Sabtu, 03 Mei 2025

Tanggung Jawab Membayar Hutang

Tanggung Jawab Membayar Hutang: Cermin Rejeki dan Karma

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Pendahuluan

Ungkapan pada gambar menyampaikan pesan moral yang dalam:

> "Caramu membayar HUTANG adalah cerminan bagaimana REJEKI mu datang kepadamu.
Dengan kamu MEMPERSULIT HAK orang lain sama saja dengan kamu MEMPERSULIT REJEKI mu sendiri."

Pesan ini menegaskan bahwa tanggung jawab dalam membayar hutang tidak hanya berdampak secara sosial, tetapi juga spiritual. Hutang bukan sekadar urusan materi, melainkan bagian dari keadilan dan integritas diri, yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran Hindu, khususnya melalui konsep karma dan dharma.
---

Sloka yang Relevan

> ऋणं न देयं न च संहितं भवेत्,
अन्यस्य हकं न हरेद् स धर्मी।
तस्यैव लभते सदा सुकृतं,
यः सम्यक् प्रतिदत्तवांस्तु पापम्॥

Transliterasi:

> Ṛṇaṁ na deyaṁ na ca saṁhitaṁ bhavet,
anyasya hakaṁ na hared sa dharmī।
tasyaiva labhate sadā sukṛtaṁ,
yaḥ samyak pratidattavāṁstu pāpam॥

Makna:

> “Hutang yang tidak dibayar dan hak orang lain yang diambil adalah perbuatan yang bertentangan dengan dharma.
Ia yang mengembalikan dengan tulus, terbebas dari dosa dan mendapat pahala dari kebajikannya.”
---

Analisis Filosofis dan Sosial

Dalam ajaran Hindu, utang (ṛṇa) bukan hanya materi, tetapi juga termasuk janji, kebaikan, atau kepercayaan yang pernah diterima. Jika seseorang meminjam uang lalu enggan membayar, ia bukan hanya melanggar kepercayaan, tetapi juga menghalangi hak (haka) orang lain. Ini adalah bentuk adharma (ketidakbenaran).

Sebaliknya, orang yang menepati janji, termasuk membayar hutang, dikatakan berjalan di atas dharma, dan dari sanalah rejeki atau punyaphala (buah kebajikan) mengalir kepadanya.
---

Sloka Tambahan yang Mendukung

> किं कर्णं किं नयः प्रोक्तं किं शक्तिः किं पराक्रमः।
यः प्रतिज्ञां समारभ्य न त्यजेत्स पुरंदरः॥

Transliterasi:

> Kiṁ karṇaṁ kiṁ nayaḥ proktaṁ kiṁ śaktiḥ kiṁ parākramaḥ।
yaḥ pratijñāṁ samārabhya na tyajet sa purandaraḥ॥

Makna:

> "Apa guna telinga, kebijakan, kekuatan, dan keberanian,
jika seseorang memulai sebuah janji tetapi tidak menepatinya? Hanya mereka yang menepati janji yang layak disebut unggul (dewa)."
---

Penutup: Rejeki Datang Lewat Ketulusan

Kutipan dalam gambar menjadi refleksi mendalam bahwa cara kita memperlakukan hak orang lain adalah cermin bagaimana alam dan semesta memperlakukan kita. Dalam konteks Hindu, membayar hutang adalah bagian dari kewajiban moral (ṛṇaṁ mokṣaḥ) yang bila diabaikan, bisa menjadi penghalang dalam memperoleh rejeki yang berkah.

> Sloka Penutup:

> यथार्थं हि दत्तं यः प्रतिगृह्णाति तं धन्यम्।
अनृतं यो ग्रसति स नरकं याति निश्चितम्॥

Transliterasi:

> Yathārthaṁ hi dattaṁ yaḥ pratigṛhṇāti taṁ dhanyam।
anṛtaṁ yo grasati sa narakaṁ yāti niścitam॥

Makna:

> "Ia yang menerima dan mengembalikan sesuai kebenaran adalah orang yang beruntung.
Namun ia yang menelan janji palsu, pasti akan menuju penderitaan."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar