Rabu, 02 Juli 2025

Teknogi klasik dalam teks tantu pagelaran

Dalam sastra Hindu teknologi ini tercipta bukan karena manusia, akan tetapi tercipta oleh Kehendak Tuhan dan Alam. Dikutip dari sebuah teks lontar lama yaitu teks tantu pagelaran abad ke 15 (oleh brendes). Dalam teks tantu pagelaran disebutkan yang pertama kali menjadi teknokrat itu bukan manusia, tetapi para dewa. Disebutkan bahwa, ketika di bumi ini belum ada manusia belum mampu berkontribusi pada kehidupannya sendiri, maka Bhatara pasupati memerintahkan para dewa untuk turun menjadi guru di dunia ini. Dewa yang pertama turun adalah dewa brahma untuk membuat segala senjata yang dibutuhkan oleh manusia.di situlah dewa brahma bergelar sebagai Mpu sujiwana (Mpu pande). Lalu dewa Iswara turun untuk mengajari manusia berbicara sehingga manusia mampu dan paham akan pembicaraannya, dewa Iswara bergelar sebagai guru desa. Lalu dewa Wisnu turun ke bumi untuk menjadi Rama desa. Inilah Wisnu menjadi pemimpin untuk di desa adat. Begawan wiswakarma turun untuk mengajari orang membuat rumah. Orang2 yang sudah mampu membuat rumah bergelar pundahagi yang sekarang bernama undagi. Begawan ciptaguta turun menjadi seorang pelukis beliau bergelar begawan cipta kara. Mahadewa turun mengajari manusia untuk membuat segala perhiasan (beliau bergelar sebagai pande mas). Jadi kalau kita lihat dari isi teks tantu pagelaran mengenai peradaban teknologi itu adalah peradaban Tuhan. Kita hanya melanjutkan dan mengembangkan pada aspek idep (cipta rasa dan karsa). Dalam teks itu dewi Sri sebagai ahli tenun dan Wisnu turun untuk pengairan sebagai pencipta tenggala, dan alat2 bercocok tanam. Ini sebagai bukti bahwa peradaban teknologi ini adalah peradaban para dewa. Dewasa ini kita lihat teknologi itu adalah hasil dari jerih payah rasio manusia, tanpa mengikatkan diri pada aspek spiritualitas. Mitos, logos, etos dan ebit. Kalau kita mengandalkan logos tanpa mitos kita sudah lepas dari keberadaan manusia didunia ini. Prasasti ababd ke 8-9 telah menyebut adanya teknologi pengarungan/pembuatan terowongan manual dengan panyong, patuk dll, teknologi ini hanya perlu membangun secara logos karena landasan spiritual nya sudah ada. Sehingga teknologi ini tidak menjadi bumerang bagi manusia, akan tetapi menjadi manusiawi ketika digunakan dengan sentuhan bijak spiritual itu. Itulah yang membangun Ebit yang sekarang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar