Jumat, 29 Desember 2023

Gerakan “Literasi Umat Hindu”

Pendidikan tanpa Agama, Mau ke Mana?

Mau dibawa ke mana generasi bangsa ini tanpa agama?


Karena itu, Ida Sanghyang Widhi Wasa langsung mengatur kehidupan di muka bumi. Semua kekayaan alam ini milik beliau dan harus digunakan sesuai tuntunan-Nya.

Di saat yang sama, Ida Sanghyang Widhi Wasa turunkan wahyu suci. Inilah yang disebutkan agama. Semua para Rsi penerima wahyu dari Ida Sanghyang Widhi Wasa  pasti membawa agama. 

Itulah mengapa dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan pengakuan yang penuh nuansa agama, yaitu kemerdekaan ini adalah berkat rahmat Allah SWT. Dan karena itu pula, dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 3 tentang pendidikan berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Berdasarkan UU tersebut jelas bahwa pendidikan agama adalah roh sistem pendidikan negeri ini. Tidak bisa serta-merta kebijakan sebuah rezim lalu menolak amanah UU tersebut.

Berdasarkan UU tersebut jelas bahwa pendidikan agama adalah roh sistem pendidikan negeri ini.
  
Bagaimanapun para pendiri bangsa telah jauh memikirkan masa depan yang harus dijalani bangsa Indonesia. Mereka tahu bahwa tidak cukup bangsa ini hanya mempunyai keahlian dan kepintaran, semenetara mereka tidak cerdas dan tidak bermoral.

Bukankah tujuan pendidikan sebagaimana diamanahkan UU di atas adalah untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”? Inilah definisi cerdas menurut Hindu.

Orang cerdas, yaitu orang yang menundukkan hawa nafsunya dan menyiapkan karmanya untuk bekal hidup sesudah mati. Semua makna tersebut telah diringkas dalam UU dengan istilah iman, takwa, dan akhlak.

Hendaknya unsur agama tidak boleh dikesampingkan. Mau dibawa ke mana generasi bangsa ini tanpa agama?

Ida Sanghyang Widhi Wasa memastikan bahwa manusia tanpa agama akan jadi seperti binatang. "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ajaran dharma) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Ida Sanghyang Widhi Wasa), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ajaran dharma). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Justru manusia tanpa agama akan semakin tidak terkontrol.



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar