Kamis, 30 Maret 2023

BALIGRAFI

BALIGRAFI
Baligrafi merupakan penggambaran aksara Bali sebagai sebuah karya seni, yang mulai dikenal sejak tahun 2013.

Melalui karya seni ini, tulisan Bali dibuat dengan bentuk yang indah, warna yang menarik dan dikomposisikan dengan pertimbangan rasa keindahan, sehingga menjadi karya seni yang bisa dinikmati keindahannya.

Baligrafi sejatinya merupakan upaya melestarikan tulisan Bali, sehingga tetap terjaga. Tidak ditinggalkan oleh generasi muda.
Baligrafi ini dibuat untuk menggambarkan simbol Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya. Dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai estetis tersendiri.

Baligrafi dalam tulisannya terkandung aksara Hindu Bali yang indah. Namun menghadirkan nuansa yang berbeda. Jika kaligrafi pandangan umum akan mengasosiasikan dengan unsur Islami, sementara Baligrafi terkandung menghadirkan asosiasi yang bernuansa aksara Hindu Bali.

Baligrafi dirangkai dalam sebuah karya seni memakai unsur-unsur aksara Bali. Termasuk berwujud rupa dengan nilai-nilai estetika Hindu, serta jnana sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Hubungan aksara Bali dengan karya seni Baligrafi adalah aksara atau skrip sebagai energi sistem simbol visual bahasa sastra rupa yang tertera pada kertas maupun media lainnya.

Secara umum aksara dari segi bentuk dan fungsi, dikelompokkan atas tiga macam, yaitu aksara wijaksara, lokanatha, dan aksara pati (Panten) modre. Aksara Bali yang digunakan dalam karya seni Baligrafi maupun acara agama, serta visual art lainya menggunakan aksara Bali sesuai kelompok nilai fungsinya.
Lambang wijaksara berasal dari aksara Bali biasa yang mendapat perlengkapan bisah atau hulu candra. Yang termasuk dalam bilangan wijaksara di antaranya ekaksara, dwyaksara (aksara kalih), tryaksara, panca brahma dan pancaksara, dasaksara, dan caturdasaksara dan sodasaksara.

Kemudian aksara lokanatha. Ini merupakan aksara suci yang ditulis tersusun sedemikian rupa dan mempunyai aturan membaca sendiri. Dalam Lontar Aji Brata dijelaskan, contoh aksara dasa bayu dasa prana Om A I Ka Sa Ma Ra La Wa Ya Ung. “Dasa bayu adalah soal napas, hawa atau angin yang amat penting untuk memberikan hidup kita,” paparnya.
Sedangkan aksara pati disebut juga aksara modre yaitu aksara yang sulit dibaca, karena mendapat berbagai perlengkapan (pengangge, busana). Di samping itu juga yang dilambangkan dengan gambar-gambar tertentu. Cara untuk membacanya pun ada petunjuk khusus dalam Lontar Krakah Modre dan Siwa Griguh.

Dikatakannya, Baligrafi berwujud aksara Bali merupakan perpaduan antara aksara Bali, sastra dan rupa, sehingga kelihatan indah. 
Aksara Bali diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan hasil rekaan yang indah yang sering dijumpai dalam berbagai sarana keagamaan. Aksara Bali dalam Baligrafi terdiri dari aksara wijaksara, lokanata, modre, wreastra, swalalita.

Wujud Baligrafi divisualisasikan dalam bentuk pewayangan dewa-dewi atau laki dan perempuan yang membangun unsur purusa predhana atau ardhana reswari, dewata nawasanga yang diikuti dengan bentuk bentuk warna dan senjata pangider-ider.
Baligrafi juga berwujud simbol-simbol Hindu. Simbol-simbol Hindu diolah menjadi karya seni yang kreatif dengan menggunakan aksara Bali sebagai media.

Simbol ini menandakan berbagai bentuk simbol sarana upacara agama. Ada pula berwujud binatang. Binatang dalam seni pewayangan menjadi objek yang merupakan kendaraan atau tunggangan dari para dewa-dewi, seperti binatang gajah, singa, angsa, sapi, naga, macan, garuda, paksi, lembu, serta binatang-binatang purba yang indah.
Baligrafi berwujud manusia purba yang sangat primitif dan karakter sangat sederhana, tampak anggun mengesankan dan berwibawa. Keberadaan seni Baligrafi seperti wujud manusia ini sering dipergunakan dalam simbol upacara yadnya di Bali. Baligrafi berwujud pepohonan, karakter pepohonan menjadi seni Baligrafi seperti pohon kelapa, pepaya yang mengandung unsur rupa dan lainnya.

Rabu, 29 Maret 2023

Kita pada umumnya membeku saat dihadapkan pada berbagai rintangan yang mengadang. 

Setiap rintangan yang kita alami berbeda. Namun tanggapan yang muncul sama: Rasa takut, Frustasi, Bingung, Tak berdaya, Depresi, Marah. 

Kita tahu apa yang ingin kita lakukan, tapi rasanya seolah-olah ada musuh tak kasatmata yang sedang menghalangi, yang merintangi jalan kita. Jadi kita tidak melakukan apa-apa.

Bagian pertama menghadapi rintangan adalah masalah Persepsi. Persepsi adalah cara kita melihat dan memahami apa yang terjadi di sekeliling kita, dan bagaimana kita memaknainya. Persepsi bisa menjadi sumber kekuatan atau kelemahan besar kita. Ada beberapa hal yang perlu diingat ketika kita dihadapkan dengan rintangan yang tampaknya tak mungkin teratasi.  Kita harus berusaha: bersikap objektif, mengontrol emosi dan keseimbangan mental kita, memilih melihat kebaikan dalam situasi, tetap menenangkan diri, mengabaikan apa yang mengganggu atau membatasi orang lain, melihat berbagai hal dari sudut pandang yang objektif, kembali ke masa kini, berfokus pada apa yang dapat kita kendalikan.

Kitalah yang memutuskan makna dari setiap situasi. Kitalah yang memutuskan apakah kita akan kalah atau melawan. Persepsi kita adalah hal yang dapat kita kendalikan sepenuhnya. Rintangan membuat kita penuh emosi. Satu-satunya cara agar bisa bertahan atau berhasil mengatasinya adalah dengan mengendalikan emosi. Tetap stabil apapun yang terjadi. Setelah menstabilkan diri dan menahan emosi, kita bisa melihat segala sesuatu sebagaimana adanya (objektivitas). Di tambah pula dengan sudut pandang kita yang baru dalam melihat rintangan membantu kita mengubah rintangan. Bagaimana kita mendekati, memandang, dan menempatkan suatu rintangan dalam konteks tertentu, serta car akita memaknainya, menentukan seberapa sukar dan menakutkan rintangan yang perlu diatasi.

Begitu banyak orang dalam hidup yang menasihati kita untuk bersikap realistis atau konservatif. Ini adalah situasi yang sangat tidak menguntungkan Ketika kita berupaya melakukan hal-hal besar. Walaupun kita tentu saja tidak dapat mengendalikan kenyataan, persepsi kita dapat memengaruhinya. Karena itulah kita sebaiknya tidak perlu terlalu mendengarkan apa yang orang lain katakan (atau apa yang suara di kepala kita katakan juga). Ide-ide terbaik bisa datang dari situasi nekat dan habis-habisan. Rintangan bisa mengekspos opsi-opsi baru.

Setelah berhasil menata persepsi dengan tepat, Langkah kedua adalah bertindak atau tindakan. Tindakan membutuhkan keberanian. Kita harus memastikan bahwa kita bertindak dengan penuh pertimbangan, keberanian, dan kegigihan. Tindakan adalah solusi dan obat bagi situasi sulit yang kita hadapi.

Kita selalu bisa  (dan hanya) menyambut rintangan yang kita hadapi dengan: semangat, gigih, proses yang koheren dan penuh pertimbangan, beradaptasi dan tabah, sikap pragmatis, visi yang strategis, cerdik dan lihai, mata yang dapat melihat kesempatan. 

Kegagalan bisa menjadi aset kalau Anda berusaha meningkatkannya, mempelajarinya, atau melakukan hal baru. Ini adalah ciri awal semua keberhasilan. Bukanlah hal yang memalukan jika Anda keliru, atau berubah haluan. Setiap kali ini terjadi, kita mendapat opsi baru. Masalah menjadi kesempatan. Penting juga bagi kita untuk fokus pada proses ketimbang hasil yang ingin kita capai. Proses berbicara tentang apa yang perlu kita lakukan saat ini. Dan lakukan itu dengan baik. 

Bagian ke 3 dalam menghadapi rintangan adalah tekad untuk keluar dari rintangan.  Tekad adalah kekuatan dari dalam yang tidak akan pernah dipengaruhi oleh faktor faktor dari luar. Tekad adalah kekuatan yang mengubah situasi yang nampaknya tidak dapat diubah menjadi  pengalaman pembelajaran.

Selasa, 14 Maret 2023

Mengenai spiritualitas Bali

Berbicara mengenai spiritualitas Bali, artinya berbicara mengenai banyak hal. Sejak dahulu, banyak pengaruh yang masuk, baik kepercayaan maupun budaya, sehingga apa yang tumbuh dan berkembang di masyarakat menjadi beragam. 

Pada kepercayaannya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, “rasa” memiliki peran dan arti yang sangat penting, sehingga dapat dikatakan sebagai jiwa dari segala laku dan kepercayaan orang Bali. Sebelum agama-agama yang kita kenal sekarang masuk dan diakui oleh negara, sejak dulu orang Bali sudah memiliki berbagai konsep akan ketuhanan. 

Adapun yang dimaksud seperti konsep pemujaan dan penghormatan terhadap benda yang dianggap keramat atau hal-hal yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Spiritualitas Bali juga dapat ditemukan dalam wayang. 

Adapun wayang pada awalnya dibawa dari India oleh para Brahmana yang masuk ke nusantara dengan tujuan menyebarkan agama. Akulturasi terjadi di saat wayang dan segala cerita yang meliputinya bernafaskan nilai dan ajaran spiritualitas Bali, pada kasus khusus seperti ini disisipi dengan ajaran agama Hindu. 

Sampai saat ini, wayang telah menjadi identitas dari budaya Bali yang memuat banyak nilai dan pelajaran moral yang diambil dari cerita-cerita pewayangan. Satu di antaranya yang paling terkenal, yaitu cerita pewayangan Bima Swarga Rohana Parwa.

Filosofi Hidup Orang Bali: Menyingkap Tabir Rahasia-Rahasia Orang Bali Sejak Era Klasik lontar/pustaka berisi tulisan-tulisan yang mengangkat spiritualitas Balu pada zaman dahulu. 

Lontar akan memberi gambaran mengenai kegiatan ketuhanan orang Bali sebelum masuknya agama ke Nusantara. Terdapat juga catatan sejarah masuknya Bali ke Nusantara dan akulturasi antara budaya India dengan Bali melalui pertunjukkan wayang.

Sambutan buku

 
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Hyang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas terbitnya buku Wiwàha, Perkawinan Sebagai Gerbang Menuju Grehastha. 
Buku ini disusun dalam konteks mendorong agar umat Hindu, di dalam melaksanakan upacara Pawiwahan, memiliki pengetahuan atau informasi terhadap isi weda dalam Pawiwahan, sehingga dapat memahami isi dan kaidah dalam suatu peraturan baik dalam proses Pawiwahan.
Pada bagian akhir setiap upacara Pawiwahan selalu dicantumkan sloka-sloka dalam weda agar tujuan Pawiwahan tersebut berjalan baik, “agar memperoleh putra suputra.” Ketidaktahuan akan weda tidakbisa menjadi alasan yang bisa membebaskan seseorang dari suatu pertanggungjawaban moral atas suatu perbuatan yang dilakukannya. Pengetahuan dan pemahaman terhadap produk weda, pada gilirannya, diharapkan dapat mengeliminir terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap isi weda. Buku ini juga ditujukan sebagai salah satu bentuk komitmen Kapurusan pasemetonan garis parampara Griya Agung Bangkasa dan Yayasan Widya Daksha Dharma, dalam mendukung semangat keterbukaan informasi mengenai Puja mantra yang sesuai dengan weda), yang menjadi pilar penting dalam Pawiwahan. 
Diharapkan dengan keluarnya buku Wiwàha, Perkawinan Sebagai Gerbang Menuju Grehastha ini, seluruh lapisan umat Hindu khususnya di Bali dapat lebih memahami isi weda. 

Bongkasa......,
Ketua Yayasan Widya Daksha Dharma

I Gede Sugata Yadnya Manusia, S.S., M. Pd

Senin, 13 Maret 2023

Kreteria Ujian Praktek

PEDOMAN PENILAIAN “MESATUA BALI”
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manusia, S.S., M. pd

Tulisan pendek ini, sebenarnya dilatar belakangi oleh beberapa pertanyaan yang sering muncul ditujukan kepada para penilai (juri) saat Pacentokan Mesatua Bali, apa dasar utama juri dalam menilai mesatua Bali?, sering juri merasa serba salah dalam memberikan penilaian, terkadang juri tidak berani memberikan komentar tentang penilaiannya itu, dengan dalih “keputusan juri tidak dapat diganggu gugat”. Kesannya, konsep dari penilaian Mesatua Bali sangat tinggi sekali, dan susah untuk dilakukan oleh para siswa di tingkat Sekolah Dasar, padahal ini hal yang mudah.

Tujuan dari tulisan ini adalah, “membuat yang susah menjadi mudah” , sehingga tradisi Mesatua Bali tidak punah, dapat terus lestari, jenis Satua Bali merupakan salah satu dari sekian banyak Filklore masyarakat Bali yang masih dapat dinikmati hingga sekarang ini, diantara beberapa penulis pendahulu telah membubuhkan hasil karyanya, seperti Dosen Luar Biasa I Nengah Tinggen, telah mencetak puluhan karyanya yang cukup mudah didapat dan murah, paling mahal “Rp. 5000,-.

Berdasarkan Karakteristik Satua Bali, ada tiga empat hal yang perlu di nilai dalam Mesatua Bali yakni: 1) Penguasaan materi; 2) Gaya Bahasa; 3) Penjiwaan; 4) kreatifitas.

Berikut masing-masing penjabarannya berdasarkan beberapa konsep dan teori yang berlaku umum yang mendukung terbentuknya Satua Bali:

Gaya Bahasa, berdasarkan atas pandangan konsep umum ilmu bahasa, ada beberapa hal dalam gaya bahasa yakni:

Penekanan / penegasan
Intonasi
Tanda baca, contoh (berhenti sejenak saat tanda titik).
Penyampaian pesan

Penguasaan materi, terdiri dari:
Hafal
Lancar
Memperhatikan tanda baca
Teknik Penyampaian
Lafal (pengucapan kata)
Ketepatan satua
Ketepatan dengan tema

Penjiwaan, menurut Teori Rasa dalam buku “Teori Rasa” oleh I Wayan Suka Yasa, disebutkan ada beberapa jenis rasa, yakni:
Sedih
Senang,
Bangga
Marah
Patuh
Gembira
Kepahlawanan
Terharu
Kreatifitas, sisi kreatifitas memang beragam, dalam mesatua Bali, dalam beberapa kali saya sebagai juri Satua Bali baik ditingkat PORSENIJAR maupun tingkat umum.

Beberapa kreatifitas yang sering ditonjolkan yakni:
Sikap tangan
Sikap kaki
Sikap tubuh pada umumnya
Mimik wajah
Gaya mata (melirik, menoleh, mendelik, menatap, sayu)
Suara jelas
Isi pesan
Pilihan kata (sor-singgih).

Rapat Koordinasi



Rapat Koordinasi Panitia Pelaksanaan Penilaian Tengah Semester
RADARSPENFOURAB.ID. Bongkasa, 14 Maret 2023 - Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap adalah bentuk evaluasi yang diberikan kepada peserta didik SMP Negeri 4 Abiansemal untuk mengetahui daya serapnya terhadap kompetensi dasar yang dipelajari pada semester ini. Penilaian Tengah Semester (PTS) berupa ujian yang diselenggarakan oleh SMP Negeri 4 Abiansemal untuk menilai capaian pembelajaran selama tengah semester.

SMP Negeri 4 Abiansemal akan melaksanakan Penilaian Tengah Semester pada tanggal 15 Maret 2023 hingga 17 Marer 2023, untuk memantapkan dan memaksimalkan jalannya kegiatan tersebut maka dilakukan Rapat Koordinasi Oleh Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Abiansemal bersama Panitia Pelaksanaan Penilaian Tengah Semester di Ruang Guru SMP Negeri 4 Abiansemal.

Dalam kegiatan ini Bapak Kepala Sekolah memberikan berbagai arahan tentang sejauh mana kesiapan dan persiapan yang telah dilakukan oleh panitia, Seluruh Ketua Koordinasi masing masing bidang tugas menyampaikan persiapan yang telah dilakukan. Perlu diketahui bahwa Penilaian Tengah Semester akan melaporkan hasil murni kepada orang tua peserta didik yang sebelumnya digunakan pada saat pelaksanaan PTS Tahun lalu tetapi dengan update hal-hal yang terbaru. 

#tubaba@spenfourab//rapatpts#

Cara Nganteb Caru

A. Setelah persiapan upacara selesai , lalu manggala upacara mulai mengambil / mengatur sikap dengan cara sebagai berikut:

1. Cuci tangan
Mantra : Om Hrah phat astra ya namah
2. Berkumur
Mantra : Om Ung phat astra ya namah
3. Asana (sikap bersila)
Mantra : Om prasada sthiti sarira ciwa suci nirmala ya namah
4. Pranayama (mengatur pernafasan)
a. Puraka : Om Ang namah
b. Kumbaka : Om Ung namah
c. Recaka : Om Mang namah
5. Karasodana
Tangan kanan diatas : Om sudhamam swaha
Tangan kiri diatas : Om Ati sudhamam swaha
Mencucikan mulut : Om waktra sudhamam swaha
6. Membakar dupa
Mantra : Om Ang dhupa dipa astra ya namah
7. Menghirup asap dupa dengan cara tangan diasapi lalu dihirup berulang-ulang tiga kali
Mantra : Om Ang Brahmamrtha dipa ya namah
Om Ung Wisnumrtha dipa ya namah
Om Mang Iswaramrtha dipa ya namah
8. Mensucikan bija :
Mantra : Om Puspa danta ya namah
Om Kum kumara vija ya namah
Om Sri gandaswari amrtha bhyo ya namah swaha
9. Menuntun Atma dengan sikap tangan mudra didepan dada
Mantra : Om Ang hrdhaya ya namah
Om Rah phat astra ya namah
Om Hrang Hring sah parama siwamrtha ya namah

10. Mohon Panugrahan Ciwa - Budha
Mantra :
Om nama Siwa ya, namo Budha ya,
nugrahi mami nirmala, sarwa sastra suksma sidhi,
Om Saraswati prama siddhi ya namah,
sarwa karya sudha nirmala,ya namah swaha
Om siwa sadha siwa parama siwa budha
Dharma sanggya ghana dipatya ya nama swaha

11. Dilanjutkan dengan mengambil kembang terlebih dahulu diasapi dengan dupa
Mantra : Om puspa dantha ya namah swaha
Dilanjutkan dengan ASTRA MANTRA
Om Ung hrah phat astra ya namah
Om Atma tatwatma sudhamam swaha
Om Om ksama sampurna ya namah
Om Sri pasupati ung phat
Om Sriambawantu ya namah
Om Sukhambawantu ya namah
Om Purnam bhawantu ya namah swaha

(Bunga dimasukkan dalam tirtha)
B. PENGAKSAMA :
1. Selanjutnya kita dahului dengan memohon maaf kehadapan Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya.
Mantra : --Om Ksama swamam Maha Dewa
Sarwa prani hitan karah
Mam mocca sarwa papebhyah
Palayaswa sada siwa
--Om Papoham papa karmaham
Papatma papa sambawah
Trahinam sarwa papebpyah
Kanacinmam ca raksantu
--Om Ksantawyah kayika dosah
Ksantawya wacika mama
Ksantawyah manasa dosah
Tat prasiddha ksamaswa mam

C. MEMOHON TIRTA
1. Tirta pebersihan
a. Om hrang hring sah prama siva gangga amertha ya namah swaha
Om siva amertha
Om sada siwa amrtha
Om parama siva amrtha ya namah swaha
b. Apsu Dewa
--Om Apsu dewa pavitrani
Gangga devi namo stute
Sarwa kleca vinasanam
Toyana Pari Chudhyate
--Om sarwa papa vinacini
Sarwa roga vimocane
Sarva kleca vinacanam
Sarva bhogam avap nuyat
c. Pancaksara
--Om pancaksaram maha tirtam
Pavitra papa nacanam
Papo koti sahas ranam
Agadam bhavet sagaram
--Om pranayama baskara devam
Sarva klesa winasanam
Pranamia ditya siwartam
Bukti mukti warapradam
---Om gangga Saraswathi Sindhu
Vipaca kociki nadhi
Yamuna mahati crsthah
Sarayucca maha nadi
2. Mohon tirta untuk diri sendiri dengan sikap amustikarane
Om idhep bhatara panca tatagata, mwang bhatara ratna traya umandali bhajradaka ya namah swaha.
Om Gangga sindhu Saraswati ,Wipase kosiki nadi
Yamuna mahati trostah,Serayunca mahanadi
Om bhur bwah swah tirta maha pawitra yanamah swaha
(Perciki Tirta untuk Penganteb)

D.1. Ambil gentanya perciki dengan tirta, asapi dengan dupa dan ngastawa.
Mantra : -Om kara sadhasiwa stham
Jagatnatha hitangkarah
Abiwada wada niyam
Genta sabda prakasiate
-Om ganta sabda maha sretam
Ongkarem parikirtitam
Chandra nada windu nadakam
Spulingga siwa tatwamca
-Om gantayur pujyate Dewa
Abawa-bawa karmesu
Warada labde sandeyah
Waram siddhi nirsangsayam
2. Sesudah ngastawa genta pentil palit genta sebanyak tiga kali , mantra :
Om – Om – Om
Kemudian genta itu di taruh
Mantra : Om ang kang kasolkaya yanamah
(Gunakan Petanganan astra mantra)

3. Memohon tirta pengelukatan
Mantra : --Om Sang Bang Tang Ang Ing
Nang Mang Sing Wang Yang
Om Hrang Hring Sah parama Siwa
Gangga amerta yanamah swaha
--Om sarwa belikam prthiwi
Brahma Wisnu Maheswara
Anaking Dewa Putra Sarada
Sarvanastu ya namah swaha
--Om Sam Prajanam sarveda suddhamala
Suddharogah suddhadanda patakah
Suddhavignam suddha sakala
Dasa mala suddhadanda upata
--Om vasuputra tubyam namah swaha
Om siddhi guru srong sarasat sarva wighnam ya namah
Sarva klesa sarva roga sarva satru
Sarva papa vinasaya namah svaha

--Om gangga muncar saking wetan, tinghalin telaga hojanira, jambanganira selaka, tinanceban tunjung putih, padyusan Bhatara Iswara,
--Om gangga muncar saking kidul tinghalin telaga hojanira, jambangannira tembaga, tinanceban tunjung bang, padyusan Bhatara Brahma,
--Om gangga muncar saking kulon, tingalin telaga hojanira, jambanganira mas, tinanceban tunjung kuning, padyusan Bhatara mahadewa,
--Om gangga muncar saking lor , tinghalin telaga hojanira, jambangan wesi, tinanceban tunjung hireng, padyusanira Bhatara Wisnu,
--Om gangga muncar saking tengah , tinghalin telaga mumbul, ring sapta petala, muncar ring luhur, tinghalin telaga hojanira, jambangan nira amanca warna, tinanceban tunjung amanca warna , padyusanira Bhatara Siwa,

Betara Siwa ginawe panglukatan bebanten, wenang Bhatara Siwa anglukat, anglebur dasa mala, hinambelan dening wong campur, kaletehan dening hodak, keraraban dening roma kahiberan dening ayam, kelangkahan dening sona, menawita keraraban, katuku ring pasar, keprayascitha denira Sang Hyang Tigamurti Hyang, Sang Hyang Eka Jnyanasurya, Sang Hyang suci nirmala,menadyang luwiring bebanten, Om sri ya we ya namah.

E. Buhu-buhu (pasupati) , Tepung tawar, kekosok, Pebersihan , tetebus,
1. Buhu-buhu :
Mantra :
Om ngadeg sira janur kuning, puput ngelisin, puput nyupat sidhirastu ya namah
Om sweta tirtanca nityam, pawitram papa Nasanam,
Sarwa rogasca nagasca, sarwa kali kalasu wina sanam
Om Rakta tirtanca, Om kresna tirtanca, Om sarwa tirtanca yawe namo namah swaha
2. Tepung tawar , segau
Mantra :
Om Sanjna asta sastra empu sarining wisesa
Tepung tawar amunahaken, segau angeluaraken
Sakuehing sebel kandel lara roga baktanmu
3. Kekosok
Mantra :
Om Tresna taru lata kebaretan kalinusan dening angangampuhang mala wigna
Om Sidhirastu ya namah swaha
4. Pabersihan :
Mantram : Om bhatara guru angresiki, angrakih, anepung tawari, anglisah dyus kamaligi, sarwa Dewa Camani ya, umilangaken sarwa Dewa Camani ya, umilangaken sarwa mala papa kang leteh pateletehing sariran nira. Om sama sampurna ya namah swaha.
5. Tetebus
Mantra : Om raga wetan angapusaken balung pila pilu
Angapusaken otot pilu, den kadi langenging Sang Hyang Surya mangkana langgenging angapusaken kang tinebus-tebas, Om Sampurna ya namah
6. Daksina, Sesantun untuk penganteb :
Om Bhatara Wisnu malingga ring sasantun, Bhatara Guru asung pinugraha ring awak sariranku, salwirring winangun mwang salwiring pinuja den ingsun, purna jati tan pamiruda, ring awak sariranku, sidhirastu ya namah.

7. Semua sesaji yang dipersembahkan diperciki dengan tirtha penglukatan (dari tempat duduk)
Mantra :
Om om sampurna ya namah
Om sudha, sudha, sudha, sudha, parisudha ya namah
Om sudha akasa, sudha bumi, sudha wighna, sudha mala
sudha papa klesa , Kasudha dening Sang Hyang Trilokanatha
Om sidhirastu tat astu svaha
Om pretama sudha , dwitya sudha, tritya sudha, caturty sudha Sudha sudham wariastu

F. Byakaon, Durmanggala , Prayascitha
Byakaon
Mantra : Om kaki bhuta panampik mala
Kaki bhuta panampik lara
Kaki bhuta panampik klesa
Undurakena bhaya kalaning
Manusaning hulun
--Om ksama sampurnaya namah
2. Isuh-isuh
Mantra : Om Sang Hyang taya tan panetra, tan pa cangkem, tanpa karna, sang jati sukla nirmala, sira mangisuh-isuhing sarwa dewata, angilangaken sarwa bhuta dengen kala ring pada bhatara kabeh, Byah ta kita saking kulit ring balung ring sumsum, Mantuk ta kita maring jipang sabrang melayu , Om mam nama siwa va swaha

3. Mantram telur pada isuh-isuh :
Mantra : Om antiganing sawung, pangawaking Sang Hyang Gala Candu sagilingan Kalisakana lara rogha mala pataka kabeh, Om sah osat namah, om Bam Bhamadewa ya, Bhatara angiberaken lara rogha papa klesa mala wighnane, sarwa dewa dewi ne kabeh. Om sri ya we namo namu namah swaha

4. Mantra Byakala :
Om Sang Kala Kali , sira angruwak kala kali, sadoyo kajenengana den ira Sang Purusangkara, makadi Sang Hyang TriyoDasa Saksi, manusnira angaturaken pabyakaonan, angilaken dasamala, Om Siwa sampurna ya namah swaha.

5. Mantram memerciki Tirtha Byakala :
Pukulun bhatara Hyang Kali, Bhatara Hyang Sakti, Sang Kala Putih, Sang Kala Bang, Sang Kala Pita, Sang Kala Ireng, Sang kala amanca warna, Sang kala anggapati, Sang kala karogan-rogan, sang kala pepedan, sang kali sari, sang kala pati, sang kala sedahan kala, aja sira anyengkalen manusannira ngastuti Hyang Dewa bhatara ring Parhyangan Sakti, reh ingsun angaturaken, tadah sajinira, bhatara kala puniki bhuktinen mudanira.
Om kala kali , byo bhuktaya namah, Om ksama sampurna ya namah, Om sarwa kala laksana ksamam ya namah swaha.

8. Durmanggala di Caru :
Mantra : Om sang kala purwa sang kala sakti, sang kala braja, sang kala ngulalang, sang kala petre, sang kala suksma. Aja sira pati papanjingan pati paperet ngi, iki tadah sajinira, penek lawan trasi bang, bawang, jahe, anadaha sira tur lunga. Manawi kirang tadahan iki jinah satak sulawe, lawe satukel, maraha sira ring pasar agung nggena tuku ring pasar agung wehan sanak rabinira sowang-sowang ajasira mawali muwah pada ewahana, pada sidhi swaha
Om mrtyunjaya rakta saraya sarwa rega upadrawa, papa mretyu sangkara, sarwa kali kalika syah wigraha ngawi pada, susupena durmanggala, papa krada winasaya, sarwa wighnaya namah swaha

9.Prayascita
1. Memercikkan tirtha dengan list
Mantra : --Om Sang Janur kuning pangadegan ira turun Bhatara Ciwa kabaktaning janma manusa kabeh , muang kalabataning sarwa dewa kabeh. --Om sama sampurna ya namah
Lalu diperciki tirtha dengan mantra :
Om jreng jreng sabuh angadeng nagilang akna sarwa kalan ira sang linislisan .Om sabur sweta, sabur rakta, sabur pitha sabur krsna, sabur manca warna sarwa karya prayascita ya suci nirmala ya namo namah swaha
Mantra : --Om prayascita kare yegi
Catur warna wicintayet
Catur wawtranca puspadyam
Ang greng reng bya stawa samam
--Om agni rahasia mukam mungguh bungkahing hati angeseng saluwiring dasa mala, teka geseng, geseng, geseng
--Om prayascita subagiyamastu
(Ibu-Ibu keliling melakukan Penyucian kesemua bangunan)

G. PRA CARU :
1. Catatan :
a. Siapkan gelas sukla 3 buah untuk : tempat tirta di jeroan (brumbun) ,ulun danu (hitam), di Baingin (hitam) masing-masing gelas diisi bunga sesuai dengan warna caru.
b.Setelah dipuja , baru dikembalikan pada caru masing-masing
c. Sebelum muktiang , caru itu semuanya disimbuh dengan suna, jangu dan disirat tirta caru masing-masing pakai bebuhu (lis).
2. Semua sesaji yang dipersembahkan diperciki dengan tirtha penglukatan (dari tempat duduk)
Mantra :
Om om sampurna ya namah
Om sudha, sudha, sudha, sudha, parisudha ya namah
Om sudha akasa, sudha bumi, sudha wighna, sudha mala , sudha papa klesa , Kasudha dening Sang Hyang Trilokanatha .Om sidhirastu tat astu svaha
Om pretama sudha , dwitya sudha, tritya sudha, caturty sudha . Sudha sudham wariastu

3. Surya stawa (Pesaksi)
Mantra :
Om Surya seloka nata sya, warada sya swarcanam
Sarwantah tasya sidantam, suda naya santyasam.
Om asita mandala mertyu, sitala satru nasanam,
kawi wisya rakta teja, sarwa bawa bawet bawat

4. Pertiwi stawa :
Mantram :
Om pertiwi sariram dewi, catur dewa mahadewi,
catur asrama batari, siwa bumi mahasidhi
Om ring purwa ksiti Basundari, siwa patni putra yoni,
Uma durga gangga dewi, brahma betari wisnawi
Om mahe swari hyang kumari, gayatri berawi gauri,
Arsa sidhi maha, Indra Nicambuni dewi
Om akasa siwa tattwa ya namah swaha
Om pertiwi dewi tattwa ya namah swaha

H.1. Gelar Sanga di Suryan Caru
Mantram : Om indah ta kita sang bhuta dengen, iringan ingon-ingon paduka bhatara-bhatari , sang bhuta brahma turun, sang bhuta putih, sang bhuta janggitan, sang bhuta langkir aranira, sang bhuta kuning, sang bhuta lembukania aranira, sang bhuta ireng, sang bhuta taruna aranira, sang bhuta amancawarna anggasakti aran sira, sira ngilangaken bhuta dengen, iti tadah bhuktinira sega sewakul, iwak karangan lan balung gegending, sinusunan antiganing sawung anyar, sajeng saguci, den pada amukti sari, sari aweng-aweng menawi wenten kirang punika pamuputnya, jinah satak lima likur lawe satukel, sampun tan hana sredhah, sira ring sang adruwe karya. Om ksama swamam paphebhyo manadi Hyang namo, swaha.

2.. Suci
Om nama siwa ya , tan kabretang tulah sarik, luputang lara wighna, aminta pamangku amuja, kurusya maka pulacek, pretenjala maka padma, Hyang Dewa maka puspa lingga padanira, sang Hyang Pulacek, Sang Hyang wisesa, Sang Hyang Warsasya sira makudi manik, kancana mas sang kasuhun, paduka Bhatara Kala sakti, pakundan Bhatara Ghana, jangan Bhatara Kwera, tasik Bhagawan anggasti, pisang Sang Hyang Kumara, kembang Sang Hyang Smara, jambe Bhatara Brahma, sirih Bhatara Hyang Wisnu, apuh Bhatara
Hyang Iswara, awus-awus Bhatara Mahadewa, pala bhatara siwa, sang hyang sambhu lenga burat wangi, Sang hyang rudra maka caru, banten sang Hyang Widhi. Suklapaksa sajenge Hyang Besawarna, ulam Bhatara Baruna, lelawuh Bhatara Mahesora, saberas maka simbuhan, sadana, pinaka natar, bhatara suci nirmala, anduse andasarin , sari suci nirmala, puja bhatara lumanglang, kang pinuja Bhatara Dharma, nguniweh jagat wisesa akasa lawan pretiwi, raditya kalawan ulan, Sang Hyang Tunggal , tunggal amuja, Hyang Pranamasari ring rat, kastuti dening sloka, sampurna Hyang nama swaha

4. Memohon Tirta Caru :
Mantra :
Om gangga dwara parayageca, gangga sagara anggama,
Sarwa angga ta bur labate, tribih sethanir wisesatam
Om papaham papa karmaham, papatma papa sambawah,
Trahinam pundari kaksah, sabahya byantara suci
Om sidi guru srong serapat, sarwa wigena, sarwa klesa,
Sarwa roga, sarwa satru, sarwa papa winasanam ya namah.

5. Caru ayam brumbun di Nataran Pura (Brumbun):
Mantra : Om indah ta kita sang bhuta sakti, ring madya desanira. Kliwon panca warannira dewa siwa dewatanira , iki tadah sajinnira penek manca warna iwak ayam brumbun, ingolah winangun hurip, katekeng seruntutannya, ajak sawadwanira ulung siki, menawi wenten kirang den ageng sinammpura sang adruwe caru., sira ta anugraken dirghayusa. Ong Ing Namah swaha
6. Caru ayam Ireng (di ulun danu dan baingin) :
Mantra : Om indah ta kita sang butha Ireng, butha karuna aran sira , ring utara desanira, wage panca waranira, Dewa wisnu dewantaniya, iki tadah sajinira, penek selem iwak ayam selem winangun urip, katekeng saruntutannya, menawi wenten kirang luput, den agung sinampura sang adruwe caru, apan mangke sang adruwe caru anangun karya ayu . Ong Ang Namah swaha

7. Ngundang butha
Mantram :
Pekulun kaki batara kala, paduka batari durga, kaki batara ghana, sang Hyang panca muka, aja sira nyengkala karyanipun anu, apan sampun angantukana caru baya kalan, amukti, sira sama sukasira ring sang adruwe caru, teka waras, teka waras, teka waras.

8. Mantra Pemali sebelum muktiang Caru :
Om indah ta kita butha jigra naya merupa manca warna kita ratu ningrat, kala dengen mehanak I Pemali putun darakka undar-andir eka dasa ruang ira kita ngawe kilap cuntaka ke baya-baya ke punah den ira. Sang butha Jigra Maya
Om ang ksama sampurna ya namah

9. Ngunduran sahe ngelebar caru :
Serana pengunduran
a. Kulkul , sampat, tulud, tungked/papah, geni/danyuh
b. Dipasupati dengan puja astra mantra
Mantra : Om bang bhamadewa ya namah, Om Dewa Bayu angiberaken lare rogha lara wighna papa klesa kabeh, Om sri ya namah swaha.
c. Nyider murwa daksina tiga kali
d. Suara suriak-suriak
Mantra : Riwus sira pemuktian caru pemuliha sira ripasenetan sira soang-soang, wihana urip waras, dirgayusa. Ong sidirastu suaha

10. Ngaturang segehan Agung .
Mantra : Om Sang Hyang Perusangkara, anugraha ring Sang Kala sakti Sang Hyang Rudra anugraha ring Sang Kala Wisesa. Sang Hyang durga dewi anugraha ring sang dengen. Amang-amang pada nira paduka bhatara sakti anunggu ring bumi, ring pura peryangan, natar peumahan, didalem pesuguhan wates setra pebayangan, saluir lemah angker, manusa aweh tadah sajinira, watek kala, butha kabeh. Iti tadah sajinira segeh iwak sembleh, ising kirang asing luput, nyata pipis sebundel patukon sira ring pasar agung, pilih ke belannira ajakan kalanira kabeh, enyah kita saking kene apansira sampun sinak senan, wehana manusanira urip waras, dirgayusa.
Om kala bhokta ya namah, bhuta ya namah, pisaca bhokta yanamah, dhurga bhukti ya namah.

11. Pangelebaran caru :
Mantra : Om tang ang ing sang bang ung ca tat
Om gemung gangga dipataya
Om hrang rajastra ya namah
Om phat phat phat
Om ang sura bhalaya namah
Om ung cakra bhalaya namah
Om mang namas karaya namah
Om sang bang tang ang ing
Panca maha bhuta bhiyo namah.

I. Tidak ada Banten Pekideh
1. Dilanjutkan dengan ASTRA MANTRA
Om Ung hrah phat astra ya namah
Om Atma tatwatma sudhamam swaha
Om Om ksama sampurna ya namah
Om Sri pasupati ung phat
Om Sriambawantu ya namah
Om Sukhambawantu ya namah
Om Purnam bhawantu ya namah swaha

2. Selanjutnya muktiang sesajen kepada Dewa pesaksi
Mantra : --Om deva buktam maha sukam
Bojonam parama samertam
Deva baksia maha tustam
Bokte laksana karanam
--Om bhuktiantu sarwata dewa
Bhktiantu tri lokanam
Saganah sapari warah
Sawarga sadasi dasah
--Om deva boktra laksana ya namah
Om deva trapti laksana ya namah
Om treptia parameswara ya namah swaha

3. Ngayab bakti piuning Dewa Pesaksi
-Om parama siwa tanggohyam
Siwa tattwa parayanah
Siwasya pranata nityam
Candisaye namostute
-Om niwidyam brahma winusca
Bhoktam dewa maheswaram
Sarwa wyadi nalabate
Sarwa karyanta sidantam
-Om jayarte jayamapunyat
Ya sakti yasa mapnoti
Sidhi sakala mapunyat
Parama siwa labhate

4. Ngayabang banten sor (segehan)
Mantra : --Om Ang Kang kasolkaya isana wosat
Om Swasti swasti sarwa bhuta kala
Suka ya namah swaha
Sonteng : Riwus sira amuktiaken segehan
muliha sira ring pasenetan nira sowang-sowang, Haywa ngrubeda , anyengkalen bhatara dewa ring kayangan sakti
Dilanjutkan dengan metetabuhan (arak berem)
Mantra : Om ebek segara, ebek danu, ebek banyu pramananing hulun

5. Menghaturkan asep kepada para Dewa dan Batara
Mantra : Om Ang Brahma sandhya namo namah
Om Ung Wisnu sandhya namo namah
Om Mang Iswara sandhya namo namah
6. Puja Tehenan
Mantra : Om kaki penyeneng nini penyeneng
Om Bbrahma, Wisnu,Iswara
Surya candra lintang terenggana
Om awang-awang-uwung-uwung
Sidirastu yanamah suaha
7. Puja Jagatnata/Penyide karya
Mantra : Om Ang Brahma Perajapati sretah
Suyambu weradem guru
Om brahma sekayam usiyatha
Om rang ring sah Brahma praja pati
Ya nama namah
8. Pengaksma Jagatnatha
Mantra : Om ksamaswamam Jagatnatha
Sarwa papa nirantaram
Sarwa karya minda dehi
Prenamya misora isanam
--Om ksama swamam maha yasta
Yastha surya gunatmakam
Winasaya sesatem papem
Sarwa seloka darpayana
--Om gring dewa arcanaya ya namah swaha
Om gring dewa tarpana ya namah swaha
J. Dilanjutkan dengan persembahyangan bersama .
1. Puja Tri Sandhya
2. Muspa Panca Sembah
a. Sembah tangan kosong
Mantra : Om Rah phat Astra ya namah swaha
Om Atma Tatwatma sudhamam swaha

b. Sembah memakai kembang kepada Betara Surya
Mantra : --Om Aditya sya paramjyotir
Rakta teja namustute
Sweta pangkaja madhyasta
Basjkaraya namustute
--Om Pranamya baskara dewam
Sarwa klesa winasanam
Pranamya ditya siwartham
Bukti mukti warapradam
--Om Hrang hring sah parama ciwa ditya ya namah swaha
c. Sembah memakai kembang/ kewangen ke Dewa Samodaya
--Om Namo Dewaya adhisthanaya
Sarwa wyapinesiwaya
Padmasanaya ekaprathisthaya
Ardanareswarya ya namah swaha
--Ung Akasem nirmalam sunyem
Guru Dewa bhyomantarem
Ciwa sekala sampurnem
Reka ungkara ye namah swaha
d. Sembah memakai kembang/ kewangen ke pertiwi
Mantra :
Om pertiwi sariram dewi
Catur dewi maha dewi
Catur asrami bhatari
Siwam bhumi maha sidhi
Om purwani basundari
Siwampati empu priyoni
Uma durga gangga gori
Brahma bhatari wisnawi
Om anugraha sarwa amertha
sarwa lara winasanam

e. Sembah memakai kewangen untuk memohon waranugraha
Mantra :--Om Anugraha manoharam
Dewa datha nugrahakam
Hyarcanam sarwa pujanam
Namah sarwa nugrahakam
--Om Dewa dewi maha sidhi
Yajnanga nirmalatmaka
Laksmi sidhisca dirgayuh
Nirwighna suka wreditah
--Om Ghring anugraha arcanaya namo namah swaha
Om Ghring anugraha manuharaya namo namah swaha
--Om ayu vreddhi yaca vreddhi
Vreddhi prajna sukha criyam
Dharma santana vreddhin syat
Santute sapta vreddhayah

e. Sembah tangan kosong
Mantra : Om Dewa suksma Paramecintya ya namah swaha
Om Santhi Santhi Santhi Om

3. Memohon tirta Wangsuhpada
-- Om Namaste bagawan gangga, namaste sita lambwapi, salilam wimalam toyam, swambu tirtha bojanam
---Om subeksa asta asteya, dosa kilbi sana sane
pawitram semaha tirtha, gangga tirtha maha nadhi
---Om bajra reni maha tirtha, papa soka wina sanam
Nadi puspa laya nityam, nadi tirtha ya praya
---Om tirtha nadi kumbasca, warna dewa mahatmanam
Muninam manggala sumcaya, wiyapica dewa akasah
---Om sarwa wigena winasantu , sarwa klesa winasantu
sarwa papa winasaya, sarwa roga winasanam

4. . Metirtha
Dilanjutkan dengan matirtha dan mabija
a. Matirtha ( dipercikan tiga kali di kepala)
Mantra : Om Budha pawitra ya namah
Om Dharma maha tirtha ya namah
Om Sanggya maha toya ya namah

b. Diminum tiga kali
Mantra : Om Brahma pawaka ya namah
Om Wisnu amertha ya namah
Om Iswara jnana ya namah
c. Diraup tiga kali di kepala
Mantra : Om Sampurna ya namah
Om Sadhasiwa paripurna ya namah
Om Paramasiwa sukma ya namah
d. Memakai kembang ditelinga
Mantra : Om Sri asmara ya namah
e. Mabija
Mantra : Om Wija -wija kara ya namah

K. 1. Puja Pralina
--Om Hinaksaram hina padam
Hina mantram tathaiwaca
Hina bhaktim hina wrdhim
Sada ciwa namo stute
--Om mantra hinam kriya hinam
Bhakti hinam Maheswara
Yat pujitam Mahadewa
Pari purnam tad astume
3. Nyuksemaang para dewa pesaksi
Om suksma paranira sukseme pesangkan nira, Om , ang , ung
4. Puja Pralina
Mantra : Om A Ta Sa Ba I
Om Na Ma Si Wa Ya
Om Ang Ksama sampurna ya namah swaha
5. Rangkaian upacara oleh Manggala ditutup dengan parama santhi
Mantra : Om santhi santhi santhi Om

Kesehatan

Mencapai kesehatan yang Prima HARUS mencangkup 3 aspek utama.
1. Tubuh fisik yang aktif.
2. Pikiran yang Jernih.
3. Energi tubuh yang lancar.

Secanggih apapun obat-obatan atau herbal jika tidak diikuti dengan TRANSFORMASI dari dalam diri maka semua kesembuhan hanya sementara saja.


Minggu, 12 Maret 2023

Dharmawacana

Abi kelas 8 D
Purnami Dewi 8 D
Gita ketua OSIS 8 H
Galang 8 B

Bahasa Tubuh

Tidak ada manusia yang bisa menyimpan rahasia bila bibirnya diam." -Sigmund Freud



Lidah bisa saja berkata dusta, tetapi bahasa tubuh akan menunjukkan kebenarannya. Bahasa tubuh adalah komunikasi pesan nonverbal (tanpa kata-kata).

Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan dimana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artefak (lambang yang digunakan), diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh.

Percaya atau tidak, bahasa tubuh yang ditunjukkan seseorang dapat mencerminkan dan mengungkapkan apa yang sesungguhnya ada di dalam hati, baik itu rasa ragu, ketidakpercayaan, protes, kagum, dan sebagainya.

Bahasa tubuh dipercayai sangat penting dalam melancarkan atau menghambat efektivitas komunikasi. Dengan membaca bahasa tubuh, Anda juga bisa menebak apakah seseorang berkata jujur atau tidak. Anda pun juga bisa memahami situasi dengan lebih baik.

#tubaba@griyangbang//mengamati dan mencoba memahami bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh orang-orang di sekitar#

Sabtu, 11 Maret 2023

Pribadi positif

PRIBADI POSITIF 

Pada zaman yang serba cepat dan instan, kita dituntut untuk mengikuti ritmenya supaya tak ketinggalan. Di satu sisi hal ini mendorong kita untuk kreatif serta membuka dan menemukan banyak peluang, tetapi di sisi lain juga membuat kita acap kali mengalami gangguan mental selain fisik. 

Gangguan mental itu misalnya kecemasan, ketakutan, kegelisahan, kesedihan, insomnia, stres, dan depresi. Bila gangguan-gangguan ini tak segera ditemukan akarnya, akan sulit juga terbebas dari semua itu.

Kondisi kejiwaan sangat dipengaruhi oleh fungsi, kerja, dan kesehatan otak, karena ia adalah tempat berpikir juga menjadi pusat segala keputusan untuk tindakan-tindakan fisik. Sebaliknya, kerja-kerja fisik juga memengaruhi kondisi otak yang berimbas pada kondisi kejiwaan. 
ㅤㅤ 
#tubaba@griyangbang//otak yang berpikir negatif secara medis adalah faktor utama dalam menghambat kebahagiaan//dan ketenangan batin, serta membenamkan orang dalam stres dan depresi#


Yoga olah pikir

YOGA BERPIKIR POSITIF AGAR HIDUP LEBIH SUKSES DAN LEBIH BAHAGIA  
Apa yang Anda alami hari ini adalah dampak dari pikiran Anda kemarin. 

Apa yang akan Anda alami esok hari adalah dampak dari pikiran Anda hari ini. 

Pikiran yang sedang Anda bayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda.  

Anda berpikir bisa atau tidak bisa, dua-duanya akan benar. Bila Anda berpikir bisa, ASTUNGKARA Anda bisa SWAHA. Tetapi bila Anda berpikir tidak bisa, DUMOGI Anda tidak bisa.  

Jika Anda mengubah cara berpikir Anda, kehidupan Anda pun ikut berubah. 

Jika pikiran Anda berubah ke arah positif maka kehidupan Anda menuju arah yang positif. 

Sekali Anda dapat merangkul sepenuhnya kekuatan pikiran Anda, kekuatan itu akan mengubah cara Anda menjalani kehidupan.  

Tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negatif.  

#tubaba@griyangbang//semua orang mempunyai potensi kekuatan pikiran//tapi tak semua tahu dan mampu mengaktifkannya untuk mendapatkan manfaat yang luar biasa#


Ilmu Bahagia

Ilmu Bahagia atau ‘Kawruh Ikang Urip’ adalah pemahaman kehidupan untuk mengolah jiwa/rasa .
Kebahagian didapatnya walau melepaskan kekuasaan, kekayaan, dan ketenaran karena bahagia itu soal rasa bukan keadaan/status.

Rasa senang dan susah tidak ada yang abadi, hanya sementara dan datang silih berganti. Tidak ada kesenangan yang selamanya seperti tidak mungkin susah terus dan kepuasan itu tidak ada habisnya.

Kepuasan bisa terus mengembang bisa mengecil, tergantung keinginan dan rasa kecukupan, adalah semu untuk menganggap bisa bahagia selamanya jika mencapai yang diinginkan atau menderita terus menerus kalau tidak mendapatkan keinginan atau menghindari situasi yang ingin ditolak.

Tidak ada di dunia ini yang layak untuk dikejar sampai mengorbankan segalanya atau sesuatu harus dijauhi tidak boleh terkena sama sekali, itu tak perlu dirisaukan.

Janganlah khawatir dengan masa depan, merancang boleh, cemas jangan. Dan jangan menyesali yang sudah terjadi, percuma kecewa oleh masa lalu, jadikan kenangan atau pelajaran namun harus ‘move on’.

Juga tak perlu iri karena kita tidaklah kalah secara absolut pada siapapun serta tidak ada menang mutlak jadi tak usah sombong.

Jadilah orang yang serba kecukupan, menerima dan bersyukur akan yang ada di masa sekarang, saat ini, bagaimanapun kondisinya dijalankan dengan ikhlas.

Pasrah itu bukan berarti tidak berusaha, justru terus berusaha mencari kebenaran, khususnya dengan mengolah rasa dengan memperdalam lapisan diri ini, melewati beragam catatan/memori/program yang sudah menjadi ciri/karakter sampai tiba pada satu diri sejati yang tanpa ciri.

Diri yang menjadi pengamat, pemerhati abadi dari perilaku sehari-hari, pemikiran ego yang dipengaruhi keinginan-keinginan tanpa henti.

Berkarya atau bekerja bisa lebih rasional, dengan keyakinan yang kuat karena sudah mengetahui yang kekal, jadi tidak mudah goyah dengan hasrat atau emosi sesaat.

Cobalah belajar olah rasa dengan mengamati jiwa binatang, lalu berlatih dengan memperhatikan anak-anak, hingga lawan bicara orang dewasa siapapun itu.

Pada akhirnya, bisa memiliki jarak untuk melihat kejiwaan diri sendiri secara jernih, secara obyektif dapat kuat berdiri tegak, tabah menghadapi apapun di dunia fana ini.

Tidak masuk ke neraka dunia, kegelisahan sampai depresi, tapi bisa merasa tenteram bebas dari ketakutan dan kegalauan akibat terombang ambing dari gelombang kejadian yang jadi pengalaman pribadi, tetap tenang.

#tubaba#griyangbang//etelah ketenangan, muncullah pilihan untuk selalu bahagia// Itulah Kawruh Ikang Urip yang sempurna#

Rabu, 08 Maret 2023

Peran Guru

Guru Sebagai Pendidik, Orang Tua, Sekaligus Sahabat Bagi Siswa

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
Spenfourab. Newsweek. Dalam dunia pendidikan guru adalah salah satu faktor terpenting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator dalam transformasi ilmu kepada siswa. Guru bertanggung jawab atas penyampaian ilmu selama siswa mengikuti pendidikan, guru bukan hanya menjadi pengajar, ia bukan hanya bertugas mengajar.
Namun guru sebagai pendidik dan pengajar anak. Guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal.
Guru harus menyadari jika anak ada waktu dan masa. Masa anak tetaplah anak. Kecenderungan bermain akan lebih besar. Cenderung bersuka ria akan lebih besar. Tidak bisa terus menerus dibawa kepada serius


Guru mulai menjalankan perannya sebagai sahabat siswa, dimana guru dapat memahami keprabadian siswanya yang berbeda – beda dan mendengarkan serta memberi solusi atas masalah yang dihadapi siswa. Memang bukanlah hal yang mudah untuk memahami setiap kepribadian dan masalah yang dihadapi siswa, akan tetapi dengan cara seperti itulah yang membuat hubungan guru dan siswa lebih terikat. 
Persahabatan antara murid dan guru bisa menghasilkan seorang murid yang berpendidikan luas. berikut tips menjadi guru favorit bagi murid :

1. Ikhlas dalam mengajar

2. Gunakan Panggilan lembut

3. Bercanda dengan siswa

4. Bijaksana dengan siswa

Karakter guru favorit siswa diantaranya adalah atraktif, ramah, bersahabat, humoris
Guru hanya sebatas menjadi pengajar saja tidak cukup bagi seorang guru, tetapi menjadi sahabat siswa akan sangat berarti dan dihormati oleh siswa. oleh karena itu, peran guru tidak hanya sebagai teladan dari siswa akan tetapi juga harus mampu menjadi seorang sahabat bagi siswanya. Semoga kita bisa menjadi guru yang tidak hanya sebagai pengajar akan tetapi juga bisa menjadi sahabat untuk siswa. 

#tubaba@griyangbang//spenfourab//semangat berkarya, berinovasi kreatif#


Senin, 06 Maret 2023

101 KESALAHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

Guru adalah profesi yang memiliki tanggung jawab besar.

Selain ditungtut untuk mampu menyampaikan ilmu pengetahuan, guru juga dituntut untuk mampu mendidik dan menyiapkan generasi penerus bangsa.

Guru adalah faktor yang ikut menentukan keberlangsungan suatu bangsa karena terkait dengan proses pendidikan yang dialami oleh generasi penerus bangsa.

Setiap guru mempunyai potensi untuk berhasil menjalankan tugasnya sebagai agen pembelajaran yang andal. 

Potensi yang dimiliki guru itu harus dikembangkan. 

Evaluasi penting dilakukan untuk perbaikan-perbaikan. 


Minggu, 05 Maret 2023

Menonton di Bioskop

SISWA-SISWI SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL 
MENONTON FILM DI BIOSKOP BELAJAR BEREMPATI
(Senin, 6 Maret 2023) 

Banyak hal yang bisa kita dapatkan melalui film. Mulai dari hiburan, pembelajaran, sampai pengalaman. Setiap orang punya pengalaman masing-masing saat menonton film atau mungkin ada sebagian lainnya yang justru memilih bentuh hiburan yang lain. Setelah melalui dua tahun masa pandemi, salah satu kegiatan yang banyak dirindukan adalah untuk bisa kembali menonton film bersama, baik di festival film secara offline ataupun bioskop. 

Selain sebagai hiburan, menonton film juga bisa mendatang manfaat lain bagi diri kita. Salah satu manfaat sederhananya adalah meningkatkan mood. Narasi yang disampaikan dalam film yang disampaikan dengan baik juga dapat memberikan pengaruh pada kondisi hati kita. Pernah nggak, saat selesai nonton film tentang perjuangan seseorang, tiba-tiba kamu merasa kembali bersemangat dalam menjalani kegiatan? Nah, menonton film yang sesuai dengan kebutuhan kita juga pada dasarnya bisa kembali memberikan kita semangat dalam berkegiatan.

Menonton film juga bisa menjadi sarana kita untuk belajar banyak hal, tidak melulu soal teori atau ilmu alam tetapi belajar berempati. Film dengan penokohan yang baik, biasanya berhasil membuat kita memahami reaksi yang diberikan oleh tokoh pada film tersebut. Bahkan karakter antagonis sekalipun, tak jarang berhasil membuat kita paham bahwa di setiap tindakan terkadang ada alasan yang sering kali kita abaikan. 

#tubaba@spenfourab//Melalui film kita bisa belajar bagaimana memahami perasaan orang lain dan juga memanusiakan manusia#

Mlajah Aksara, Basa Sastra Bali Ngruruh Rasa Sudha, Sidhi, Sidha, dan Sadhu

Nyurat Lontar Ngruruh Rasa Sudha, Sidhi, Sidha, dan Sadhu


Dengan Sudha yakni penyucian diri anak-anak mendapatkan ilmu pengetahuan, sehingga menjadi Sidhi (canggih/hebat) , dan mampu Sidha “Berhasil” berprestasi mencapai cita-citanya,” ada harapan besar ketika siswa menjadi orang yang sukses nantinya akan menjadi Sadhu, yaitu kesempurnaan dan kedamaian atau orang yang bijaksana.

Melalui tetingkes nyurat aksara Bali di atas daun lontar tersebut diharapkan mampu bersinergi dengan karakter, sehingga terciptanya anak-anak yang berkarakter, berilmu, berprestasi serta berintegritas.

Seharusnnya sidhi didasari oleh Sidha, yaitu kemurnian niat dan tujuan hanya kepada Hyang Widhi. 

Gunakan sidhi untuk Hyang Widhi. 

Walapun mampu dan bisa tidak akan digunakan kecuali untuk pelayanan kepada sesama. 

Namun jika sesorang terjebak pada sidhi maka timbul kesombongan dan tidak akan mencapai tahap sidha.

Dan hendaknya keempat dasar ini sebagai pagar di dalam diri agar selalu di jalan dharma kebenaran. 


Sabtu, 04 Maret 2023

Mretyun Jaya Mantra

#Mantra_Mretyun_Jaya.
Sebuah Mantra , yang membuat diri kita menemukan ;

       • #Kerahayuan , 
       • #Panjang_umur dan    
       • #Mengalahkan_Kematian .

Semudah itukah, seperti pemikiran kaum milineal sekarang ini , yang berpikir Praktis dan efesien ???

Tentunya tidak !!!

Mantra ini , adalah bait terakhir dari sebuah buku , yang artinya anda harus melaksanakan Puluhan Lelaku dan Puja Mantra , mengkonektevitas antara #Bhuwana_Alit dengan #Bhuwana_Agung . 

Kengetakna genahnia ring #Bhuana_Sariranta, muah make isining modre tekeng busanania luirnia ;

Ulu Sari pengawaking Wintang ,
Ulu cecek pengawaking Trenggana ,
Ulu pepet pengawaking Akasa ,
Ulu surang pengawaking Srah ,
Ulu candra pengawaking Wulan
Nania pengawaking Surya
Ulu ricem pengawaking teja 
Ulu tedung pengawaking Wangkawa 
Talingan pengawaking Kukuwung 
Wisah pengawaking Mega
Suku balang pengawaking manusa 
Suku kembung pengawaking Toya
Suku cakra pengawaking idep 
Sastrania pengawaking Bumi Sejagat kabeh .