Rabu, 23 April 2025

Kiprah Spiritual, Sosial, dan Keilmuan Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba

Kiprah Spiritual, Sosial, dan Keilmuan Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba: Sebuah Telaah Biografis dan Filosofis dengan Landasan Sloka Sansekerta

Penulis: I Gede Sugata Yadnya Manuaba


ABSTRAK

Tulisan ini mengulas perjalanan hidup dan pengabdian Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba, yang lahir dengan nama Drs. I Made Suarta, seorang tokoh spiritual, akademisi, dan organisatoris. Jurnal ini menyajikan biografi lengkap, pencapaian organisasi dan kerohanian, serta kontribusinya dalam bidang keagamaan Hindu di Bali dan Nusantara. Sebagai puncak spiritualitasnya, beliau didiksa menjadi Pandita Mpu dan menjadi Nabe, melahirkan banyak Sulinggih lintas wilayah, beliau pendiri Yayasan Widya Daksha Dharma, Paiketan Daksa Dharma Sadhu, Pendiri Koperasi Maha Daksha Sandhibdan beliau sebagai Pelopor Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa. Landasan filosofis dalam bentuk kutipan sloka Sansekerta, transliterasi, dan makna turut dipaparkan sebagai penguat nilai-nilai dharma yang beliau tegakkan.


I. PENDAHULUAN

Perjalanan spiritual seseorang seringkali mencerminkan dharma yang dijalankan secara konsisten dan penuh pengabdian. Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba, yang dikenal sebelumnya sebagai Drs. I Made Suarta, merupakan contoh konkret dari penerapan ajaran Hindu Bali dalam kehidupan nyata. Jurnal ini menelusuri rekam jejak beliau dalam aspek pendidikan, organisasi, dan pengabdian spiritual yang mengakar kuat pada nilai-nilai Weda.


II. BIOGRAFI SINGKAT

Drs. I Made Suarta lahir di Bongkasa, 5 Juni 1956. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah hingga tahun 1980, dan melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Udayana (Unud). Ia meraih Sarjana Muda pada tahun 1984 dan menyelesaikan gelar Sarjana (S1) pada tahun 1988 dengan skripsi berjudul Analisis Strukturalisme Novel Bintang Kumukus Dini Hari karya N.H. Dini. Karirnya sebagai PNS di UNUD dimulai sejak 1981 hingga pensiun 1 Januari 2015.


III. PENGABDIAN ORGANISATORIS

Beliau aktif dalam berbagai organisasi sejak masa mahasiswa, termasuk Senat Mahasiswa, Pamuda Hindu, dan Panca Marga. Selain itu, beliau juga menjadi Ketua PS Bakti Negara tingkat kecamatan dan kabupaten serta Dewan Pendekar. Keterlibatannya dalam penyusunan awig-awig Desa Adat Bongkasa menjadi tonggak penting pelestarian hukum adat.


IV. KIPRAH SPIRITUAL

Sebagai Pemangku, Bhawati, dan akhirnya didiksa sebagai Pandita Mpu pada 12 September 2007, Ida Sinuhun menunjukkan laku spiritual yang mendalam. Dinobatkan sebagai Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba pada 15 Agustus 2015 bersama pasangannya. Hingga kini telah menurunkan lebih dari 50 sulinggih yang tersebar di Nusantara dan Jepang.


V. SLLOKA DAN FILOSOFI

Sloka Sansekerta:

श्रेयान्स्वधर्मो विगुणः परधर्मात्स्वनुष्ठितात् । स्वधर्मे निधनं श्रेयः परधर्मो भयावहः ॥

Transliterasi: śreyān svadharmo viguṇaḥ para-dharmāt sv-anuṣṭhitāt svadharme nidhanaṁ śreyaḥ para-dharmo bhayāvahaḥ

Makna: "Melaksanakan dharma sendiri meskipun tidak sempurna, lebih baik daripada melaksanakan dharma orang lain dengan sempurna. Lebih baik mati menjalankan dharma sendiri, daripada hidup dalam dharma orang lain yang berbahaya."

Relevansi: Sloka ini menggambarkan laku spiritual Ida Sinuhun yang setia menjalankan dharma-nya sebagai sulinggih, pemimpin spiritual, dan penjaga warisan leluhur. Keberanian dan konsistensinya dalam memimpin dan menuntun para cantrik menuju jalan kebenaran adalah perwujudan nyata dari sloka ini.


VI. KARYA TULIS DAN WARISAN ILMIAH

Beliau telah menyusun berbagai buku panduan keagamaan Hindu Bali yang menjadi rujukan dalam pelaksanaan yadnya dan upacara:

  1. Pupulan Aji Kawuruhan
  2. Puja Weda Pangenteg Linggih
  3. Puja Pengelukatan Bebayuhan
  4. Puja Weda Karya Agung
  5. Stuti Setawa
  6. Pupulan Puja Sakeluwiran Caru
  7. Tatanan Upekara Pengenteg Linggih Alit
  8. Kramaning Ngaben Alit
  9. Bhisama Sang Hyang Pasupati
  10. Puja Pengabenan
  11. Puja Weda Karya Agung
  12. Buku Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa
  13. Buku Gaguritan Pundukdawa

VII. PENUTUP

Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba tidak hanya dikenang sebagai sulinggih besar, tetapi juga sebagai guru, panutan, dan penjaga nilai-nilai dharma. Warisan spiritual dan ilmiahnya akan terus menjadi sumber inspirasi bagi generasi Hindu di Bali, Nusantara, bahkan dunia.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Bhagavad Gītā, Bab 3, Sloka 35.
  2. Weda Sruti dan Smrti (terjemahan dan penafsiran modern).
  3. Catatan biografi pribadi (dihimpun berdasarkan narasi keluarga dan organisasi MGPSSR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar