Jumat, 18 April 2025

Puisi SangGuruKula

#SangGURUkula

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Sang GURU Kula
Sisi Gelap yang Jarang Dikeluhkan, Demi Sebuah Pengabdian

Di balik papan tulis yang tak pernah lelah,
Ada jiwa yang diam-diam pasrah.
Sang GURU kula, bukan sekadar pengajar,
Namun pejuang senyap, penyala harapan yang tak pernah pudar.

Pagi menjemputnya dengan langkah tergesa,
Langkah kecil, namun bermakna besar di semesta.
Gaji kecil tak pernah membuatnya gamang,
Sebab cinta pada ilmu lebih riuh dari gemerlang uang.

Ia duduk, berdiri, menulis dan bersuara,
Mengajar bukan sekadar kata—tapi jiwa dan rasa.
Ketika murid tertawa, hatinya ikut berbunga,
Namun saat dihina, ia hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa.

Sisi gelap itu tak ditulis dalam catatan pelajaran,
Ia simpan dalam hati, sebagai bagian dari pengabdian.
Waktu untuk keluarga yang kian menipis,
Lelah yang disimpan di balik dinding kelas yang manis.

Tak semua menghormatinya,
Tak semua menghargai jerih payahnya,
Namun ia tetap datang, tetap mengabdi,
Sebab bagi Sang GURU kula, mendidik adalah janji suci.

Ia tak mengeluh pada alam,
Tak berseru pada malam,
Karena ia tahu, pengabdian bukan soal pamrih,
Tapi soal warisan abadi dalam benih-benih bersih.

Buku yang usang, kapur yang menipis,
Tak mampu membendung semangat yang manis.
Walau kadang hatinya menangis dalam diam,
Ia tetap mengajar dengan senyuman yang dalam.

Demikian Sang GURU kula berbagi cerita,
Bukan untuk dikasihani, bukan pula untuk dipuja.
Melainkan agar dunia tahu dan mengenang,
Bahwa guru adalah pelita, walau kadang harus terbakar sepanjang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar