Kamis, 10 Juli 2025

Seni sebagai Wujud Integrasi Budaya dan Spiritualitas

✨ Komang Suryambawa dan Estetika Adiluhung dalam Seni Perak Calo
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

📌 Seni sebagai Wujud Integrasi Budaya dan Spiritualitas

Komang Suryambawa, seniman perak dari Calo, Bali, menampilkan dedikasi luar biasa dalam mempertahankan seni kriya lokal melalui pendekatan artistik yang mendalam dan spiritual. Ia bukan sekadar pengrajin, tetapi cultural artisan—penggiat budaya yang mentransformasikan logam menjadi simbol peradaban.

Komang Apel (nama kecil nya) tampak mengenakan kaos bergambar Barong, ikon protektif dalam kepercayaan Hindu Bali. Ini menunjukkan keterpautan erat antara identitas kultural dan nilai-nilai spiritual dalam praktik seninya. Ruang kerjanya penuh dengan miniatur bangunan sakral dan peralatan kerja, mencerminkan integrasi antara fungsi dan filosofi.
---

🎨 Seni Perak sebagai Medium Eksistensial

Seni perak yang ditekuni oleh Komang bukan sekadar kerajinan tangan, melainkan hasil refleksi budaya dan inner calling. Dalam wawancaranya, ia menyampaikan bahwa mengimplikasikan adanya proses batiniah dan pengalaman transendental yang dialami sang seniman saat berkarya.

Karya seni semacam ini sejalan dengan konsep art as transformation, sebagaimana diungkapkan oleh John Dewey (1934) dalam Art as Experience, bahwa seni bukan hanya tentang produk akhir, melainkan pengalaman yang mengubah baik seniman maupun penikmatnya.
---

🌱 Pelestarian dan Inovasi sebagai Pilar Utama

Melalui Art of Silver Calo, Komang Suryambawa turut memelihara warisan kriya Bali sekaligus membuka ruang bagi regenerasi dan inovasi. Keberadaan akun media sosial menunjukkan adaptasi terhadap era digital, di mana seni tradisional diperkenalkan pada audiens global melalui platform modern.

Hal ini sejalan dengan pendekatan glocalization dalam seni dan budaya: mempertahankan lokalitas namun terbuka terhadap jangkauan global.
---

🛕 Simbolisme dan Kedalaman Visual

Karya-karya Komang sarat makna simbolik. Penggunaan motif-motif Bali, bangunan miniatur suci, dan ornamen khas Hindu Bali menunjukkan kekayaan semiotik yang dimiliki setiap karyanya. Ini merepresentasikan visual ethnography—di mana objek seni menjadi narasi hidup dari masyarakatnya.
---

✨ Penutup

Komang Suryambawa adalah contoh nyata dari seniman yang tidak hanya membuat seni, tetapi menghidupi seni. Melalui dedikasi terhadap seni perak dan semangat pelestarian budaya, ia berkontribusi pada kesinambungan warisan Bali yang luhur. Karyanya adalah dialog antara masa lalu dan masa kini, antara spiritualitas dan materialitas, antara lokalitas dan universalitas.

> Seni bukan hanya dilihat, tetapi dialami. Dan di tangan Komang, seni itu hidup.
---

📖 “Saṁyamaḥ sarvasiddhīnām mūlam”
— Pengendalian diri adalah akar segala keberhasilan.
(Sumber: Niti Sastra)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar