Minggu, 29 Januari 2023

Acara seminar

Om Swastiastu, manut baos Ida Sinuhun Putri, sane jagi nyarengin ngiring Ida ring acara puniki, inggih punika:
1. Ida Sinuhun Siwa Putri Prama Daksa Manuaba + (Jro Mangku Wiryalaksana + Jro Mangku Ifa)

"Di balik kesabaran, pasti ada hikmahnya. Yakinlah hidup memang penuh rintangan, kesedihan, dan penderitaan. Tanpa semua itu, kamu tak akan pernah merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

#tubaba@griyangbang//Kesabaran itu pahit, tetapi buahnya manis#"


2. Ida Nabe Gatsu + pengiring (tidak menginap) 

"Pohon adalah inti dari semua perdebatan yang diperlukan: ekologi, sosial, ekonomi, politik, moral, agama."

3. Ida Pandita Mpu Nabe Budha Putra Kanda Daksa Manuaba + pengiring

"Hidup itu seperti mengendarai sebuah sepeda. Untuk dapat menjaga keseimbangan, maka kamu harus terus bergerak"

4.Ida Rshi Agung Parama Dhaksa Dharmita Samyoga ( Ida Rshi PDDS) sareng Ida Rshi istri ( parami dhaksa dharmita samyoga) (tidak menginap) 

"Jadilah seperti pohon. Pohon itu memberi keteduhan bahkan bagi orang yang memotong dahannya"

5. IDA PANDITA MPU PUTRA PARAMA DAKSA SIWA BUDHA MANUABA, Sane istri IDA PANDITA MPU PUTRI PARAMA DAKSA SIWA BUDHA MANUABA + pengiring (Mangku lanang dan mk istri) 

"Makna hidup yang sebenarnya adalah menanam pohon, yang di bawah naungannya kamu tidak berharap untuk duduk"


6.Ida Lanang:
Ida Pandita Mpu Putra Daksa Dwi Putra Brahmanda (tidak menginap) 

Ida Istri:
Ida Pandita Mpu Putri Daksa Dwi Putra Brahmanda (tidak menginap) 

 "Jangan pernah merasa khawatir tentang kegagalan, akan tetapi khawatirlah tentang peluang yang telah kamu lewatkan ketika kamu tidak mencoba untuk melakukan sesuatu."


7.IPM Siwa Putra Parama Manik Kusuma Manuaba + IPM Istri Parami Yogi Manuaba + pengiring

"Seseorang tidak menanam pohon untuk dirinya sendiri. Dia menanamnya untuk anak cucu".


8. Ipm Nabe Istri Dwi Dhaksa (Biayang) + Komang Yayak Aryadi (Sopir) tidak menginap

"Sebuah pohon adalah kontak kita yang paling intim dengan alam".

9. Ipm Putra Dwi Dhaksa  +
Pengiring Jro Mangku Astawa Yasa (tidak menginap) 

"Jika sebuah pohon mati, tanamlah pohon lain sebagai gantinya"



10. Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Dharma Putra Dhaksa Manusia + IPM NABE Siwa Putra Ananda Daksa Manuaba + pengiring

"Pohon memberikan kedamaian bagi jiwa manusia".

Kehidupan yang kamu miliki merupakan buah dari tindakan yang telah kamu lakukan. Tidak ada yang bisa disalahkan selain diri kamu sendiri


Ida Sinuhun Putri pacang berangkat ke lokasi tanggal 1 Pebruari 2023 jam 18.00

Sane arsa ngiring raris dagingin malih mangda patut antuk panyanggra miwah nyiyagayang genah makolem para Ida Sulinggih. 

Suksma atur titiang
Om Shanti Shanti Shanti Om

Sabtu, 28 Januari 2023

Laporan Karya Tulis Study Tour Ke Yogyakarta

Laporan Karya Tulis Study Tour Ke Yogyakarta
YOGYAKARTA
SURGA WISATAWAN DI PULAU JAWA
 








Disusun oleh:
........................................
Kelas.............
NIS ..............................

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL



LEMBAR PENGESAHAN


Karya tulis ilmiah sederhana ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

                                                                                    ..................., Januari 2023
Mengetahui,
Kepala SMPN 4 ABIANSEMAL 

Pembimbing,



...................................................................... ...................................................
NIP.19630321 198803 1 010 NIP.19640526 198703 2 006


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga saya,bapak dan ibu guru panitia penyelenggara karya wisata serta Bapak I Gede Sugata Yadnya Manuaba. selaku pembimbing, telah memberikan banyak inspirasi untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.
Karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan kepada siswa siswi SMP N 4 Abiansemal, khususnya bagi saya selaku penulis. Didalam karya tulis ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai tuntutan tugas dengan topik “YOGYAKARTA SURGA WISATAWAN DI PULAU JAWA ”. Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada di Yogyakarta yang indah dan menawan.
Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang kota yogyakarta, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan saya, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta. Saya juga berharap Karya tulis ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Untuk menumbuhkan daya nalar, kreativitas, dan pola berpikir, saya sajikan aktivitas yang menuntut peran aktif dalam melakukan suatu kegiatan.
Demikian persembahan karya tulis ini untuk dunia pendidikan.

                                                                                                Bongkasa 29, Januari 2023
                                                                                                Penulis.

                                                                                                 
I Gede Anand Tangsub Dwijakhanka


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... ..... i
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Candi Prambanan
2.2 Museum Dirgantara Mandala (AURI)
2.3 Candi Borobudur
2.4 Malioboro
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa SMP N 4 Abiansemal berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .

1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
1.2.2 Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.
1.2.3 Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
1.2.4 Menumbuhkan rasa cinta tanah air


1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Candi Prambanan
- Dimana lokasi candi prambanan
- Bagaimana sejarah berdirinya candi prambanan?
- Apa keistimewaan candi prambanan?
- Bagaimanan bentuk bangunan candi prambanan?
1.3.2 Museum Dirgantara Mandala (AURI)
- Dimana lokasi museum dirgantara mandala?
- Bagaimana kronologi berdirinya museum dirgantara mandala?
- Apa keistimewaan dari museum dirgantara mandala?
1.3.3 Candi Borobudur
- Dimana lokasi candi Borobudur?
- Bagaimana sejarah dari candi Borobudur?
- Bagaimana bentuk bangunan candi Borobudur?
- Apa arti dari nama candi Borobudur?
1.3.4 Malioboro
- Dimana tepatnya lokasi jalan malioboro?
- Bagaimana asal-usul nama yang dipakai pada jalan malioboro?
- Malioboro adalah?
           




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Candi Prambanan
2.1.1 Lokasi Candi Prambanan
Prambanan adalah salah satu kompleks candi terbesar di Asia Tenggara yang kaya dengan arca dan relief. Kompleks candi ini terletak di Desa Prambanan dan secara administratif masuk dalam dua kabupaten dan dua provinsi sekaligus. Yaitu Kabupaten Sleman Provinsi DIY dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 20 km dari kota Yogyakarta dan 40 km dari kota Surakarta. Selain karena berada di perbatasan, kompleks candi juga terjangkau dari berbagai arah karena berada langsung di pinggir Jalan Raya Yogyakarta - Solo.
2.1.2 Sejarah
Pesona keindahan yang dimiliki Candi Prambanan yang merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia bukan hanya dari bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, namun juga kisah sejarah dan legenda yang sangat unik dan menarik. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Candi ini kemudian ditinggalkan ketika pusat kerajaan di Jawa dipindahkan ke Jawa Timur akibat letusan dahsyat Gunung Merapi sekitar tahun 950 M.
Kemudian pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh seorang Belanda bernama C. A. Lons dan mulai dibersihkan oleh Jan Willem IJzerman pada tahun 1855. Tak lama kemudian, Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Selanjutnya renovasi dilakukan oleh Theodoor van Erp dan dilanjutkan jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia hingga tahun 1993.
Pada tahun 1991, UNESCO telah memasukkan Candi Prambanan ke dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages). Hal ini, di antaranya berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, termasuk dalam situasi peperangan.
2.1.3 Keistimewaan
   Kompleks Candi Prambanan memiliki tiga bangunan utama berarsitektur indah setinggi 47 meter. Ketiga bangunan tersebutmelambangkan Trimurti, yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang terdiri dari Candi Siwa (Dewa Pelebur) di tengah, Candi Brahma (Dewa Pencipta) di selatan, dan Candi Wisnu (Dewa Pemelihara) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat tiga candi yang lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan) dari Trimurti. Ketiga candi tersebut adalah Candi Nandi (kerbau) yang merupakan kendaraan Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan Candi Garuda kendaraan Wisnu.Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib disaksikan oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi ini.Sedangkan pada pagar langkan Candi Wisnu dipahatkan relief cerita Krisnayana. Selain itu kompleks candi ini dikelilingi oleh lebih dari 250 candi yang ukurannya berbeda-beda dan disebut perwara.
Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
2.1.4 Deskripsi Banguan
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2, 222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit. Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.
- Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47 meter adalah yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di dalamnya terdapat arsa SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical kakitubuh dan kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa. Gambar kosmos Nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan mhluk surgawi yang menggambarkan gunung Mahameru (G. Everest di India) tempat para dewa. Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya arca-arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya yang terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainya masing-masing berisi arca-arca : Siwa Maha Guru, Ganesha, dan Durga. Dasar kaki candi di kelilingi selasar yang di batasi oleh pagar langka. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat di ikuti dengan cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari” ( Mahluk bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.

- Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi emmegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.
- Candi Wisnu
Bentuk ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan candi Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4 yang memegang gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan balamara (Baladewa) kakanya.
- Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merderka dengan panjang + 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.
- Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.
- Candi Garuda
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.


- Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.
- Candi Kelir
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
- Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.

2.2 Museum Dirgantara Mandala (AURI)
2.2.1 Lokasi Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Lokasi Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta, 10 km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur jembatan laying janti. Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang mengiungkap sejarah keberadaan TNI AU di Indonesia.
2.2.2 Kronologi berdirinya Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Museum Dirgantara Mandala adalah museum terbesar dan terlengkap mengenai sejarah keberadaan TNI-AU di Indonesia. Lokasi museum sendiri berada di atas area seluas + 5 hektar, dengan luas bangunan sekitar 7.600 m2. Sebelum berlokasi di daerah Wonocatur, Yogyakarta, Museum Pusat TNI-AU berada di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta. Museum tersebut diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April 1969.
Berdasarkan pertimbangan bahwa Yogyakarta pada periode 1945—1949 mempunyai peranan penting dalam kelahiran dan perjuangan TNI-AU, serta menjadi pusat pelatihan (kawah candradimuka) bagi para Taruna Akademi Udara, maka museum tersebut akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta. Museum Pusat TNI-AU kemudian digabung dengan Museum Ksatrian AAU (Akademi Angkatan Udara) yang sebelumnya sudah ada di Yogyakarta. Peresmian museum baru tersebut dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU.
Namun, karena lokasinya tidak lagi memadai untuk menampung berbagai koleksi Alutsista yang ada, maka Museum Dirgantara Mandala dipindah ke lokasi yang baru, yaitu di gudang bekas pabrik gula di Wonocatur yang masih berada dalam wilayah Landasan Udara Adisutjipto. Pada zaman Jepang, gedung bekas pabrik gula ini digunakan sebagai gudang senjata dan hanggar pesawat terbang, sehingga memang cukup sesuai untuk digunakan sebagai lokasi museum yang baru. Setelah direnovasi, gedung museum yang baru tersebut kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 (bertepatan dengan Hari Bhakti TNI-AU) oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.
2.2.3 Keistimewaan
Mengunjungi Museum Dirgantara, wisatawan akan disambut oleh beberapa pesawat tempur dan pesawat angkut yang dipajang di halaman museum. Salah satu koleksi terbaru museum ini adalah pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk yang dipajang di muka gedung museum. Hingga tahun 2003, TNI-AU telah mengoperasikan sebanyak 37 pesawat A4-E Skyhawk, sebelum akhirnya beberapa pesawat digantikan oleh pesawat Sukhoi tipe Su-27SK dan Su-30MK.
Memasuki gedung museum, pengunjung akan disambut oleh patung empat tokoh perintis TNI-AU, yaitu Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi. Para perintis TNI-AU ini telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, dan diabadikan menjadi nama bandar udara di berbagai kota di tanah air.
Pada ruangan selanjutnya, pengunjung akan dikenalkan pada sejarah awal pembentukan angkatan udara di Indonesia. Di Ruang Kronologi I ini, Anda dapat melihat foto dan informasi yang berhubungan dengan pembentukan angkatan udara indonesia, semisal ‘Penerbangan Pertama Pesawat Merah Putih‘ pada 27 Oktober 1945 yang melakukan misi pembalasan atas serangan Belanda, berdirinya ‘Sekolah Penerbangan Pertama di Maguwo‘ pada 7 November 1945 yang dipimpin oleh A. Adisutjipto, berdirinya Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Angkatan Udara pada 9 April 1946, serta berbagai perlawanan udara untuk melawan agresi militer Belanda lainnya. Di ruangan ini juga dipamerkan berbagai peralatan radio dan foto penumpasan berbagai pemberontakan di tanah air, seperti pemberontakan DI/TII, Penumpasan G 30 S/PKI, serta Operasi Seroja. Pada ruangan selanjutnya, dipajang berbagai jenis pakaian dinas yang biasa digunakan oleh para personel TNI-AU, meliputi pakaian tempur, pakaian dinas sehari-hari, hingga pakaian untuk tugas penerbangan.
Ruangan yang akan membuat Anda berdecak kagum adalah Ruangan Alutsista atau Alat Utama Sistem Senjata yang pernah digunakan oleh TNI-AU. Alutsista ini meliputi pesawat tempur dan pesawat angkut, model mesin-mesin pesawat, radar pemantau wilayah udara, serta senjata jarak jauh seperti rudal. Koleksi pesawat di ruangan ini mencapai puluhan, mulai dari pesawat buatan Amerika, Eropa, hingga buatan dalam negeri. Salah satu pesawat pemburu taktis yang cukup terkenal adalah pesawat P-51 Mustang buatan Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, pesawat ini telah digunakan dalam berbagai operasi menjaga keutuhan negara, terutama dalam penumpasan pemberontakan DI/TII, Permesta, dan G 30 S/PKI, serta ikut andil dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora. Pesawat lainnya yang tak kalah menarik adalah pesawat buatan Inggris, namanya Vampire tipe DH-115. Pesawat ini merupakan pesawat jet pertama yang diterbangkan di Indonesia pada tahun 1956 oleh Letnan Udara I Leo Wattimena.
Koleksi lainnya yang sangat penting dalam sejarah TNI-AU adalah replika pesawat C-47 Dakota dengan nomor registrasi VT-CLA yang ditembak jatuh di daerah Ngoto, Bantul, oleh Belanda ketika hendak mendarat di Maguwo Yogyakarta pada 29 Juli 1947. Pesawat ini semula berangkat dari Singapura dengan misi kemanusiaan, yaitu mengangkut bantuan obat-obatan. Penerbangan tersebut sebetulnya telah diumumkan dan disetujui oleh kedua belah-pihak (Belanda-Indonesia). Namun, oleh Belanda pesawat tersebut kemudian ditembak jatuh dan menewaskan para pionir Angkatan Udara, antara lain Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.
Seperti diutarakan oleh F Djoko Poerwoko, untuk menghormati gugurnya para pahlawan udara tersebut, maka nama-nama pioner TNI-AU itu kemudian diabadikan sebagai nama pangkalan udara di Jawa sejak tahun 1952, antara lain Adisutjipto di Yogyakarta, Abdulrahman Saleh di Malang, dan Adisumarmo di Solo. Tanggal 29 Juli sebagai tanggal gugurnya para pahlawan TNI-AU tersebut juga diperingati sebagai ‘Hari Berkabung AURI‘ sejak tahun 1955, kemudian diganti menjadi ‘Hari Bhakti Angkatan Udara‘ sejak tahun 1961.

2.3 Candi Borobudur
2.3.1 Lokasi Candi Borobudur
   Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
2.3.2 Sejarah Candi Borobudur
   Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk bulat.
   Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi.  
   Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.
   Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata "Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum jam.
2.3.3 Bentuk Bangunan Candi Borobudur
- Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.
- Tinggi 35,40 meter.
- Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah lingkaran.
- Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
- Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
- Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
- Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu)




2.3.4 Nama Candi Borobudur
Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat diantaranya:
- Raffles: Budur yang kuno (Boro: kuno, budur: nama tempat) Sang Budha yang agung (Boro: agung, budur: Buddha) Budha yang banyak (Boro: banyak, budur: Buddha)
- Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang Budha
- Casparis: Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.
- Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur: nama tempat/desa)
- Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit Menurut Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.

2.4 Malioboro
2.4.1 Lokasi Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
2.4.2 Nama Malioboro
   Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.
2.4.3 Malioboro
   Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal.Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.
Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.
Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.
Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja sudah terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam sekali di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa. Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.

3.2 Saran
   Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek wisata,penulis menyarankan kepada :
- Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta berinovasi agar ada penambahan wahana wisata baru untuk mengikuti perkembangan wahana wisata diluar agar wisatawan betah karena ini merupakan devisa.
- Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup berdampingan dengan latar belakang yang berbeda.

LAMPIRAN

Nama kegiatan : Karya Wisata SMP N 4 Abiansemal
                                        Tahun 2022-2023
Waktu Pelaksanaan : ............. 2022 s.d ........... 2022
Tempat/Lokasi : Candi Prambanan , Museum Dirgantara Mandala (AURI) ,
                                        Candi Borobudur , Malioboro
Metode : Observasi
  
1. Candi Prambanan
                                         
 Kompleks candi Prambanan dibuka untuk umum dari pukul 08.00 - 17.00 WIB. Setiap malam bulan purnama, digelar Sendratari Ramayana dari pukul 20.00 - 22.00. WIB. Harga tiket masuk Candi Prambanan bagi turis lokal atau pemegang KITAS adalah 15.000 (Senin-Jumat) dan 17.500 (Sabtu-Minggu). Sedangkan untuk turis asing umum adalah 13 US$, sedangkan mahasiswa asing adalah US$ 7.  

2. Museum Dirgantara Mandala (AURI)

Museum ini buka tiap hari Minggu hingga Kamis pukul 08.00—13.00 WIB dan hari Jumat sampai Sabtu pukul 08.00—12.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin dan libur nasional tutup.
Wisatawan yang berkunjung ke Museum Dirgantara akan dipungut biaya sebesar Rp 3.000,00 per orang.

3. Candi Borobudur
Harga tiket masuk Taman Wisata Candi Borobudur :
1. Pengunjung domestik Rp 10.000,00/orang
2. Pengunjung mancanegara 12 US$/orang
Waktu buka:
Senin – Minggu pukul 07.00 – 18.00

4. Malioboro
 Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta.Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja. 


DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . 1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Manfaat Internet bagi Siswa Kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal

Manfaat Internet bagi Siswa Kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal

Oleh: I Gede Anand Tangsub Dwijakhanka

BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat computer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).
Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan softwaredan hardware yang di butuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak (provider) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.
Pihak yang telah bergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan nomor telepon ) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer ( PC ) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengaksesinternet.Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga
Semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkansuatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehinggadapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri.
Sekarang internet telah menghadirkan bermacam macam aplikasi, contohnya game online, chatting(social network), dan lain-lain. Manfaat dari berbagai situs ataupun aplikasi internet akan dibahas oleh penulis.

1.2 Identifikasi Masalah
1) Apa itu internet?
2) Apa saja manfaat internet?
3) Berapa besar manfaat internet untuk siswa Kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal?

1.3 Perumusan Masalah
Internet adalah jaringan computer yang menghubungkan computer yang ada di seluruh tempat di dunia. Internet berawal dari ARPA, yang pertama kali dibuat untuk memudahkan perang. Jaringan ini berkembang pesat pada tahun 1989. Pada jaman sekarang internet telah berkembang sangat luas hingga hampir ke seluruh computer di dunia. Sekarang ini juga telah banyak tempat yang menyediakan peralatan untuk mengakses internet, yang sering disebut dengan warnet (warung internet). Di warnet kita dapat membuka semua aplikasi yang ada, termasuk untuk bermain game online.
Manfaat internet yang utama adalah untuk mendapat informasi dan untuk berkomunikasi. Namun, sekarang manfaat internet telah bertambah. Tambahan itu antara lain untuk menambah wawasan, mempermudah pekerjaan, berbisnis online, jual beli online. Selain itu, ada juga manfaat internet untuk siswa, antara lain untuk belajar tambahan, melatih siswa supaya mengetahui cara menggunakan computer, bertukar pikiran dengan orang lain.
Manfaat internet yang disebutkan tadi itu dapat berguna di waktu tertentu. Misalnya, belajar tambahan, berguna saat di sekolah ataupun saat ulangan/ujian. Ada juga manfaat internet yang berguna di setiap waktu, contohnya wawasan yang didapat dari internet bisa digunakan kapan saja.
Besarnya manfaat internet untuk siswa sangatlah besar, antara lain untuk mengerjakan setiap tugas yang diberi guru, ataupun mencari pelajaran yang belum dimengerti sehingga siswa bisa lebih mengetahui apa yang dipelajarinya di sekolah. Selain itu, siswa juga bisa bertukar pikiran dengan aplikasi internet, yakni chatting ataupun mailing list. Sehingga, besarnya manfaat untuk siswa memang cukup besar.

1.4 Metode Penelitan
Metode Penelitian antara lain Angket, Studi Pustaka, Studi Banding, dan Wawancara. Dari beberapa pilihan Metode Penelitian tersebut, penulis hanya memilih satu metode, yakni Angket.

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis adalah untuk menganalisis manfaat yang ditimbulkan dari internet terhadap siswa kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal.
1. Agar siswa siswikelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet untuk hal yang lebih bermanfaat
2. Agar siswa siswi kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal dapat mengatur waktu untuk akses internet
3. Agar meningkatkan prestasi siswa kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal
4. Agar siswa siswi kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal menjadi pengguna internet yang baik

1.6 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat apa saja yang ditimbulkan dari internet dan menyarankan agar penggunaan internet bisa lebih bermanfaat.

1.7 Sistematika Penulisan
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Metode Penelitian
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Kegunaan Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan

BAB II. Landasan Teori
2.1 Kajian Teori
2.2 Landasan Berpikir
                  
BAB III. Metode Penelitian
3.1 Tempat dan Waktu
3.2 Subjek
3.3 Metode Penelitian

BAB IV. Hasil Penelitian
4.1 Analisis Data
4.2 Hasil Analisis

BAB V. Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Kritik dan Saran


BAB 2
Landasan Teori
2.1. Kajian Teori
                          2.1.1 Pengertian Manfaat
Manfaat adalah guna atau keuntungan dari suatu hal/benda yang bersifat positif.
                          2.1.2 Pengertian Internet
Internet (kependekan dari interconnection-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
                          2.1.3 Pengertian Peserta Didik
Peserta didik adalah sekelompok manusia secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan diri, mengembangkan potensi melalui kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan yang akan atau sedang ditempuh oleh sekelompok itu. Peserta didik dalam kegiatan tersebut merupakan sebuah objek bagi pengajaran dan sebuah komponen yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar.
                          2.1.4 Manfaat Internet Bagi Siswa kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal
· Memperluas Wawasan dan Ilmu Pengetahuan
· Sebagai bahan Tambahan Pelajaran Yang Tidak Mengerti Di Sekolah SMP Negeri 4 Abiansemal
· Sebagai Sarana Komunikasi
Sarana Komunikasi adalah sarana untuk bertukar Informasi dengan teman di Internet untuk menambah wawasan tapi jarang sekali siswa maupun mahasiswa untuk menggunakannya seperti itu melainkan sarana untuk chatting.

2.2. Landasan Berpikir
Internet banyak dipakai rata rata untuk bermain game online dan untuk jaringan sosial. Internet banyak dipakai oleh para pelajar. Selain dampak negatif, internet juga memiliki manfaat yang positif.

BAB 3
Metodeologi Penelitian
3.1. Tempat dan Waktu Penelitan
      Tempat yang dipakai peneliti/penulis yaitu di sekolah SMP. Negeri 4 Abiansemal. Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 1 bulan.

3.2. Pemilihan Subyek
Subjek yang dipilih oleh penulis adalah siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 4 Abiansemal. Populasi berjumlah 240 siswa. Sampel 12,5% dari jumlah populasi yakni, 32 siswa kelas 9 A.

3.3. Metode Penelitian
        Dalam mengerjakan Karya Ilmiah ini, peneliti menggunakan Metode Penelitian Angket. Angket memiliki beberapa pengertian, yaitu sebagai berikut. Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975). Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 ). Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga.
Angket juga bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Macam-macam Angket:
1. Dilihat dari cara memberikannya, angket dapat dibedakan:
a. Angket langsung, yaitu bila angket itu langsung diberikan kepada responden yang ingin diselidiki . Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara.
b. Angket tidak langsung, yaitu bila angket itu disampaiakan kepada orang lain dan diminta pendapat tentang pendapat atau keadaan orang lain. Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.
2. Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan menjadi :
a. Angket berstruktur, yaitu angket yang bersifat tegas, konkrit dengan pertanyaan-pertanyaan yang terbatas dan menghendaki jawaban yang tegas dan terbatas pula.
b. Angket tak berstruktur, dipergunakan apabila konselor menginginkan uraian lengkap dari subyek tentang sesuatu hal, di mana diminta uraian yang terbuka dan panjang lebar. Disampaikan dengan mengajukan pertanyaan bebas.
       Disamping itu, alasannya penulis yaitu, dengan menggunakan angket, melakukan penelitian tidak terlalu sulit dan menjadi mudah, dan juga penulis memilih angket karena keputusan teman-teman sekelas.
       Angket memiliki kelemahan dan kelebihan, kelemahannya adalah biasanya orang-orang yang mengisi angket kurang jujur sehingga hasilnya belum tentu sesuai, sedangkan kelebihannya adalah mengerjakan dengan menggunakan angket lebih mudah dan praktis.

BAB 4
Hasil Penelitian
4.1. Analisis Data
No.
Pernyataan
Ya
Tidak
Ragu
1
Saya mengerti untuk menggunakan internet.
20
2
8
2
Saya cukup mengerti tentang internet.
25
1
4
3
Saya masih bingung untuk menggunakan internet.
2
11
17
4
Saya lebih sering mengerjakan tugas dengan internet daripada buku
21
1
8
5
Saya lebih sering mengerjakan tugas dengan buku daripada internet
1
21
8
6
Internet sangat penting bagi saya.
9
6
15
7
Internet penting bagi saya.
11
3
16
8
Internet tidak penting bagi saya.
9
11
10
9
Saya menggunakan internet untuk belajar.
2
5
23
10
Saya menggunakan internet untuk mencari informasi.
19
8
3
11
Saya menggunakan internet untuk mengakses jaringan sosial.
27
1
2
12
Saya menggunakan internet untuk bermain game online.
20
6
4
13
Saya menggunakan internet hanya untuk mengerjakan tugas sekolah.
3
24
3
14
Saya menggunakan internet untuk download lagu,video, dan lain-lain.
9
9
12
15
Saya menggunakan internet untuk mengolah blog/website.
5
21
4
16
Saya menggunakan internet untuk mengakses e-mail (surat elektronik).
8
12
10
17
Sejak menggunakan internet, prestasi saya meningkat.
2
23
5
18
Sejak menggunakan internet, prestasi saya tidak terpengaruh
17
4
9
19
Sejak menggunakan internet, prestasi saya menurun.
23
2
5
20
Saya menggunakan internet di komputer/laptop/netbook/notebook di rumah saya.
21
8
1
21
Saya menggunakan internet di warnet (warung internet)
8
19
3
22
Saya menggunakan internet setiap hari.
13
7
10
23
Saya menggunakan internet 1 minggu sekali.
9
6
15
24
Saya menggunakan internet 1 bulan sekali.
9
7
14
25
Saya menggunakan internet tidak menentu waktunya.
28
1
1
     4.2. Hasil Analisis
1) Rata-rata siswa kelas 9 SMP Negeri 4 Abiansemal mengerti untuk menggunakan internet
2) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal cukup mengerti tentang internet.
3) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas bingung untuk menggunakan internet.
4) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal lebih sering mengerjakan tugas dengan internet daripada buku.
5) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal tidak lebih sering mengerjakan tugas dengan buku daripada internet.
6) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas internet sangat penting baginya.
7) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas internet penting baginya.
8) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal beranggapan internet penting baginya.
9) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas menggunakan internet untuk belajar.
10) Rata-rata kelas SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet untuk mencari informasi.
11) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet untuk mengakses jaringan sosial.
12) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet untuk bermain game online.
13) Rata-rata kelas SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet tidak hanya untuk mengerjakan tugas sekolah.
14) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas menggunakan internet untuk download lagu,video, dan lain-lain.
15) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal tidak menggunakan internet untuk mengolah blog/website.
16) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas menggunakan internet untuk mengakses e-mail (surat elektronik).
17) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal sejak menggunakan internet, prestasinya tidak meningkat.
18) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal sejak menggunakan internet, prestasinya tidak terpengaruh.
19) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal sejak menggunakan internet, prestasinya menurun.
20) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet di komputer/laptop/netbook/notebook di rumahnya.
21) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal tidak menggunakan internet di warnet (warung internet).
22) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet setiap hari.
23) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas menggunakan internet 1 minggu sekali.
24) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal ragu atas menggunakan internet 1 bulan sekali.
25) Rata-rata siswa kelas SMP Negeri 4 Abiansemal menggunakan internet tidak menentu waktunya.

BAB 5
Penutup
5.1. Kesimpulan
Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Internet penting dan berguna bagi siswa-siswi kelas SMP Negeri 4 Abiansemal dan digunakan hamper setia hari, serta memiliki banyak manfaat untuk proses belajar maupun untuk memperoleh informasi.

5.2. Kritik dan Saran
Kritik yang penulis berikan ialah boleh menggunakan internet, namun gunakan hanya untuk hal yang bermanfaat.
Beberapa saran yang penulis berikan sebagai berikut.
a. Perbanyaklah belajar melalui internet maupun belajar melalui buku.
b. Perbanyak menggunakan internet untuk hal bermanfaat dan hindari menggunakan internet untuk hal yang negatif.
c. Jangan terlalu sering menggunakan internet dan fokuslah untuk belajar.

Sudah Mahir Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

1. Gusti Ngurah Putu Ardisya Juniarta
28 Januari 2023, 20:57
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Sudah Mahir
100/100


2. Ni Kadek Pani Suliantari
NISN 0088367702
30 Januari 2023, 14:57
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Sudah Mahir
100/100

3. I Putu Galang Wiguna
NISN 0075831500
31 Januari 2023, 14:42
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Sudah Mahir
100/100

Kompetensi tercapai
Murid bisa memahami dan mengakses informasi.
Lihat detail kompetensi

Murid bisa menerapkan dan menggabungkan informasi yang dipahami.
Lihat detail kompetensi

Murid bisa menggunakan penalaran dan logika untuk menyelesaikan masalah.
Lihat detail kompetensi


Termasuk Cakap Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

1. I Nyoman Astika Putra
NISN 0081633685
28 Januari 2023, 08:12
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
75/100


2. I Made Riko pradita
NISN 0087999537
27 Januari 2023, 20:33
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
67/100


3. Ni Wayan Nia Purnama Dewi
NISN 0079617988
27 Januari 2023, 20:57
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
92/100

4. I Gusti Ayu Septianingsih
NISN 0079567285
28 Januari 2023, 14:03
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
83/100


5. I Gede Narendra Maha Nanda
NISN 0087076220
28 Januari 2023, 09:48
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
58/100


6. I Made Dwi Arta Guna
NISN 0087808805
27 Januari 2023, 20:57
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
50/100

7. Ni Kadek Murtini
NISN 0073944191
28 Januari 2023, 11:27
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
58/100


8. Ni Kadek Citra Suandewi
NISN 0072000772
28 Januari 2023, 12:03
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
92/100

9. I ketut ary triesna kusuma
NISN 0074226381
29 Januari 2023, 22:18
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Termasuk Cakap
83/100

Kompetensi tercapai
Murid bisa memahami dan mengakses informasi.
Lihat detail kompetensi

Murid bisa menerapkan dan menggabungkan informasi yang dipahami.
Lihat detail kompetensi

Kompetensi Belum Tercapai
Belum bisa menggunakan penalaran dan logika untuk menyelesaikan masalah.
Soal 8. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 11. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 12. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimiliknya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.


Perlu Intervensi Khusus Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

1. I Kadek Edi sumahendra
NISN 0086645108
28 Januari 2023, 09:06
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Perlu Intervensi Khusus
25/100

2. I wayan Justyn Mahesa dharma
28 Januari 2023, 16:39
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Perlu Intervensi Khusus
50/100

3. I NYOMAN ARTA NUADI
NISN 0076780223
31 Januari 2023, 15:00
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Perlu Intervensi Khusus
50/100
Kompetensi tercapai
Belum ada kompetensi yang tercapai.

Kompetensi Belum Tercapai
Belum bisa memahami dan mengakses informasi.
Soal 1. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 2. Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 6. Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Belum bisa menerapkan dan menggabungkan informasi yang dipahami.
Soal 3. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 4. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 7. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 9. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 10. Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Belum bisa menggunakan penalaran dan logika untuk menyelesaikan masalah.
Soal 8. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 11. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 12. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimiliknya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.





Memiliki Pemahaman Dasar Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar

1. Ni Luh Depiyanti
28 Januari 2023, 09:48
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
50/100

2. Ni Made Dina Adi Putri
NISN 8132
28 Januari 2023, 11:42
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
50/100

3. I gusti ayu made sri wahyuni
NISN 0076438820
28 Januari 2023, 10:06
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
75/100

4. Ida bagus putu eka putra
NISN 8120
28 Januari 2023, 08:27
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
42/100

5. Ni Luh Asia Manika Putri
NISN 0087815679
28 Januari 2023, 10:24
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
67/100

6. I Gede Bayu Astika
NISN 0075539926
28 Januari 2023, 11:42
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
50/100


7. I Gusti Ayu Putu Ulan Pratiwi
NISN 0079266008
28 Januari 2023, 08:45
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
83/100

8. I wayan widi galung yasa
28 Januari 2023, 20:36
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
50/100

9. Ni Luh Sonia Ariasih
NISN 0072086960
28 Januari 2023, 09:06
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
67/100


10. Nikomang triani
NISN 8127
27 Januari 2023, 20:33
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
42/100

11. Ni Kadek Ema Setya Dewi
NISN 0074284378
27 Januari 2023, 21:15
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
58/100

12. Iwayan diva Mahayana
NISN 081
28 Januari 2023, 06:57
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
33/100

13. Ni Luh putu artiniasih
28 Januari 2023, 14:03
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
58/100


14. Ida Bagus Gede Surya Mahardika
NISN 0078402736
28 Januari 2023, 20:36
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
92/100

15. Ni Kadek Septiari
NISN 0074273404
29 Januari 2023, 13:12
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemaham Dasar
50/100


16. I KADEK PANDE JULIANTARA
NISN 0086333941
29 Januari 2023, 21:57
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
75/100

17. Ketut septa cahaya putra
NISN 08121
31 Januari 2023, 20:18
Kemampuan Teks Sastra pada Fase D

Memiliki Pemahaman Dasar
33/100


Kompetensi tercapai
Murid bisa memahami dan mengakses informasi.
Lihat detail kompetensi

Kompetensi Belum Tercapai
Belum bisa menerapkan dan menggabungkan informasi yang dipahami.
Soal 3. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 4. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 5. Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 7. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 9. Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 10. Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Belum bisa menggunakan penalaran dan logika untuk menyelesaikan masalah.
Soal 8. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 11. Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Soal 12. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimiliknya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.






Kamis, 26 Januari 2023

TATALUNGGUH PINANDITA WIWA NGEMARGIYANG CARU


NGEMARGIANG PECARUAN
I PRANAYAMA
II. NGASTAWA TIRTA
III. NGERESIK

1. NGELINGGIHANG SURYA
Om om parama siwa surya lingga sunya ya namah
Om om sada siwa surya lingga niskala ya namah
Om om sada rudra surya lingga ati ya namah
Om om maha dewa surya lingga nira ya namah
Om mam iswara surya lingga parama ya namah
Om ung wisnu surya lingga antara ya namah
Om am brahma surya lingga ya namah

Om hram hrim syah surya lingga ya namah
Om i ba sa ta a ya na ma si wa ya mam um am
Om sa ba ta a i na ma si wa ya am um mam

2. Surya Astawa
Om aditya sya paramjyotir, Rakta teja nama stute
Sweta pangkaja madiasta, Baskara ya namah stute

Om aditya garba pawana, aditya janopa surya
Surya rasmir hrsi kesa, Surya satwam maha wiriam

Om aditia jata wedasa, aditia janopa surya
surya rasmir hrsi kesa, surya satwam maha wiriam

Om hrang hring sah parama siwa aditya ya namah suaha.

3. BRAHMA ASTAWA
Om namaste begawan agni
Namaste begawan hari
Namaste begawan isa
Sarwa baksa huta sana
Ong triwarna bagawan agnir
Brahma wisnu maheswarah
Santikam paustika caiwa
Raksanem'ca bicarikem

Ong anun'canam kertam lokam
Saubagyam priya darsanam
Yah kincit sarwa karyanam
Sidir ewan'ca sancayah
Ong Ong brahma dipataya namah swaha

4. SIWA ASTAWA
Om akasa nirmalam suniam, 
Guru dewa byo mantaram
Siwa nirwanam wirianam, 
Reko ongkara wijayam

Om meru srenggo candra lokam, 
Siwa laya murti wiriam
Dupam buanam timiran'ca, 
Guru dewa murti wiriam

Om dewa-dewa murti buanam , 
Wyo mantara siwa ditya
Candra lokam dupam buanam, 
Guru dewa murti wiriam
Om akasa wioma ya namah suaha.

5. PERTIWI
Om pertiwi sariram dewi, 
Catur dewa maha dewi
Catur asrama batari, 
Siwa bumi maha sidi

Hring purwaning basundari, 
Siwampati empu praweni
Uma durga gangga gori, 
Brahma batari waisnawi

Maha swara gangga mara, 
Gayatri dewa wigori
Harsa sidi maha wari, 
Indra nisca mundi dewi

Om pertiwi sariram dewi, 
Catur asrama batari
Siwa bumi basundari, 
Sarwa dewa wes bacem
Om sri dewi bawa ya namah swaha.

6. PIUNUNG KE SURYA
Ong dewati taya sarwayem, 
Nistula wapi, 
Dewa sanggaya dewanem, 
Etbyah tat namo swaha.

Ong guhyati guhir goptawi 
Gryhya papa kretah 
Mama sidir bawantu 
Tasyaha trowi karanggama siwanem.

Om parama siwa tangguyam, 
Siwa tatwa pariyanah
Siwa sya prenatanityam, 
Candis'ca ya namastute

Om newidyem brahma winus'ca, 
Sarwa boktra maheswaram
Sarwa wiadi nalabatyem, 
Sarwa karya prasidantam

Om Jayarti jaya mapnuyat, 
Yasarti jaya mapnoti
Sidi sakala mapnuyat, 
Paramasiwa labatyam, 

Om Nama siwaya namo namah swaha.

7. NGAYABANG SUCI KE SURYA
Om agni madya rawis siwa
Rawi madya tu candrahem
Candra madya bawus sutelah
Sutelah madya stitah siwah

Om suci rwa suci rwapi
Sarwa gangga gato diwam
Cintya'ye dewa isanam
Sarwa byantara suci

Om agni siwa tri buwanam
Rawis candi maha statam
Janasta panca satyamto candra
Sutelah siwah semertam

Om namasiwaya dewam'ca
Sarwa suda nityam dewa
Maheswara murti buwanam
Sarwa roga wimurtyanta.

8. Tirta Caru
Ambil bunga; astra mantra

Om gangga dwara paraya geca, 
Gangga segara senggamam
Sarwa anggota bhur labata, 
Tribih stonir wisasatem

Om papaham papa karmaham, 
papat ma papa sambawah
Trahimam pundarikaksah, 
Sabahya byantarah suci

Om sidi guru srong serapat, 
Sarwa wigna sarwa klesa
Sarwa roga sarwa satru, 
Sarwa papa winasanam ya namah swaha

Bunga di cemplungkan di tempat tirta caru.
catatan; membuat tirta caru harus ditempatkan pada tempat yang berlainan dengan tirta pebersihan dan penglukatan.

9. Puja samsam lan beras kuning untuk ditabur di bayang-bayang caru
Om tang-ang, ing-sang, bang-utat, ya namah swaha
Om gmung gana patya ya namah
Om bang rajastra ya namah
Om phat phat phat
Om ang sura bala ya namah
Om ung cikra bala ya namah
Om sang, bang, tang, ang, ing, panca maha buta byo namah swaha.

pada saat ngambil mantram di atas, terlebih dahulu ambil samsam, dan bija kuning yang diikuti dengan mantran ini, Sehabis mengambil mantram ini, samsam dan bija kuning disebar pada bayang-bayang caru, dan disirati dengan tirta caru.

10. IKI DURGASTAWA RING SANGGAH TUTUWAN
Pada saat mau ngambil pengastawa ini tetimpiug/keplugan langsung di bakar, kulkul dibunyikan.

Ong karem sarwa adnya sidyem
Sri gori wiwak sangkarem
Dangko dwelambo pralayem
Berawi ranta kaliem

Kala widyem pera SYATEM 
Murti wisesa sapraja
Jayastra wangdaro deweyam
Prakasewan sasamodyem

Kala wisesa samodyem
Berawi puranteng karem
Sri gori wasita dewi
Samo dras'ca stawa raksasem

Meputa sida garem
Sangkarem gori dayita
Sambu nama dewi durgam
Pingale wara waranam

Rudra dewa maha sadyem
Gangga gorem laksmi dewi
Durgalaya sambar ya ta
Siwa sri sinayogatem

KUTANIA
Ong Sang hredayem
Ong Wang hredayem
Ong Nang hredayem
Ong Mang hredayem
Ong Yang Sada Rudra namo namah swaha.

11. Buta Astawa
Om kruna raksasa rupanca, 
baibatsyam ya caya puniah
Somya rupam awapnopati, 
twam wanda waradam amum

Om sweta maheswara rupam, 
brahma bangkala warna'sya
Pita maha dewa kala, 
wisnu kresna warna kala

Siwa panca warna kala, 
durga buta warna'sya
Tum wana karate hityam, 
pancama kala warna'sya

Om buta kala pretisna ya namah swaha.

12. NGUNDANG BUTA
Metangi Ida hyang ibu pertiwi, muah ida hyang mawa bumi, mangku bumi, dukuh bumi, muah ida Hyang Durga Dewi, kairing para watek
Kala Raksa, Buta Raksa, Kala Bumi, Buta Bumi, Muah sang Buta Kala ring wetan, Buta Kala ring kidul, Buta Kala ring kulon, Buta kala Ring lor, Buta Kala Ring madya, sami pada turun ring madya pada.
Ring wetan buta putih, Buta Runa aran'ta dewan'ta batara Iswara
Buta Janggitan ring kidul abang rupan'ta dewan'ta batara Brahma.
Buta lembu karuna ring kulon, Jenar rupan'ta dewan'ta batara Maha Dewa
Buta Langkir ring lor, ireng rupan'ta 
dewan'ta batara wisnu.
Buta sakti ring madya manca warna rupan'ta Dewan'ta batara siwa.
Muah I Angga pati, I Mraja Pati, I Banaspati, I Banaspati Raja, sareng I Buta Panca Resi, arania maharan Sang Kursika, Sang Garga, Sang Metri, Sang Kursya, Sang Pretanjala.
Muah Buta Panca resi, Buta Nawa Resi, Buta Sapta resi.
Apan sami pada katuran malingga malinggih ring saptaning upakarangan, sami pada katuran pekramasan muang pereresikan, pesucian, sami katur ring kaki buncit, nini buncit, hana sira araning sanghyang sapta ening. Tepung tawar muang sarining tebus apan sami pada katuran mangkin mangda sareng sami Anodya anayub sarining wanten upakaraning caru.
Om batara Durga , batara gana batara brahma, sang yama raja, sang pulung, sang gudug basur, sang buta kala ulu singa, sang daitya, sang raksasa sang wil, sang dewa yuci sakti, mapupul ta sira kabeh kabeh tingalana caru ning ulun ring awak sariranta kabeh, 
Om maka Sang Bang Tang Ang Ing Nang Mang Sing Wang Yang Ang Ung Namah

13. NAMPIANG CARU
1. Ih kita sang Panca Kala Dengen, Ih kita buta petak metu saking purwa umanis panca waranira, Hyang iswara dewannira, saduluran wadwanta kabeh, iki tadah sajin nira, tumpeng putih limang tanding, ayam putih mapelut mapendet, maurab barak urab putih, saha petabuh sajeng mentah wus diolah sama deniya asing kirang asing luput geng rena sinampuranen sang apara caru, sirata nugraha dirga hayu dirga yusa, Ong Sang Namah

 2. Ih kita buta Bang metu saking daksina, paing panca waranira, Hyang Brahma dewannira, saduluran wadwanta kabeh, iki tadah sajin nira, tumpeng barak sia tanding, ayam Biing mapelut mapendet, maurab barak urab putih, saha petabuh sajeng mentah wus diolah sama deniya asing kirang asing luput geng rena sinampuranen sang apara caru, sirata nugraha dirga yusa, Ong Bang Namah

 3. Ih kita Buta Pita metu saking pascima panca pon waranira, Hyang maha Dewa dewannira, saduluran wadwanta kabeh, iki tadah sajin nira, tumpeng kuning pitung tanding, ayam buik kuning mapelut mapendet, maurab barak urab putih, saha petabuh sajeng mentah wus diolah sama deniya asing kirang asing luput geng rena sinampuranen sang apara caru, sirata nugraha dirga yusa, Ong Tang Namah

 4. Ih kita buta Ireng metu saking utara wage panca waranira, Hyang Wisnu dewannira, saduluran wadwanta kabeh, iki tadah sajin nira, tumpeng ireng petang tanding, ayam ireng mapelut mapendet, maurab barak urab putih, saha petabuh sajeng mentah wus diolah sama deniya asing kirang asing luput geng rena sinampuranen sang apara caru, sirata nugraha dirga yusa, Ong Ang Namah

5. Ih kita Buta Manca Warna metu saking madya kliwon panca waranira, Hyang Siwa dewannira, saduluran wadwanta kabeh, iki tadah sajin nira, tumpeng manca warna kutus tanding, ayam Brumbun mapelut mapendet, maurab barak urab putih, saha petabuh sajeng mentah wus diolah sama deniya asing kirang asing luput geng rena sinampuranen sang apara caru, sirata nugraha dirga hayu dirga yusa, Ong Ing Namah

Apupul kita kabeh ring pesamuan alit, enak pada tadaha sajinta sama soang-soang, wus kita nyengkala-nyengkalanin sang sinadian karya moga sida gawe nemu rahayu, samangkana kengetang pedajaran ira aja lali away kita pepacuan lah poma, lah poma, lah poma

Catatan :
Habis itu kalau caru manca sata juga lengkapi dengan caru/olahan bebek maka sehabis nampiang caru manca sata dilanjutkan dengan ngastawa caru bebek.
Bila sang punya karya melaksanakan caru yang lebih besar dari itu biasanya sampai pada : caru kuluk bang bungkem dan kucit butuan, maka pengastawanya dilanjutkan dari : nampiang caru manca sata, bebek, kuluk bang bungkem, kucit butuan. Baru dilanjutkan dengan pengastawa yang ada di bawah ini.

BEBEK SELEM :

Om Tabe Pakulun Ih Kita Sang Bhuta Ireng, Sang Bhuta Langkir, Sang Bhuta Kala Bhumi, Sang Kala Mawanda, Sang Kala Bhuta Syu, Sang Kala Mertyu, Sang Kala Kekawah, Sang Kala Ari-Ari, Sang Kala Ludira, Sang Kantung, Sang Kala Banas Pati Raja, Sang Kala Siyung, Sang Kala Buwing Rahu, Sang Kala Caplokan, Sang Kala Demit, Kala Agung Dateng Pwa Sira Saking Uttara Ajak Sanak Putuun Nira Kabeh, Amangan Angimum Sajin Nira Sega Selem Pinunjungan Iwak Itik Selem Linayang-Layang Winangun Urip Jangkep Inolah Krangan, Ketengan, Bayuhan, Pajegan, Calon, Rumbah Gele, Sasak Mentah Sega Sepenek Ulan Terasi Tumpeng Ireng, Kelanan Dampulan, Daksino Suci Pengulapan Pengambyam, Canang Porosan Mapenjor Tiying Ampel Gading, Canang Wangi Burat Wangi Jangkep Sepretingkahin Caru, Wus Amukti Sajinin Caru Pemantuke Pwa Sira Maring Khayangan Nira Suang-Suang Maring Dalan Pasar Agung Atetumbasan Sira Iki Jinah 225 Benang Satukel Maka Panukunia, Yan Ano Kirang Langkung Sang Akarya Ayu, Ayua Wirodha, Ayu Werdhi Yaksa Werdhi, Werdhi Tas Astu Namo Budaya

Om Sudha Pari Sudha, Sarwa Papa Klesa, Wighno Winasama,

Om Ang Winsu Dewa Kala Rupam Yanamah,

Om Karah Wisnu Pratista, Wisnu Acanam Maha Amrtam, Amertan Ca Wisnu Arcanam, Sada Siwa Maha Amretam, Atma Ragas Cai Wa, Padana Nipunas Cat A, Aragas Ca Wisnu Capi, Sada Sarwah Para Siwah,

Om Ang, Na, Ma, Si, Wa, Ya, Ang, Mang, Ung Namo Dewa Prajapti Nama Stu Te Ah, Ang Om Swaha. 


Caru medurga/bebek belang kalung
Om kaki batara kala, paduka batara durga, kaki bathara ghana, shanghyang panca muka, ajo anyangkala anyangkali pakarangan sang apara caru, apan sampun angaturaken caru pabyakalan, amuktiya sira, sama sukha sira, sama suka sira sang adruwe caru , teka waras.

Asu Bang Bungkem
Om indah ta kita angadeg sang kala asu bungkem, asu bang, sang kala anta bumi, sang kala anta boga, sang kala ibu gading, sang kala dewania sanghyang licin, betara durga, muang betara guru tunggal katurang upakaraning wewantenan medaging sekul bang muang asu bang mapelut, mapendet, aurab uraban maolah sate genep, matebog slanggi, bungkak kasturi sarwo ijo, Om bang namah swaha.

KUCIT BUTUAN
Om indah te kita angadeg sang kala brahma, sang kala ludra, sang kala gudug basur, sang kala jagal, sang kala kerung, sang kala sadu, sang kala sad, baiw butuan dewania batara guru, katuran wewantenan medaging sekul ireng muang bawi suku pat, mepelut, mapendet, maurab-uraban, maolah sate genep, matebog slanggi, bungkak kasturi sarwo ijo, Om hang namah swaha.

14. NGLEPAS LAYANG-LAYANG
Ong adyayem sudamem kursikye namah swaha, Ong kelasyem sudamem gargaya namah swaha, Ong gande medanem sudamem metryem ya namah swaha, Ong maliyawem sudamem kurusye namah swaha, Ong maha merwem sudamem pratanjalem ya namah swaha.

15. NGLEPAS PRANI
Mantiga, mantaya ,matarya, mantuk maring sabda, bayu, idep kawyapaka dening ulun kita, manadya kita manusa jati, ana una kayanta aturana ri kami, apan ulun angentasakna ring kita, Ong sidhir astu ya namah swaha.

16. Puji Buta
Astra mantra
Om sukatam Kala pujitam,
Kala suka prayojanam
Sanayam kala pujitam, 
Sada siwa maha kretam

Om pujitam kala sukatam, 
Kala kali kaprojnanam
Sarwa kala suka nityam, 
Sarwa wigna winasanam

Om durga dewi maseriram. 
Kala kingkarana moksatam
Kala mrtyu punah citram, 
Sarwa wigna wina sanam

Om buta kala pratista ya namah swaha.

Dilanjutkan dengan pengastawa

17. Buda Astawa (Astawa ini diambil apabila tingkatan caru lebih dari panca sata)
Ong bajra menalem awastem, 
dupa duruna menalem, 
atma nalem suka madyem, 
bajra nala namastute.

Ong karem wiryem mama dwastem, 
sre ccandra kunir malem, 
pawitra bajra pawiyangke, 
sweta wastra dewangsane.

Sweta bajra lawa lisanta, 
bajra lawanamastute, 
dana bulasem ye gry, 
yaksa sutra kamandalu.

Sakty karma di sanidyem. 
Bajra nala mnamastute, 
bajrarta namastute, 
brahma swanem astuti dewem, 

Ong brahma maha dewa namastute, 
Ong sidi astu astu swaha.

Ong buda nuty sapta lukyem, 
maha dewa pita warnem, 
sarwa kenaka bustitem, 
pita meru surya pranem.

Sapta luke buda layem, 
surya muti dewa wiryam, 
prajaksa kabeh lakem 
bumurti siwa layem.

Linggod bawa muti dewyem, 
sarwa dewa bude linggam, 
prakwak syamem sarwa dewa, 
murtyu muti buda layem.

Guru dewa buda linggam, 
suda suksme sangga lukem, 
kala geni ludra dewatem, 
sarwa praja pratistanam.

Basundari gopa tyem, 
jaya sri wisnu wi dewi, 
uma pati gangga dewi, 
durga maserirem, dewiyem.

eka dityem lingga sanem, 
muti muti maha rupem, 
begawate muti prajem, 
guru namo wiro dratem.

Sarwa jagat pretistanem, 
budarwa latri lakyem, 
jagat wigenem wina sanem, 
kasatriya dinaya labatem.

Brahmanem sidyem pawitrem, 
sarwa karya ga tanam, 
sarwa roga wina sanem, 
sarwa gudanem nemtyem.

Guru dewa muti buwanem, 
giri bumi basundari, 
suda lingga rupem dewem, 
purnadi mala salinggyem.

Moksanem drune rupem, 
amerta warsa namaskarem, 
suda wigna trilokanem.

Ong sekalem niskalem siwa, 
Ong kara tyem siwa temakem 
Pancak sarata Ong kara, 
Sarwa dewatma nirbanem.

Wisi satma lana lila, 
Punia tita siwa laya, 
silamba rasa sinena, 
wyaktem sarwa jagatpantem.

Sarwa praja posi yane, 
kincit saya gatem purem, 
windu candra saya gatem, 
candra windu senaya sime.

Kincit byem siwa sarwasca, 
ongkara siwa mucye te, 
sarwa wisim wiwakcana, 
trasandya pate turah.

Caraya naka karsanam, 
cakra sure nam de trem, 
windu luke jagat patyem, 
kama pita lakun jarem.

Brahma wisnu maheswarem, 
sangkara sambu sang metrem, 
kuwera rudra siwaya, 
arda nare swarem siwa begewane suce metrem.

Surya candra maha metrem, 
basmi buta dura wisesa, 
ong arda nare swarem, 
ong amreta taya swaha, 
ong ang rapat atma tatwatma sude yenamah swaha.

18. Astawa banten kedewa, Ayab sesayut, ayab banten kedewa, ayabang peras

19. NGAYABANG CARU
Om pukulun kaki batara kala, kaki batara durga, kaki batara gana, sanghang panca muka, aja sire anyengkalen karya ipun........apan sampun ngaturang caru baya kalan amukti sira sama suka, sire ring sang adruwe caru, teke waras

Om buktyantu durga katara
Buktyantu kala maweca
Buktyantu sarwa butanam
Buktyantu pisaca sanggyam

Om durga bucarya namah
Om kala bucarya namah
Om buta bucarya namu namah swaha

20. NGAYAB GELAR SANGA

21. Tepung Nasi Caru Ben Caru (Mepresawya/ngider caru kekiri)
Ih buta preta, kala wigraha, buta bergala catur winasa iki sajine tal pan ana ngelih tanpa galih I pang bang prak, ikang nasin caru lah poma, lah poma, lah poma.

22.Ngundurang Buta
Ong taru buluh pinaka taru lelata, sayuban batari durga, onang sang ameruti anyabut amungkah sayuban batari durga.

Ambi katik daun kelapa (Pahpah) dan sampat, lalu pukul dan sapu sebanyak lima kali dimulai dari timur, selatan, barat, utara dan terakhir tengah, mantram
Manut ikang taru mulih ring pertiwi, angundurang buta kala kabeh, angadeg sang bima, angebug ikang pertiwi, mapan wus putus amangan anginum, pamulihta kita maring ungguanta soang-soang, kaki rahbyah amutus punang aken, yan kita metu saking purwa, pemulihta kita maring purwa, yang kita metu saking daksina, pemulihta kita maring daksina, yang kita metu saking pascima, pamulihta kita maring pascima, yan kita metu saking utara, pemulihta kita maring utara, yan kita metu saking madya, pemulihta kita maring madya, ring tengahing pekarangan ingulun urumu apa ring kena poma, ayuwa lali ih buta mingmang, sarwa durjana lah poma, sirata guruning buta anuntunte wangsul akena tan madah kala butanira soang-soang, 

Om buta sang kara ya namah swaha.

Om te sira sang buta kala kabeh, apan te kita wus anodya, anayub sarining upakaraning caru, Tang keneng te kita nyengkala, mundur te kita maring kayangan te soang-soang,

Buta Putih Mundur kita maring wetan
Buta Bang mundur kita maring kidul
Buta Pita mundur kita maring kulon
Buta ireng mundur kita maring lor
Buta Manca warna mundur kita maring madya

Sakuehing sarwa gumatat gumitit, mundur te kita ring pangkung dalem, kelod kauh paunduranta, batu lumbang pategahanta, Batu lumbung pasedohanta, don tiing pangananta, don tehep paidemanta, rep ditu jalanta kasirep,

Om sarwa kala sampurna ya namah swaha.

Catatan; 
pada saat mengambil pengastawa tepung nasi caru serta ngundur buta maka, harus dilakukan prosesi ngider caru, dengan urutan : simbuh sune jangu, api, tepung caru disebar, sampat, tulud dan pahpah. Kemudian crukcuk dicabut dan direbahkan ke tengah caru.

23. PENGLUKATAN BUTA
Ong hyang hyang tan hana hyang, aku guruning hyang, angadeg aku sanghyang tunggal, rimng wisnu bwana, tumurun aku ring madya pada, menadi aku wiku darma sakti tang kahungkulan, wenang aku anglukat satwa mala, papa pataka, kagila – gila, madi-mandi, aeng-aeng, kala - kali jyoti, leyak, tuju, teluh, trangjana, desti wang tiwang prakasa, yata kita buta marupa dewa, tan wenang kita angalangi dalan ingulun anglukat malanta;
- Buta petak mulih kita mangetan
- Buta bang mulih kita mangidul
- Buta kuning mulih kita mangulon
- Buta ireng mulih kita mangelor
- Buta amanca warna mulih kita maring tengah
Ong pupug sempug sarwa kala, buta pisaca-pisaci, raksasa-raksasi, buta-buti, dengen, denawa, detya, raksasa, matemahan dewata, hyang widyadara-widyadari, mesat ring kena genahnira ring meru tumpang sawelas, Ong sah wosat, ong suksme ya namah swaha.

24. PRELINA BUTA, Pakai kuangen sebanyak bayang caru yang ada,
Ong Duk Duk Duk Rung Rung Rung Hung Hung Ha Ha Ing Ing Namah Swaha

25. RELINA CARU
Ong Ung Ung buana suka suksema ya namah swaha
Ong Ong Suksema ya namah swaha
Ong brakteng kala yang kala prelinam kala nikalawem
Muni dewemkala wem sidirastu ya namah swaha
Ong prelinem kala wem sama sampurnam cita nusanca suda danta prelinem
Om Keduk rung ya namah swaha

26. NGELEBAR CARU
Ong Tang Ang Ing Sang Bang Ucat
Ong Gmung Gangga Dipastaya
Ong Eng nama rajastraya ye namah, 
Ong pat pat pat
Ong Ang sabra balaya namah, 
Ong Ung cakra balaya namah
Ong Mang namaskaraya namah, 
Ong Sang Bang Tang Ang Ing
Ong panca maha buta byonamah

27. Pengaksama
Om pengaksama ing hulun ring batara buda wisesa, mekadi hyang dur bali, sang hyang tiga wisesa, paduka batara panguluning sang mantuk ring budha loka, mekadi ring ida paduka batara, waluya hening jati paripurna, sampun marupa durga, marupa baerawi, waluya mantuk dadi batara icele jiwaning manusa kabeh, sang adruwe karya hayu, sang imuja hayu, sang, bang, tang, ang, ing, yang, ang, ung, mang.
Ong ksamaswa mam maha dewa, Sarwa prani hitang karah
mamocca sarwa buta byah, menadi hyang namah swaha

Ong swahasta maha dewi, berawi preta baksini
bagawatye tuwatasye, durga dewya tuwatasye

Sakalam niskalam matwam, rodram tam somya dharayet
tasye watusye durghe, bhagawatye namah swaha.

28. MUSPA


PUPUT