Dalam konteks Sasana Kawikon disebutkan bahwa Sisya dalam kedudukan dan peranannya sebagai siswa kerohanian harus memperhatikan dan mentaati hal berikut :
(1) Sisya ateguhing tuhu, panikel aken tuduhing sang Guru, yan sang Guru anaseraken papa guru yan mangkana
artinya, Pandita kang anak hendaknya mentaati hukum aguron-guron, tidak pernah lali atau menolak perintah Guru. Jikalau Nabe menyalahgunakan kesetiaan kang anak, maka nerakalah Nabe
(2) Guru awarah yukti, sisya tan ateguhing tuhum anikelaken tuduh, tang sipisipapa ning sisya yang mangkana
artinya, Pandita Nabe mengajarkan kebenaran kepada kang anak, tetapi Pandita kang anak jika tidak memegang kesetiannya kepada Pandita Nabe, melalaikan atau menolak melaksanakan perintahnya, tiada terhitung neraka bagi Pandita kang anak;
(3) Apan tunggal amet kalawan pimet, muang pada rupakira, mwang swarganya
artinya, hubungan Nabe dengan Pandita kang anak merupakan kesatuan, sebab satu aturan yang diikuti dan sorganyapun sama
Sisya dalam kedudukan sebagai siswa kerohanian memiliki tugas sepatutnya:
(1) Memiliki hubungan dekat dengan nabe, terutama untuk memperoleh petunjuk dan penjelasan tentang pelaksanaan sasana kawikon, agar terhindar dari perbuatan terlarang, terutama berkaitan dengan ajaran dasa sila;
(2) Senantiasa hormat kepada Nabe. Seorang Sisya kerohanian hanya tunduk kepada perintah Nabe. Bagaimanapun keadaannya, jikalau perintah itu berasal dari Nabe, maka hal itu harus dilaksanakan
(3) Secara simbolik penghormatan kepada Nabe itu dapat dipahami dari aturan; (a) tidak boleh mencela Nabe; (b) pantang menginjak bayangan nabe; (c) ketika makan bersama Nabe, seorang Sisya sepatutnya mengakhiri makan sesudah Nabe selesai melakukannya;
(4) Sisya harus menyembah Nabe sekalipun hal itu harus dilakukan di depan orang banyak, dan jika ada sisya yang tidak melakukan hal itu, maka disebut Wiku Angurusuk. Tata cara menyebahpun diatur secara jelas, misalnya Sisya tidak boleh menyembah manakala bertemu di jalan, di gang, ditempat permandian. Sisya hanya hormat dengan cara menundukkan kepada dan tersenyum; dan
(5) Sisya harus berlaku jujur kepada Nabe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar