Untuk pertanyaannya niki bapak
1. Sudah berapa lama bapak mengajar?
Saya mengajar (honor) dari 2006 di SMP N 1 Kukuh Tabanan dan SMP N 4 Abiansemal, diangkat sebagai PNS di SMP N 3 Mengwi TMT 1 Maret 2008 dan pindah tugas ke SMP N 4 Abiansemal tahun 2018 sampai sekarang, memdapat tugas tambahan sebagai pembina ekstra nyurat Lontar dan kepala Perpustakaan serta wali kelas 8 F.
2. Selama bapak mengajar apakah pernah mengalami kendala?
SUDAH PASTI PERNAH
Diantaranya:
Pada awal-awal sebagai guru, saya merasa sangat kurang persiapan dalam mengajar. Awal-awal nya saya merasa kurang terampil dalam mengelola kelas sesuai dengan karakteristik siswa.
Saya sebagai guru sering kesulitan memahami setiap karakteristik siswa, karena ada banyak siswa yang saya temui di sekolah.
Hal tersebut mennyebabkan menekuni profesi sebagai seorang GURU sangat meLELAHkan.
Kenapa
LELAH
Jadi GURU?
Guru itu bekerja menggunakan otak, tenaga dan perasaan secara bersamaan.
Menjadi guru BUKAN hanya soal mentransfer ilmu.
Tetapi juga harus memahami karakter setiap siswa.
Makanya setelah mengajar GURU itu merasa LELAH.
#tubaba@spenfourab//guru#
3. Bagaimana perjalanan bapak dalam mengajar? Apakah mungkin ada kendala jarak sekolah dan rumah atau lainnya?
Sudah pasti ada kendalanya, maka dari itulah saya mengajukan untuk dapat pindah ke SMPN 4 Abiansemal, biar lebih dekat dengan Griya Agung Bangkasa (rumah), selain sebagai guru saya juga sebagai seorang Pinandita/pemangku serta sebagai penyanggra griya.
4. Apa yang menjadi semangat bapak dalam mengajar?
Motifasi saya sebahai seorang guru cinta murid dan cinta ilmu.
Motifasi saya dalam mengajar adalah melihat anak-anak dan masyarakat (khususnya di desa Bongkasa) masih membutuhkan pelayanan baik secara formal maupun non formal. Jadi saya masih selalu merasa terpanggil untuk mengarahkan mereka. Membuat anak-anak mempunyai hati yang bermoral itulah inti dari pendidikan. Maka dari itu mulai tahun 2013 saya mendirikan yayasan widya daksa dharma bersama almarhum ayah saya dan sulinggih kapurusan.
5. Bagimana bapak menyikapi kurikulum yang terus berubah?
Menurut saya:
Sejarah pendidikan mengingatkan kita bahwa belajar adalah perjalanan tanpa akhir. Kurikulum merupakan kendaraan yang membawa kita menuju tujuan itu, dan setiap perubahan didalamnya adalah usaha untuk menjawab kebutuhan jaman.
Saya ingin memberikan pandangan mengenai peran guru dalam menyikapi perubahan kurikulum di sekolah.
Peran guru sangat penting dalam menyikapi perubahan kurikulum di sekolah. Sebagai tenaga pendidik, guru harus memahami dengan baik isi dan tujuan dari kurikulum baru tersebut, serta berupaya untuk mengimplementasikannya dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan memperbarui metode pembelajaran agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, guru juga harus mampu menjadi fasilitator yang baik bagi siswa dalam menghadapi perubahan kurikulum. Dalam proses pembelajaran, guru harus membantu siswa memahami konsep dan tujuan dari kurikulum baru tersebut, serta memberikan bimbingan dan dukungan agar siswa dapat mengimplementasikannya dengan baik dalam proses belajar-mengajar. Hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
Saya sendiri pernah mengalami perubahan kurikulum saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Saat itu, para guru kami sangat aktif dalam menyikapi perubahan tersebut dan memperbarui metode pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Mereka juga memberikan bimbingan dan dukungan agar kami dapat memahami kurikulum baru tersebut dengan baik dan mengimplementasikannya dengan baik dalam proses pembelajaran. Dalam waktu singkat, kami dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut dan mencapai hasil yang baik dalam proses pembelajaran.
Intinya dari setiap perubahan itu mengingatkan kita akan:
"Every single human being was born for learning"
Setiap manusia dilahirkan untuk belajar.
6. Angkatan tahun berapa yang menurut bapak paling seru selama mengajar?
Angkatan tahun siswa-siswi bersama teman-temang Komang Adi.
7. Apa harapan bapak untuk guru masa kini?
Agar kita selalu mampu memiliki keutamaan sebagai guru, bagi kita yang menjadi guru, jadilah guru yang profesional.
8. Pesan bapak untuk guru masa kini
Guru bukanlah hanya sebatas profesi “pengajar” yang bertujuan untuk keuntungan berupa gaji atas jasanya mengajar di sekolah-sekolah namun lebih kepada orang-orang yang memiliki kualifikasi kerohanian yang mampu mengendalikan Tri Guna yaitu sifat sattwam, rajas dan tamas sehingga patut digugu dan ditiru.
Ingatlah di era digital yang penuh tantangan ini, peran guru semakin kompleks dan menantang. Tidak hanya dituntut untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu membimbing siswa menghadapi arus informasi yang begitu deras. Guru adalah nahkoda yang mengarahkan generasi muda menuju masa depan yang lebih cerah.
Saat ini, guru bukan sekadar pengajar di kelas, tetapi juga menjadi inspirator, motivator, dan teladan bagi siswa-siswanya. Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, sentuhan personal seorang guru tetap tidak tergantikan. Kehadiran guru yang penuh kasih sayang dan kesabaran menjadi kunci dalam membentuk karakter siswa yang tangguh dan berakhlak mulia."
Sebenarnya semuanya dimulai dari contoh atau teladan guru sehingga peserta didik dapat mencontoh tanpa harus mengkritisi. Hal ini relevan dengan konsep pendidikan Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tahun 3 Juli 1922; ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani yang artinya di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. Konsep pendidikan ini masih dipakai di dunia pendidikan sampai saat ini.
Intinya pesan saya tetap lah menjadi seorang guru. Kata “guru” dalam Bahasa Sansekerta terbagi atas suku kata “gu” yang berarti bayangan. Sesuai dengan sifatnya, bayangan pasti gelap. Jadi “gu” atau bayangan bisa diartikan juga sebagai gelap dan/atau kegelapan. Suku kata “ru” berarti (orang yang membawa) terang. (Orang yang) menghilangkan bayangan/gelap/kegelapan. Dengan harapan sebagai pelita bangsa, embun penyejuk, Pahlawan tanpa tanda Jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar