Jumat, 23 Mei 2025

Siwa Tattwa sebagai Landasan Teologi Hindu Nusantara

"Siwa Tattwa sebagai Landasan Teologi Hindu Nusantara: Telaah Ontologis, Etis, dan Upacara Berdasarkan Ajaran Weda"

Abstrak:
Siwa Tattwa merupakan ajaran filsafat Hindu yang mendudukkan Bhatara Siwa sebagai aspek utama dari Sang Hyang Widhi Wasa. Di Indonesia, khususnya dalam tradisi Hindu Dharma, ajaran ini menjadi kerangka dasar dalam membangun pemahaman teologis terhadap Ketuhanan. Artikel ini menelusuri posisi Siwa Tattwa sebagai pusat ontologi dalam Tattwa (filsafat), Etika (susila), dan Upacara (ritual), serta menunjukkan relevansinya dalam kehidupan spiritual masyarakat Hindu Bali. Analisis diperkuat dengan kutipan sloka Hindu dari sumber pustaka klasik seperti Siwa Tattwa, Wrhaspati Tattwa, dan Weda Smrti.

Kata Kunci: Siwa Tattwa, Teologi Hindu, Sang Hyang Widhi Wasa, Ontologi, Etika, Upacara, Sloka Sanskerta
---

1. Pendahuluan

Dalam sistem kepercayaan Hindu di Indonesia, pemahaman terhadap Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dalam konsep Sang Hyang Widhi Wasa. Konsep ini tidak lepas dari pengaruh filsafat Siwa Tattwa, yang menjadi jantung pemikiran teologis Hindu Nusantara. Melalui Siwa Tattwa, umat Hindu memahami eksistensi Tuhan tidak hanya sebagai pencipta, tetapi juga sebagai pemelihara dan pelebur seluruh realitas.
---

2. Siwa sebagai Realitas Tertinggi dalam Tattwa

Dalam ajaran Siwa Tattwa, dijelaskan bahwa Siwa bukan sekadar dewa dalam tritunggal Hindu, melainkan Tuhan Yang Mahatunggal, melampaui wujud dan nama. Realitas ini ditegaskan dalam sloka berikut:

> Sanskerta:
śivaḥ kevalo nirguno nirākāro niranjanaḥ |
sarvavyāpī sadānandaḥ śuddho buddhastathā kṣamaḥ ||


> Transliterasi:
Śivaḥ kevalo nirguṇaḥ nirākāraḥ nirañjanaḥ,
sarvavyāpī sadānandaḥ śuddhaḥ buddhaḥ tathā kṣamaḥ.


> Makna:
"Siwa adalah satu, tanpa sifat duniawi, tanpa bentuk, murni, meresap ke segala, kebahagiaan abadi, suci, sadar, dan penuh belas kasih."


Sloka ini menegaskan bahwa dalam teologi Hindu, khususnya di Indonesia, Bhatara Siwa dipahami sebagai representasi dari Sang Hyang Widhi Wasa, yaitu prinsip ilahi yang tunggal, melampaui manifestasi apapun namun hadir dalam semua.
---

3. Siwa Tattwa sebagai Dasar Susila (Etika)

Pemahaman terhadap Siwa tidak hanya berhenti pada aspek metafisika, tetapi juga menyentuh aspek etika. Dalam teks Wrhaspati Tattwa dijelaskan bahwa kesadaran akan Siwa sebagai purusha sejati mendorong manusia untuk hidup dalam dharma dan penuh kasih.

> Sanskerta:
śivam bhajati yaḥ nityaṁ sa dharmārthasamanvitaḥ |
na sa muhyati pāpeṣu śivaḥ tasya hṛdi sthitaḥ ||


> Transliterasi:
Śivam bhajati yaḥ nityaṁ sa dharmārthasamanvitaḥ,
na sa muhyati pāpeṣu śivaḥ tasya hṛdi sthitaḥ.


> Makna:
"Barang siapa yang senantiasa mengingat Siwa, ia akan senantiasa berada dalam jalan dharma dan kebenaran. Ia tidak akan tersesat dalam dosa, karena Siwa bersemayam dalam hatinya."


Etika Hindu yang berpijak pada ajaran Siwa Tattwa menekankan pentingnya ketulusan hati, kesadaran diri, dan pengendalian nafsu.
---

4. Siwa Tattwa dalam Praktik Upacara

Dalam aspek upacara (ācāra), manifestasi Siwa direpresentasikan dalam bentuk pratima, lingga, dan yajña. Upacara seperti Siwa Yajña, Piodalan, dan Melasti adalah ekspresi nyata dari hubungan sakral antara manusia dengan Siwa sebagai pemurni dan pemberi anugrah.

> Sanskerta:
liṅgam yatra pratiṣṭhitaṁ śivaḥ tatra nivasati |
liṅga pūjāṁ vinā puṇyaṁ na labhyate kadācana ||


> Transliterasi:
Liṅgam yatra pratiṣṭhitaṁ śivaḥ tatra nivasati,
liṅga pūjāṁ vinā puṇyaṁ na labhyate kadācana.


> Makna:
"Di mana pun lingga Siwa ditegakkan, di sanalah Siwa bersemayam. Tanpa pemujaan kepada lingga, kebajikan tidak dapat diperoleh."


Dengan demikian, upacara bukan sekadar ritual simbolik, melainkan bentuk komunikasi spiritual untuk menyatu dengan Tuhan melalui Siwa sebagai jembatan spiritual.
---

5. Relevansi Siwa Tattwa dalam Teologi Hindu Indonesia

Konsep Ketuhanan dalam Hindu Indonesia seperti termaktub dalam Mantra Sarasamuscaya, Bhagawadgita, dan Siwa Purana, memiliki benang merah yang menjelaskan bahwa Tuhan bersifat tunggal namun termanifestasi dalam berbagai nama dan bentuk. Bhatara Siwa dalam Siwa Tattwa adalah aspek utama yang menjembatani pemahaman umat terhadap Sang Hyang Widhi Wasa.
---

6. Kesimpulan

Ajaran Siwa Tattwa membentuk fondasi utama dalam pemikiran teologi Hindu di Indonesia. Konsep ini mengintegrasikan antara Tattwa (filsafat ketuhanan), Susila (etika spiritual), dan Upacara (ritual pemujaan). Dengan demikian, Siwa Tattwa bukan hanya doktrin filsafat, tetapi panduan hidup spiritual yang menyeluruh. Melalui sloka-sloka suci, ajaran ini hidup dan dijalankan dalam budaya religius masyarakat Hindu Nusantara.


---

Referensi:

1. Siwa Tattwa, lontar Bali kuno, terjemahan dan transliterasi, Dinas Kebudayaan Bali.

2. Wrhaspati Tattwa, teks klasik Hindu Bali.

3. Bhagavad Gītā, IV.24, VII.24, XVIII.61.

4. Sarasamuscaya, Sloka 3, 5, 96.

5. Manusmṛti dan Śiva Purāṇa.

#trikerangkadasaragamahindu #tattwa #etika #upacara #belajarhindu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar