Sabtu, 30 April 2022

Buah Kelapa

Belajar Dari Filosofi Buah Kelapa
(diskusi ringan dengan mangku Dimas 3042022) 
Kelapa mungkin tidak pernah terbersit dalam benak kita, bahkan mungkin terpikirkanpun tidak oleh kita. Tapi coba kita simak dan pelajari terutama buahnya, kita akan terperanjat dengan filosofi yang terdapat di dalamnya. Sungguh sebuah filosofi yang teramat dalam dan begitu luasnya, sehingga jika di tulis menjadi sebuah karya tulis akan menjadi sebuah karya sastra yang sangat mahal nilainya.

Kalau diolah mulai sabut sampai pada isinya menghasilkan berbagai manfaat dan bahan olahan yang memiliki berbagai manfaat antara lain :

Dari sabutnya atau kulitnya ada 9 manfaat yang dihasil-kannya antara lain : untuk sapu ijuk, bahan bakar, pembuatan briket ramah lingkungan, pembuatan pupuk organik, men-etralisir air dan bau semen pada kolam ikan yang baru dibuat, untuk kerajinan tangan, 

Pembuatan coco net, bahan baku spring bet dan jok, dan pembuatan keset. Kemudian batok kelapanya dapat diolah menjadi : arang batok kelapa, bahan bakar, dan da-pat disuling untuk bahan obat-obatan. Lalu isinya dan airnya dapat menghasilkan berbagai macam jenis olahan. 

Yang lebih mencengangkan adalah filosofi yang terkandung di dalam buah kelapa itu sendiri, sungguh menjadi sebuah bahan pelajaran dan hikmah yang amat sangat bernilai tinggi, betapa Agungnya Karya Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam memberikan berbagai acuan bagi manusia yang mau berfikir menggunakan akalnya. Tergantung mau dilihat dari sudut pandang mana filosofi buah kelapa, semua seakan-akan terjawab dengan sangat jelas.

Filosofi buah kelapa mengajarkan pada manusia tentang sebuah legalitas akan status manusia dalam sebuah komunitas, dan legalitas manusia dalam perjalanan keimanan dan spiritualitasnya. Disitu terangkum berbagai kelayakan yang seharusnya diterima dan dapat dimiliki oleh manusia secara sah dan secara absolut.

Dalam filosofi buah kelapa mengajarkan pada manusia untuk mencapai tahap mampu mengolah kelapa menjadi minyak, hingga dapat menjadi bahan dasar untuk berbagai bahan olahan lain, maka minyak tersebut harus memiliki kualitas tinggi. Manusia yang memiliki kualitas tinggi hingga mampu sebagaimana kelapa mampu menghasilkan sebuah minyak. Membutuhkan proses mulai dari dasar yakni proses mendudukkan pilar-pilar dasar kemanusiaan yang melekat dalam dirinya. Sebagaimana buah kelapa harus dikupas terlebih dahulu sabut kelapanya baru terlihatlah batok kelapanya.

Sebelum mencapai batok kelapa sabut kelapa diolah sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan nilai manfaat yang berdayana guna. Guna membantu proses lebih lanjut terhadap nilai kegunaan dari buah kelapa itu sendiri. Sebab hanya dengan menerjuni dan menghadapi semua hal yang terkait dengan apa yang sedang dihadapi, maka barulah dapat terlihat apa yang harus dilakukan. Hal ini mengilustrasikan tentang mengelola diri manusia secara kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa, berlakulah terhadap diri kita untuk berlaku dan bertindak yang umum menurut orang banyak terlebih dahulu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar