Jumat, 20 Mei 2022

LEAK


PROSES nge-LEAK
Pada dasarnya ilmu ini sangat rumit dan rahasia sekali. Jarang seorang guru mau dengan terang-terangan memberikan ilmu ini dengan cuma-cuma. Begitu juga saya belajar dengan tiga guru dengan sangat susah payah harus ngesorang rage biar bisa diterima jadi murid. Dalam hal ini sebenarnya saya tukar ilmu dengan para guru saya, saya belajar ilmu Bali guru saya belajar ilmu versi India.

Sebelum belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan (hari lahir versi Bali) orang tersebut. Hal ini sangat penting, karena kualitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonannya. Contoh, apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional dalam hal apapun dan digandrungi perempuan. Nah, sang guru harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu itu sendiri. 

Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai. Pertama-tama murid harus mewinten Brahma Widya, dalam bahasa lontar "ngerangsukan kawisesan", dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU. Tahap dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE yang sifatnya baku. Selajutnya murid dirajah seluruh tubuhnya, dari atas sampe bawah oleh sang guru. Hal ini di lakukan di kuburan pada saat kajeng kliwon nyitan.
#SUMPAH.

Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajar oleh sang guru. Ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan :

#1 Hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru

#2 Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalam bentuk ilmu kawisesan,

#3 Tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan dharma,

#4 Tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh

#5 Tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita pelajari.

Mungkin karena peraturan nomor empat ini sangat sulit akhirnya kebanyakan ilmu ini dipelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi dibandingkan laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di Jawa di sebut rondo yang berarti janda. Inilah alasan mengapa dahulu para janda lebih menguasai ilmu pengeleakan. Wanita lebih kuat nahan nafsu. Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa.
#TINGKATAN PELAJARAN.

1. Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.

2. Tingkat dua kita diajarkan visualisasi, dalam ajaran ini di sebut "NINGGALIN SANGHYANG MENGET"
3. Tingkat tiga kita diajar bagaimana kita melindungi diri dengan tingikah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di sebut "PENGRAKSA JIWA".

4. Tingkat empat kita di ajar kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA. Karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang nonton dibilang nengkleng(berdiri dengan satu kaki). Mudra yang kita pelajari persis seperti tarian Siwa Nata Raja.

Tingkat empat barulah kita diajar meditasi, dalam ajaran pengeleakan disebut "NGEREGEP", yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang.
5. Tingakat lima kita di ajarkan bagaimana melepas roh (MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP) melalui kekuatan pikiran dan batin. Dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI, namun berada di luar badan. Pada saat levitasi kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus. Disinilah orang disebut berhasil dalam ilmu leak. Namun ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman, kita bisa tersesat di alam gaib. Karena kalau sampai lama tersesat bisa mati. Ini disebut mati suri. Maka Bhagawadgita benar sekali saat mengatakan, "apapun yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu sampai, dan apapun yang kamu pikirkan begitulah jadinya."
Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa, dan amal baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana pikiran kita menyimpan dendam, apalagi kalau tujuannya tidak baik. Saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati demikian godaan selalu akan datang, seperti nafsu seks meningkat. Ini alasanya mengapa tidak boleh makan daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar kondisi agak lemah sehingga nafsu seks berkurang.

Celakanya apabila kita melepas roh saat lewat di rumah tetangga yang sedang mempunyai bayi, otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis teriak-teriak. Hal ini disebabkan daya tangkap gelombang bayi masih sangat peka. Bayi tersebut sebenarnya tidak takut, sekedar kahet karena merasakan "tabrakan frekuensi" tiba-tiba. Maka dari itu dalam dunia leak, ada aturan yang menyatakan dilarang keras melewati atau berada dalam keluarga yang mempunyai bayi untuk melepas roh (nglekas). 
Nah, bagi yang jahil tidak tertutup kemungkinan melepas roh dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang sering terjadi di Bali. Apalagi ada orang sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui roh sudah dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti, alhasil mati. Inilah hal-hal yang oleh orang awam dikatakan bahwa leak itu jahat. Maka dari itu sang balian yang bijak akan memagari rumah orang sakit atau yang punya bayi itu dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai simbol "PARA PENGANUT LEAK DILARANG MASUK !!!". Apabila ini dilanggar maka perang atara leak dan balian pun terjadi, masalah kalah dan menang tergantung siapa yang mumpuni. Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan siat peteng. Pada umumnya pihak leak yang sering kalah, sebab leak tidak mempelajari ilmu menyerang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar