Jumat, 14 April 2023

Kematian

Kematian

Dalam ajaran-ajaran agama, kematian digambarkan sebagai akhir dari perjalanan singkat hidup manusia menuju kepada keabadian. Kematian merupakan proses pelepasan jiwa yang abadi dari wadahnya yang bernama tubuh yang disebabkan oleh proses penuaan secara biologis, yang dalam agama, kematian kematian menjadi lebih bersifat institusional.

Kematian menjadi institusional ketika hal-hal tersebut secara terus menerus disampaikan dalam forum-forum keagamaan, lengkap dengan ayat-ayat dari kitab-kitab suci agama. Sebagai bukti, dapat dilihat dalam salah satu ayat yang terdapat di ketiga agama langit di bawah ini.

Manusia adalah sebuah pilihan, sebuah perjuangan, sebuah proses menjadi yang terus menerus berlangsung. Manusia adalah melakukan migrasi tak terbatas, migrasi dalam diri sendiri, migrasi dari bumi menuju Tuhan: manusia adalah migran dengan jiwanya sendiri

#Bhagawad Gita II. 27 menyebutkan;

Jatasya hi druvo mrtyur,
Dhruvam janma mrtasya ca,
Na tvam soritutn arhasi,
Tasmad apariharye'rthe

Artinya:
Karena pada apa yang lahir, kematian adalah pasti dan pasti pula kelahiran pada yang mati. Oleh karena itu pada apa yang tidak dapat dielakkan, engkau seharusnya ti

#Bhagavad Gita yaitu :

Antavanta ime deha,
Nityasyo'kpih saririnah,
Anasino'prameyassya,
Tasmad yudhyasva bharata

Artinya:
Badan wadag dari jiwa yang abadi, tak terhancurkan dan takterbatas ini, dipahami sebagai badan wadag yang fana. Oleh karena itu berperanglah O, Bharata. (BG, IL 18).

# Iking tang janma wwang, ksanika-swabhawa ta ya, tan pahi lawan kedapning kilat, durlabha tova matangnyan pongakena ya ri kagawayanning , dharmasadhana, sakarananging manasanang sangsara, swargaphala kunang

Artinya:
Kelahiran menjadi manusia, pendek dan cepat keadaannya itu, tak ubahnya dengan gerlapan kilat, dan amat sukar pula diperoleh; oleh karenanya itu, gunakanlah sebaik-baiknya kesempatan menjadi manusia ini untuk melakukan penunaian Dharma, yang menyebabkan musnahnya proses lahir dan mati, sehingga berhasil mencapai sorga. (Sarasamuccaya, 8).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar