Jumat, 13 Mei 2022

MAKNA DAN FUNGSI MELUKAT

Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata lukat berarti melepaskan (tentang barang yang dilekatkan). Kemudian mendapat awalan ‘me’ menjadi melukat yang diartikan melakukan suatu pekerjaan untuk melepaskan sesuatu yang melekat dinilai kurang baik melalui upacara keagamaan secara lahir dan batin.

Upacara melukat merupakan salah satu usaha untuk membersihkan dan menyucikan diri agar dapat mendekatkan diri pada yang suci yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang tak lain merupakan tujuan akhir dari pada kehidupan manusia. Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah Maha Suci dan tentu merupakan sumber Kesucian.

Maka sangat diperlukan adanya kesucian dalam pribadi kita untuk dapat mendekatkan diri dengan Beliau yang Maha Suci. Dalam Pustaka Suci Manawa Dharma Sastra Bab V sloka 109, dinyatakan sebagai berikut: Adbhir gatrani cuddhyanti manah satyena cuddhyti,cidyatapobhyam buddhir jnanena cuddhyatir yang memiliki arti: “Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.”

Apabila makna sloka tuntunan ini dihayati secara mendalam, maka melukat menggunakan sarana air untuk pembersihan tubuh secara lahir (sekala), sedangkan untuk sarana penyucian menggunakan Tirtha Penglukatan, yang mana telah dimohonkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa oleh pemimpin upacara melalui doa, puja dan mantram dengan diikuti oleh orang yang sedang melaksanakan upacara Melukat.

Jenis Upacara Melukat

Ada tujuh macam upacara Melukat apabila ditinjau dari pelaksanaan dan tujuannya. Tujuh macam upacara Melukat tersebut di antaranya:

• Melukat Astupungku, untuk membersihkan dan menyucikan malapetaka seseorang yang diakibatkan oleh Pengaruh hari kelahiran dan Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas) yang tidak seimbang dalam dirinya.

• Melukat Gni Ngelayang, untuk pengobatan terhadap seseorang yang sedang ditimpa penyakit.

• Melukat Gomana, untuk penebusan Oton atau hari kelahiran yang diakibatkan oleh pengaruh yang bernilai buruk dari Wewaran dan Wuku. Misalnya pada mereka yang lahir pada wuku Wayang.

• Melukat Surya Gomana, untuk melepaskan noda dan kotoran yang ada pada diri Bayi. Misalnya pada saat Nelu Bulanin.

• Melukat Semarabeda, untuk menyucikan Sang Kama Jaya dan Sang Kama Ratihdari segala noda dan mala pada upacara Pawiwahan (Perkawinan).

• Melukat Prabu, untuk memohonkan para pemimpin agar kelak dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan kejayaan dan kemakmuran.

• Melukat Nawa Ratna, dapatkan dikatakan mempunyai makna yang sama dengan Melukat Prabu.

Umat Hindu di Bali percaya bahwa setiap manusia memiliki sifat diri yang kotor. Maka dari itu, sifat tersebut harus dibersihkan dan dibuang dari dalam diri manusia. Lewat upacara Melukat diharapkan segala hal-hal yang bersifat kotor atau negatif, baik secara jasmani maupun rohani, dapat kembali bersih dan suci.

Ritual pembersihan diri ini juga mempersiapkan umat manusia untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik di masa selanjutnya. Jangan khawatir bagi kamu yang memeluk agama lain apabila ingin mencoba ritual pembersihan diri ini. Siapa pun yang ingin melakukannya dapat bisa menjalankannya. Hal ini dikarenakan upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar