Rabu, 05 Maret 2025

PDDS

Paiketan Daksha Dharma Sadhu


Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd

HIMNE PAIKETAN DAKSHA DHARMA SADHU GRIYA AGUNG BANGKASA

(Lagu ini menggambarkan semangat, persatuan, dan pengabdian dalam menjalankan dharma serta menjaga warisan spiritual Hindu.)


Judul: "Jayalah Paiketan Daksha Dharma Sadhu"

(Nada: HIMNE – semangat, gagah, dan penuh inspirasi! Bisa diiringi gamelan baleganjur atau aransemen modern.)


[Verse 1]

Bangkit bersatu wahai putra daksha dharma,

Menjunjung tinggi suci ajaran leluhur kapurusan,

Paiketan suci, teguh nan jaya,

Griya Agung Bangkasa mulia!


[Chorus] (Semangat dan lantang!)

Jayalah! Paiketan Daksha Dharma Sadhu,

Satya bhakti teguh berpadu,

Melangkah pasti menuju cahaya,

Mengabdi suci dengan cinta!


[Verse 2]

Setia berbakti, teguh berjanji,

Menjaga pasemetonan, warisan suci,

Dalam harmoni kami melangkah,

Menebar kasih di dunia.


[Bridge] (Gema penuh keyakinan!)

Dengan dharma, dengan satya,

Kami maju, bersatu jiwa,

Bhakti suci sepanjang masa,

Menuju jagadhita nan bahagia!


[Outro]

Griya Agung Bangkasa mulia,

Mengabdi pada sesama selamanya!


Makna Himne

Himne ini dibuat dengan semangat heroik dan penuh energi, mencerminkan dedikasi, persatuan, dan perjuangan dalam Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa.


Aransemen musik bisa dibuat dengan:

Gamelan baleganjur (untuk nuansa tradisional dan berwibawa).

Orkestra modern (dengan drum, brass, dan melodi epik untuk kesan lebih megah).

Gabungan musik etnik dan modern (agar bisa dinyanyikan oleh berbagai generasi).

Semoga Himne ini menjadi pemersatu dan penyemangat bagi seluruh anggota paiketan dalam menjalankan dharma dan menjaga warisan leluhur!


MARS PAIKETAN DAKSHA DHARMA SADHU
(Griya Agung Bangkasa)

Verse 1:
Bersatu kita dalam satu ikatan,
Paiketan suci penuh kedamaian,
Manawa Sewa, Madawa Sewa pedoman,
Melangkah teguh dalam kebajikan.

Chorus:
Daksha Dharma Sadhu, jaya selamanya,
Setara di hadapan Tuhan Yang Esa,
Sagilik saguluk, salulung sabayantaka,
Bersama melangkah penuh cinta.

Verse 2:
Vasudhaiva Kutumbakam semangat kita,
Satu keluarga, tiada perbedaan,
Bersama mengabdi, tulus dan setia,
Membangun harmoni, kasih dan iman.

(Back to Chorus)

Bridge:
Gotong royong jadi kekuatan,
Kebersamaan jadi cahaya,
Dengan hati yang suci murni,
Menggapai hidup yang bahagia.

(Final Chorus - with more energy)
Daksha Dharma Sadhu, jaya selamanya,
Setara di hadapan Tuhan Yang Esa,
Sagilik saguluk, salulung sabayantaka,
Bersama melangkah penuh cinta.

Outro:
Paiketan kita, satu jiwa, satu rasa,
Dalam damai, kasih, dan bahagia.

Lagu ini bisa diaransemen dengan melodi yang semangat, penuh rasa persatuan, dan semangat kebersamaan. 


"Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa" adalah sebuah organisasi atau kelompok yang berfokus pada kegiatan spiritual dan keagamaan dalam masyarakat Hindu di Bali. Nama ini terdiri dari beberapa kata kunci yang memiliki makna khusus:

  • Paiketan: Dalam bahasa Bali, "paiketan" berarti "ikatan" atau "perkumpulan", menunjukkan adanya sebuah komunitas atau kelompok.

  • Daksha Dharma Sadhu: Istilah ini dapat diuraikan sebagai berikut:

    • Daksha: Dalam konteks Hindu, "Daksha" adalah nama salah satu prajapati atau leluhur umat manusia yang dikenal karena kebijaksanaannya.
    • Dharma: Mengacu pada kewajiban moral, hukum, atau jalan kebenaran dalam ajaran Hindu.
    • Sadhu: Merujuk pada orang suci atau pertapa yang menjalani kehidupan spiritual.

    Dengan demikian, "Daksha Dharma Sadhu" dapat diartikan sebagai orang-orang suci yang mengikuti jalan kebenaran dan kebijaksanaan.

  • Griya Agung Bangkasa: "Griya" dalam bahasa Bali berarti "rumah" atau "kediaman", seringkali merujuk pada tempat tinggal para pendeta atau sulinggih. "Agung" berarti besar atau utama, dan "Bangkasa" kemungkinan adalah nama tempat atau wilayah tertentu.

Secara keseluruhan, "Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa" dapat diartikan sebagai perkumpulan orang-orang suci yang mengikuti jalan kebijaksanaan dan kebenaran, yang berpusat di Griya Agung Bangkasa. Dengan demikian, "Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa" memainkan peran penting dalam pelestarian dan pengembangan nilai-nilai spiritual serta budaya Hindu di Bali.


Sloka

Viśve dharmaṁ samāśritya, sādhavaḥ satyamāśritāḥ।

Saṁskṛteḥ santatiṁ dhṛtvā, bhaveyur dharmasaṁśrayāḥ॥

Satyam dharmaṁ ca bhaktiṁ ca, jīvanasya paraṁ dhanam।

Dakṣadharmasaṅghe’smin, sevāyāṁ tiṣṭhatu sadā॥

Saṁskṛte sādhavaḥ sarve, saṁskṛtenaiva jīvanam।

Dharmajñānaṁ yataḥ siddhaṁ, bhavennah mokṣasādhanam॥

Nityaṁ satye sthitā buddhiḥ, dharmamārge’pi gacchataḥ।

Bhaktyā sevāmupāsyantaḥ, lokahitāya tiṣṭhataḥ॥

Satyam dharmaṁ ca bhaktiṁ ca, trayaṁ caitat paraṁ śubham।

Etena panthā gacchāmaḥ, gṛhe’smākaṁ sadā śivaḥ॥


Sloka ini menggambarkan komitmen terhadap dharma, kejujuran, serta pengabdian dalam kehidupan spiritual sebagaimana termuat dalam Visi, Misi, dan Moto Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa.

Semoga sloka ini menjadi inspirasi dalam menjalankan ajaran dharma dan menjaga nilai-nilai spiritual kapurusan dan garis parampara di dalam kehidupan sehari-hari.


Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa merupakan sebuah organisasi pasemetonan yang berlandaskan nilai-nilai kesetaraan dan kebersamaan. Dalam konsep ini, semua anggota dianggap sama di hadapan Tuhan, tanpa membedakan status sosial, warna, jenis, ataupun jabatan.

Organisasi ini mengusung filosofi "Manawa Sewa, Madawa Sewa" (mengutamakan pelayanan kepada sesama manusia) dan "Vasudhaiva Kutumbakam" (seluruh dunia adalah satu keluarga). Selain itu, prinsip "Sagilik Saguluk, Salulung Sabayantaka" ditekankan sebagai bentuk solidaritas, gotong royong, dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan nilai-nilai tersebut, Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa bertujuan untuk memperkuat rasa persaudaraan antar-pasemetonan, serta menjalin hubungan yang harmonis dalam kehidupan sosial dan spiritual.

Konsep Pasemetonan dalam paiketan Daksha Dharma Sadhu di Griya Agung Bangkasa mencerminkan nilai kebersamaan, kesetaraan, dan kepatuhan dalam menjalankan dharma. Jika diuraikan dari sudut etimologi, kata sameton berasal dari dua unsur:

Sama = patuh, setara, atau seimbang

Ton (Jawa Kuno) = terlihat atau tampak


Sehingga, sameton dapat dimaknai sebagai "kita semua sama di hadapan Tuhan."

Dalam konteks pasemetonan, hal ini berarti bahwa setiap anggota dalam paiketan Daksha Dharma Sadhu memiliki kedudukan yang setara dalam menjalankan kewajiban spiritual, sosial, dan budaya. Tidak ada perbedaan derajat dalam melaksanakan ajaran dharma, karena semuanya tunduk kepada nilai-nilai kebajikan yang diajarkan.

Selain itu, konsep ini juga menegaskan pentingnya rasa kekeluargaan dan kebersamaan, di mana setiap individu saling menghormati, mendukung, dan berjalan bersama dalam kebaikan. Dengan demikian, pasemetonan bukan sekadar ikatan darah atau garis keturunan, tetapi juga ikatan spiritual yang memperkuat harmoni dalam komunitas.


Visi, Misi, dan Moto Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa

Visi

"Mewujudkan komunitas spiritual yang berlandaskan dharma, berbudi luhur, serta aktif dalam pelestarian ajaran agama dan budaya Bali."

Misi

1. Meneguhkan nilai-nilai dharma dalam kehidupan sehari-hari dengan menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, dan kasih sayang.

2. Melestarikan ajaran leluhur melalui kegiatan keagamaan, pendidikan spiritual, dan praktik budaya tradisional Bali.

3. Membangun kebersamaan dan harmoni antaranggota paiketan serta masyarakat luas berdasarkan semangat gotong royong dan toleransi.

4. Mengembangkan pemahaman spiritual melalui diskusi, dharma wacana, dan pelatihan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Hindu.

5. Mengabdikan diri kepada masyarakat dengan memberikan kontribusi nyata dalam upacara adat, bakti sosial, serta kegiatan sosial keagamaan lainnya.



Moto

"Satya, Dharma, Bhakti" (Kejujuran, Kebenaran, Pengabdian)

Moto ini mencerminkan komitmen Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa dalam menjaga kebenaran, menjalankan kewajiban dharma, serta mengabdikan diri dengan tulus bagi kesejahteraan bersama.

Moto ini menggambarkan makna bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan perbedaan agar dapat saling memahami bisa merujuk pada konsep kebhinekaan dan keharmonisan dalam ajaran Hindu. 

Berikut adalah sloka dalam bahasa Sanskerta yang sesuai dengan makna tersebut:

"Vasudhaiva Kutumbakam" (वसुधैव कुटुम्बकम्)

Artinya: "Seluruh dunia adalah satu keluarga."

"Nāna jātī nāna matam, nāna veṣa dhāriṇah।
Eka eva paro dharmah, snehaḥ samatvam ādarah॥"

(नान जाति नान मतं, नान वेष धारिणः।
एक एव परो धर्मः, स्नेहः समत्वम आदरः॥)

Artinya: "Berbagai suku, berbagai keyakinan, berbagai rupa dan penampilan.
Namun hanya satu kebenaran tertinggi, yaitu kasih sayang, kesetaraan, dan penghormatan."

Sloka ini mencerminkan bahwa perbedaan adalah anugerah yang mengajarkan kita untuk saling memahami dan menghormati. 

#tubaba@griyangbang//mlajahinangga//pangsingngurektunduntimpal#


ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PAIKETAN DAKSHA DHARMA SADHU 


---

ANGGARAN DASAR

BAB I - NAMA, TEMPAT, DAN WAKTU PENDIRIAN

Pasal 1
Organisasi ini bernama Paiketan Daksha Dharma Sadhu  selanjutnya disingkat PDDS.

Pasal 2
Paiketan ini berkedudukan di (Sekretariat Paramadaksa Manuaba Griya Agung Bangkasa) dan dapat membuka perwakilan di wilayah lain sesuai kebutuhan.

Pasal 3
Paiketan ini didirikan pada tanggal (5 Juni 2013) untuk waktu yang tidak ditentukan.


BAB II - ASAS, TUJUAN, DAN FUNGSI

Pasal 4
Paiketan ini berasaskan Tri Hita Karana, menjunjung tinggi nilai dharma, kebersamaan, dan persaudaraan lintas pasemetonan serta lintas agama.

Pasal 5
Tujuan paiketan ini adalah:

1. Menjalankan ajaran agama dengan konsep guyub rukun, mempererat persaudaraan lintas pasemetonan dan lintas agama.

2. Mengembangkan nilai-nilai sad dharma melalui pendidikan spiritual dan sosial.

3. Menjaga dan melestarikan tradisi serta kearifan lokal dalam bingkai kebersamaan.

4. Memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat berdasarkan prinsip gotong royong.



Pasal 6
Fungsi paiketan:

1. Sebagai wadah pembinaan spiritual dan sosial bagi anggota.

2. Sebagai forum komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antar pasemetonan dan lintas agama.

3. Sebagai pusat kegiatan dharma dalam bentuk upacara, dharma wacana, dharma tula, dan kegiatan sosial lainnya.



BAB III - KEANGGOTAAN

Pasal 7
Anggota paiketan terdiri dari individu atau kelompok yang memiliki kesamaan visi dalam menjalankan dharma dengan prinsip guyub rukun.

Pasal 8
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka bagi siapa saja yang menerima serta menjalankan anggaran dasar dan rumah tangga paiketan.



BAB IV - STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9
Struktur kepengurusan paiketan terdiri dari:

1. Penglingsir Griya Agung Bangkasa Ida Sinuhun Siwa Putri Paramadaksa Manuaba (Penasehat Utama)


2. Ketua


3. Wakil Ketua


4. Sekretaris


5. Bendahara


6. Bidang-bidang sesuai kebutuhan



Pasal 10
Masa bakti pengurus adalah (periode, misal: 5 tahun), dengan mekanisme pemilihan berdasarkan musyawarah mufakat.


BAB V - KEGIATAN

Pasal 11
Kegiatan paiketan meliputi:

1. Kegiatan keagamaan, seperti persembahyangan bersama, dharma wacana, dharma tula.

2. Kegiatan sosial, seperti bakti sosial, gotong royong, dan bantuan kemanusiaan.

3. Pendidikan dan pelatihan, seperti pengkajian pustaka suci, seminar keagamaan, dan pelestarian budaya.



BAB VI - KEUANGAN

Pasal 12
Sumber dana paiketan berasal dari:
1. Iuran anggota.

2. Sumbangan sukarela.

3. Bantuan yang sah dan tidak mengikat.



Pasal 13
Pengelolaan keuangan dilakukan secara transparan dan dipertanggungjawabkan dalam rapat tahunan.



BAB VII - PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN

Pasal 14
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan melalui musyawarah besar yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota tetap.

Pasal 15
Paiketan hanya dapat dibubarkan berdasarkan keputusan musyawarah besar dengan persetujuan minimal 3/4 anggota.


ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I - KEANGGOTAAN

Pasal 1
Setiap anggota wajib:

1. Menjunjung tinggi dharma dan prinsip guyub rukun.

2. Mengikuti kegiatan paiketan sesuai kemampuan.

3. Membayar iuran yang telah ditetapkan.



Pasal 2
Keanggotaan dapat berakhir karena:

1. Mengundurkan diri.

2. Melanggar aturan organisasi dan nilai-nilai dharma.

3. Meninggal dunia.




BAB II - HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 3
Hak pengurus:

1. Memimpin dan mengatur jalannya organisasi sesuai AD/ART.

2. Menentukan kebijakan strategis bersama anggota.

3. Mendapat dukungan penuh dari anggota dalam menjalankan tugas.



Pasal 4
Kewajiban pengurus:

1. Mengelola organisasi dengan penuh tanggung jawab.

2. Melaporkan kegiatan dan keuangan secara berkala.

3. Mengayomi dan membimbing anggota sesuai prinsip dharma.




BAB III - RAPAT DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 5
Jenis rapat:

1. Rapat Rutin: Dilaksanakan (misal: setiap bulan) untuk membahas program kerja.

2. Rapat Tahunan: Untuk evaluasi dan pertanggungjawaban pengurus.

3. Musyawarah Besar: Untuk pengambilan keputusan strategis.



Pasal 6
Pengambilan keputusan diutamakan melalui musyawarah mufakat. Jika tidak tercapai, dilakukan pemungutan suara dengan mayoritas sederhana.



BAB IV - SANKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 7
Anggota yang melanggar aturan organisasi akan diberikan:

1. Teguran lisan

2. Peringatan tertulis

3. Pemberhentian keanggotaan jika tetap melanggar norma organisasi



Pasal 8
Penyelesaian sengketa dilakukan melalui mediasi dan musyawarah berdasarkan nilai dharma dan kebersamaan.


BAB V - PENUTUP

Pasal 9
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan ditentukan dalam rapat dan dituangkan dalam keputusan bersama.

Pasal 10
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di: (Griya Agung Bangkasa)
Pada tanggal: (5 Juni 2013)

Atas nama Paiketan Daksha Dharma Sadhu 

(Nama Ketua)
Ketua

(Nama Sekretaris)
Sekretaris




Lagu: Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa

(Lagu ini mencerminkan nilai-nilai dharma, kebijaksanaan, dan spiritualitas dalam komunitas ini.)


---

Judul: "Dharma Satya Bhakti"

(Nada: Melodi tradisional Bali – bisa disesuaikan dengan gamelan atau instrumen modern)

[Verse 1]

Paiketan suci, sinar dharma abadi,
Sang sadhu manggul satya suci,
Di Griya Agung Bangkasa nan suci,
Menjaga warisan leluhur tinggi.

[Chorus]

Daksha Dharma, jalan kebijaksanaan,
Satya marga, suci dalam pengabdian,
Kami berjanji, setia dan bersatu,
Mengabdi dharma, dalam cinta nan satu.

[Verse 2]

Bakti tulus, suci dalam setiap langkah,
Menyebar kasih, dharma nan indah,
Bersama kita, kuatkan keyakinan,
Demi harmoni, jagadhita sejati.

[Bridge]

Gema suci, nyanyian hati,
Dharma satya, cahaya abadi,
Griya Agung Bangkasa mulia,
Menjaga Hindu selamanya.

[Outro]

Kami setia, dalam jalan suci,
Menjaga dharma, warisan abadi,
Dengan bakti, satya, dan cinta,
Kami bersatu, selamanya.


---

Makna Lagu

Lagu ini menggambarkan kebersamaan dan dedikasi anggota Paiketan Daksha Dharma Sadhu Griya Agung Bangkasa dalam menjaga dharma dan kebijaksanaan leluhur.

Melodi lagu dapat diaransemen dengan gamelan Bali, gendang tradisional, atau bahkan dengan sentuhan modern akustik agar mudah dinyanyikan oleh semua kalangan.

Semoga lagu ini menjadi pemersatu dan inspirasi bagi komunitas dalam menjalankan dharma.

Pantun Paiketan Daksha Dharma Sadhu

Bunga merekah di pagi hari,
Harumnya semerbak menenangkan jiwa.
Paiketan Daksha Dharma Sadhu berseri,
Menjalin persaudaraan penuh cinta.

Air mengalir di sungai jernih,
Membawa kesejukan di kala senja.
Kesetaraan dan kasih nan bersih,
Menjadi dasar dalam berkarya.

Burung terbang di angkasa luas,
Menari indah tanpa ragu.
Mandawa Manawa Sewa terus membasuh,
Mengabdi tulus untuk sesamaku.

Mentari bersinar menerangi bumi,
Hangat menyapa tanpa membeda.
Vasudhaiva Kutumbakam jadi harmoni,
Seluruh dunia satu saudara.

Sagilik saguluk kita bersatu,
Salulung sabayantaka penuh makna.
Dalam kebersamaan kita berpadu,
Menjalin hidup damai sentosa.

Semoga Paiketan semakin jaya,
Dalam pengabdian yang mulia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar