Senin, 12 Februari 2024

Bhisama Wiwa

Bhisama Ida Sinuhun Siwa Putri Prama Daksa Manuaba, ring Pinandita Wiwa. 
Yan han wwang kengin weruhing ikang pawintenan wiwa lawan pasuk wetuning Sang Hyang aji maring sarira,
mewastu mijil saking aksara,
tan pangupadyaya/maupacara mwah tan ketapak, tanpa guru,
papa ikang wwang yan mangkana.
Bibijat wwang ika ngaranya,

apan embas/lekad tanpa guru,
kweh prabedanya,
papinehnya bawak,
yan benjangan padem wwang mangkana,
atmanya menados entipning kawah Candra Ghomuka.
Apan lampahnya numpang laku,
kananda de para Kingkara Bala,
yan manresti malih matemahan triyak yoni,
amangguhaken kesengsaran.


Arti bebasnya, 
Jika ada orang yang ingin melaksanakan pawintenan wiwa dan mempelajari keluar masuknya Sang Hyang Aji Aksara Sastra Suci dalam tubuh, hanya dengan mempelajari sastra buku-buku tidak dilakukan upacara, tidak anugrahi ketapak melalui nyanjan, tidak memiliki guru, berdosalah orang yang seperti itu. Tidak memiliki Bapak dan Ibu orang yang seperti itu, karena kelahirannya tidak memiliki guru, roh-nya akan mengendap didasar neraka Candra Ghomuka. Karena perjalanannya tidak menentu, dihukumlah oleh pengikutnya Kingkara bala, kalau dia lahir kembali, dia akan menjadi kotoran air yang mendidih dan akan menemukan kesengsaraan. 


Dibenarkan belajar Mantra, magegentan dan menggunakan astra mantra, kalimat yang menyatakan sebagai berikut: 

Pinandita Wiwa ika anglaraken astra mantra juga kawenangan sira, wehania ri wwang durung Adiksa Dwijati, ring arep anembah Dewa, amreyogakena Sang Hyang ri daleming sarira.

Arti bebasnya, 
Pinandita Wiwa adalah orang berkeinginan dengan sungguh-sungguh untuk membersihkan diri, diperkenankan juga kepada orang yang belum Adiksa Dwijati (dinobatkan sebagai sulinggih), menggunakan penanganan astra mantra, asalnya disampaikan atau di buatkan upacara pawintenan wiwa dihadap para Dewa dan mendapat anugrah dari Ida Bhatara Hyang Sinuhun, sebagai bukti ketulusan hati yang paling dalam untuk memahami dan mendalami apa yang disebut dengan Mantra Tatalungguh Pinandita wiwa dan dapat menggunakan gentha serta bagaimana tulisan mantra yang benar, dan bagaimana reng-reng mantra harus disuarakan agar mampu menyentuh sapta petala, sapta cakra dan sapta Loka.

Widyas ca wa awidyas ca, yac ca-anyad upadesyam. Sariram brahma prawisad rcah sama-atho-yajuh.

Segala macam zat memasuki tubuh manusia seperti misalnya kebijaksanaan, pengetahuan praktis, dan setiap pengetahuan yang harus diajarkan, Tuhan yang Maha Esa Yang Maha Agung (Makhluk Teragung), Rgweda; Samaweda dan Yajurweda. (Athwaweda XI.8.23).

Kalau diperhatikan kalimat tersebut inti pokoknya terletak pada, jika mempelajari Aksara Suci atau Modre harus:  
1. Diupacarai pawintenan wiwa, 
2. Memiliki guru nabe, dan 
3. Kika melanggar akan memperoleh hukuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar