Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manusia, S.S., M. pd
Tulisan pendek ini, sebenarnya dilatar belakangi oleh beberapa pertanyaan yang sering muncul ditujukan kepada para penilai (juri) saat Pacentokan Mesatua Bali, apa dasar utama juri dalam menilai mesatua Bali?, sering juri merasa serba salah dalam memberikan penilaian, terkadang juri tidak berani memberikan komentar tentang penilaiannya itu, dengan dalih “keputusan juri tidak dapat diganggu gugat”. Kesannya, konsep dari penilaian Mesatua Bali sangat tinggi sekali, dan susah untuk dilakukan oleh para siswa di tingkat Sekolah Dasar, padahal ini hal yang mudah.
Tujuan dari tulisan ini adalah, “membuat yang susah menjadi mudah” , sehingga tradisi Mesatua Bali tidak punah, dapat terus lestari, jenis Satua Bali merupakan salah satu dari sekian banyak Filklore masyarakat Bali yang masih dapat dinikmati hingga sekarang ini, diantara beberapa penulis pendahulu telah membubuhkan hasil karyanya, seperti Dosen Luar Biasa I Nengah Tinggen, telah mencetak puluhan karyanya yang cukup mudah didapat dan murah, paling mahal “Rp. 5000,-.
Berdasarkan Karakteristik Satua Bali, ada tiga empat hal yang perlu di nilai dalam Mesatua Bali yakni: 1) Penguasaan materi; 2) Gaya Bahasa; 3) Penjiwaan; 4) kreatifitas.
Berikut masing-masing penjabarannya berdasarkan beberapa konsep dan teori yang berlaku umum yang mendukung terbentuknya Satua Bali:
Gaya Bahasa, berdasarkan atas pandangan konsep umum ilmu bahasa, ada beberapa hal dalam gaya bahasa yakni:
Penekanan / penegasan
Intonasi
Tanda baca, contoh (berhenti sejenak saat tanda titik).
Penyampaian pesan
Penguasaan materi, terdiri dari:
Hafal
Lancar
Memperhatikan tanda baca
Teknik Penyampaian
Lafal (pengucapan kata)
Ketepatan satua
Ketepatan dengan tema
Penjiwaan, menurut Teori Rasa dalam buku “Teori Rasa” oleh I Wayan Suka Yasa, disebutkan ada beberapa jenis rasa, yakni:
Sedih
Senang,
Bangga
Marah
Patuh
Gembira
Kepahlawanan
Terharu
Kreatifitas, sisi kreatifitas memang beragam, dalam mesatua Bali, dalam beberapa kali saya sebagai juri Satua Bali baik ditingkat PORSENIJAR maupun tingkat umum.
Beberapa kreatifitas yang sering ditonjolkan yakni:
Sikap tangan
Sikap kaki
Sikap tubuh pada umumnya
Mimik wajah
Gaya mata (melirik, menoleh, mendelik, menatap, sayu)
Suara jelas
Isi pesan
Pilihan kata (sor-singgih).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar