Kamis, 15 Mei 2025

Tukang Susut WC untuk Jro Mangku Gde Made Dimas Supryatna

Transformasi Laku dan Laba: Refleksi Spiritualitas Kerja dalam Lagu “Tukang Susut WC” Karya Aa Raka Sidan Berdasarkan Perspektif Sloka Hindu


Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba


Pendahuluan

Karya seni Bali kontemporer sering kali menjadi wahana kritik sosial dan sekaligus cermin spiritualitas laku hidup masyarakat. Lagu “Tukang Susut WC” karya Aa Raka Sidan menampilkan narasi transformasi sosial seorang pekerja rendah hati yang menapaki tangga sukses dengan ketekunan, kepercayaan diri, dan pengendalian diri. Nilai-nilai ini sejatinya sejalan dengan ajaran Hindu dalam aspek Svadharma (tugas hidup), Abhyasa (latihan spiritual), dan Shraddha (keyakinan).


Analisis Isi Lagu

Lagu ini dibuka dengan ungkapan kejujuran:

Nyumunin tiang megae, kanggoang dadi tukang susut wc
(Saya jujur tentang pekerjaan saya, saya bekerja sebagai tukang bersih-bersih WC)

Pekerjaan yang sering diremehkan masyarakat ini justru dijadikan titik tolak menuju keberhasilan. Lirik ini mencerminkan ajaran sloka Bhagavad Gītā yang menyatakan:

“Śreyān svadharmo viguṇaḥ, paradharmāt svanuṣṭhitāt”
(Bhagavad Gītā III.35)
Transliterasi:
śreyān svadharmo viguṇaḥ paradharmāt svanuṣṭhitāt
Makna:
“Lebih baik menjalankan dharma (tugas hidup) sendiri dengan kekurangan, daripada menjalankan dharma orang lain dengan sempurna.”

Makna ini mengandung pesan bahwa setiap orang harus menunaikan tugas hidupnya, betapapun rendah dipandang oleh orang lain, selama itu dijalankan dengan benar dan tekun.


Spirit Ketekunan dan Transformasi

Memodal jemet megae
(Modal utama saya adalah kerja keras)

Kanggoang ane penting pede, mekelo-kelo tiang percayen bos bule
(Yang penting percaya diri, saya berani meyakinkan bos bule)

Dalam konteks spiritualitas Hindu, kepercayaan diri yang muncul dari kerja keras ini merupakan bentuk nyata dari tapas (ketekunan spiritual). Dalam Manusmṛti dan literatur Dharmaśāstra lainnya, tapas merupakan fondasi perubahan jiwa dan nasib.

Sloka:
“Tapasā vinayaṃ yānti tapasā dharmaṃ āpnuyāt”
Makna:
“Dengan ketekunan (tapas), seseorang memperoleh kedisiplinan; dan melalui kedisiplinan, ia mencapai dharma (kebajikan).”


Hasil dari Kesabaran dan Dharma Kerja

Ne jani sube kanti, ngelah limang cabang restoran cafe
(Sekarang saya sudah punya lima cabang restoran dan kafe)

Transformasi dari seorang tukang bersih-bersih menjadi pemilik bisnis mencerminkan buah dari karma yoga, yakni bekerja tanpa pamrih namun tetap dalam kesadaran dharma.

Sloka:
“Karmanye vādhikāras te mā phaleṣu kadācana”
(Bhagavad Gītā II.47)
Makna:
“Kewajibanmu hanyalah melakukan pekerjaanmu, jangan pernah melekat pada hasilnya.”


Penutup: Inspirasi untuk Para Pekerja

Lagu ini menjadi inspirasi spiritual dan sosial, bahwa tidak ada pekerjaan yang hina jika dijalani dengan satya (kejujuran), śraddhā (keyakinan), dan abhyāsa (ketekunan). Lagu “Tukang Susut WC” adalah manifestasi hidup dari ajaran Hindu yang menyatukan karma, bhakti, dan jnana dalam praktik hidup sehari-hari.

Sebagaimana doa untuk para pekerja dan pelaku svadharma:

Sloka:
“Yat karosi yad aśnāsi yaj juhosi dadāsi yat, yat tapasyasi kaunteya tat kuruṣva mad arpaṇam”
(Bhagavad Gītā IX.27)
Makna:
“Apa pun yang engkau lakukan, makan, persembahkan, dan berikan — semua itu persembahkanlah kepada-Ku sebagai bhakti.”


Penutup untuk Jro Mangku Gde Made Dimas Supryatna

Semoga semangat dalam lagu ini menguatkan Jro Mangku dalam melaksanakan karya, tapa, dan yadnya sebagai persembahan suci bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dari susut WC/tukang udud padang menjadi pelaku dharma sejati — inilah nilai satkarman, bekerja sebagai persembahan suci.

Katanya kerja harus di kantor biar dianggap sukses. Tapi tukang susut WC/tukang udud padang ada sudah bisa beli tanah di Bali.

Masih mau meremehkan profesi orang lain yang kerja halal?

Seragam bukan tolok ukur kesuksesan, tapi hasil kerja keras dan konsistensi yang menentukan.

Yang kerja sopan belum tentu hidup mapan, yang kerja sederhana belum tentu kalah segalanya.

#salam santun//jro Mangku gde made dimas supryatna//tukang udud padang#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar