Laporan Karya Tulis Study Tour Ke Yogyakarta
YOGYAKARTA
SURGA WISATAWAN DI PULAU JAWA
Disusun oleh:
........................................
Kelas.............
NIS ..............................
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah sederhana ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
..................., Januari 2023
Mengetahui,
Kepala SMPN 4 ABIANSEMAL
Pembimbing,
...................................................................... ...................................................
NIP.19630321 198803 1 010 NIP.19640526 198703 2 006
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga saya,bapak dan ibu guru panitia penyelenggara karya wisata serta Bapak I Gede Sugata Yadnya Manuaba. selaku pembimbing, telah memberikan banyak inspirasi untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.
Karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan kepada siswa siswi SMP N 4 Abiansemal, khususnya bagi saya selaku penulis. Didalam karya tulis ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai tuntutan tugas dengan topik “YOGYAKARTA SURGA WISATAWAN DI PULAU JAWA ”. Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada di Yogyakarta yang indah dan menawan.
Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang kota yogyakarta, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan saya, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta. Saya juga berharap Karya tulis ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Untuk menumbuhkan daya nalar, kreativitas, dan pola berpikir, saya sajikan aktivitas yang menuntut peran aktif dalam melakukan suatu kegiatan.
Demikian persembahan karya tulis ini untuk dunia pendidikan.
Bongkasa 29, Januari 2023
Penulis.
I Gede Anand Tangsub Dwijakhanka
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... ..... i
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Candi Prambanan
2.2 Museum Dirgantara Mandala (AURI)
2.3 Candi Borobudur
2.4 Malioboro
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa SMP N 4 Abiansemal berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
1.2.2 Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.
1.2.3 Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
1.2.4 Menumbuhkan rasa cinta tanah air
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Candi Prambanan
- Dimana lokasi candi prambanan
- Bagaimana sejarah berdirinya candi prambanan?
- Apa keistimewaan candi prambanan?
- Bagaimanan bentuk bangunan candi prambanan?
1.3.2 Museum Dirgantara Mandala (AURI)
- Dimana lokasi museum dirgantara mandala?
- Bagaimana kronologi berdirinya museum dirgantara mandala?
- Apa keistimewaan dari museum dirgantara mandala?
1.3.3 Candi Borobudur
- Dimana lokasi candi Borobudur?
- Bagaimana sejarah dari candi Borobudur?
- Bagaimana bentuk bangunan candi Borobudur?
- Apa arti dari nama candi Borobudur?
1.3.4 Malioboro
- Dimana tepatnya lokasi jalan malioboro?
- Bagaimana asal-usul nama yang dipakai pada jalan malioboro?
- Malioboro adalah?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Candi Prambanan
2.1.1 Lokasi Candi Prambanan
Prambanan adalah salah satu kompleks candi terbesar di Asia Tenggara yang kaya dengan arca dan relief. Kompleks candi ini terletak di Desa Prambanan dan secara administratif masuk dalam dua kabupaten dan dua provinsi sekaligus. Yaitu Kabupaten Sleman Provinsi DIY dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 20 km dari kota Yogyakarta dan 40 km dari kota Surakarta. Selain karena berada di perbatasan, kompleks candi juga terjangkau dari berbagai arah karena berada langsung di pinggir Jalan Raya Yogyakarta - Solo.
2.1.2 Sejarah
Pesona keindahan yang dimiliki Candi Prambanan yang merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia bukan hanya dari bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, namun juga kisah sejarah dan legenda yang sangat unik dan menarik. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Candi ini kemudian ditinggalkan ketika pusat kerajaan di Jawa dipindahkan ke Jawa Timur akibat letusan dahsyat Gunung Merapi sekitar tahun 950 M.
Kemudian pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh seorang Belanda bernama C. A. Lons dan mulai dibersihkan oleh Jan Willem IJzerman pada tahun 1855. Tak lama kemudian, Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Selanjutnya renovasi dilakukan oleh Theodoor van Erp dan dilanjutkan jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia hingga tahun 1993.
Pada tahun 1991, UNESCO telah memasukkan Candi Prambanan ke dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages). Hal ini, di antaranya berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, termasuk dalam situasi peperangan.
2.1.3 Keistimewaan
Kompleks Candi Prambanan memiliki tiga bangunan utama berarsitektur indah setinggi 47 meter. Ketiga bangunan tersebutmelambangkan Trimurti, yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang terdiri dari Candi Siwa (Dewa Pelebur) di tengah, Candi Brahma (Dewa Pencipta) di selatan, dan Candi Wisnu (Dewa Pemelihara) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat tiga candi yang lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan) dari Trimurti. Ketiga candi tersebut adalah Candi Nandi (kerbau) yang merupakan kendaraan Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan Candi Garuda kendaraan Wisnu.Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib disaksikan oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi ini.Sedangkan pada pagar langkan Candi Wisnu dipahatkan relief cerita Krisnayana. Selain itu kompleks candi ini dikelilingi oleh lebih dari 250 candi yang ukurannya berbeda-beda dan disebut perwara.
Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
2.1.4 Deskripsi Banguan
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2, 222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit. Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.
- Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47 meter adalah yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di dalamnya terdapat arsa SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical kakitubuh dan kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa. Gambar kosmos Nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan mhluk surgawi yang menggambarkan gunung Mahameru (G. Everest di India) tempat para dewa. Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya arca-arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya yang terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainya masing-masing berisi arca-arca : Siwa Maha Guru, Ganesha, dan Durga. Dasar kaki candi di kelilingi selasar yang di batasi oleh pagar langka. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat di ikuti dengan cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari” ( Mahluk bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.
- Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi emmegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.
- Candi Wisnu
Bentuk ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan candi Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4 yang memegang gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan balamara (Baladewa) kakanya.
- Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merderka dengan panjang + 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.
- Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.
- Candi Garuda
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.
- Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.
- Candi Kelir
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
- Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.
2.2 Museum Dirgantara Mandala (AURI)
2.2.1 Lokasi Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Lokasi Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta, 10 km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur jembatan laying janti. Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang mengiungkap sejarah keberadaan TNI AU di Indonesia.
2.2.2 Kronologi berdirinya Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Museum Dirgantara Mandala adalah museum terbesar dan terlengkap mengenai sejarah keberadaan TNI-AU di Indonesia. Lokasi museum sendiri berada di atas area seluas + 5 hektar, dengan luas bangunan sekitar 7.600 m2. Sebelum berlokasi di daerah Wonocatur, Yogyakarta, Museum Pusat TNI-AU berada di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta. Museum tersebut diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April 1969.
Berdasarkan pertimbangan bahwa Yogyakarta pada periode 1945—1949 mempunyai peranan penting dalam kelahiran dan perjuangan TNI-AU, serta menjadi pusat pelatihan (kawah candradimuka) bagi para Taruna Akademi Udara, maka museum tersebut akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta. Museum Pusat TNI-AU kemudian digabung dengan Museum Ksatrian AAU (Akademi Angkatan Udara) yang sebelumnya sudah ada di Yogyakarta. Peresmian museum baru tersebut dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU.
Namun, karena lokasinya tidak lagi memadai untuk menampung berbagai koleksi Alutsista yang ada, maka Museum Dirgantara Mandala dipindah ke lokasi yang baru, yaitu di gudang bekas pabrik gula di Wonocatur yang masih berada dalam wilayah Landasan Udara Adisutjipto. Pada zaman Jepang, gedung bekas pabrik gula ini digunakan sebagai gudang senjata dan hanggar pesawat terbang, sehingga memang cukup sesuai untuk digunakan sebagai lokasi museum yang baru. Setelah direnovasi, gedung museum yang baru tersebut kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 (bertepatan dengan Hari Bhakti TNI-AU) oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.
2.2.3 Keistimewaan
Mengunjungi Museum Dirgantara, wisatawan akan disambut oleh beberapa pesawat tempur dan pesawat angkut yang dipajang di halaman museum. Salah satu koleksi terbaru museum ini adalah pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk yang dipajang di muka gedung museum. Hingga tahun 2003, TNI-AU telah mengoperasikan sebanyak 37 pesawat A4-E Skyhawk, sebelum akhirnya beberapa pesawat digantikan oleh pesawat Sukhoi tipe Su-27SK dan Su-30MK.
Memasuki gedung museum, pengunjung akan disambut oleh patung empat tokoh perintis TNI-AU, yaitu Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi. Para perintis TNI-AU ini telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, dan diabadikan menjadi nama bandar udara di berbagai kota di tanah air.
Pada ruangan selanjutnya, pengunjung akan dikenalkan pada sejarah awal pembentukan angkatan udara di Indonesia. Di Ruang Kronologi I ini, Anda dapat melihat foto dan informasi yang berhubungan dengan pembentukan angkatan udara indonesia, semisal ‘Penerbangan Pertama Pesawat Merah Putih‘ pada 27 Oktober 1945 yang melakukan misi pembalasan atas serangan Belanda, berdirinya ‘Sekolah Penerbangan Pertama di Maguwo‘ pada 7 November 1945 yang dipimpin oleh A. Adisutjipto, berdirinya Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Angkatan Udara pada 9 April 1946, serta berbagai perlawanan udara untuk melawan agresi militer Belanda lainnya. Di ruangan ini juga dipamerkan berbagai peralatan radio dan foto penumpasan berbagai pemberontakan di tanah air, seperti pemberontakan DI/TII, Penumpasan G 30 S/PKI, serta Operasi Seroja. Pada ruangan selanjutnya, dipajang berbagai jenis pakaian dinas yang biasa digunakan oleh para personel TNI-AU, meliputi pakaian tempur, pakaian dinas sehari-hari, hingga pakaian untuk tugas penerbangan.
Ruangan yang akan membuat Anda berdecak kagum adalah Ruangan Alutsista atau Alat Utama Sistem Senjata yang pernah digunakan oleh TNI-AU. Alutsista ini meliputi pesawat tempur dan pesawat angkut, model mesin-mesin pesawat, radar pemantau wilayah udara, serta senjata jarak jauh seperti rudal. Koleksi pesawat di ruangan ini mencapai puluhan, mulai dari pesawat buatan Amerika, Eropa, hingga buatan dalam negeri. Salah satu pesawat pemburu taktis yang cukup terkenal adalah pesawat P-51 Mustang buatan Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, pesawat ini telah digunakan dalam berbagai operasi menjaga keutuhan negara, terutama dalam penumpasan pemberontakan DI/TII, Permesta, dan G 30 S/PKI, serta ikut andil dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora. Pesawat lainnya yang tak kalah menarik adalah pesawat buatan Inggris, namanya Vampire tipe DH-115. Pesawat ini merupakan pesawat jet pertama yang diterbangkan di Indonesia pada tahun 1956 oleh Letnan Udara I Leo Wattimena.
Koleksi lainnya yang sangat penting dalam sejarah TNI-AU adalah replika pesawat C-47 Dakota dengan nomor registrasi VT-CLA yang ditembak jatuh di daerah Ngoto, Bantul, oleh Belanda ketika hendak mendarat di Maguwo Yogyakarta pada 29 Juli 1947. Pesawat ini semula berangkat dari Singapura dengan misi kemanusiaan, yaitu mengangkut bantuan obat-obatan. Penerbangan tersebut sebetulnya telah diumumkan dan disetujui oleh kedua belah-pihak (Belanda-Indonesia). Namun, oleh Belanda pesawat tersebut kemudian ditembak jatuh dan menewaskan para pionir Angkatan Udara, antara lain Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.
Seperti diutarakan oleh F Djoko Poerwoko, untuk menghormati gugurnya para pahlawan udara tersebut, maka nama-nama pioner TNI-AU itu kemudian diabadikan sebagai nama pangkalan udara di Jawa sejak tahun 1952, antara lain Adisutjipto di Yogyakarta, Abdulrahman Saleh di Malang, dan Adisumarmo di Solo. Tanggal 29 Juli sebagai tanggal gugurnya para pahlawan TNI-AU tersebut juga diperingati sebagai ‘Hari Berkabung AURI‘ sejak tahun 1955, kemudian diganti menjadi ‘Hari Bhakti Angkatan Udara‘ sejak tahun 1961.
2.3 Candi Borobudur
2.3.1 Lokasi Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
2.3.2 Sejarah Candi Borobudur
Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk bulat.
Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata "Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum jam.
2.3.3 Bentuk Bangunan Candi Borobudur
- Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.
- Tinggi 35,40 meter.
- Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah lingkaran.
- Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
- Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
- Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
- Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu)
2.3.4 Nama Candi Borobudur
Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat diantaranya:
- Raffles: Budur yang kuno (Boro: kuno, budur: nama tempat) Sang Budha yang agung (Boro: agung, budur: Buddha) Budha yang banyak (Boro: banyak, budur: Buddha)
- Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang Budha
- Casparis: Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.
- Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur: nama tempat/desa)
- Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit Menurut Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.
2.4 Malioboro
2.4.1 Lokasi Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
2.4.2 Nama Malioboro
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.
2.4.3 Malioboro
Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal.Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.
Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.
Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.
Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja sudah terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam sekali di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa. Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.
3.2 Saran
Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek wisata,penulis menyarankan kepada :
- Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta berinovasi agar ada penambahan wahana wisata baru untuk mengikuti perkembangan wahana wisata diluar agar wisatawan betah karena ini merupakan devisa.
- Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup berdampingan dengan latar belakang yang berbeda.
LAMPIRAN
Nama kegiatan : Karya Wisata SMP N 4 Abiansemal
Tahun 2022-2023
Waktu Pelaksanaan : ............. 2022 s.d ........... 2022
Tempat/Lokasi : Candi Prambanan , Museum Dirgantara Mandala (AURI) ,
Candi Borobudur , Malioboro
Metode : Observasi
1. Candi Prambanan
Kompleks candi Prambanan dibuka untuk umum dari pukul 08.00 - 17.00 WIB. Setiap malam bulan purnama, digelar Sendratari Ramayana dari pukul 20.00 - 22.00. WIB. Harga tiket masuk Candi Prambanan bagi turis lokal atau pemegang KITAS adalah 15.000 (Senin-Jumat) dan 17.500 (Sabtu-Minggu). Sedangkan untuk turis asing umum adalah 13 US$, sedangkan mahasiswa asing adalah US$ 7.
2. Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Museum ini buka tiap hari Minggu hingga Kamis pukul 08.00—13.00 WIB dan hari Jumat sampai Sabtu pukul 08.00—12.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin dan libur nasional tutup.
Wisatawan yang berkunjung ke Museum Dirgantara akan dipungut biaya sebesar Rp 3.000,00 per orang.
3. Candi Borobudur
Harga tiket masuk Taman Wisata Candi Borobudur :
1. Pengunjung domestik Rp 10.000,00/orang
2. Pengunjung mancanegara 12 US$/orang
Waktu buka:
Senin – Minggu pukul 07.00 – 18.00
4. Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta.Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . 1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar