Kamis, 01 Mei 2025

Menyucikan Warisan Leluhur

Menyucikan Warisan Leluhur: Menghormati Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba (Sang Mpu Raga) Melalui Pembangunan Pura Kahyangan Dharma Smrti


Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Di antara riwayat spiritual Bali, sosok Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba, atau lebih dikenal dengan nama Sang Mpu Raga, merupakan pribadi agung yang menanamkan dasar-dasar suci pembangunan Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek di Pundukdawa, tempat mulia pemujaan kepada Ida Bhatara Mpu Gana. Beliau adalah tokoh utama penyebaran nilai-nilai Dharma dan penguatan spiritual leluhur Bali.

Sebagai generasi penerus, sudah menjadi kewajiban moral dan spiritual kita untuk menjaga warisan suci beliau dengan penuh bhakti. Salah satu cara luhur yang dapat kita tempuh adalah dengan mendirikan Pura Kahyangan Dharma Smrti, tempat suci memorial dengan Arca atau pratima beliau sebagai bentuk penghormatan dan pengingat abadi atas jasa-jasa beliau kepada umat.


Sloka Sansekerta untuk Menggambarkan Keagungan Beliau

Sloka (Sansekerta):
śiva-putro muniśreṣṭhaḥ, dharma-saṁrakṣaṇaika-rataḥ |
smṛti-sthāpanakartā ca, deva-tulyaḥ sadārcitaḥ

Transliterasi:
Siwa putra munishresṭhah, dharma samrakṣhaṇaika ratah
Smṛti sthapanakartā ca, deva tulyah sadārcitah

Makna:
“Putra Siwa, resi utama, teguh menjaga Dharma, pendiri tatanan suci yang abadi, dihormati layaknya dewa, dan selalu disembah dengan ketulusan.”

Sloka ini mencerminkan bahwa Sang Mpu Raga tidak hanya sebagai pelaku sejarah, namun sebagai tokoh spiritual yang menetapkan tatanan Dharma dan spiritualitas masyarakat Bali, terutama di kalangan Pasek.


Urgensi Membangun Pura Kahyangan Dharma Smrti

Pura Kahyangan Dharma Smrti merupakan gagasan suci sebagai tempat memorial (smṛti) untuk mengenang, menghormati, dan menyatukan pemujaan terhadap Sang Mpu Raga. Pura ini akan menjadi pusat penghormatan kepada beliau dalam bentuk arca/pratima yang ditata secara khusus di dalam pelinggih utama. Fungsi utama pura ini adalah:

  • Memuliakan leluhur spiritual yang telah berjasa besar dalam pembangunan pura dan pemajuan ajaran Siwa di Bali.
  • Menjadi pusat edukasi spiritual dan kultural, tempat generasi muda belajar sejarah leluhur dan nilai-nilai Dharma.
  • Menjadi simbol pemersatu bagi krama Pasek dari seluruh Bali yang ingin menghaturkan bhakti kepada leluhur utamanya.

Cara Kita Menghormati Beliau Secara Nyata

  1. Mendirikan Pura Kahyangan Dharma Smrti
    Sebuah tindakan nyata membangun pura sebagai tempat pengingat dan pemujaan kepada beliau, dengan arsitektur sesuai lontar dan nilai estetika Bali klasik.

  2. Memahat Arca atau Pratima Beliau
    Arca ini dilukiskan dengan lambang Siwa-putra atau Maharsi, duduk dalam samadhi, mengenakan atribut sulinggih Siwa Siddhanta, menjadi representasi spiritual Sang Mpu Raga.

  3. Melaksanakan Piodalan dan Upacara Dharma Smrti
    Upacara rutin sebagai ungkapan rasa bhakti kepada beliau dan penguatan spirit dharma melalui puja, japa, dan yadnya.

  4. Mengadakan Dharma Wacana dan Pendidikan Lontar
    Kegiatan spiritual dan edukatif untuk memahami ajaran Siwa Siddhanta dan warisan lontar yang mungkin beliau wariskan.

  5. Mewujudkan Pusat Pelestarian Warisan Leluhur
    Termasuk naskah-naskah suci, silsilah Pasek, serta sejarah pembangunan pura-pura utama seperti di Pundukdawa.


Penutup

Ida Sinuhun Siwa Putra Paramadaksa Manuaba (Sang Mpu Raga) bukan sekadar tokoh sejarah, melainkan roh agung dalam lintasan Dharma Bali. Kehadiran beliau membentuk poros spiritual yang menghubungkan leluhur, manusia, dan Hyang Widhi. Dengan membangun Pura Kahyangan Dharma Smrti, kita tidak hanya mengenang, tetapi juga menyatukan rasa bhakti dan kewajiban untuk melestarikan Dharma sebagai jalan utama kehidupan Bali yang adiluhung.

Mari kita sujud bhakti, mempersembahkan yadnya dan karya nyata, demi kemuliaan leluhur dan kejayaan Bali niskala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar