Senin, 02 September 2024

Larung Ari-ari

Tradisi Larung Ari-ari, Rayakan Kelahiran Bayi Di Era Moderenisasi 

Bongkasa, memiliki banyak tradisi dan budaya yang unik. Salah satu tradisi yang menarik untuk dipelajari adalah tradisi larung ari-ari, sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bongkasa untuk merayakan kelahiran bayi.

Tradisi ini sudah ada sejak lama dan masih terus dilestarikan hingga saat ini. Larung Ari-ari dilakukan dengan melemparkan ari-ari dan bunga ke sungai atau laut sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi.

Larung Ari-ari biasanya dilakukan oleh keluarga, teman, dan kerabat dekat bayi yang baru lahir. Tradisi ini dilakukan pada hari pertama setelah kelahiran bayi. Pada hari tersebut, keluarga dan kerabat dekat bayi akan berkumpul di tepi sungai atau laut untuk melaksanakan tradisi Larung Ari-ari.

Sebelum tradisi dimulai, mereka akan mempersiapkan upakara dapetan, soda, segehan hitam, dan bunga-bunga yang akan dilemparkan/dipersembahkan ke dewa Wisnu/Sanghyang Baruna di sungai atau laut. Bunga-bunga tersebut biasanya berwarna-warni dan indah, sebagai simbol keindahan dan kebahagiaan atas kelahiran bayi. Setelah persiapan selesai, mereka akan membaca doa dan mengumandangkan OM NAMA SIWA YA sebanyak 9 kali sebagai tanda dimulainya tradisi Larung Ari-ari. Kemudian dilakukan persembahyangan ke dewa Wisnu/Sanghyang Baruna.

Setelah itu, keluarga dan kerabat dekat bayi akan memasuki perahu yang telah disiapkan. Perahu tersebut biasanya dihias dengan bunga-bunga sebagai bentuk penghormatan kepada bayi yang baru lahir. Setelah itu, mereka akan memasuki sungai atau laut dan mulai melemparkan bunga ke air sebagai simbol rasa syukur atas kelahiran bayi.

Setelah tiga kali gulungan ombak, Rantasan putih kuning yang berisi canang dan wewangian diletakan diatas air laut sebanyak 3 kali, kemudian diangkat Amet Malih Sang Catur Sanak si Bayi tuntun ajak pulang di letakan di dekat tempat tidur, diisi nyala api šŸ”„/lilin selama tali pusar belum putus dan selalu dihaturkan sesajen semampunya.



Simbol Tradisi Larung Ari-ari

Larung Ari-ari bukan hanya sekedar tradisi yang dilakukan sebagai bentuk perayaan kelahiran bayi, namun juga memiliki makna dan simbol yang mendalam. Beberapa makna dan simbol dari Larung Ari-ari antara lain:

Simbol Kebahagiaan dan Rasa Syukur

Larung Ari-ari merupakan simbol kebahagiaan dan rasa syukur atas kelahiran bayi. Melemparkan bunga ke sungai atau laut merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah kelahiran bayi.

Simbol Keindahan dan Kesejukan Alam

Larung Ari-ari juga merupakan simbol keindahan dan kesejukan alam. Melemparkan bunga ke sungai atau laut merupakan bentuk penghormatan kepada alam dan juga sebagai bentuk penghargaan atas keindahan alam yang telah diberikan oleh Tuhan.

Simbol Keharmonisan dan Persatuan

Larung Ari-ari juga merupakan simbol keharmonisan dan persatuan. Tradisi ini dilakukan bersama-sama oleh keluarga dan kerabat dekat bayi sebagai bentuk persatuan dan keharmonisan dalam keluarga.

Simbol Pengorbanan dan Kesabaran

Larung Ari-ari juga merupakan simbol pengorbanan dan kesabaran. Proses persiapan dan pelaksanaan tradisi ini memerlukan pengorbanan waktu dan tenaga, serta kesabaran dalam menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.

Dalam keseluruhannya, Larung Ari-ari merupakan tradisi yang sangat unik dan memiliki nilai-nilai yang sangat penting bagi masyarakat di jaman modern.



Prosesesi Larung Ari-ari

Larung ari-ari biasanya dilakukan di tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral, seperti di muara sungai atau di tengah laut. Sebelum melaksanakan tradisi ini, orang tua atau keluarga dekat biasanya mengundang seorang yang dituakan dirumah atau boleh pemangku adat untuk melakukan doa dan ritual khusus.

Prosesi Larung Ari-ari dimulai dengan membersihkan ari-ari, memercikan wewangian dan ditambahkan rempah-rempah serta persiapan upakara seperti diatas dan bunga-bunga yang akan dilemparkan ke sungai atau laut. Bunga-bunga yang digunakan biasanya adalah bunga-bunga segar, seperti bunga mawar, melati, anggrek, dan bunga-bunga lainnya yang indah. Bunga-bunga tersebut kemudian diikat dengan tali dan dibentuk menjadi karangan bunga.

Setelah bunga-bunga selesai dipersiapkan, keluarga dan kerabat dekat bayi yang baru lahir akan berkumpul di tepi sungai atau laut pada hari pertama setelah kelahiran bayi. Mereka biasanya mengenakan pakaian yang sopan dan memakai baju adat, serta membawa karangan bunga yang sudah disiapkan sebelumnya.



Prosesi Larung Ari-ari ini merupakan tradisi yang sangat kental dengan unsur keagamaan dan budaya masyarakat di era modernisasi. Tradisi ini juga menjadi salah satu cara untuk menjaga keharmonisan dan persatuan antar keluarga, serta sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan atas kelahiran bayi.

Sebagai bentuk pelestarian budaya, prosesi Larung Ari-ari harus tetap dilestarikan dan dijaga keberlangsungan tradisinya. Masyarakat harus terus mengajarkan dan memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda agar nilai-nilai yang terkandung dalam prosesi ini tidak hilang dan terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar