaye Sarva Vidyaanaam 
 
Dakshina Moorthaye Namaha 

Artinya: 
Saya salut kepada Dewa Dakshina Moorthy (Siwa dalam wujud Guru) yang merupakan Guru segalanyadunia, Yang Esa yang menyembuhkan penyakit duniawi dan yang menjadi kekayaan bagi semuanyapengetahuan.
Tentang Guru Shankaracharya
 








Jumat, 17 Mei 2024

Teologi Waktu

TEOLOGI KALA TATTWA
(Analisis Kebenaran Waktu Dalam Lontar Kala Tattwa)
Penelitian ini dilakukan atas ketertarikan penulis akan kebenaran waktu dalam lontar Kala Tattwa. Lontar ini jika disesuaikan dengan turunan Teologi Hindu sangat cocok dengan Hari Teologi, karena di dalamnya memuat tentang keterlibatan Tuhan dalam waktu atau hari apa pun yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Pemahaman terhadap teologi Waktu dan Hindu saat ini masih rendah, oleh karena itu penting untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis Hari Teologi yang ada dalam naskah, khususnya Lontar Kala Tattwa. Hasil penelitian ini adalah ajaran yang terkandung dalam Lontar Kala Tattwa meliputi (1) Widhi, (2) Manusya, (3) Mukti, dan (4) Konsep Waktu. Fungsi pengajaran meliputi (1) Fungsi Keagamaan, (2) Fungsi Pembebasan, (3) Fungsi Sosial, dan (4) Fungsi Kebudayaan. Makna Teologis Hari Raya meliputi (1) Tuhan Yang Maha Hadir (Wibhu Śakti), (2) Tuhan Yang Maha Kuasa (Prabhu Śakti), (3) Tuhan Yang Maha Mengetahui (Jñāna Śakti), dan (4) Tuhan Yang Maha Pencipta (Kṛya Sakti).

Kamis, 16 Mei 2024

Mudra

Mudra & Astra Mantra 
Mudra O mighty, all seeing tintya
"God above all" bless and return again
Mudra adalah sikap tangan sebagai tanda rahasia rohani dalam hal pemujaan yang memiliki arti – arti tertentu dan bertujuan untuk dapat :
Menyesuaikan gelombang energi bhuwana alit yaitu diri sendiri dengan vibrasi bhuwana agung, alam semesta ini.
Biasanya juga terlihat dilakukan oleh para sulinggih dalam rangka untuk memulai sebuah upacara yadnya.
Sikap atau gerak - gerik tangan dan jari sebagai sesana pinandita dalam pemujaan yaitu sebagai tanpa keinginan untuk dapat bergerak dalam melantunkan mantra puja astawa pada suatu upacara yadnya. 
Seperti halnya dahulu disebutkan bahwa, 
Sikap-sikap mudra ini dalam Stiti Dharma Online diceritakan diperoleh mula-mula dari Anumana Pramana sebagai kekuatan batin dari para Maha Rsi dimana dasar utama melakukan mudra adalah kesucian batin. Penggunaannya hanya untuk kepentingan memuja Tuhan / Ida Sanghyang Widhi Wasa, tidak dilakukan secara sembarangan.
Dan setiap orang dapat memilih diantara 55 jenis mudra yang sesuai dengan kebutuhan pemujaan misalnya :
Bagi para walaka ketika mepuja Trisandya, menggunakan mudra Padmasana dan Amusti Karana; 
Untuk Pinandita / Jero Mangku menggunakan Astra Mudra ketika nganteb banten; untuk Sang Sadhaka menggunakan mudra lengkap ketika Ngarga Tirta dan Ngili Atma.
Bagi Pinandita/ Jero Mangku ketika bersikap Astra Mudra, mengucapkan Astra Mantra. 
Selain hal itu, penggunaan mudra pun memiliki arti yang luas baik dalam hal pelaksanaan yoga ataupun meditasi.
Seperti halnya penggunaan mudra dalam meditasi cahaya kundalini sakti dengan Gayatri Mantra juga disebutkan dapat memudahkan untuk menempatkan atau mentransfer energi ke bagian – bagian tubuh yang dikehendaki yang dalam sastra suci dikatakan bahwa pengetahuan tentang Mudra akan memberikan segala manfaat dan daya – daya spiritual.
Didalam Yoga pelaksanaan atau praktek Mudra dibarengi dengan olah pernafasan;
Umumnya dilakukan sambil duduk dalam posisi meditasi, untuk menstimulasi bagian – bagian tubuh yang berbeda. 
Hal ini akan membantu aliran Prana atau energi di dalam tubuh jasmani. 
Dalam meditasi Kundalini, 
Gerakan – gerakan mudra membantu pemusatan, pengaliran dan penyerapan energi rohani ke pusat cakra yang diinginkan. 
Mudra akan dapat membantu pembangkitan dan pembersihan dari semua cakra yang ada di dalam tubuh. 
Hasil dari kebangkitan dan pembersihan dari cakra – cakra dalam tubuh adalah kesehatan baik jasmani dan rohani. 
Kesehatan rohani bisa berupa ketenangan bathin, dan penguatan aura tubuh; 
Sehingga mampu menangkal berbagai vibrasi dan energi negatif dari luar.
Dalam bahasa sansekerta sebagaimana disebutkan dalam kutipan artikel suluh kehidupan, mudra ini dikatakan berasal dari akar kata mud yang berarti "membuat senang" dan dalam bentuk upasana, disebut demikian karena mudra itu membuat para dewa menjadi senang.
 "Devanang moda da mudra tasmat tang yatnatascaret".
Dikatakan bahwa terdapat 108 dan 55 mudra yang biasa digunakan. Di sini yang dimaksud ialah
 Ketika memuja, dilakukan dengan posisi tangan dan badan seperti latihan yoga yang oleh para pandita, sikap mudra ini selalu digunakan dalam rangka pemujaan dan disebut dengan istilah "patanganan" yang mengandung makna gerak-gerak tangan yang bermakna untuk mensthanakan para para dewata.
Sebagai referensi tambahan.juga disebutkan bahwa :
Dalam peninggalan purbakala di Bali juga terdapat seni arca, yang banyak menggunakan simbol mudra ini yaitu dengan sikap tangan di antaranya: 
cin mudra (menenangkan pikiran), 
vakhyayana mudra (sikap tangan ketika seseorang berbicara), 
saudarsana mudra (sikap tangan memberi petunjuk), 
jñana mudra (sikap tangan kebalikan dari cin mudra/merenung dengan menekankan tangan di dada), 
dhyana mudra (sikap meditasi), 
yoga mudrà (sama dengan sikap dhyana mudra), 
vajrahungkara mudra (kedua tangan menyilang di dada memgang vajra), 
vitarka mudra (sikap memberikan pelajaran), 
bodhyagiri mudra (sikap tangan menggenggam sesuatu), 
bhumisparsa mudra (sikap tangan menenangkan bumi), 
vara mudra (sikap tangan memberikan anugrah), 
abhaya mudra (sikap tangan menolak bahaya), 
añjali mudra (sikap tangan memberi penghormatan, tercakup di dada), 
vismaya mudra (sikap tangan seperti terkejut), 
danda muda (sikap tangan diangkat seperti tongkat),
Suci hasta mudra (sikap tangan ujung jari menunjuk sesuatu),
matsya mudrà dilakukan ketika mempersembahkan arghya, yaitu dengan meletakkan tangan kanan di punggung tangan kiri lalu direntang, seperti sirip kedua ibu jari, dan Sivambha yang berisi air diandaikan samudra lengkap dengan ikan-ikan di dalamnya. 
Yoni mudra yang berbentuk segi tiga, dibentuk dengan kedua ibu jari. Yoni mudra ini digunakan untuk memohon kehadiran dewi (devi) untuk datang menempatkan diri di hadapan pemuja. Yoni dipandang sebagai piþha atau yantra khusus bagi devi. 
Upasana mudra tidak lain adalah ekspresi ke luar dari suatu dorongan di dalam, dan mudra itu lebih menegaskan dorongan tersebut. 
dan lain - lain.
Sedangkan mudra yang digunakan dalam pemujaan (archana) seperti dalam :
japa, 
dhyana ("memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi"; Dasa Nyama Bratha)
kya karma (ritual upacara yadnya untuk mencapai tujuan tertentu), 
pratisthha (mensthanakan), 
snana (menyucikan/ mandi), 
avahana (menyambut datang), 
naivedya (mempersembahkan makanan) dan 
visarjana (mempersilahkan devata pergi kembali). 
Sehingga dalam kegiatan - kegiatan upacara keagamaan di Bali yang dipimpin oleh sulinggih yaitu para pandita Hindu Dharma senantiasa menggunakan mudra ini dalam berbagai tingkatan upacara yadnya yang sangat erat kaitannya dengan pranawa, kuþamantra, mantra dan archana.


Astra mantra

Astra=senjata
Mantra=japa/nyanyian suci. Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.

Jadi astra mantra adalah senjata yang mengiringi ucapan yang memiliki kekuatan gaib

Dalam agama Hindu, mantra adalah bunyi, kata, atau frasa suci yang diyakini memiliki kekuatan spiritual dan transformatif. Mantra digunakan untuk berbagai tujuan, seperti meditasi, ibadah, dan latihan spiritual.

Astra Mantra, di sisi lain, adalah kategori mantra dengan gerakan tangan khusus yang terkait dengan astra, senjata surgawi, atau kekuatan gaib dalam mitologi Hindu. 

Berikut adalah perbedaan utama antara astra mantra dan mantra lainnya:

Tujuan dan Doa: Astra Mantra terutama digunakan untuk memanggil atau mengaktifkan kekuatan senjata surgawi atau energi supernatural tertentu. Mereka diyakini memanfaatkan energi ilahi yang terkait dengan senjata tersebut. 

Sebaliknya, mantra lain dapat memiliki tujuan yang lebih luas, seperti memohon dewa tertentu, mengembangkan kualitas tertentu, atau mencari berkah spiritual.

Berfokus pada Kekuatan Spesifik: Astra Mantra/gerakan tangan terkait erat dengan kekuatan, energi, atau kekuatan spesifik dari senjata surgawi yang terkait dengannya. Mereka dilantunkan untuk mengakses atau menyalurkan kekuatan itu. 

Sebaliknya, mantra lain mungkin berfokus pada berbagai aspek pertumbuhan spiritual, penyembuhan, perlindungan, atau niat tertentu, bergantung pada dewa atau tujuan yang terkait dengannya.

Konteks Ritual: Astra Mantra sering digunakan dalam konteks ritual, upacara, atau situasi pertempuran tertentu. Mereka secara tradisional digunakan oleh pejuang, orang bijak, atau dewa dalam cerita mitologi. Namun, mantra lain dapat digunakan dalam praktik spiritual yang lebih luas, seperti meditasi, pengulangan mantra (japa), pemujaan, atau introspeksi pribadi.

Asosiasi Simbolik: Astra Mantra terkait erat dengan senjata surgawi dan representasi simbolisnya. Mantra-mantra tersebut diyakini mengandung intisari kekuatan senjata dan dapat membuka potensinya. 

Mantra lain mungkin memiliki asosiasi simbolis dengan dewa, elemen, kualitas, atau prinsip kosmik, namun mantra tersebut mungkin tidak terikat pada senjata fisik atau kekuatan supernatural tertentu.

Penting untuk dicatat bahwa pemahaman dan praktik mantra dapat berbeda-beda di setiap tradisi dan garis keturunan/garis parampara kapurusan. Meskipun astra mantra kurang umum dalam praktik spiritual kontemporer, mantra ini memiliki arti penting dalam konteks mitologi Hindu dan kisah kuno tentang pahlawan dan dewa yang menggunakan senjata surgawi. Dalam praktik spiritual modern, mantra sering kali dipilih berdasarkan tujuan pribadi, pemujaan dewa, atau tradisi spiritual, dengan fokus pada pertumbuhan dan transformasi spiritual yang lebih luas daripada senjata atau kekuatan tertentu.

Minggu, 12 Mei 2024

Diksa Widhi Tidak Dibenarkan

*Diksa Widhi itu bukan berarti didiksa oleh Hyang Widhi*
Banyak orang yang tidak paham dan tidak mengerti apa arti daripada Diksa Widhi sebenarnya, Diksa Widhi itu artinya Upakara Diksha. Widhi juga punya arti adalah Aturan atau Regulasi. 
*Tradisi diksa Widhi memang ada, dimana menempatkan Widhi atau diwyangguru , atau Siddhangga sebagai Nabe. Dan upacaranya memang dilaksanakan yang tetap dipuput oleh sulinggih tapi tidak berposisi sebagai Nabe serta disaksikan oleh lembaga yang terkait dengan keagamaan seperti PHDI, hal ini wajib harus dipenuhi menyangkut atribut yang akan dipakai setelah inisiasi*. 

*Dalam sejarah Kawikon di Bali, baru diketahui hanya satu Sulinggih pada zaman pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel melakukan Diksa Widhi. Dalam upacara Diksa Widhi tersebut hanya dipimpin oleh Wiku Guru Saksi dan disaksikan oleh Raja (pemerintahan) serta komponen lainnya. Pelaksanaan Diksa Widhi sejatinya sangat selektif dan sangat ketat sekali. Hanya dilakukan bagi calon Pandita yg sedemikian tinggi kerohaniannya sehingga sulit bahkan tidak ada Guru Nabe yg melebihi kemampuannya*

*Diksa Widhi bukan dengan diam diam yang simsalabim lalu tiba tiba kemana mana mengaku ngaku sebagai sulinggih apalagi hanya dengan modal Melukat, hal ini di sebut sulinggih memada mada (SULINGGIH NYUMUKA) ; menjadikan dirinya sendiri selaku Pendeta bagi Walaka.(Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek Aspek Agama Hindu I - XV* 

*Diksa Widhi ini dilaksanakan untuk kriteria sulinggih sebatas ngewiku raga untuk jalan kelepasan, tidak ngelokapalasraya atau muput upacara apapun dimanapun apalagi sampai jadi Nabe ngangkat nanak yang ngelokapalasraya. Mengingat Nabenya di sunia. Maka jalan yang ditempuh jalan sunia, bukan jalan ramya. Jika tidak ada saksi. Tanpa upacara, kemudian mendaulat diri sebagai sulinggih dengan kelengkapannya sesungguhnya bisa masuk ranah hukum positif , pelecehan simbol simbol agama yang bersifat sakral.*

Pemberlakuan diksa sebagai pangkal mula Pandita, pangkal mula diksa adalah mantra, pangkal mula mantra adalah guru dari kata gu; gunatita dan ru; rupawarjita , mengandung makna yang melenyapkan kegelapan. Diksa wajib dipahami sebagai institusi tidak sebatas inisiasi, semestinya meliputi; sisya-siksa-pariksa-diksa-pandita-sista-siwa-moksa.

*Kenapa Siwasasana sangat keras, karena sudah diprediksi akan sangat kacau, kalau semua bebas mediksa tanpa aturan.*

Maka posisi guru, terutama manawangga guru atau guru manusia begitu sentralnya, lembaga diksa guru tidak hanya dipandang sebagai manusia biasa, melainkan perwujudan mantra dan Brahman. Sesuai petikan lontar purwagamasasana yang sangat diyakini oleh para sulinggih Hindu Dharma Indonesia.

*Sulinggih adalah pemilik modal simbolik, modal paling tinggi yakni Dewa-sakala. Modal ini sebagai alat untuk menghegemoni umat. Syukur hegemoni konstruktif, bagaimana jika hegemoni destruktif, maka menghindari dampak yang kedua, karenanya pembangunan modal simbolik tersebut harus terstruktur dan konstruksinya wajib dilakukan dengan cara cara SUCI*.

KEPUTUSAN PARUMAN SULINGGIH PHDI PROPINSI BALI TENTANG PEDIKSAN TAHUN 2001 yang saat itu di hadiri oleh 75 orang baik dari para sulinggih, phdi pusat, dan juga unsur pemerintah terkait seperti terlampir dimana dengan jelas dikatakan bahwa "DIKSA WIDHI" TIDAK DAPAT DIBENARKAN KARENA SESEORANG YANG MELAKUKAN DIKSA, HARUS MENGGUNAKAN "NABE SEKALA" YANG AKAN "NAPAK" SANG DINIKSAN*

Dengan hasil keputusan paruman sulinggih PHDI Propinsi Bali tahun 2001 tersebut, sehingga kesimpulannya adalah : 
 
*1. Diksa Widhi, tidak dibenarkan dan harus dibatalkan.*

*2. Diksa Masal, juga tidak dibenarkan, harus dibatalkan.*

*Wacana melanggar HAM adalah suatu pengalihan isu untuk pembenaran, karena tidak ada dasar sastranya dan sesungguhnya konsep Diksa Widhi yang tidak ada saksi saksinya dan Diksa Masal adalah suatu pelanggaran yang bisa menimbulkan penipuan bagi umat (Sulinggih Nyumuka) dan membuat masyarakat resah, karena tidak sesuai dengan hasil keputusan paruman sulinggih PHDI Propinsi Bali tahun 2001.*

Walaupun PHDI bukan lembaga Yustisia, hanya bersifat normatif konsultatif, namun sebagai lembaga kesulinggihan, jika ada seseorang melanggar norma dan azas kepatutan yang berlaku umum. PHDI harus bertindak, karena ini adalah salah satu tugas pokok PHDI untuk mengatur kehidupan beragama umat Hindu Dharma Indonesia.

*Ajaran Ajaran Untuk JBS*
KORWAS PANTAU UJIAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL



Koordinator pengawas sekolah pantau pelaksanaan Ujian Sekolah di SMP Negeri 4 Abiansemal dari pagi hingga selesai pelaksanaan Ujian Nasional hari pertama

Pantauan pertama ini, Korwas melihat jalannya Ujian Sekolah, hingga mengecek sarana maupun prasarana agar pelaksanaan US berjalan dengan lancar dan kondusif. Pada hari pertama pemantauan US ini berjalan lancar dan aman.

Data yang disampaikan koordinator panitia ujian (I Nyoman Podiarta, S.Pd) bahwa jumlah peserta US di SMP Negeri 4 Abiansemal sebanyak ...... peserta, dengan .... jumlah peserta laki-laki dan ....  orang perempuan. "Dari pantauan tadi pada hari pertama US berjalan lancar, tidak ada kendala yang berarti" katanya.

Terpisah Korwas, ........, juga mengatakan bahwa berdasarkan pantauan dilapangan, pelaksanaan US berjalan lancar. Ia berharap, pelaksanaan US ini sukses hingga akhir. "Kita berharap kepada semua pihak, agar tetap bisa mensukseskan pekaksanaan US," pungkasnya. 

WEDA BUDDHA

PURWAKA WEDA BUDDHA II



BEYAKALA agung :
                             
Kaki kala putih, Kaki kala dara, Kaki kala sakti, Kaki kala mukti,
Kaki kala dengen, Kaki kala riwane, Kaki tuju randhu, Ki lembu wok,
sira angasdahan kala kabeh, wusa mene denira hanangkalaniring pun
hanu, huwakaken ring pasangkalan ipun, iti tadah sajinira, sokan sahulung jajatah calon tan winalik, pancak-satha, walung-gagending, sajeng ring sujang, cucupan ring tatempeh, kalawan pirak sabhuwana, yanana kurang tadah sajyanira, sira maring pasar agung, hamilihana saka belanira, lah ta sira hamangan-hanginuma, kalawan sanakira kabeh sowang-sowang.
                            
Tatebus :          

Om Siwa Sada-Siwa Parama-Siwa, sabda bang, bayu haputih, IDEP haireng, hangiketakena hatma juwithan jiwanira sangtinebus-tebusan, tbas-tebus hanbusakna hatmanira sang tinbusan, mulih hapari purna hatmanira sang tinbusan, 
Om nama siwaya.

Sasarik :           
Om Sriya namah, ring gidat. Hanngenakna bayu bhagya purakrthi, ring bahu tengen. Hangiwakakna panca-baya pakewuh, ring bahu kiwa, hangarepakna phala-bhega-sri-sadana, ring hengkek-hengkekan.
            Hangungkurakna driya-huphatha hujar hala ipen hala, ring gigir.
            Hangati-hati sabda rahayu kadi ring tuhan, ring hulun hati.
            Hananggapakna phala-bhega-sri-sadana, ring tangan karo.
            Hanandungana maspira-kemala winten, ring pupu karo.

Nabutatbus : Hanguculakna lara-wighnane pun anu.

Nultulang tatbus : Hangulihakna hatma juwitane pun anu,
                                   pada mantuka maring guwa-garbhan ipun.

Yen karaga matetbus : Hamancutaning mala-pataka nepun anu.

Nultulang tatbus, tunggil kading ngarep :

Tehenan :  

Om Sang Hyang Siwa ping catur-muka panca-muka dewa-bhyuha, sira Bhagawan ratangkup, sira tahanggesenguna hujar hala hipen hala lara-roga, tan kena hupatha sasangi, tka gempung hilang sakehe, hananira Sang Hyang Siwa ping catur-muka panca-muka dewabyuha.                       

Jajanganan :     

Pukulan Kaki hameng Nini hameng, Bapa bangkeleng Babu bangkeleng, Babu haber Babu sinang, Babu maranak Babu hanjureni, Babu hanungku rat Babu wisesa, Babu dadukut sabhumi Babugadebhyah, Babu surastri Babu supani, hingsun handha suh kerthanira, handha hanjangani sira si Jabang bayi, iti tadah sajinira, liwet kacang satungkeban, lawan jangan saniru, manawi weten kurang luput, sampun tan agung sampura, iki pirak satak, hatutumbasira maring pasar agung, hamilihana saka belanira, sami sira hamuktya sari, kalawan sanakira kabeh, halit kang sun haturaken, agung kang sun teddha, handha hangluwarana sakwehing Bajang lara-roga, sawut sang kandandha upadra wan ipun, baliken wongana den habeik, kangaderwe caru, sampun sira ramagi, sampun sira nedut, sampun sirang gotes, baliken wongana den habecik, hasungana henak hamangan henak haturu, henak hameng-hameng katkana jajaka wudar-wudar, sampun sira sami hasung nugraha rahayu, sampun sira sami hambuktya sari, sami sira mantuka hangalinggana kayanganira sowang-sowang, hangarenana hurip warasa, dirgha-yusa pari-purna, kaduk timbul bujana kulit, hakulit tembaga, hawalung wesi, hahotot kawat, luputa ring lara-rogha, luputa ring panca-kala, luputa ring jara-marana, wastu den kadi pangraksarina ring si Jabang-bayi, raksana ning sabha-paran ipun, ring hesuk kalawan sore, rahina kalawan wengi, Om nama siwaya.

Sambutan :     
            
Pukulun Kaki Braja-Pati, Kaki Samantara, Kaki Cipta-Gotra, hulun handha-sih-krtha nugrahanira, handha-hambersihin hina sambutan, manawi hatma-jiwita ning kinasambutan hanganja-hanja pinggir ing samudra, tlenging hundadhi, sambutakna hulihakna maring raga-walunaning kinasambutan, hulihakna tetep mandel dirgha-yunsa, tan-katamana upadrawa Bhatara, Om Siwa-Dhampatyo swaha.

MARIMPEN mwang SUMBU :

Pukulan Babu Lembhana, Babu Hamong, Babu Juruh, Babu Halad-halis, Babu Korokok, Babu Sugih, Babu Sinang, Babu Gandhil, Babu Pangguh, iki siganjaranira, kang hamong-mong hatma-juwitaning manusa, lanang-waden, hatu-hanom, manusanira hamalaku kasakten kasiddhen-kamandhen, Padhuka Bhatara hangulihaken hatman ipun, hamuluraken tuwuh hipun.

PULAGEMBAL mwang SEKARSITAMAN :

Om Bhagawan Panarikan, Kaki Cipta-Gotra, Nini Cipta-Gotra, manusanira hangaturaken pasasaji pulagembal, tadah pawitra skarsitaman, caru-sdah putih-hijo, tarimanenta maring sumur, manusanira handha-lugraha, halepas bratha kang munggwing surat kasambut rumihin, manawi wenten kurang luput ipun, hapuranenta pukulun, depun gengrena, hakdik haturaning manusanira, hagung pakulihan ipun.
           
Om hayu werdhi haso-werdhi, hurdhi-prajnan suka sriya, dharma san santana werdhinca, hastute sapta-werdhiya.

Om dirghayu rastutathastu-hastu, Om Sa Ba Ta A I Na Ma Si Wa Ya, nama swaha.

Sawarnaning SASAYUT :
            
Pukulun Padhuka Bhatara hanungku-rat, kalawan sira padhuka Bhatari Perthiwi, makadi padhuka Bhatara Wisesa ring rat bhuwana kabeh, kalawan padha Bhatara hangaturaken Sasayut ipun hanu, padha Bhatara padha-Bhatari reka hasung nagraha Widhi, maring hawak sariran ipun hanu hapageh-hapageh haneng hurip ipun, hangulihakna hatma-jiwitan ipun tumungkula hipun, hangadega ring rat bhuwana maka-mona masasandungan, katkana koroneh dirgha-yusa, hatuha-hakekan-kaken, tunggunen permana wisesa, hadoha sarwa roga, hapan pin petaken hurip ipun de padha Bhatari, Om siddhi rasthu ya nama swaha.

Pabangkit :
            
Om Bhatari durgha, Bhatara Gana, Bhatara Brahma, Sang Yama-Raja Sang Hudug-Basur, Sang Pulung, Sang Yama-Pati, Sang dngen, Sang Raksasa, Sang Bhuta-Hulu-Singa, Sang Detya, Sang Dewa-Yoni-Sakti, mapupulta kabeh, tinghali bhaktining hulun irikita, wahana hulun luputa ring sarwa lara, mwang sihana dening sarwa kala kabeh.
            
Om Sam Bam Tam Am Im Nam Mam Sim Wam Yam, Om Durgha Bhucari ya namah, Om Bhuta Bhucariya namah, Om Kala Bhucariya namah.

GELAR-SANGHA :

            Pukulun Kaki Sang Kala-Gana, Kaki Sang Kala-Kredha, Kaki Sang Kala-Kalika, Kaki Sang Kala-Henjer-Henjer, Kaki Sang Kala-Raja, sira Sang Hyang Siddhi, sira ratuning Kala kabeh, iki tadah saji nira Gelar-sangha, skul ring wakul, jangan sakawali, cucupan hantiga, sajeng sagerel, manawi kirang tadah sajinira, den geng rena sinampuranira, hamukti sari-sari, riwusira hamukti sari, mulih sira hangelingana kayanganira sowang-sowang, rowangen sangderwo caru, wehana ipun hamukti Sang Hyang Rahayu, Om Siddhir astu-tathastu-hastu.

SURUHAGUNG :
            
Om Sabdha pinaka rarapan, akasa pinaka lingga, puspa pinaka dewa tirtha pinaka Hyang, huni cipta hamoring sabda IDEP.


PANIDDHA-KARYA :
            
Om-kara japa mantra, siddha haning sangakarya hayu, siddha haning sangakarya, hastu dirgha-yusaya, dandha lepas murthi ning Hyang, Om Tri-Patni jagra-padha, Om-kara nama Siwaya, Om Am Um Mam Om.

PAMGAT SOT :

Pukulun Bhatara Galungan, puniki manusanira hangaturaken pasangi, sira Bhatara hangelingaken hayo-lali, hapan hakdikang denaturaken, hagung dentedan ipun, handha hipun hurip-warasa, kadirgha-yusa, mwah tan katamana hupadrawa ning Bhatara, mwah huluna ngaturaken sasangin ipun, tan kantamana hulun hupadrawa ning Bhatara, Om nama swaha.

Iti mantran banten HAMRAS-PYANAK :

Pukulun Sang Tabeya nama Siwaya, tan katibeng tulah lawan carik, hanak padhuka Bhatara, hanak padhuka Bhatari, hangaturaken manusanira, haminta hipun hamras-pyanak, mangke hipun hamras. Padha Bhatara padha Bhatari reke hasung hanugraha Widhi, mring hawak ipun hanu, kajnengana dening Bapa Babu, Kaki Nini kang putu-buyut, cangkah wareng kerpek kumpi, kang maha Dewata, kang maha Dewati, maka nguni sira Kaki Yama-Raja, Nini Yama-Raja, Kaki Kabayan, Kaki Panarikan, Nini Panarikan, Kaki Citra-Gotra Nini Citra-Gotra, Kaki Panjeneng, Nini Panjenang, Kaki Bhagawan Nini Bhagawan. Sami sira hanjenengana ring kahyanganira, hanjenengi den ipun hanu, hipun hamras-pyanak, hatinggal hayu, hanemu hayu, hatinggal gnah, hanmu gnah, hatinggal gumi, hanmu gumi, hatinggal bukti, hanmu bukti. Hapan, hulun hanaking Bhatara Guru, Putunira Sang Hyang Wisesa, wenang haniwutaken hangalokaken bhuwana, hapan hulun putusing wnang kabeh, Om Sang Tabeya nama Siwaya.

Iti slokanya :

Om Sapta-wara tiwarnanca,               
Radityanca Mahadewa,
Somane Srawana tathwam,               
Anggara Sakra tathwanca.
                       
Buddham Wisnu tuhudanca,            
Brahma Wrespati mewanca,
Sukra Barunya mewanca,                 
Saniscara Yamancewah.

Iti mantran SRI-SADHANA ;
            
Om Kombaka-kencaka, Bhatara nama Siwaya, mtu saking tlenging samudra, rupanira biru, tan pendah tunjung biru,tka sira sariya, Bhatara Sadhana tka saka wetan, Bhatara Sri tka saka kidul saka kulon, saka lor, henak hahulekan ring harep inghulun.
            
Tan kapgatan hulun sala-bhoga Sri Sadhana, ratna kancana-mani kumarincing, hurip hira Bhatara Sri Sadhana, hungguwanira ring hati, janananira ring hampru.
            
Mleng-mleng tan pendah hungan tleng, tan kapgatan hulun phalabhoga Sri Sadhana, ratna kancana-mani kumarincing, apan hulun wruha rupanira hunggwanira, jnananira ring Bhatari, sinukan-kahenti henak halaki-harabi, hanak-hanak haputu-buyut, windhu haranira, duking bhuwana, kulang-kaling haranira duking pajuden, kbo hedan hangundar haranira duking pasar.
           
Hatwa sira nut mangetan, mangidul, mangulon, mangulor, hiringakna maring umah ninghulun, sirahinira sang rara-bolong, tatalinira sang naga lingker, henak halaki-harabi, hanak-hanak haputu-buyut, hanak sira lungha, sira kariya, maring humah inghulun, sirahinira sang rara-bolong, gting-gting tan pgat, miler-miler hasraweyan, tumus-tumurubus tka ring nganak putu-buyut inghulun, Siddhir astu-tathastu-hastu.

Iti Iti Panglukatan WONG-BLING :
            
Pukulun Raka ki sira padhuka Bhatara, manira Nini padhuka Bhatari Pra-Yoni, ra Nini padhuka Bhatari Kuranta, ra Nini padhuka Bhatara Sapanguwus-Gawe, manusanira manglukate (hal 25, baris terakhir)????????? Wteng, den halunas-lanus, panjang hurip, tis-hemben-galang-hapadang, tanana sangkala, manggeh hurip ipun, tkaning bayu-pramanam ipun.
            
Om siddhir astu-japa mantraning hulun,
Om rastu-rastu suddha-mala lara-wighnaya namah swaha.

Iti mantran banten PANGLEMEK :
Pukulun padhuka Bhatara Parama Buddha, manusanira hangaturaken sasayut Panglemekan, tka lemek.

Iti mantran Nampi-PUNYA;
ma; lingga rumuhun, raris hasmadhi-traya.
wus hasmadhi-traya, iti mantranya :
Om Bhanam wibusanam nityam,                   
danam durghatam waranam, 
dhanam sugam saso-manam,             
dhanam sakti-karam Siwam.                       
Yasca krodha para-jate,                    
kurute tri-dasa-laya,
tat dhanam syapilem jawam,             
waranam paramam hurdhah.

Raris haturakna ring Sang Hyang Dhaneswara.

            Pukulun Sang Hyang Dhaneswara, hulun hangaturaken punyane,....
            duluren salaku-lampah sangaderwe punya maring rahayu,
            Om hayu-werdhi haso werdhi-werdhiya nama swaha.

Iti hanggen mbaktyang DEWA-SAKSI :

            Pukulun padhuka Bhatara Wisesa ring rat bhuwana kabeh, mwang sira Bhatara Tri-Purusa, Brahma Wisnu Iswara, sira Sang Hyang Trya-Gni, Sang Hyang Catur-Loka-Phala, Indra, Baruna, Yama, Kwaira, mwang sira Sang Hyang Trayo-Dasa-Sakti, tan luput Sang Hyang Surya-Candra, sang pinaka saksining bhuwana kabeh, ring hala-hayunya, manusanira mangke hangaturaken pangabhaktin ipun hipun Hadewa-Saksi yan hala-lampahnya, hala kang pinanggguh, yan hayu lampahnya, hayu kang pinangguh, samata sira hangilingana, hanaksenakna ring hulah lampah hipun, Om siddhir-astu-tathastu-hastu.

NGABAKTI ka WISNU :
            Om Um Wisnu Catur-Bhujagopta, Wisnu sarnggah kerthatmaka,
                         Wisnu catam maha suksmam, Wesnawa ya namo namah.

Iti Perlina BAYANG-BAYANG :
            Om Hatmaning dwi-padha, pada panlar pwa kita, pamulih pwa kita maring Purwa, tinanggapwa kita dening Bhatara Iswara.
            Om Yam Sam U Ma Ha, Om hatmaning catur padha pwa kita, pamulih pwa kita maring Daksina, tinanggapwa kita dening Bhatara Brahma.
            Om Yam Bam U Ma Ha, Om hatmaning bawu padha pwa kita, pamulih pwa kita maring Pascima, tinanggapwa kita dening Bhatara Wisnu.
            Om Am Yam U Ma Ha, Om hatmaning sarwa tumuwuh, eka padha rahi padha, lumaku hanampak dadha, kumaranang-kumarining, sarwa huler, mwah humulih pwa kita maring Madhya, tinanggapwa kita dening Bhatara Siwa, Om Im Yam U Ma Ha.

Iti mantra sarwa PINUJA :

            Om Ekaksaram maha dewam,                       
herdhisam paramam sunyam,
             sarwatma sarwa dewatam,                
ekatwam paramam Siwam.
            Om namo nama swaha.

PANGILANG BANGES :   

I Yah, syam nyam, Am Ah, swaraning Prithiwi.

PANGARUM-MARUM BANGKE;

ma; mtu sari mantra-mantra, mtu sari maring hingsun wering sibuh cemeng, Sekar hakatih, ma :
                  Wisya, wasat, manuh sah, hapang da banges, pjang ring tangkah bangkene.


Iti kasiddhening mantra :

                  Om Sang Hyang kedhep bungkahing lidahku, Sang Hyang Kundhi-manik leng ing lidahku, Sang Hyang Nagasari godonging lidahku, Sang Hyang Manik-Astu-Gina kutiling lidahku, dewatanira Bhatara Siwa, urip hira Brahma-Wisnu, Swarghanira ring hati ring pupusuh, kedep siddhi-mandhi-mantranku.

PANAMPLIK BANGES, sa, salwir ring sekar wenang :
                  Om Sang Muksah kala-muksah, garudha sungsang, Ah Eh Wong,
                  hangisep bayune si yanu, tka hisep, 3.

PANGLEPAS BENGU, sa, lidi, 3, gnahang ring pangawake :
                  Hanu ne lidi, 3, katih, sikepang dini, dambahang buyunge pahek, sakit awake gutguta, bahan hulede, POMA, 3.

Prasthista Hulam CELENG : 
kang sinambat, Bhatara jabung.
                  
Ra Nini Bhatari Durgha, Kaki-Kala-Sakti, Kaki Kala-Madi, Kaki Kala-Samoha, Kaki Kala-Purwaraja, sira sang ngamurwaning Kala kabeh, Kaki Bhuta Tulak-Tanggul, Kaki Tundhung-Musuh, Kaki Jaga-Satru, Kaki Panggel-wala, Kaki Kala-Mertyu, Kaki Samantara, Kaki Kala Honjer-Honjer.

Mantran banten Galungan :
                  
Sang Tabya pukulun, hangaturaken sarining Sang Hyang Siwa-Raditya, sarining ngamanah, hangastuthi Bhatara Siwa Tathagata, mwang Bhatara Dharma, mwang Bhatara Buddha, sarwa dewa sarwa dewi, samadaya kajnengana denira Sang Hyang Tri-Purusa, kaseksanan denira Sang Hyang Triyo-Dasa-Sakti, hawasa sajinira telung warna, kabeh, winugrahan punang nganing janma, mandadi sarwa tinandur, hamurah kang sarwa tinuku, Dirghayur-asthu-tathastu-hastu.

Sarinang GALUNGAN :

                  Padhuka Bhatara sarining Galungan, manusanira kinawruhaken sarining Galungan, hingsun wruh sarining Galungan, hangisep sarining rahina wngi, hangisep sarining bhuwana, hangisep sarining sarwa sari, hangisep sarining bhuwana kabeh, dadya hulun Bhujangga lewih, hakadang ratu, suka sugih, sariran ingulun, kedep hanak-hanak, haputu-byut, tumus tekeng hanak putubuyut ingulun, Sang Hyang Triyo-Dasa-Saksi hanaksenin ngulun.

Iti puja Pamrayas citta :
                 
                  Prayascitta kare yogi,                               
                  catut warna wicintayet,
                  catur wastaranca puspadyam,                  
                  Am Ghom Rembhyah statho kamam.
                  Ulkaphatta saha hasranam,                      
                  naksatra dhupa sayuktam,
                  grayu-dandhi laga-warsam,                      
                  sadayet sadatah smertah.
                 
                  Satta sambut sarwi rowyadi,                    
                  sangga ghata ture janah,
                  wuksinacep parik linah,                            
                  prayascitta suki bhawam.
                 
                  Ityewam dewa karmanam,                       
                  tatah samertah srunuh,
                  Tri-Sandhya puja pemayam,                    
                  pascate candhine-dine.

Iti mantram DHURMANGGALA :

Om Singgah Bhatara Kala, turun Bhatara Indra hanunggangi lembu putih, kalih sira Bhatari Tri-Sirah, Dwi-Srenggi, Catur-Bhuja, Hasta-Dewa. SUSUDASA, Sadkarno, Eka-Igul, Eka-Panca, Dwi-Puruso, hayotana ngidepa salokan ingsun, Om namo Buddhaya.

Sa; sekar wija gandha, Wus hingastren pulang ring kalunghe.


Om Om Asta MAHA-BHAYAya, Purwa desaya, Iswara dewaya, sweta warnaya, Bajra-hastraya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.
Om Om Asta Maha-Bhayaya, haghneya desaya, Mahesera dewaya, pawal warnaya, dhupa hastraya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.
Om Om Asta Maha-Bhayaya, Daksina desaya, Brahma dewaya, rakta warnaya, dandha hastraya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.
Om Om Asta Maha-Bhayaya, Neriti desaya, Rudra dewaya, padmaraga warnaya, kadgha hastraya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.
Om Om Asta Maha-Bhayaya, Pascima desaya, Mahadewa dewaya, pitta warnaya, pasa hastraya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.
Om Om Asta Maha-Bhayaya, Bayabya desaya, Sangkara dewaya, syama warnaya, dwaja hastraya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.
Om Om Asta Maha-Bhayaya, Uttana desaya, Wisnu dewaya, kersna warnaya, gada hastraya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.
Om Om Asta Maha-Bhayaya, Airsanya desaya, Sambu dewaya, rajata warnaya, sarwa satru winasaya ya nama swaha.

Iti perlinana CARU-MANCA-WARNA, sa, sekar turut lima :
                  Om Sang Hyang Tri-Purusabhyong namah, Om Panca-resiBhyong namah
                  Om Asta-resibhyong namah, Om Nawa-graha kabuktibhyong namah,
                  Om Suksma-walyanama swaha.
                  Om Perthiwi, Om Apah, Om Teja, Om Bayu, Om Akasa, Om Windhu,
                  Om Sunya, Taya nama swaha.

Iti mantran CARU :

Om Indhah ta Bhatari Dhurga, dening kita nuduh hi Bhuta-Mangsa hapan kita wus pinangan hanadah sajinira,

Om Indhah ta kita hangken sapanangkanta, para-paranya, haywa kita hanglaranin, Om Sa Ba Ta A I nama swaha.

Iti PANGUNDANG KALA :

Om Sang Bhuta Janggitan, kita saking purwa, U, panca-waranta, Bhatara Iswara dewatanta, hiki tadah sajinira, pnek putih ayam putih, wus hingolah sapari krama, winangun hurip, hajaken pada rwang hira kabeh, limang ngatus limang dasa lima, wus sira hamangan-hanginum, mantuk sira ngelingin kahyangannira swang-swang, raksa sang ngaderwo caru, wehana hipun dhirga-yusa, luputa ring lara-roga, haja paweh sanut sangkala ring hawak sariran ipun, Om Mam namah.

Om Sang Bhuta Langkir, kita saking Daksina, Pa, panca-waranta, Bhatara Brahma dewatanta, hiki tadah sajinira, pnek bang ayam wiring, wus hinolah saparikramanya winangun hurip, hajaken pada rwang ngira kabeh, sangang hatus sangang dasa sya, wusira hamangan-hanginum, mantuk sira ngelingin kahyanganira swang-swang, raksa sang ngaderwe caru, wehana hipun dhirgayusa, luputa ring lara-rogha, haja paweh sanut sangkala ring ring awak sariran ipun, Om Am namah.

Om Sang Bhuta Lembu Kanya, kita saking Pascima, Pwa, pancawaranta, Bhatara Mahadewa dewatanta, hiki tadah sajinira, pnek kuning ayam putih syungan, wus hinolah sapari-krama winangun hurip, hajaken pada rwang ngira kabeh, pitung ngatus pitung dasa pitu, wusira hamangan-hanginum, mantuk sira ngelingin kahyanganira swang-swang, raksa sang ngaderwe caru, wehana hipun dhirga-yusa, luput ring lara-rogha, haja paweh sanut sangkala ring hawak sariran ipun, Om Tam namah.

Om Sang Bhuta Truna, kita saking Uttara, Wa, panca-waranta, Bhatara Wisnu dewatanta, hiki tadah sajinira, pnok hireng hayam hireng wus hinolah sapari-krama winangun hurip, hajaken pada rwang ira kabeh, ptang ngatus ptang dasa patpat, wusira hamangan-hanginum, mantuk sira ngelingin kayanganira, swang-swang, raksa sang ngaderwe caru, wehana hipun dhirga-yusa, luputa ring lara-rogha, haja paweh sangkala, ring hawak sariranipun, Om Um nama.

Om Sang Bhuta Tiga-Sakti, kita saking Madhya, Ka, panca-waranta, Bhatara Siwa dewatanta, hiki tadah sajinira, paek brum bun ayam brumbun, wus hingolah sapari-krama winangun hurip, hajaken pada rwang ngira kabeh, hulung agatus hulung dasa kutus, wusira hamangan-hanginum, mantuk sira ngelingin kahyanganira swang-swang, raksa sang ngaderwe caru, wehana ipun dirgha-yusa, luputa ring hala-rogha, haja sanut sangkala ring hawak sariran ipun, Om Im namah.


PANARPANAYAN

Kramanya, yan hanggawa Tirtha.Yadyaping gumana ngarya Tirtha, wus puput sira hakarya Tirtha, tkeng Panglukatan, sapuputa.

Sasirat ring Sanggar Praja-Pati :

                  Om Am Brahma Praja-Pati ya nama swaha.

Raris ngadhistana Sang Hyang Widhi :

                  Om Kurma ghneya namah.

Raris ngamet puspa sawiji, maka sedhana Sang Hyang Widhi :
                  IDEP Sang Hyang Brahma-Praja-Pati, wus pinras titeng padmasana, gnahang ring Sanggar Praja-Pati.

Raris pungunen Bhatara, sambut kang Bajra-Ghanta :

                  Ah Hum, Praja-Pati serojneyah, 
                  warnancapi pitta maha, 
                  pitta-pitta caderya, 
                  pitta guywa sahe-wana.
                 
                  Mantre tistote karanca,                            
                  swaste bama karastista,
                  putra daksina padasca,                             
                  bama pande pra-pro trakah.
                 
                  Om dewa hatita ya sarwe,                                   
                  nistula-nistuwa hapi,
                  dewo danggar wedewenam,                    
                  hetebhyah tat namo namah.
                 
                  Guhyati-guhya getatwam,                                   
                  prahyagraha siddhi mama,
                  siddhi bawantu tasweha,                         
                  tadwi kara namo namah.

Sasirat : Om Hyang Brahma Praja-Pati, dewa ya nama swaha.

Raris ngaturang Krikramas ka Raja-pati, mwang pasiraman, sambutang Bajra-Ghanta :
                 
                  Sangkalam-niskalam Buddhyam,            
                  Om-ngkaratwam Buddhatmakam,
                  pancaksara tatweng ngkara,                     
                  sarwa satwatma nirbanam.
                 
                  Hasucirwa-sucirwawi,                              
                  sarwa Gangga gato pitta,
                  cinta dewa nihisyami,                              
                  sawawahya bhyantara-suci.

Sasirat SAPTA-GANGGA. ...........................Om Am Gangga.............................................

Wus mangkana, PANGAHYAS, sambutang Bajra-Ghanta :

                  Om Hahyastu sarwa dewa, hahyastu sarwa dewata,
                  hahyastu sarwa dewanca, Om-ngkara dewa hastutya.

Sasirat : Om Am Hum Mam karana dewa ya nama swaha.

NGATURANG TIRTHA :
                  Om Tirthantu sarwa to dewa, Tirthantu sarwadewata,
                         Tirthantu sarwa dewanca, Om-ngkara dewa Tirthanca.

NGATURANG PUSPA :
                  Om puspantu sarwa to dewa, puspantu sarwadewata,
                         puspantu sarwa dewanca, Om-ngkara dewa puspantu.

Sasirat : Om Om dewa puspaya namah Om Om dewa sukaya nama swaha.

Raris ngastawayang, yanya masuci, pangastawane helih GIRI-PATI.
Yan nera sahika, BRAHMASTHAWANE hanggen ngasthawa, sapuputa.
Wus mangkana, sirat maring Sawa; ma; helih Sri!Sri yambhawantu sapuputa.

Raris ngamet puspa sawiji, maka sedhanan Sang Pitara :

IDEP Ki-Pitra Ni-Pitra, wus katas ring ngaweci, wus pinras singha-sana werdhaya.Gnahang ring huluning sawa.

Raris mijilakna Sang Hyang Kunapa-biseka :

                  Om A Kah Ah Am, Om Am Brahmana namah.
                  Om A Kah Ah Am, Om Hum Wesnawe namah.
                  Om A Kah A Am, Om Mam Iswarane namah.
                                                                                                           
Tungaknang puspa ring sawa.

Malih ngamet puspa sawiji, wtukna Sang Hyang-Pitra-KAKANGSEN :
                  Om Pitrabhyah swadha, Om mantrabhyah swadha, Om pitta mahebhyah swaha, Om matta mahebhyah swaha, Om perpitta mahebhyah swadha, Om permatta mahebhyah swadha.
                                                                       
Tungakna kang puspa ring sawa.

Malih ngamet puspa sawiji, siwi-krananin hikang Pitra :
                  Om Namewah pitaro gana ya nama swadha, hulu
                  Om Namewah pitaro gana ya nama swadha, rahi
                  Om Namewah pitaro gana ya nama swadha, werdhaya
                  Om Namewah pitaro gana ya nama swadha, sarwangga.

Malih wtu Sang Hyang Tri-Sakti :
                  Om Praja-Patebhyeh nama swadha,
                  Om Matta-matta mahebhyeh nama swadha.

Wus mangkana, Tirtha siratakna maring Sawa :
                  Om Sri!Sri hambhawantu, sapuputa.

Raris tibeng kembang x 3 : Om Am, Om Hum, Om Mam.

Malih karasedhananin sang Pitra, tirtha siratakna :
Om suddhamam swaha, tangan tengen. Om hati suddhamam swaha, kiwa.

Wus mangkana, dundunin sang Pitra, sambutang Bajra-Ghanta : AH, HUM
I. Hayantu pitaro dewam, ..................................
II. Bagyantu pitaro dewam, ..................................

Raris hasung sisig-hambuh sang Pitra, tkeng mantranya, tkaning teya hanar padyusaning sang Pitra, sambutang Bajra-Ghanta : AH HUM,
I. Snanantu pitaro dewam, ..................................
II. Hahyastu pitaro dewam, ..................................
           
Hasungana tirtha sang Pitra, helih SRI!SRI HAMHAWANTU............................................
            Mwang I MET OYA............................................
           
Raris hasthawayang hikang TIRTHA :
Tirthantu pitaro dewam,.................................
Cendana : Lepyantu pitaro dewam,.................................
Sekar : Puspantu pitaro dewam,.................................
Halungguh : Tisthantu pitaro dewam,.................................
Jagranto pitaro dewam,..................................

Riwusing mangkana, HASTA Sang Pitra :
                 
                  Om Buddha mapi pitam rupam,              
                        Buddha kanam hitarti,
                         Tri-nayana werksa,                            
                        halko sangara kalem.
                       
                         Tamaja matula mekam,                     
                        wisma sangersa nartam,
                         bhuwana serjamananten,                   
                        Brahma rupa na mami.
                 
                        Om nama pitra watsalaya,                              
                        sarwa wirakara sata welaya,
                         sarwa wira phala kaya siddhi,           
                        perdhanaya nama swadha.
                 
                        Om somapah nawipranam,                 
                        satryanangga wibuja pranam,
                         wesya namabhyah panamna,             
                        sudranantu sukarti namnama swadha.

Wus mangkana, sirat maring Sanggar Praja-Pati :
                  Om Am Brahma Praja-Patya nama swaha.

Raris sambutang Bajra-Ghanta, wtu puja TRI-BHUWANA sthawa :

                  Om Parama Buddha tanggeyam,             
                        Buddha tathwa parayana,
                         Buddhasya pranate nityam,              
                        candi-saya namestute.
                       
                         Niwedyam Brahma wisnunea,          
                        bhekta dewa Maheswaram,
                         sarwa wyadi nila-bhaktam,               
                        bhukti-labam mawapnuyat.
                       
                         Jayati-jayam apnuyat,                       
                        yasartya sam apnesti,
                         siddhi sakalam apnuyat,                    
                        sarwa karya persiddhanten.

Sasirat :
                  Om Om Parama Buddha suddha mrtaya namah,
                  Om Om Sada Buddha suddha mrtaya namah,
                  Om Om Buddha suddha mrta ya nama swaha.

Raris mawitranin banten :
                  Om srapat-srapat bhyeh namah,   
                  Om ri kacarik bhyeh namah,
                  Om Amrtangga bhyeh namah,     
                  Om Sri bhyeh nama swaha.

Raris mantran bebanten manut bebanten, PABANGKIT :
                  Om Durgha Bhucariya namah, Om Bhuta bhucariya namah.
                  Om Kala bhucariya nama swaha.

PMUGBUG PABANGKIT :
                  Om Bhatari Durgha, Bhatara Gana, Bhatara Brahma, Sang Yama-Pati, Sang Yama-Raja, Sang Gudug-Basul, Sang Pulung, Sang Dngen, Sang Raksasa, Sang Bhuta-Hulu-Singa, Sang Detya, Sang Dewi-Yeni-Sakti, tingalin bhaktin hirikita, weta hulun luputta ring sarwa lara, mwang kasihan dening Kala kabeh, Om Sam Bam Tam Am Im Nam Mam Sim Wam Yam.

Malih banten DAGANING SAWA :
                  Om Sang Dermbhamowa, hamangan sira ring pajagalan, Sang Kala Katung, hamangan sira ring pasaragung, Sang Kala-Ngadang, Hamangan sira ring jalanagung, Sang Kala-Wisesa, hamangan sira ring pajuden, lah ta sira pada hamangan-hanginuma, lawan sanakira kabeh, wusira hamangan hanginuma, mulih sira ring dang kayanganira sowang-sowang, haja sira hanangkala-nangkali, sang aderwe karya, duluren maring rahayu.

Raris muktyang ring Sanggar Praja-Pati, sambutang Bajra-Ghanta :
                  Om Buddha nirmalam tangryam,            
                        Buddha tathwa parayanaa,
                         Buddhasya pernato nityam,              
                        candi-taya namostute.

Sasirat :
                  Om Om Buddha niwedyam, caru dadhami, amrta kagerni nama swaha.

Raris hamuktyang :
                  Om Dewa muktam maha sukam,             
                  bejanam parama mrtam,
                   dewa bhaksya maha tustyam,                 
                  bhetra laksana karanam.
                  Om Am namah.
                 
                  Om Bhuktyantu sarwa te dewa,              
                        bhuktyantu tri-loka natha,
                         saganah sapari warah,                       
                        sarwagah sadha siddhaye.
                 
                  Om te sukarti maha terpti,                                   
                        mata rase Bhatara kah,
                         hetesem sarwa dewanam,                 
                        terpta yuyam bhawantute.

Sasirat :
                  Om Gring laksana karanaya namah, Om Gring sama karanaya nama swaha.

Raris muktyang sang Pitra :
                  Buktyantu pitra dewam,.....................................................
                  Terptyantu pitaro dewam,...................................................
                  Samantu pitaro dewam,......................................................
                  Tigantu pitaro dewam,........................................................

Sasiratnya : Sri!Sri hambhawantu sapuputta.

Raris muktyang Bhuta mwang Kala :
                 
                  Buktyantu Durgha katarah,                     
                  buktyantu Kala mewanca,
                  buktyantu bhuta-bhujanam,                     
                  buktyantu bhuta-bhutangge.
                 
                  Smasakasta maha dewam,                                   
                  bhairawi preta baksini,
                  Durgha dewi tula-tasye,                           
                  Durgha dewi namo nama.
                 
                  Sakalam niskalam mathwam,                   
                  rodra thwam somya darayet,
                  tasya dewi tula-tasye,                              
                  Durgha dewi namostute.
                 
                  Byaktang raksasa rupanca,                       
                  wyaptangya ratna locanam,
                  prapneti santa mathwam,                         
                  ta mangde tri-purantakam.
                 
                  Terpti madanga sangarem,                       
                  suksma Sri-wimbaya syamca,
                  Yeni-yowati Bhagawan,                          
                  panujaham wighna karanam.

Sasirat : Sri!Sri yambhawantu sapuputa.

Merlinang Bhuta mwang Kala :
                 
                  Dewa-Raja brastang Kala,                       
                  Yang Kala perlinang Kala,
                  Jagat natha nikalawam,                            
                  moni dewa mamberawam.

Sasirat : Sri!Sri hambhawantu sapuputa.

Raris sirat maring Sanggar Praja-Pati :
                  Om Am Brahma Praja-Pati ya nama swaha.

Mwah sambutang Bajra-Ghanta :
                  Om Samakswamam jagat nathu,              
                        sarwa papani kerthanam,
                         sarwa karya pranan dewi,                 
                        pranamyame sure-swaram.
                       
                                    Thwam Suryathwam Siwa karah,     
                                    Thwam Rudra Bahni lancana,
                                    thwangi sarwa gatakarah,                 
                                    nama harya Prajayate.

                        Om Samakswamam maha sakti,                    
                                    haste swara gunatmaka,
                                     nasayet satatam papwam,                 
                                    sarwasme loka dharsanam.

Sasirat :
                        Om Yam Surya dewa maha Gangga mrtaya nama swaha.
                        Om Hum Candra dewa .....................................................
                        Om Rum Nala dewa maha ...............................................

Malih weda HANUGRAHA, ma; saha paktis,
                        Om HANTYESTI, saha paktis,

Raris Hangungguh, Om hananta ....................
Om SINGHA-SANA.....................................
Om PADMA-SANA.....................
Om DEWA-SANA....................................................
Om Pitra-sana ya namah.

Ngabhakti :  

I. Om RADITYA......................................., paktis,.........................................
                                           
II. Om BRAHMA PRAJA-PATI SRESTA , paktis,........................................
                              
III. Om namo pitra watsalaya, sarwa wira karasatawelaya, sarwa wira palaka siddhi, perdhanaya nama swadha.                                                            
Om Somapah nawipranam, satrya nangga wibhuja pranam, wesya namabhyah panamna, sudrannantu sukatinam nama swaha.
Pukulun Ki-Pitra-Ni-Pitra, hulun ngaturaken pangabhaktine presantana nira, pangabhaktin hipun hangaturaken tarpana, haduluran caru mentah-rateng, manawi sing kirang sing luput, denagung sampuranira, hapan hakdik kang pun haturaken, hagung kang pinalakun hipun, hamalaku hipun kadirgha-yusa.
Om hayu werdhi haso werdhi, werdhi prajnan suka sriya.
                         dharma santana werdhinca, satuste suka herdhiya.

Raris merlinang PUJA, saha Bajra-Ghanta :

                  Om Buddha nirmala tangryam,               
                  Buddha tathwa parayana,
                  Buddha-Buddha sapurnaya.

Sasirat : Om Om Parama Buddha suksma sunya nirmalaya nama swaha.

Wus mangkana, merlinang Pitra :
                  HIDEP Ki-Pitra Ni-Pitra, humanjing ring sangkanya mwah;
                  AM HUM MAM, sunya sangkanira, sunya paranira, lespeng, 3.

Wus mangkana, ngastren suci, pras, sasantun, ngayab, Merlinang dhupa-dipa, mwang ghanta :
                  HIDEP Bhatara Tri-Purusa, humanjing ring sangkanya mwah,
                  plening ikang ghanta x 3. Om mulih maring pupusuh,
                                                             Ah mulih maring ngati,
                                                           Hum mulih maring ampru.

Nihan tingkahing hangirimang, tunggal kadi hanarpana.

Maweweh hastren hupakaraning pangirim. Kadi ring SOR.

Di merlinan Pitrane, wuse ngabhaktyang.
Ma : SWARGANTU PITARO DEWAM,............................

Raris mantran pras panglebur rawuhan :
                  Om Kukus mulih maring Purwa, hurub mulih maring Daksina.
                         Wayang mulih maring Pascima, Areng mulih maring Uttara.
                         Hangus mulih maring Bayabya, Bungan-hawu mulih maring Airsanya.
                         Lalatu mulih maring Ghneya, Mletik mulih maring Neriti.
                         Hawu mulih maring Madhya. WAYANG SEP. 

RARIS HUSAN MA WEDA.

Ma : Bablonoh :
                  Om Brahmana namah, Om Am Ah Ah.
                  Om Wisnune namah, Om Am Ah Ah.
                  Om Iswarane namah, Om Am Ah Ah.

Ma : Pamugpug :
                  Om Puspa suksma nirmala ya nama swaha.
                  Om Puspa kusuma sucya nirmala ya nama swaha.
                  Om Am Siwa sunya nirbana ya nama.

Sekar ura :
                  
Om Sang Hyang Pangyam-hayam, haja sira nangkala sang ngaderwe caru, iti tadah sajinira, wija kuning kalawan wija catur warna, kalawan kembang ura.

Pangeseng SAWA :
                  
IDEP Sang Hyang Kala-Gni-Rudra mijil saking padhanggusta Daksina,: 

Om Am Astra-Kala-Gni-Rudra ya namah.

Hilira kna dening Asta kiwa x 3 : UM AM MAM.

NULUKANG : AH AM.

Om Candra pancalasa punyam,                     
                  Candra wati pranamyati,
                   Candra dipa para jeti,                              
                  namo Candra namostute.
                 
                   Siddhir agyam himostute,                       
                  dhara Gohati darsanam,
                   wisat satya kala hinam,                           
                  namo Candra namostute.
                 
                   Karma sakti jagat caksu,                         
                  sarbwa barana buptinam,
                   sweta panca-kala runam,                         
                  namo Candra namostute.
                 
                   Karma daksa jagat caksu,                                   
                  sarbwa barana buksitam,
                   sweta pansa-kala runam,                         
                  namo Candra namostute.
                 
                   kunat palana hastanca,                            
                  sarwa rapama manggalam,
                   dharma-dharma sayam-sayam,                
                  namo Candra namostute.
                 
                   Lokayamtta prana sitam,                         
                  loka puspa samaitam,
                   hasta diksarane nityam,                           
                  namo Candra namostute.
                 
                   Hasta dipa wasi karem,                           
                  hasta langgana sapurna,
                   Buddha lokam Candra dipam,                
                  namo Candra namostute.

Sasiratnya :
                   Om Hum Candra dewa maha Gangga mrtaya nama swaha.
                   Om Am Surya dewa maha Gangga mrtaya nama swaha.
                   Om Rum Nala dewa maha Gangga mrtaya nama swaha.


Iti pangasthawa kalaning PURNAMA-TILEM :

                  Om Hum Sri Bajranam dewam,               
                  Gangga karem Sri pinggalam.
                   Surya Candra nugrayaham,                     
                  waspada Lintang-Trangganam.
                   Sadha Buddha mrta dewi,                      
                  catur wisudha yadnanam.
                   nirmala Bajra mustikam,             
                  perthiwi suddha karanam.
                   Tri wedyam dasani-regam,                      
                  parang mukayam waspadham.
                         ????????????                                     
                  megha Bhatara lingganam.

Sasirat :
                  Om Am Brahma dewa mrtaya nama swaha,
                  Om Hum Wisnu dewa mrtaya nama swaha,
                  Om Mam Iswara mrtaya nama swaha.

Sasarik :
                  Om Sriya namah, hanngenakna bayu bagya pura kerthi,
                    hangiwakakna panca baya pakewuh,
                    hangarepakna phala bhoga Sri-Sadhana,
                    hangungkurakna driya hupatta hujar hala hipen hala,
                    hangati-hati sabda rahayu kadi ring tuhan,
                    hananggapakna phala-bhoga Sri-sadhana,
                    hanandungana mas pirak kemala winten.

Puja
Puja dewati-guyati :
Om Dewa hatitaya sarbwe, nistula-nistula hahapi,
dewa sanggar dewe wenam, heteh bhyah tat namo namah.
Guhya tiguhya gestathwam, prahya graha siddhi mama,
siddhi bhawantu tasyeha, tadwi karangga maswame namo namah.

SIRAT :    
Om Rom Jrum rapat taye namah, Om Hrom Rum rapat taye namah,
Om Hrom Krom kula-putra ya namah, Om Hrom Kum kula-putra ya namah.
                 
Masambung   

HANTYESTI RESI GHANA, PANGATER SANE MUNGGAH
Om wani wedya caru, dami amrtatmakam,
Granamswa nama swaha, Om terpti parame-Swara,
Om bukti parame-Swara, Om Sam Bam Tam Am Im,
Sri guru we namah, Om nama siwaya,
Sri hadi guruwe namah, Am Um Mam Om Sri parama hadi guruwe nama swaha.

Pujaning RESI-GANA :

                  Om RESI-GANA bhy namah, Om Tetmantra perwaksyanam,
                  Madhya Om-ngkara sang sthitah, Om-kara Purwa sasta,
                  Haghne Heswadraka-Ratih, Sangkara Daksina ne beyah,
                  Neriti nggewa sang stithah, yawetne kara tawi bayah.
                  Mantram sedwi-dwam Gana-resi namah raksasana 
Dwija-Gni bayana-bayu rewih pro Dam ya nuja, prame darwa ta dasih, 
Candra-Gana-Resi Siwa Ditya, mangka purnanira sang sinayutan, sampun sira kenggah-kengguh, haweta-langgeng permanan ipun, pila-pilu miled hetet hamilad pila-pilu.

Iti Panglukatanya :
                  Om Lukat tira Bhuta Dngen, sumurup ring Bhuta Kalika.
                         Lukat hira Bhuta Kalika, sumurup ring Bhatari Durgha.
                         Lukat hira Bhatari Durgha, sumurup ring Bhatari Uma.
                         Lukat hira Bhatari Uma, sumurup ring Bhatara Guru.
                         Lukat hira Bhatara Guru, sumurup ring Sanghyang Tunggal.
                                     Lukat hira Sanghyang Tunggal, sumurup ring tan paharan, sira jati tan pasangkan, siddha kalukat mala-papa mwang pataka kabeh, OM AM ksama sampurna ya namah.

Pujan CARU :

                        Om Indhah Bhatari Durgha, dening kita nuduh I Bhuta-Mangsa hapan kita wusinungan hanadah sajinira,
                        Om Indhahta kita hangken sapanangkanta, sapara-paranya, haywa ta kita hanglaranin, Om Sa Ba Ta A I namah swaha.

Iti Pangundang Kala :

Om Indhah suta kita Sang Hyang Resi Gana, kita saking Purwa, Manis Panca-warane sira Bhatara Iswara dewatane sira, iki tadah sajinira, pnek putih, ayam putih, sampun wus rinancana, hajaken pada wadwan nira kabeh, limang ngatus limang dasa lima, ri wuwusira hamangan-hanginum, hatatanjakta sira lungha kabeh, 
                         OM MAM namah.
                        Om Sang Bhuta Janggitan, ................................ Om Am namah.
                        Om Sang Bhuta Lembu-Kanya, ........................ Om Tam namah.
                        Om Sang Bhuta Langkir, ................................... Om Um namah.
                        Om Sang Bhuta-Sakti, ....................................... Om Im namah.
Mbuktyang Kala :
                        Om Buktyantu Durgha wahara, buktyantu Kala mewanca,
                        buktyantu sarwa Bhutanam, buktuntu pisaca sangkyam.

PABESEN Kala :

                        Om Kaki Rabhyah salah, Om Nini Rabhyah salit, Kaki mbresat,
                                     Nini mbresat haja ta sira mamarek hulun, guru nmuhana
                                     ring kene, guru nmuhana ring kene, pema hywa lali.
                                     Hih I Bhuta Mingmang, sarwa durjana, lah pema.
Panundung Kala, mwang Bhuta :

                        Om Sang Hyang Purusangkara, sirata guruning Bhuta, hatuntun wangsulakna deh.
                                     Kala Bhuta nira swang-swang, Om Bhuta sangaraya ya namah swaha.

ITI PANGIDEP HATI :

                        Om Puh-karaku, HIDEP Bhatara Buddha sumusup ring sariranku, hingat hati,
                                     tka hinget, 3.
HADYUS :
                        Om Parama Gangga, paleburan mala, lebur hajur, sakwehning lara-wighna,
                        Om Grawa-kasta Siwa Bhuta mrta ya nama swaha.

MATOYA :
                        Om IDEP Sang Hyang Panda-Tathagata, humungguh ring siwa-dwara
                                     hangeseng lara, tri-mala, dasa-mala, Ah Hum Tram Hrih Ah.

MASEKAR :
                        Om Puspa lingga ya nama swaha.

PANCANG HANGRARAWUPIN BRAS, sa; siwur cemeng, 1, muncuk dapdap, 3,
muncuk, matali bnang slem, 3, hilh, sibuhin, madaging teya.
Ma; Pukulun padhuka Bhatari Sri Palawen, pada trus tingal galih hira hira, pakanang
                          rapada kumpula, merene ya sira hararahupa.

Cucu hakna x 3. Malih busung nuh gading kalih tugel, masurat, AH, AM.

Ngntegang Bras :
                        Om tka Om Sri tka, Om Sri hayu, siddhi mantranku.
Nguwu bras :
                        Kaki tan kecak Nini tan kecak, Sri muncar, majanjiya ring pacatwan.

Iti Pangempet nuci :

                        Om kara japa mantra, siddha sang hakarya hayu,
                        Sang kinaryan hayu, dandha lepas murtining Hyang, Sri-Patti jagra-pada Ah, Hum, Mam, Ah, Om kara japa mantra siddhi sang akarya hayu, siddhi sang kinarya hayu, Om nama swaha.

PANGEMBAK :
                        Om swaram bang taru, Om nganti suddhamam swaha.

Iti pasueyan tan kararaban dening camah :

LIS :                
Om sangka-patiya namah, Om Yama-bhupatiya namah,
Om Gangga-bhupatiya namah, Om guru-bhupatiya namah.
Panglukatan : BRAHMA STHAWA.

Padudusan. Mawitranin banten.
JAH-KARO. Om Bhuta-Bhucari. Suci pras sarututaning.
Sri-DEWI. Om-NGKARADYANTA SANG RUDRAM.
Ngadhistana ring Sanggar. HANUGRAHA, DEWATI GUHYATI,
PADMA BHUWANA. HANTYESTI.
Krikramas. Ngungguh.
OM SAKALAM. Mabhakti, Ping kalih, Ping tiga.
Tigasan. IDAM PARAMAM RAHASYAM. TRI- BHUWANA.
Pangahyas. MAHA SARANA KARANAM.
Nglukat dewa. DEWA RAJA BRASTANG KALA.
PANCA GANGGA. OM DEWA MUKTA MAHA SUKAM.
TIRTHA OM OM WEROCANA. Ngaksama.
TIRTHANTU.
PUSPANTU. NJAYA-NJAYA DEWA.

Sasirat maring Sanggar.
GIRI-PATI.
                                                                                    SUCI.
                                                                                    PRAS.
Pabersihan. Om BHUTA BHUCARI.
Panglukatan sapuputa, NJAYA-NJAYA.
Padudusan, bukumaligi, Om NGKARADYANTA SANG RUDRA.
JAH-KARO. HANUGRAHA. GUHYATI.
SRI-DEWI. HANTYESTI. Ngungguh.
Ngadhisthana ring Sanggar. NGLUKAT JANMA.
PADMA-BHUWANA. Sgawu tpung tawar.
Krikramasapuputta. Yeh hanar.
Om SAKALAM NISKALAM BUDDHAM, SASIRAT SAPTA-GANGGA. Beyakala.
PANGAHYAS.
Nglukat ring dewa. Hater PANCA-GANGGA, teya tabah.
NIRTHANIN DEWA. TIRTHANTU.
NGAT URANG PUSPA.
Sasirat maring Sanggar. Mabhakti x 2. x 3. Lis.
GIRI-PATI, IDAM PARANAM RAHASYAM, TRIBHUWANA.
BRAHMA HASTAWA. Matabuh. MAHA SARANA KARANAM.
Mawitranin. DEWA RAJA BRASTANG KALA.
                                                                            OM DEWA MUKTA MAHA SUKAM. NGAKSAMA.


ITI HINDIK PAMING TNGAH.
Yaning wus puput nabdab LIS hastren LIS nglisin, irika pwa sira, raris nambutang Yoga PAMING-TENGAH punika.
Ngawit, tadahi ikang tirtha dening tangan tengen, husapakna, ring aksi tengen:
                        Om Indriya wisedhanaya swaha, AH, 2.
Mwah tadahi ikang tirtha dening tangan kiwa, husapakna ring aksinta kiwa :
                        Om Indriya wisedhanaya swaha, I, 1.
Ther hakukurah pwa kita, hantuk tirtha :
                        Om Jihwa-mala wisodhana ya swaha.
Raris tirthanin hulunta :
                        Om Amrta ya nama swaha.
Raris husapi kang bhasma kabeh, ginawe tlas ring sariranta, husapakna dening tirtha. Raris hastren pamandyangan ndagingin teya.
Raris ikang pamandyangan gentos wainya, ikang puspa wija gandha, gentosakna sami.
Dhupa dipa gentosakna gninya. II.
Wusa mangkana, raris mamusti, ma :
IDEP akna hilang papa-klesanta, ring sariranta kabeh, mwang dasa-mala, panca-mala, tri-malanta kabeh, tan wineh mbyahpara tang IDEP tan ming sor tan ming luhur ikang huswasa, kewala suhung niranta rana. I.
Raris samadhi-traya, batek dasa-kredha, saha bajra-ghanta.
Wus mangkana, hanganusmarana pwa sira, ma :
IDEP AH, ring hatinta, hatma Candra-Mandala.
Ring luhur ika IDEP, Hum, hatmah sucika bajra.
Malih IDEP, Hrih, Ring lidahta, hatma jihwa-sodhana.
IDEP pakna , Am-kara, ring lepa-lepa tangan tengen.
                                  Am-kara, ring lepa-lepa tangan kiwa, kara-sodhana, ngaranya.
Raris hangguli-sodhana, ngawit tangan tengen : HUM x 5.
                                                                tangan kiwa : HJM x 5.
Raris ma; Hrih, Hum, bajra-jihwa-jihwa sodhana.
                                      Hum bajra citta-citta sodhana.
                        Om anyo!nya nugata sarwa dharma, anyo!nya nuprawista sarwa dharma,
                        Om paras-paras nugata sarwa dharma, Om paras-paras nuprawista sarwa dharma,
                        Om antyanta nugata sarwa dharma, Om antyanta nuprawista sarwa dharma.
                        Om Bajra wandha kert x 3.
                        Om Naji-jati kaya dhuti prajaya swaha,
                        Om gerhu bajra-samaya hum phat.
                        Hum Tam Hum x 3.
Raris patanganan tri-kaya dhistana; OM AH HUM.
Catur adhistana; HUM TRAM HRIH AH.
Panca-Buddha Makuta; AH HUM TRAM HRIH AH.
Tri-kaya pari-suddha; OM AH HUM.
Wusa mangkana, hanggrana sika, masayana Widhi :
                        Sayanam nirmalam suddham, sarwa Buddhe radhistitam,
                        daritam sarbwa bhawena, Buddha Bedhe waraptaye.
Raris sekar akatih sembahakna ring Usnisa :
                        Pranamyam satatam Buddham, adi Buddha namas karam,
                        sathwa-sathwa kapuh byaktam, wakse-waksa dhanam param.
                        Wairocanam wibu sanam, saskaram bhawa karanam,
                        ajnantam pari dwaksam, pranamyamam Tathagatam.
                        Hayantu sarbwa Buddha grah, siddhi medam pradaksyatah,
                        tatasanya prakurwitah, maya mandhala karmanam.
                        Guru padha namaskaram, guru padhuka mwanca,
                        parama guru padhuko, jnana siddhim awapnuyat.
Raris sambutang sekar kalih katih, saha hadyana-mudra, mamusti, hapratista RING Bhatara ; IDEP Bhatara Panca-Tathagata, ring hulunta, gumeseng akna papa-klsanta
                        Kabeh, dasa-mala, tri-malanta kabeh, : Om Jinajit, Buddha locana swaha.
Haywa karenge rahasya sira, raris husapakna ikang sekar kalih ring sariranta kabeh.
Wusing mangkana, malih masamadhi-traya, bantas; PERKERTHI PARI SUDDHO HAM
Raris sambutang bajra-ghanta, hucarakna Sang Hyang Bharali Prati Sara sapuputta, tekeng sasiratnya.
Raris puspa wija gandha sembahakna, mne ring lalata :
            Namo Bhagawate, Bharali prajna parimittaye,
            aparimitta gunaye, bhakti watsalaye, sarwa Tathagata,
            janana pari-purataye tadyatha.
Raris madeha-suddhi, sa; sekar akatih, ma :
            Om, hulu; Dhih, Hati. Sru, talinga tengen. Ti, talinga kiwa.
            Smr, mata tengen. Ti, mata kiwa. Wi, bahu tengen. Ja, bahu kiwa.
            Ye, nabhi. Swa, payu-pasta. Ha, pada kare.
Malih, ma : Der, talinga kalih. Gu, rahi kalih. Ni, mata kalih. Pa, leng hirung kalih.
                        Ra, tutuku. Ma, gulu. Su, nabhi. Ba, pupu kalih. Ge, wetis kalih.
                        Swaha, talapakan kalih.
Swara-wyanjana wtuhakna :
            A, kesa gra. A, wunwunan. I I, mata kalih. U U, talinga kalih. Re Re, leng irung kalih. Le Le, pipilingan kalih. E, huntu ring luhur. Ai, huntu ring ser. O, lambe ring luhur. Ou, lambe ring ser. Am, puser. Ah, usnisa. Ka Kha Ga Nga, bahu tengen. Ca Cha Ja Jha Na, bahu kiwa. Ta Tha Da Dha Na, puputengen. Ta Tha Da Dha Na, pupu kiwa. Pa Pha, lambung tengen, mwang kiwa. Ba Bha, walakang tengen, mwang kiwa. Ma, puser. Ya, kulit. Ra, rudira. La, daging. Wa, hetet. Sa, kapala. Sa, tahulan. Sa, sumsum. Ha, usnisa.
Wus mangkana, amet ikang puspa wija gandha, sembahakena, ma :
            Usnisa warocaneka, werdhaya aksobya tata,
            lalata amitabasca, gulu hyang ratna sambhawah.
            Murdha mega siddhi tata, Usnisa sarbedhyaha tata,
            dharma kancaka hananya, arya sanggia werdhayanca.
Raris ngamet ganitri :
            Om ruci-ruci rudhita ratna prawara-tanaya hum phat swaha.
Kunanin puspa wija gandha, hanganggyani dhupa :
            Om Dhupa Sri kredha rajagat prabhawaya swaha.
Malih knanin puspa wija gandha, sembahakena tang Ganitri :
            Ganitri sarbwa Buddhanam, prajnan paramitam welam,
            sutranam Bodhi sathwenam, etat ganitri laksanam.
Raris malih IDEP akna Sang Hyang Hagni ring nabhistana, dumilah gumeseng papa-klesanta, mwang desaning Yayah-Ibunta : OM x 5
Raris puter ikang Ganitri, haywa limbak manahta, simpenen bayunta ring swapna padha, kewalya IDEP ikang Sang Hyang : Am-kara, pranawanta.
Raris luhur ing pamandyangan puter, : Om Bajra-yaksa hum phat.
Luhur ing Ghanta, puter : Om Bajra-sikaro hum phat.
Puter hamanjingaken : Om Lam Mam Hum wasat.
Puter ring sarira : Om Ah Hum.
Malih puter ring hinan-tangan : Om Hum namah, Om Reng Om.
Ring tuding : Om Am Hum Wasat.
Ring linjeng : Om Am Um Lam Mam Om Wasat.
Ring lek : Om Hum namah.
Ring kacing : Om Hum phat.
Malih puter ring sarira, manjingaken : Om Ah Hum.
Raris siratakna tang Ganitri, ndasa-dik : Om Sam nama, purwa.
            Om Nam, nama; gneya. Om Bam nama; daksina. Om Mam nama; nariti.
            Om Tam nama; pascima. Om Sim nama; bayabya. Om Am nama; utara.
            Om Wam nama; airsanya. Om Im nama; hadah. Om Yam nama; hurdah.
            Om Om nama; ring madhya.
Malih sasirat Ganitri ring sarwangga :
            Om Am; usnisa. Om Om Ah Am; netra kalih. Om Im Im; leng irung kalih.
            Om Hum Ah Om; tutuk. Om Um Um; karna kalih. Om Rem Rem; pipilingan 2.
            Om Lem Lem; bahu kalih. Om Aim Em; gahu madhya. Om Om Om; ring Tungir.
            Om Um Hum; ring teya-waha. Om Om Om; ring bakta-waha.
            Om Ah Ah; ring prana-waha.
            Om Pam Swam Pam Bam Bham Mam, Yam Ram Lam Wam, Sam Sam Sam
                                    Ham; ring nabhi tekeng paste.
            Om Kam Kham Gam Gham Ngam; ring tangan tngen.
            Om Cam Cham Jham Nam; ring tangan kiwa.
            Om Tam Tham Dam Dham Nam; ring suku kiwa.
            Om Tam Tham Dam Dham Nam; swaha tengen.
Raris niram kembang, wija, gandha :
            Om Bajra-Puspe palaga me Ah, Om Bajra-Cakre hum,
            Kung kumara wijaye hum phat, Om Bajra-Gandhe gi bam.
Niram pamandyangan: ngan :
            Om Om I Akasa ma ra la wa ya hum, Om Bhur Bhuwah Swah,
            swaha ye nala maha teyami hum phat.
Raris hangembat Ganitri :
            Om Bajra-Nala hanadahana pacamata pancara maha kredha hum phat
            Om Sara-sara Bajra-pancara maha kredha hum phat.
            Om Sarwa witpura Bajra-pancara maha kredha hum phat.
Tangan nalimpat ngembat :
            Om Bajra musti bham, Om Bajra raksa Am, Om Bajra ratna Tram.
Tangan manakup x 3, saha Ganitri :
            Om Bajra tusya HOH Bhagawan x 3.
Raris gnahang Ganitri ika : Om sarbwa Buddha radhistami hum phat.
Ri wusing mangkana,lumekasira hanrang pamandyangan x 10, mwang hangaskaranin wai, lawan sarinya, tekeng Saraswati Sindhu Wipasa, sapuputa, tekeng puja.
Raris sambutang Bajra-Ghanta, hucarakna, puja TRI-GANGGA.
JWALA-MANDALA, tekng sasirat sami, raris ngargha, sasirat IMETOYA sapuputa, kadi nguni.
Raris puspa wija gandha, sembahakna, ngastuti pwa sira :
            Sambarem sarwa sayuktam, sarbwa Buddhe radhistitam,
            dharitam sarwa bhawena, Bbodha Bodhe waraptaye.
Raris patanganan :
            Om sarwa Tathagata yoga watala ngkara puja megha samudras parana samaye hum,
            Om Amrta kundhali wighnantaka hum phat, raje bawulah yena sathwena sathwah, sarbwa Buddha sathwa nuraktah, Buddha bhawantu tena satya wakyena raje
                         jwalantu,
            Om sarwa Tathagata gandha nule pane swaha.
Raris ngamet gandha, trang tengahing wai :
            AH; purwa. Um; uttara. TRAM; pascima. HRIH; daksina. AH; madhya.
Wija puspa manut kadi ring arep, trang akna sami x 5, mantra kadi ring arep.
Raris ngamet puspa wija gandha :
            Om Bajra-Dhupa, Om Bajra-Puspe hum, Om Suksma siddhi sakalwira sidi. Tibakna ring pamandyangan.
Raris patanganan :
            Om Ah Hum, Hum Tram Hrih Ah.
Malih ngamet puspa wija gandha, teher hanggrana-sika, mamusti :
IDEP Bhatara Panca-Tathagata, mwang Bharata Ratna-Traya, Bodha sasiki, Dewi Sahita, Hyang Kataken desang pinuja. Tibakna ring pamandyangan.
Raris patanganan malih :
            Om Ah Hum Tram Hrih Ah, Om Ah Hum A.
Wusa mangkana, ngaturang sasirat ring padhupan, helih teya hanar x 3 :
            Om Dhupa stuti ya namah swaha.
Ring padipayan x 3 :
Raris ngamet puspa akatih-akatih x 5, ngawit akatih, mwah sembahakna
            Ah Sweta mbram!bram dewi, sweta warna, sweta puspa sri!sri dewi namostute.
            Hum Nila mbram!bram dewi, nila warna, nila puspa sri!sri dewi namostute.
            Tram pitta mbram!bram dewi, pitta warna, pitta puspa sri!sri dewi namostute.
            Hrih Rakta mbram!bram dewi, rakta warna, rakta puspa sri!sri dewi namostute.
            Ah Iswa mbram!bram dewi, iswa warna, iswa puspa sri!sri dewi namostute.

Ri wusing mangkana, sambut ikang Bajra-Ghanta, hucarakna S.H.HANANGGA BAYU SUTRA.
            Namah sarbwa Buddha Bodhi sathwebhyah,
            dasa-dig ghananta paryanta loka datubhya wastitite bhyah,
            atita nagati pratyut pane bhyah.
            Namo Bhagawate Sri Wairocanaya, Tathagata yarte, samyaksam
            Buddhaya saswatah jnanaya, suddha warnaya, bajra paryangko padhistanaya.
            Bhejya gri mudra niwandhanaya, singha-sane santitaya,
            saha-wati loka datubhya wastitaya, sarwa dewa-gana puji taya.
            Sarbwe padrawa santi-karaya, nawa bhawanama kredhaya, sathwa bhajri, ratna bhajri, dharma bhajri, karma bhajri, di Bodhi sathwa pariwaraya, tadyatha.
            AH, suksme, suksme, sante, sante, dante, dante, nirakuliyase-yase wati, teje-teje wati, sarbwa Tathagata, sarbwe swasa dhistana-dhistite swaha.
            Namo Bhagawate, Sri Aksobhyaya, Tathagata yarte, samyaksam Buddhaya, adarsa jnanaya, nila warna, bajra paryangko padhistanaya.
            Bhuh sparsana mudra niwandhanaya, kunjara singha-sane santikaraya anggirati loka datubhya wastitaya, Yama maha raja nama kredhaya.
            Sarbwa sathwa dhurdhanta dharma-karaya, bajra rajya, bajra-raga, bajra-sadhu, bajra-dhara, di Bodhi sathwa-waraya, tadyatha.
            Hum, suksme, suksme, sante, sante, dante, dante, nirakuli yase-yase wati, teje-teje wati, sarbwa Tathagata, sarbwe swasa dhistana-dhistite swaha.
            Namo Bhagawate, Sri Ratna Sambhawaya, Tathagata yarte, samyaksam Buddhaya, akarsa-santa jnanaya, pitta warnaya, bajra paryangke padhistanaya.
            Warandha mudra niwandhanaya, turangga-singha-sancasantitaya, ratna wati loka datubhya wastitaya, singha-wahana nama kredhaya ratna.
            Sarbwa sathwah warandha posti-karaya, bajra-teja, bajra-ketu, bajra-asa, bajra- ratna, di Bodhi sathwa pari-waraya, tadyatha.
            Tram, suksme, suksme, sante, sante, dante, dante, nirakuli yase-yase wati, teja- teja wati, sarbwa Tathagata, sarbwe swasa dhistana-dhistite swaha.
            Dyana mudra niwandhanaya, mayura singha-sane santitaya, sukawati loka datubhya wastitaya, matana nama kredhaya.
            Sarbwa sathwa nuraga-naya, bajra-tiksna, bajra-hetu,bajra-bhasa,bajra-dharma,di Bodhi sathwa pari-waraya, tadyatha.
            Hrih, suksme, suksme, sante, sante, dante, dante, nirakuli yase-yase wati, teja-teja wati, sarbwa Tathagata, sarbwe swasa dhistana-dhistite swaha.
            Namo Bhagawate, Sri Amogha-siddhiye, Tathagata yarte,samyaksam Buddhaya, kertya nustana jananaya, wiswa warnaya, bajra paryangko padhistanaya.
            Abhayana mudra niwandhanaya, garuda singha-sane santi taya, kusuma wati lokadatubhya wastitaya, watsala nama kredhaya. Sarbwa sathwa baya pradhaya, bajra- yaksa, bajra-raksa, bajra-sandhi, bajra-karma, di Bodhi sathwa pari-waraya tadyatha.
                                    Ah, suksme, suksme, sante, sante, dante, dante, nirakuli yase-yase wati, teja-teja wati, sarbwa Tathagata, sarbwe swasa dhistana-dhistite swaha.
            Gnahang ikang bajra-ghanta, raris patanganan SAPAYA BAJRA, sambut puspa wija gandha :
            IDEP Bodha sasiki, tibakna ring pamandyangan, raris patanganan x 10 :
                        OM AH HUM TRAM HRIH AH OM AH HUM A.
            Sambut ikang bajra-ghanta, hucarakna Sang Hyang WERKODARA sthana, ma :
                        Sri Bajra sathwa-sathwarta, sathwe suka runatmaka,
                        okat makarya Bhimenah, jagat maitri namostute.
                        Um-karaksa Bhimasthawa, Bhima dira maha wala,
                        bajra kaya maho paya, prapti pwena namostute.
                        Sarwa lawu pawitrangga, manggisdha ratna gundhala,
                        kata-kipu singha srete, harya Bhima namostute.
                        Stula ya sugune tunggal, stula dirgha baspustira,
                        stula para-karme swarya, Bhima sakti namostute.
                        Sura-dharan wisitangge, rane satru bayang-kara,
                        gadastre dharipu gergah, Bhima sura namostute.
                        Sat sat sawedara kerthah, giri de natha jagrajag.
                        Kali-dwapara sambuta, Bhima sura namostute.
                        Prasanta jagati kerthah, Kalya-baya-dhana kantah,
                        wigra wesna bawut sato, Bhima dhira namostute.
                        Arinaya dusta mukepu, jagattama hari pakah,
                        satkarme sadhu sumeyat, jagat sala namostute.  
                        Pra-siddha Bhagawan Bhima, meh raksa baya tehate,
                        praye-janana nime siddha, Bhimastani namostute.
            Gnahakna ikang bajra-ghanta, sambut ikang puspa wija gandha, hangastuti sira :
                        Namo Buddhaya, namo Dharmaya, namo Sanggyaya, ca sadha-sadha sathwenamklesa bandhanam, muktaye bhawa sangkatat.
                        Namo Buddhaya gurawe, namo Dharmaya tahine, namo Sanggyaya maha stre, tribhye pih satatam namah.
                        Namastre lekya gurawe, Buddhaya mitta Buddhaye, sarwa bandha muktaye, prataya nuttamam padham.
                        Sarbwa papasya karanam, sukalam syo pasam padham,
                        swacipata pari dharmanam, etat Buddha nusasanam.
                        Sarbwe sathawah, sarbwe bhutah, sarbwe praninah, sukino bhawantu swaha.
            Amet ikang bajra-ghanta, Sang Hyang BUDDHA MULE, huncarakna.
            Yat purbwam Buddha-mule, krawigarana pate,
            maraga serngghangga gadha, gagha kakertha, gana-kagana, kakertha-bandha, ksanadha-kakse, astribhi-dibya rupe, dulu pati dudubhi-dudubhira, kse bane nuyatah, surana-rana mitah, patuwe wakya singha.
            Bedhandhara makandhi prati baya, kuharam darpa kandhi, ramandhadhim candhu hukuduham, strukam lastra-kalastra, jin cam canjamuna-mula, kumangkuh- kumangkuh, wadyare bhana ritah, surana-rana mitah, pathwa wasanya singga.
Gnah hakna ikang bajra-ghanta, raris hamiteh santi, saha patanganan :
            Om sarwa Tathagata, Dhupaya puja megha samudras parana samaye hum,
            Om sarwa Tathagata, Dhupa pujam pra-wartha yami,
            Om bajra dhupa pra-ladhane Ah, Mi.
            Om sarwa Tathagata, Puspaya puja megha samudras parana samaye hum,
            Om sarwa Tathagata, Puspa pujam pra-wartha yami,
            Om bajra puspe palagame Ah, Mi.
            Om sarwa Tathagata, Dipaya puja megha samudras parana samaye hum,    
            Om sarwa Tathagata, Dipa pujam pra-wartha yami,
            Om bajra dipe suteja Gri Dhih, Mi.
            Om sarwa Tathagata, Gandhaya puja megha samudras parana samaye hum,
            Om sarwa Tathagata, Gandha pujam pra-wartha yami,
            Om bajra gandhe sugandha Gi Bam, Mi.
Sambut ikang bajra-ghanta, huncarakna Sang Hyang WIRARAJA mantra.
            Namo Ratna-Trayaya, namo Budhebhyeh, titana-gata pratyut panebhyah, namo Mitabhaya, Tathagata yarte, samyaksam Buddhaya tadyatha.
            Om mawi, Om mawi, medawi, medawi, amrted bhawe, amrted bhawe, Buddha wati Buddha bangsite, sarbwa melka jwalini.
            Budhi, Budhi, maha Budhi, maha wire-wega-wati, garuda dwaja wegawati, Indra bajra wega-wati, sarwa Buddha walo-kite swaha.
            Ah, muni, muni, maha muni, maha muni, sphat Buddha dharma sangghyanam walena, nassaya, nassaya, winasaya, winasaya,bihna, bihna, muya, muya, muhca, muhca, sarbwa yaksa, sarbwa kubandha kane, sarbwa grahan dusta-cittan, para- winaya.
            HUM, gerhna, gerhna, gerssa, gerssa, maraya, maraya, bancana, bancana, paca, paca, hana, hana, sarbwa, Buddhanam walena, nassaya, nassaya, cindha, cindha, munca, munca, widra-maya, widra-maya, sarwa raksanen, yawat manusa- manusyanca, wandha-gaya, wandha-gaya, wike-naya, wike-naya, wingke-nampa, wingke-nampa, spet-taya, spet-taya, sarbwa mantram, sarbwa yegham, bhina, bhina, raksa-raksamam, sapari-waram, sarwa sathwan, sarwa sathwa swaha.
Raris hasasirat pwa sira :
            Om Imeteya, suba dibya hasuci-hasuciya nayama-yapi weditam baktam, prati grani tadastumeh, Om amrta srawanancaya nama swaha.
Patanganan SAPAYA BAJRA, hamet ikang puspa wija gandha, sembahakna :
            Om Parama-suka saha salalitta, wila-sika wila-sana mamai, tena mami Bhagawati.
Mudranya ; JAH, HUM, BHAM, HOH.
Sambut ikang bajra-ghanta, huncarakna, Sang Hyang ASTA-MABAYA-KLING.
            Namo Ratna-Trayaya, nama Harya wale-kite swaraya, Bodhi sathwaya maha sathwaya, maha karuni-kaya, maha leka-kampaya tadyatha.
            Asiniwi sana-sini, dhangtra wisana-sinai, jiwa wisana-sini, halala wisana-sini, yekecit sathwa, apadhawa, dwi-padhawa, catus padhawa, bahu padhawa, jaru- jawa, upadutha-jawa, rupi nawah, arupi-nawah, asaji-nawah, api sathwa namamawah.
            Sarwa rega pra-samani, sarwa wyadhi pra-samani,
            sarwa wighna pra-samani, sarwa Kala-Kali-Kalusa-Kala-hawibra hawi- wadya-wara pra-samani tadyatha.
            Om Angge-tarangge, bharangge, bharangge, tarawire, tarwire,tadyatha, Om ghara, Om ghara, giri, giri, tadyatha, Om mukte, Om mukte, swi-mukte, swi-mukte, cendhane-wicendhane manggale-wimanggale, susumuke-wisumuke, raksam- raksamam, sapari-waram, satanaya darem, sapotra-putrikam, sakula-wandhu- ragam, sarwa sathwa nca-sarwa sathwa swaha.
            Sarwa baya wimeksane, sarbwe padrawa wimeksane, agni-bayam, udhaka-bayam, cerah-bayam, apara caker-bayam.
            Sena madhya gatewah, singha madhya gatewah, gajah madhya gatewah, wyahra madhya gatewah, goh gawaya madhya gatewah, wana madhya gatewah giri- durgha madhya gatewah, kersna sarpa madhya gatewah, kantara madhya gatewah, samudra madhya gatewah, ayur wandhana madhya gatewah, bayu wandhana gatewah, pra-muktyatam, nama mawa, nama harya wale kite swaraya, Bodhi sathwaya, maha sathwaya, maha karuni-kaya, pra-tyartinah, karuna harya wirya rane swaha.
            Om jayanti-wijayanti, ajite-aparajiteya swaha.
            Om jaya ya swaha, Om amaraji taya swaha, Om caksu wandhaya swaha, tadyatha.
            Om waja, Om waja, Om wimala-jaya-wale, amrta-bhawe.
            HUM HUM HUM, PHAT PHAT swaha.
Gnahakna ikang bajra-ghanta, raris patanganan SAPAYA BAJRA, ngamet ikang puspa wija gandha, teher sira hanatur dewa :
            HIH, HIH, HIH, HIH, Bhagawan Pratinea-Kusumanjali-Natha Trang
Puspa ika tibakna ring teya, raris patanganan TATHAGATA-YOGI-SWARA
            Om sarwa Tathagata, Yogi-Swara AH, AH bhejya dri-mudra-mudra, hanta Hum- phat.
Sambut ikang bajra-ghanta, hucarakna Sang Hyang NAWA-KAMPA sthawa.
            Namo Ratna-Traya ya swa, namascandha bajra mani swa, maha yaksa, sana-pati swa, namo Bhagawate, prati-hata-bali wirya. Widhi tri-widhya-dhara saha sraswa, catur-bhuja lakerthi sarira swa, asimu-sala parasu pasarbwa bajra-gni, jwalati bhisana karupa swa.
            Pasu-pati jatiya dasanca ya, wilem-bita daksina padasya, sarbwati yantaka tawa- winisthawa macarana usnisa swa.
            Namo Bhagawate, maha bajra-dhara swa, namo redra, namo herdhayam, paramandha-runam, sarbwa bhuta-gana winayaka rem.
            Resastradi wisadha karem, sarbwa karma siddhi karem, awarthayi swami tadyatha.
            Bheh, bheh, bajra, bajra, kala, kala, karma, karma, kampa, kampa, dandha, dandha, mardha, mardha, A A I I HUM HUM, redra radra.
            Redra nusarinam, imam dasta gra-candha gerham, mahi desta cittam, pra- winasaya, redra dhupena pra-winasaya.
            Redra bajrena pra-winasaya, Wisnu pra-winasaya, Brahmanam winasaya, sarbwa regham pra-winasaya.
            Sarbwa papan pra-winasaya, sarbwa dewam pra-winasaya,
            sarbwa klesan pra-winasaya, sarbwa dusthan pra-winasaya.
            Sarbwa wighnan pra-winasaya, sarbwa nayakan pra-winasaya,
            sarbwa kala-kali-kalusa-kala-hawigraha-wiwawan pra-winasaya.
            Dewa-sura garudha gandharwa, kirana rama heraghadin pra-winasaya trasaya, 2, kampaya, 2, bhandhaya, 2, mardhaya, 2, candha, 2, mara, 2, yana, 2, daha, 2, kuru, 2, maha-bala, 2, maha-wirya, 2, maha dipta maha teja, maha rodra, maha sasana turu, 2, dhara, 2, wara, 2, smawara, 2, swa-bhawanta, 2, bhawa mike Hum hum phat swaha.
Gnahakna ikang bajra-ghanta, raris patanganan sarwa wipura :
            Om sarwa witpura wartha-wartha ya HOH.
Malih sambut ikang bajra-ghanta, hucarakna Sang Hyang Ratna MESA RANAM.
            Ratna-Traya mesaranam, sarbwa pratidi samyaham,
            amodesea jagat punyam, Buddha Bedho dane namah.
            Utpadhaya miwara Bodhi cittam, nimantra yami hawuh sarwa sathwan, istacarisya wara Bodhi cittam, Buddho bhaweya njagatanggi-taya.
            Utpadha yami paramam, Bodhi cittam manukaram,
            yata treyadika nantah, sambeddho kertha niscayah.
            Tri wayam sila siksanca, kusalam dharma sanggraham,
            sathwartha triya silanca, prati gerhnam paham derti.
            Buddhi dharmanca sangghyanca, tri-ratna-gra manutaram,
            adyagrena grahi syami, sambaram Buddha yogna jam.
            Bajra-ghantanca mudranca, prati gerhna miha thwatah,
            acaryathwam grahi syami, maha bajra kulet caye.
            Catur dhanam Pradasyami, sat kerthantu dine-dine,
            maha ratna kulo yoghe, samaye camane rame.
            Sat dharmam prati gerhnami, wayam guyam kriya nityam,
            maha padma kule sundhe, maha Bodhi samud bhawe.
            Sambaram sabwa sayuktam, prati gerhnami hathwatah,
            puja karma yata saktya, maha bajra kulet caye.
            Utpadha yami paramam, Bodhi cittam manutaram,
            gerhitam sambaram kersni, sarbwa sathwata karanat.
            Atinantarayi syami, Amokta modhaya myaham,
            anatha-nathayi syami, sthapayi syami niwerthe.

Gnah hakna ikang bajra-ghanta, raris patanganan TATHAGATA-PADHA :
            Om sarwa Tathagata-padha wandha nangkarni,
            Om sarwa Tathagata-Harya guru-padha wandha nangkremi.

Raris hanglumah tangan ring ki sapwan :
            Niwaidyam sarbwa sayuktam, adya bhejya samanityam,
            warna gandhara sopetam, dadhami pati granatam.

Malih patanganan :
            Om Akara mukam, sarwa dharmanam, madhya nutpana thwan,
            Om Bajras parana kam, Om Bajrani waidhyam, Hum Phat.
Wusamangkana, malih hucarakna Sang Hyang BHARALI-PRATISARA.
Wusamangkana, pujanira, tibayang ring sasirat sasirat ring wus LIS punika, raris hanggen nambung sahindik panganggayan puputakna, rawuh pangaksama.
Iti puja pangaksama, kalaning wus puput pujaning Paming-tengah punika, mwang tlas rawuh hindik panganggayan sami, iti hucarakna :
            Yat kertham duskertham kincit, maya muddadi ya punah,
            tat santawyam thwaya natha, yatasta gesiddhe hinah.
            Apradi pari-jnanat, asakyawastu Bhawatah,
            kertha kari-kamitya-tra, sawatra suka-sadhanam.
            Dharma dato radhistanat, samayas marana dapih,
            kerpaya sarwa sathwam, kuru dwam sarwa siddhiye.
Raris timbal hantuk puja pangaksama; OM SANTAWYA KAYIKO DOSA, sa puput ipun.
Ngamet kawaca : Om Buddha kawaca mami hum phat.
Naluk kawaca : Om Rum kawaca ya nama swaha.
Makasasang : Om Ananta-sana ya nama swaha.
Raris maparagi, sapuputa.
Maglang kana : Om Sam sadhaya nama swaha.
Wus maglang kana : Om Buddha kiriwili ya nama swaha, namo Buddhaya.
Nambut karna brana, mwang Hanting-hanting : Om Ren Dharmayan swaha.
Knanin Puspa wija gandha, ikang karna brana, mwang hanting-hanting.
Raris sembahaken :
            Jatisya hijaratyetu, sadharma sloka subhakam,
            dhara yati yata hityam, karna bhusana muktamam.
Raris pasangang : Om Leng weragya ya nama swaha.
Ababadeg benr ring hati : Om Am Werdhaya ya nama swaha.
Nambut bhawa karana, sekar taji, cuddha-mani, sambut sapisan :
            Om Bhawa karana Hum Phat.
Knanin puspa wija gandha, sembahakna :
            Prana manodhara bhyanah, bayu wah sri-mane werdhi,
            misri ta mantra sarenah, nawak sarena yatnakah.
            Harapo buriti jenyah, tejo bayu bhutah smutah,
            akaso manaho dewam, sarbwa bhawantu sukaye.
            Sambaram sarbwa sayuktam, sarbwa Buddha radhistitam,
            dharitam sarbwa bhawena, Buddha Bedho waraptaye.
Raris pasanggang : Om Hum Buddha bhawa karana Hum Phat,
                                Om sama sampurna ya nama swaha.
Nambut bhawa ktu jatha : Om Buddha yawami Hum Phat.
Raris hungkulang ring dhupa : Om Sri Dhupa jagat pra-mana Hum Phat.
Ring Dipa : Om Sri Dipa suteja jiwa-pra-mana Hum Phat.
Raris knanin puspa wija gandha, sembahakna ikang bhawa, hantuk; PRANAMYA SATATAM BUDDHAM sapuputa, raris mantra tan kawedar : AH HUM TRAM HRIH AH.
Nalukang bhawa : Om bhawandi hum phat, Om amogha-siddhi hum phat.

                                                                                                                        PUPUT

Nihan tingkahi ngarpin caru HAMANCA-SANAK, yan wus puput palukatan mwang puja Sri-DIWI, sambutakna sekar sawiji, knanin wija gandha,
kembang ura : Om Jiwa mrta ya nama swaha.
Rarisaken genahang ring bayang-bayang ika, raris bersihin bayang-bayang ika, lukat, sgawu, tirthanin, wus mangkana sambutakna bajra ghanta, hucarakna, hangundang Kala; ma:
            Om Om Yama rajaya, sado meyaya, sarwa kala gataya, astabhuta yanir,
            Tathagata ya nama swaha.
            Om Om Bhuta-bhuta yajnaya ya, panca-panca kalaya, bhuta kalaya,
            Tathagata ya nama swaha.
Mwah ngasthawa bhuta, saha bajra-ghanta :
            Kala sweta mahi swara rupam, Brahma bang kala warnasya,
            pitta maha dewa kala, Wisnu Kersna kala rupam.
            Siwa panca kala warhanam, Durgha bhuta warna Siwa,
            tunwana-kara tahityam, panca ma kala warnasya.
Mwah mantra :
            Om Sang Bhuta Barang, wetan kahananta, hapi glap hiringaken denta.
            Om Sang Bhuta Dengkol, kidul kahananta, gring gilgil hiringaken denta,
            Om Sang Bhuta Curingah, kulen kahananta, gring hender-henderngaken denta.
            Om Sang Bhuta Ketur lor kahananta, gring nganglupuyeng hiringaken denta,
            Om Sang Bhuta Sarasah, ring madya kahananta, sing gring hiringaken denta,
                 lah ta sira pada hamangan-hanginuma, lawan sanakira kabeh, balik dulurana           
                 sang ngaderwo karya maring rahayu, sinungana hurip warasa sangaderwo caru.
Mwah mantra :
                        Om Sang Bhuta Janggitan, Purwa desanira, Manis panca-warnanira hamangan sira pnek putih, hayam putih, hayam putih tulus hingolah sapari krama winangun hurip, hajaken sarewang ira kabh, riwusira hamangan-hanginum, mulih sira hangalingana dang kayanganina sowang-sowang, raksananen sira kang aderwe caru, wehana hipun kadirgha-yusas, luputa ring lara-regha, sanut sangkana-sbel-kandelaning hawak sariran ipun, Om Sriyawe namo namah swaha.
                        Om Sang Bhuta Langkir, Daksina desanira, Pahing panca-waranira, hamangan sira pnek habang, hayam wiring hingelah sapari krama winangun hurip, hajaken sarowangira kabeh, riwusira hamangan-hanginuma, mulih sira hangilingana dang kayanganira sowang-sowang, raksanen sira kang aderwe caru, wehana hipun kadirgha-yusa, luputa ring lara-rogha, sanut sangkala-sbel kandelaning hawak sariran ipun, Om Sriyawe namo namah swaha.
                        Om Sang Bhuta Lembu-Kanya, Pascima desanira, Pon panca-waranira, hamangan sira pnek kuning, hayam putih-kuning hingelah sapari krama winangun hurip, hajaken sarowangira kabeh, riwusira hamangan-hanginuma, mulih sira hangilingana dang kayanganira sowang-sowang, raksanen sira kang aderwe caru, wehana hipun kadirgha-yusa, luputa ring lara-rogha, sanut sangkala-sbel kandelaning hawak sariran ipun, Om Sriyawe namo namah swaha.
                        Om Sang Bhuta Taruna, Uttara desanira, Wage panca-waranira, hamangan sira pnek hireng, hayam hireng hingelah sapari krama winangun hurip, hajaken sarowangira kabeh, riwusira hamangan-hanginuma, mulih sira hangilingana dang kayanganira sowang-sowang, raksanen sira kang aderwe caru, wehana hipun kadirgha-yusa, luputa ring lara-rogha, sanut sangkala-sbel kandelaning hawak sariran ipun, Om Sriyawe namo namah swaha.
                        Om Sang Bhuta Tiga-Sakti, ring Madhya desanira, Kaliwon panca-waranira, hamangan sira pnek hamanca-warna, hayam barumbun hingelah winangun hurip, hajaken sarowangira kabeh, riwusira hamangan-hanginuma, mulih sira hangilingana dang kayanganira sowang-sowang, raksanen sira kang aderwe caru, wehana hipun kadirgha-yusa, luputa ring lara-rogha, sanut sangkala-sbel kandelaning hawak sariran ipun, Om Sriyawe namo namah swaha.
Wus mangkana, raris muktiyang :
                        Maha sarana karanam, mukti-mukti maha mrtam,
                        hamrtam sakala dewa, mamukti habama-swara.
Sasiratnya : Om srapat-srapat ri kacarik bhye nama swaha,
                                    Om hamrtangga bhye nama swaha,
                                    Om Sri bhye nama swaha.
Raris hamerlina Bhuta, sambutakna, puspa wija gandha :
                        Om Indhah ta kita si Walewangsit, si Teteng, si Wasuh, si Bincang, mundur Kled-Kawuh ta paranta, batuhaya, kayuhaya, bunut bahingin ta pahembenanta, jurang-pangkung hiler karamyanta, duma nemu kala denceng, dumankumte kala dencing, haja tana misinggih pawarah hiri kita, hapan hulun humawak Bhatara guru, hangadeg maha sakti, Keng Keng Keng.
Wis malih wetu puja :
                        Dewa raja brastang kala, Hyang kala perlinang kala,
                        jagat natha nikalawam, Muni dewam bamberawam.
Sasiratnya :
                        Om Sri! Sriyam bhawantu, Om sukayam bhawantu,
                        Om purnayam bhawantu, Om hatma-tathwatma suddhamam,
                        Om sama sampurna ya nama swaha.
Raris amrlina bayang-bayang, sambutakna sekar akatih-akatih x 5.
Knanin wija gandha kembang ura :
                        Om Atma ning dwi-padha mahlar pwa kita, pamulih pwa kita maring Purwa, tinanggap pwa kita dening Bhatara Iswara,
                        OM MAM YAM U MA A.
                        Om Atma ning Catur-padha pwa kita, pamulih pwa kita maring Daksina, tinanggap pwa kita dening Bhatara Brahma,
                        OM BAM YAM U MA A.
                        Om Atma ning Bayu-padha pwa kita, pamulih pwa kita maring Pascima, tinanggap pwa kita dening Bhatara Mahadewa,
                        OM TAM YAM U MA A.
                        Om Atma ning sarwa mina pwa kita, pamulih pwa kita maring Uttara, tinanggap pwa kita dening Bhatara Wisnu,
                        OM AM YAM U MA A.
                        Om Atma ning sarwa tumuwuh ring Perthiwi, sarwa huler pwa kita, pamulih pwa kita maring Madhya, tinanggap pwa kita dening Bhatara Siwa,
                        OM IM YAM U MA A.
Raris tirtha siratakna :
                        Om Sri! Sri yam bhawantu, Om suka yam bhawantu,
                        Om purnayam bhawantu, Om atma-tathwatma suddhamam,
                        Om sama sampurna ya nama swaha.
Raris carub hadukang caru ika, raris pecah bagi lima, sambut ikang BAJRA-GHANTA, hucarakna :
            Parwa Indra dri Iswaram, gandha-madhana Brahmandha,
            Pgat Mahadewa driyam, Resya muka hari murthi.
                        Madhya dri kailasa-Siwa, Rudra Sangkara Indranam,
                        Brahma Wisnu maha dewa, Iswara di nugrahaken.
                        Yata meru stito dewa, yawat Gangga namostute,
                        panca-sakti maha inam, panca-nugraha laksanam.
ngargha :
                        Om Bhuta Dipati idam margham pratince swaha, 3.
                        Om Imeteya suba dibya suci-hasueye naya-mayapi waidhitam baktam prati grana tadastume,
                        Om Amrta srawa wanca ya swaha.
Sambutakna, puspa wija gandha :
                        Om Parama suka saha salalitta, wilasika-wilasana mami tena mami Bhagawanti.
Raris tinbakna tang sekar.
Raris patanganan :
                        JAH HUM BAM HOH, yastim, sama yastam, A HAM.
Wus mangkana, malih peah bagi, 4, ikang caru, raris ater :
                        SRI Catur-RWA Om Bam Am Im, SRI-RWA Am Ah tatathwanam,
                        SRI Eka-tima OM-KARA, SRI Eka-Padandha Swaram.
Raris maleh ngargha, sasirat Imeteya, Parama-Suka, patanganan kadi arep. Malih peah bagi, 3, ikang caru, raris ater :
                        Rahara saka walina nami, maha leswaha,
                        Om Bhuta pate Bhuta Pinggale, date maya hityadi.
                        Sri Ba-Ta-A-I-Sa dewa, Sri Na-Ma-Si-Wa-Ya makam,
                        Sri Jagat-Natha Om Ah Um, Sri Hari-Natha Am Um Mam.
Raris malih ngargha, sasirat I MET OYA, PARAMA-SUKA, patanganan, kadi harep. Malih peah bagi, 2, ikang caru, wus mangkana hater :
            Om Ehi-eli Bhuta-Gana, praitta-ganah, pisaca ganah, kumadhaka
            Bhuta gaghanah, mahe-ragha-ganah, date maya hityadi.
            Sri dewi Sri guru dandha, rwa guru maha bhairawa,
            Am Ah Sri guru karwasca, namaste mutanda hum phat.
Raris malih ngargha, sasirat I MET OYA, PARAMA-SUKA, patanganan kadi ngarep. Wus mangkana, kumpulang dades asiki, ikang caru, wus kumpul raris malih ater :
            Terpta talatah swatah, terpta giri gatah bhutah,
            terpta sakasa karina, Om sumba-nisumba hum hityadi.
            Sri sunya mehardha Candram, Sri Windhu sunyatma dewa,
            Sri nadha maha bhairawa, sastra-wyanjana raksate.
Raris malih ngargha, sasirat I MET OYA, maPARAMA-SUKA, patanganan kadi riharep, wus mangkana, sambut ikang bajra-ghanta mwah, raris ngastawa Sanjatan-Bhuta, iti hucarakna :
            Om Bajrayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Purwa desa, raksa baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastre, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Sangkayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Aghneya desa, raksa
 baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Dhandayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Daksina desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Kangayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Nairiti desa, raksa baya
                   namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Panayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Pascima desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Dwajayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Bayabya desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Gandhayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Uttara desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Hangkusyantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Airsanya desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Padmayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Madhya desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Cakrayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Adah desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
            Om Trisulayantu namo tasme, tiksnandhara yawe namah, Urdhah desa, raksa
                   baya namo namah, rajastra kala-kala-rajastra, jayeng satru kala bhye namah.
Sasiratnya : Om Rom kala rajastra ya namah.
Wus mangkana, raris asirat maring Sanggar, harep maring dewa :
            Om Om Kurma Ghneya nama swaha, Om Om Hanantasanaya nama swaha,
            Om Om Singhasanaya nama swaha, Om Om Padmasanaya nama swaha,
            Om Om Dewasanaya nama swaha.
Raris ngamet puspa wija gandha, angadhistana Sang Hyang Widhi :
IDEP Bhatara Parama-Buddha, mwang Bhatara Panca-Tathagata, humandeling bajra- dhaka, huwus pinras tisteng Padmasana :
            OM AH HUM, AH HUM TRAM HRIH AH, namo Buddhaya.
Wus mangkana, sambut ikang bajra-ghanta, wtu puja PADMA-BHUWANA.
Raris puputakna sahendikanya sami, kantos puja pangaksama.
Malih yaning nuju macaru, tur hana pacang plaspas, wus puja SRIDIWI gnah mlaspas, puput pwa sira mlaspas hiriki pwa sira nabdab caru.
ITI SANG HYANG NAWA-GANGGA.
            Gangga dewi maha punyam, samawa mrta manggalam,
            manggalam dharma sangghyanam, Buddha kumba mawa tamah.
            Ganggya harata dharmanam, pawitram papa nasanam,
            papa keti saha sranam, wyama kasa pwa bhawakah.
            Brahma Wisnu maha dewa, teyasta-teya dewakah,
            amrtam sakalam dewam, Ganggya dewi namostute.
            Tirtha jnanam maha Ganggya, sagara ma-ra-la-ya te,
            Narayanam dyangga hepi, kumba tirtha maha nadi.
            Brahma Winusca Rudrasca, teyasta-teya dewakah,
            amrtam sakalan dewam, Ganggya dewi namo namah.
            Meru perdaksinang kertham, klesa Narayana priyam,
            sarwa tathwa muka punyam, ripu klesa winasanam.
     Om Saklam niskalam Buddham, Om-karathwam dharmatmakam,
            pancaksara tathweng-kara, sarwa dewatma nirbanam.
            Sarwa prajaye pesyanam, kincit sadha gatam kuram,
            Windhu sadha gatyangkutam, Candra-Windhu nada sime.
            Kincitam dharma sarwanca, Om-karam dharma hutyate,
            sarwa wisam wimuktena, thwi sadyaya patenane.
Sasiratnya :
            Om Am Kurma maha Ganggaya namah, Om Am Bhuh maha Ganggaya namah,
            Om Am Brahma maha Ganggaya namah, Om Am Wisnu maha Ganggaya namah,
            Om Am Iswara maha Ganggaya namah, Om Am Mahadewa maha Ganggaya namah,
            Om Am Buddha Ganggaya namah, Om Am Dharma maha Ganggaya namah,
            Om Am Sangghya maha Ganggaya namah, Om Tirthatam ye nityam,
            suddha-lara, suddha-regha, suddha-klesa, suddha-mala, suddha-pataku, suddha- wighna, suddha-papa, nir hupadrawa,
            Om Jala siddhi maha sakti HUM PHAT.
ITI SANG HYANG LINGGA-GANGGA.
     Om Gangya dewi maha punyam, namaste wisma bhawanam,
            Yamuna parama purna, namaste parame-Swaram.
            Dharma-dhanca dewa punyam, namaste leka racini,
            dalanyo mala haranye, namostu dhyah Maiswaram.
            Dewi ko dewi kajathwam, Siwa mrta namostute,
            kara jnanam jagat klesa, harinete namo namah.
            Mandha kini sura dewi, namaste malya harini,
            jambu santo maha dewa, dewi dewa niyogga tah.
            Sireyusa Nadi kertham, Sangkara Siwa nirmalam,
            patunah klesana saya, yusanya tra namo namah.
            Naspu dewa pawitranam, Ganggya dewi namostute,
            sarwa wighna winasanam, teyanam pari susyate.
            Pancaksara maha punyam, pawitram papa nasanam,
            papa keti saha sranam, anggandham bhawet sagaram.
            Brahma Gangga Siwa Gangga, saptatma dharma Om-kara,
            sapta Gangga Ganggya Sindhu, Saraswati namostute.
            Yata meru yata dewa, yawat Gangga mahi tala,
            Candra ko Gangga nantawah, tawathwam wija wimbhawe.
            Mrtyunjayasya dewasya, yenamamyami tirthaye,
            dirgha-yusam awapnesti, Sri Sangghya wijanam bhawe.
            Buddha nirmala Siwanam, dharma Sangghya parayana,
            Sangghya sangghya ya sapurna, si Ganggyadi namostute.
Sasiratnya :
            Om Sa-Ba-Ta-A-I Na-Ma-Si-Wa-Ya, Om Bhur Bhuwah Swah swaha
            ye tirtha maha pawitra ya nama swaha,
            om I-A-Ka-Sa Ma-Ra-La-Wa-Ya HUM, HUM PHAT, HUM PHAT,
            HUM PHAT, nama swaha.

ITI SANG HYANG GIRI-PATI.
     Om Giri-Pati dewa-dewa, leka natha jagat pati,
            sakti manta maha wirya, jnana wanta Siwatmakam.
            Maheswara dibya caksu, maha padme namo nama,
            ghora-ghora maha suksma, haddhi dewa namo nama.
            Paramesta paramsti, paramartha namo nama,
            haddhi karana histanca, nangkarena namo nama.
            Maha redra maha suddhi, sarwa papa winasanam,          
            maha murthi maha tathwa, pasu-pati namo nama.
            Mahadewa Sangkarasca, Sambu sarwa bhawa tata,
            mighera Brahma Rudrasca, Isana-Siwa yatmakah.
Sasiratnya :
            Om Eka-Purusa ya nama, Om Ardha-Nareswari ya, Om Tri-Purusaya,
            Om Catur-Leka-Pnalaya, Om Panca-Kosikaya, Om Sadghana-Patiya,
            Om Sapta-Resiya, Om Asta-Ganggaya Om Nawa-Dewataya nama swaha.
ITI PUJA NAPKALA PUNAMA mwang TILEM :
     Om Candra pancalasa punyam, Candra-wati prana myati,
            Candra-Dipa para jeti, namo Candra namostute.
            Siddhir agyam himostute, dhara ghenati darsanam,
            wisat satya kala hinam, namo Candra namostute.
            Karma sakti jagat caksu, sarbwa bharana buktinam,
            sweta panca kala runam, namo Candra namostute.
            Kunet phalana astanca, sarwa rapama manggalam,
            dharma-dharma sayam-sayam, namo Candra namostute.
            Lekayamta prana sitam, leka puspa sama itam,
            asta diksa rane dityam, namo Candra namostute.
            Asta Dipa wasikaram, asta langgana sampurnam,
            Buddha lokam Candra dhipam, namo Candra namostute.
Sasiratnya :
            Om Hum Candra dewa maha Gangga mrta ya nama swaha,
            Om Am Surya dewa maha Gangga mrta ya nama swaha,
            Om Rum Nala dewa maha Gangga mrta ya nama swaha.
???malih puja, napkala PURNAMA TILEM :
     Om Hum Sri bajranam dewam, Gangga karam Sri pinggalam,
            Surya Candra nugra yanam, was padha Lintang-Trangganam.
            Saddha Buddha mrta dewi, catur wisuddha yajnanam,
            nirmala bajra mustikam, perthiwi suddha karanam.
            Tri waidyam dasa nirogham, parang-mukayam waspadam,
            Gai we praptistanam, mogha Bhatara Lingganam.
Sasiratnya :
            Om Am Brahma dewa mrta ya nama swaha,
            Om Hum Wisnu dewa mrta ya nama swaha,
            Om Mam Iswara dewa mrta ya nama swaha,

NIHAN TINGKAH NGUNGGAHANG WONG MATATAH.
Sambutang sekar akatih :
            Om Jiwa mrta ya nama swaha. Tibakna ring wong matatah.
Raris samadhi-Trayahin.
Wus mangkana wetu puja : RUPA WAIROCANA JNEYAH, sapuputa.
??ja; HANUGRAHA. mwah dulurin; HAYU-WERDHI, Raris padangalin.
Sambutang Tatah :
            Om Waja manta, pring lambene si hanu, si hanu teguh hatos ya nama swaha.
            Raris tatahin.
NIHAN TINGKAH NAMPI SADHANA.
Sambutang sekar akatih : Om Jiwa mrta ya nama swaha.

                                                                                                Tibakna ring saddhana.
Raris samadhi-trayahin. Raris puja :
            Dhanam wibhuh sanyam nityam, dhanam durghanti waranam,
            dhanam sa sa sa so padam, dhanam santikari Siwam.
            Aste kredhe paranjate, kurute tri-dasa-laya,
            sathwa ya natah, waradam parama huda.
                                                            Raris NUGRAHA. Mwang HAYU-WERDHI.
NIHAN TINGKAH NAMPI, RESI-BHOJANA.
Sambutang sekar akatih : Om Jiwa mrta ya nama swaha.
                                                                                                Tibakna ring Bhejana.
Raris samadhi-trayahin. Raris puja; IDAMPARAMAM RAHASYAM, TRI-BHUWANA. Dulurin : HAYU-WERDHI.
NIHAN TINGKAH MAPARAGI. Nambut Paragi : Om Buddha-sanaya nama swaha.
Knanin puspa wija gandha, sembahaken :
            Paragi sarbwa Buddhanam, sarbwa Buddhe daristitam,
            dharitam sarbwa bhawena, Buddha Bodho waraptaye.
Samayutakna : Om Om Im Ya-Ka-Sa Ma-Ra-La-Wa ya hum.
Alebang ring madhya : Om Wit ning Buddha dharma Sangghya ya namas.
Mangengselang tanggu : Om Buddha Bhuh parsana ya nama swaha.
Sambut tanggunya ring arep : Om Iswara ya nama swaha.
??lekakna ring hulun arna : Ah Hum Tram Hrih Ah.
Mwah sambut tanggunya : Om Buddha Paragi ya nama swaha.
Malih knanin puspa wija gandha, sembahakna mangungguh :
OM Kurma ghneya, sapuput ipun.